DAMPAK PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN KADER POSYANDU TENTANG PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) DI PONDOK BETUNG PONDOK AREN

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempunyai makna mengonsumsi empat kelompok makanan setiap hari dapat memenuhi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AGNES RIA KUSUMA J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Anisia Mikaela Maubere ( ); Pembimbing Utama: Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU DALAM PENERAPAN KELUARGA SADAR GIZI DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KELURAHAN SUKAPURA BANDUNG 2011

GAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penyuluhan gizi agar kegiatan komunikasi informasi edukasi (KIE)

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

KUALITAS HASIL PENIMBANGAN BERAT BADAN BALITA OLEH KADER POSYANDU

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG PMT DALAM UPAYA PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL


CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG METODE PENURUNAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA OVERWEIGHT DI STIKES RS. BAPTIS KEDIRI

PENGEMBANGAN MEDIA DVD INTERAKTIF DAN VIDEO TENTANG MENU SEHAT SEIMBANG BALITA UNTUK KADER POSYANDU

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

BAB III METODE PENELITIAN

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P).

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

UNIVERSITAS UDAYANA. Oleh: Ni Putu Dewi Tata Arini NIM : PROGRAM STUDI KESEHATANMASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENIMBANGAN ANAK USIA 0-5

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

ABSTRAK. Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, pencegahan karies, indeks karies gigi sulung

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG MENOPAUSE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE WITH THE ATTITUDE OF MOTHER ABOUT MENOPAUSE

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU PURNAMA DI WILAYAH PUSKESMAS RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

UNIVERSITAS UDAYANA TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA PADA REMAJA TENTANG SEKSUALITAS REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI I TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG PADA BALITA. di Posyandu Bulurejo Puskesmas Sampung Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Transkripsi:

ISSN 2337-6686 ISSN-L 2338-3321 DAMPAK PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN KADER POSYANDU TENTANG PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) DI PONDOK BETUNG PONDOK AREN Meylina Djafar PS Gizi Stikes Binawan E-mail: linadjafar@yahoo.com Abstrak: Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) perlu disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan, perilaku sehat berdasarkan 4 pilar prinsip yaitu: (1) konsumsi anekaragam pangan, (2) perilaku hidup bersih, (3) aktivitas fisik dan (4) mempertahankan berat badan normal. Kader posyandu mempunyai peranan yang sangat penting dalam tercapainya perilaku yang mendukung peningkatan status kesehatan seluruh anggota keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan kader posyandu tentang PUGS di masyarakat. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Posyandu di RW 01 Kelurahan Pondok Betung Kecamatan Pondok Aren selama 3 hari pada bulan Juni 2013 dengan sampel 56 orang dan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan kader Posyandu tentang PUGS, (2) Tidak terdapat hubungan antara umur dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS, (3) Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS. (4) Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS, (5) Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS. Kata kunci: kader posyandu, pengetahuan, sikap, tindakan, pugs Abstract: The general guidelines of Balanced Nutrition (PUGS) need to be socialized to all walk Indonesian society in order to improve the understanding and the ability to consume food, healthy behaviors based on 4 pillars principles, namely: (1) variety of food consumption, (2) behaviors of clean living, physical activity, (3) and (4) maintain a normal body weight. Posyandu cadre has a very important role in supporting the achievement of behavior level that supports the health status improvement of the whole family. The purpose of this research was to determine the relationship between the knowledge and attitude of posyandu cadre acts of PUGS in the community. This research is a case study conducted at Posyandu in Pondok Betung Village RW 01 Pondok Aren District for 3 days in June 2013 with a sample of 56 people and using questionnaires. The results showed that: (1) there is no relationship between the level of education with action cadre of Posyandu PUGS, (2) there is no relation between the age and the action of posyandu cadre PUGS, (3) there was no connection between the job action cadre of posyandu about PUGS. (4) there is a link between knowledge and action cadre of posyandu about PUGS, (5) there is no relationship between the attitude of posyandu cadre with the action of PGUS. Key words: cadres of posyandu, knowledge, attitude, action, pugs PENDAHULUAN Latar belakang penelitian adalah adanya masalah gizi yang berkaitan erat dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimana rendahnya kualitas SDM di Indonesia merupakan tantangan berat dalam menghadapi persaingan bebas di era globalisasi. Menurut Fasli Jalal dan Sumali M. Atmojo (1998), bahwa banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan SDM yang berkualitas, antara lain (1) faktor pangan (unsur gizi), (2) kesehatan, (3) pendidikan, (4) informasi teknologi dan (5) jasa pelayanan lainnya. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi yang ketiganya dipengaruhi oleh keadaan gizi, Sehingga gizi memegang peranan paling penting. Penduduk Indonesia masih mengalami berbagai masalah gizi seperti (1) masalah gizi kurang, (2) gizi ganda, dan (3) gizi tidak seimbang. Hasil Kajian ilmiah Riskesdas (2013), menunjukkan bahwa perhatian masalah gizi ganda perlu ditingkatkan melalui upaya perubahan perilaku gizi masyarakat kearah perilaku gizi seimbang. Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan, perlu disosialisasikan perilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat berdasarkan 4 pilar prinsip yaitu: (1) konsumsi anekaragam pangan, (2) perilaku hidup bersih, (3) aktivitas fisik dan (4) mempertahankan berat badan normal, yang diwujudkan dalam bentuk Pedoman Umum Gizi Seimbang Jurnal Ilmiah WIDYA 21 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014

(PUGS). PUGS Kemenkes 2014 merupakan pembaharuan dari pembaharuan dari PUGS Depkes 2003. Pemerintah sudah lebih dari 15 tahun memperkenalkan PUGS kepada masyarakat, bahkan saat ini pemerintah juga sedang menerapkan dan mengintensifkan pola konsumsi pangan yang menekankan pada pentingnya gizi seimbang. Pola konsumsi pangan tersebut mengarah pada konsumsi pangan yang mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup, sehingga diharapkan diperoleh status kesehatan dan gizi yang optimal (Mukson dkk, 1999). Namun masih banyak kendala dan halangan dalam sosialisasi PUGS ini, sehingga harapan untuk merubah perilaku gizi masyarakat ke arah perilaku gizi seimbang masih belum sepenuhnya tercapai. Menurut Susanto (2002), beberapa kendala dalam penerapan PUGS di masyarakat adalah kadar ilmiah isi, kata-kata dan uraian PUGS yang relatif tinggi dan sulit dipahami oleh provider kesehatan masyarakat yang belum pernah duduk di bangku kuliah dan tidak memiliki dasar pendidikan gizi. Dengan demikian PUGS dibutuhkan disosialisasikan secara intensif kepada masyarakat terutama kepada pihak-pihak yang terkait. Posyandu merupakan kegiatan dari; oleh, dan untuk, masyarakat, akan menimbulkan komitmen masyarakat terutama para ibu dalam mengembangkan kesehatan keluarga dan tumbuh kembang anak dengan alih teknologi dari pemerintah. Dengan demikian diharapkan masyarakat tidak tergantung lagi pada pemerintah dan dituntut untuk mandiri. Kader posyandu sebagai penyelenggara kegiatan posyandu mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan utama posyandu yaitu tercapainya perilaku yang mendukung peningkatan status kesehatan seluruh anggota keluarga, khususnya balita dan ibu hamil. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan posyandu dan mencapai tujuan utamanya maka para kader harus mempunyai pengetahuan, sikap yang benar serta melakukan praktek gaya hidup sehat yang akan disosialisasikannya, di antaranya adalah perilaku makan sesuai Pedoman Umum Gizi Seimbang yang berisi 10 Pesan Umum dan 8 pesan Khusus Dasar Gizi Seimbang (Kemenkes, PUGS 2014, pembaharuan PUGS Depkes 2003). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) dampak pengetahuan dan sikap terhadap tindakan kader posyandu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), (2) hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan serta sikap terhadap tindakan kader posyandu di Pondok Betung Pondok Aren. Penelitian ini dilakukan di Pondok Betung, Pondok Aren selama 3 hari pada bulan Juni 2013. Metode yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif, eksploratif dengan populasi 65 orang kader posyandu yang ada, diambil sampling sebanyak 56 orang. Data diperoleh dengan cara wawancara, dan menggunakan kuesioner tertutup dengan jawaban benar diberikan nilai 1 dan jawaban yang salah diberikan nilai 0.. Identitas Sampel, meliputi: Kode sampel, Nama Sampel, Alamat, Umur, Pekerjaan dan Tingkat pendidikan. Pengetahuan responden, meliputi 13 pertanyaan. Sikap responden, meliputi 13 pernyataan sikap (SS : Sangat Setuju, S: setuju, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju). Tindakan responden, meliputi 13 pertanyaan (Ya atau Tidak). Kuesioner terbuka dengan cara mengumpulkan responden pada suatu tempat kemudian responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner tersebut. Pada kuesioner Tindakan Record hari pertama adalah informasi hasil pola makan responden hari sebelumnya (15 Juni 2013), responden diajarkan langsung cara mengisinya sampai selesai dan langsung dikumpulkan. Record hari kedua (16 Juni 2013) responden boleh membawa pulang kuesioner dan dikumpulkan keesokannya. PEMBAHASAN Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Menurut Kodyat dan Halim (1997) Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), merupakan suatu alat promosi makanan sehat yang dituangkan dalam bentuk gambar dan pesan-pesan dasar bagi masyarakat. Menurut Direktorat bina gizi Kemenkes (2014), pedoman ini merupakan petunjuk teknis bagi petugas dari berbagai institusi baik pemerintah maupun non pemerintah dalam Jurnal Ilmiah WIDYA 22 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014

melaksanakan pendidikan gizi seimbang kepada masyarakat. PUGS yang lama memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan seharihari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. (Almatsier,2001). Sedangkan PUGS baru 2014, memuat 10 pesan Umum dan 8 pesan Khusus berdasarkan 4 pilar, yaitu (1) anekaragam pangan, (1) perilaku hidup bersih, (3) aktivitas fisik dan (4) mempertahankan berat badan normal. Kader Posyandu; adalah masyarakat yang mau bekerja dengan sukarela membantu petugas kesehatan dalam meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dengan tidak memandang profesi. Kegiatan ini dipilih dari, oleh, untuk masyarakat, dengan kriteria dapat baca tulis, tinggal di lingkungan setempat, mau dan mampu bekerja dengan sukarela, mempunyai waktu, mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kesehatan.(dinkes,2011) Pengetahuan; adalah merupakan hasil mengetahui yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera penglihatan, pencengaran, penciuman, rasa dan raba. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Suhardjo (2003), pengetahuan gizi membuka sumbangan pengertian tentang apa yang kita makan, mengapa kita makan, dan bagaimana hubungan makan dengan kesehatan dan kesejahteraan, baik secara perorangan, masyarakat secara menyeluruh. Sikap (Attitude); Menurut Notoatmodjo (2013), Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek dan belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas. Tindakan; Menurut Notoatmodjo (2013), suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas, faktor dukungan (support) dari pihak lain. Sumber Informasi; Informasi penting bagi terbentuknya persepsi seseorang. Namun informasi itu sendiri belum cukup individu yang bersangkutan harus mampu menyerap informasi yang diterima secara baik. Kemampuan menyerap informasi ini merupakan kapasitas yang dimiliki seseorang untuk menampung informasi pengalaman yang diperolehnya. Analisis Hasil Pengolahan Data Penelitian Secara keseluruhan jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009 tercatat 1.042.026 jiwa, yang terdiri dari 519.851 jiwa laki-laki dan 522.175 jiwa perempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Pondok Aren sebanyak 261.064 jiwa. Hasil data yang diperoleh berdasarkan: 1. Umur Menurut Sarwono (2002) Umur seseorang akan mempengaruhi kinerja karena semakin lanjut umurya akan semakin bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari pada umur muda. 31 responden (55,4%) berumur lebih atau sama dengan 48 tahun dan yang berumur kurang dari 48 tahun sebanyak 25 responden (44,6%). Dengan usia tersebut diharapkan kader posyandu dapat menjadi: (a) bersosialisasi dengan masyarakat, (b) memikul tanggung jawab sebagai penggerak posyandu dan (c) dapat menyampaikan informasi tentang kesehatan kepada masyarakat. Menurut hasil penelitian: a. Sebagian besar kader posyandu sebanyak 41 responden (73,2%) memiliki tindakan baik tentang P Umum Gizi Seimbang, sedangkan sisanya sebanyak 15 responden (26,8%) memiliki tindakan yang kurang. Tindakan yang baik tentang PUGS lebih banyak dimiliki oleh kader posyandu yang berumur kurang dari atau sama dengan 48 tahun, yaitu sebanyak 25 orang (80,6%). b. Hubungan antara umur dan tindakan kader posyandu tentang PUGS. Jurnal Ilmiah WIDYA 23 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014

Hasil uji korelasi menunjukkan tidak adanya hubungan antara umur dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS. dengan nilai r= 0,187 dan P = 0,168 (P>0,05). Hal ini diduga karena umur yang semakin bertambah belum tentu dapat menjadikan seseorang melakukan tindakan yang baik mengenai PUGS dengan melakukan pesan-pesannya. 2. Tingkat Pendidikan Menurut Amalia (2009), bahwa tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan dalam menerima informasi kesehatan misalnya petugas kesehatan sehingga dapat ikut berperan serta dalam kegiatan peningkatan kesehatan seperti posyandu. Menurut hasil penelitian sebagai berikut: a. Terdapat variasi tingkat pendidikan kader posyandu yaitu Responden yang memiliki tingkat pendidikan (1) SD sebanyak 11 orang (19,6 %), (2) SMP sebanyak 17 orang (30,4%), SMA sebanyak 27 orang (48,2%) dan Perguruan Tinggi (1 orang (1,8%) b. Kader posyandu yang memiliki tindakan yang baik tentang PUGS lebih banyak terdapat pada kader posyandu yang memiliki tingkat pendidikan SMA, yaitu sebanyak 21 responden (77,8%). c. Hubungan antara tingkat pendidikan dan tindakan kader posyandu tentang PUGS menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS dengan nilai r= - 0,063 dan P = 0,642 (P>0,05). 3. Pekerjaan Menurut Widagdo (2009), bahwa pekerjaan dapat menjadi salah satu kendala dalam keaktifan kader dalam posyandu karena pekerjaan merupakan salah satu sumber pendapatan sehingga akan lebih difokuskan daripada kegiatan posyandu. Bekerja pada ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga sehingga semakin banyak waktu yang tersita untuk melakukan pekerjaan maka semakin sempit kesempatan untuk menjadi kader. Hasil penelitian menunjukkan: a. Sebagian besar responden sebanyak 50 orang (89,3%) adalah Ibu Rumah Tangga atau tidak bekerja, sedangkan sisanya sebanyak 6 orang (10,7%) bekerja. b. Tindakan yang baik mengenai PUGS paling banyak dimiliki oleh kader posyandu yang tidak bekerja yaitu sebanyak 36 responden (72,0%). c. Hubungan antara tingkat pekerjaan dan tindakan kader posyandu tentang PUGS menunjukkan tidak adanya hubungan antara pekerjaan nilai r= 0,079 dan P = 0,562 (P>0,05). 4. Pengetahuan Menurut Dodi (2004), bahwa pengetahuan seseorang tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan, sehingga apabila lingkungannya mendukung seseorang untuk dapat memperoleh informasi mengenai gizi, maka dengan demikian pengetahuan gizi orang tersebut akan bertambah. Berdasarkan hasil penelitian: a. Sebagian besar kader posyandu sebanyak 44 responden (78,6%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 11 responden (19,6%) memiliki pengetahuan yang cukup dan 1 responden (1,8%) memiliki pengetahuan yang kurang. b. kader posyandu yang memiliki tindakan baik tentang PUGS paling banyak dimiliki oleh kader posyandu yang memiliki pengetahuan yang baik pula yaitu sebanyak 35 responden (79,5%). c. Hubungan antara Pengetahuan dan tindakan kader posyandu tentang PUGS. menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan nilai r= 0,284* dan P = 0,034 (P<0,05) 5. Sikap Menurut Notoatmodjo (1997), secara teori perubahan tindakan mengikuti tahapan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktik (practice). Namun di dalam praktik sehari-hari dapat saja terjadi tindakan yang baik Jurnal Ilmiah WIDYA 24 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014

tidak melalui sikap yang positif. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor. Berdasarkan hasil penelitian: a. Responden yang memiliki sikap yang positif adalah 26 responden (46,4%) hampir sama dengan responden yang memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 30 responden (53,6%). b. Tindakan yang baik mengenai PUGS paling banyak dimiliki oleh kader posyandu yang memiliki sikap positif, yaitu sebanyak 21 responden. c. Hubungan antara Sikap dan tindakan kader posyandu tentang PUGS menunjukkan tidak adanya hubungan antara sikap nilai r= 0,159 dan P = 0,242 (P>0,05) PENUTUP Kesimpulan 1. Tidak terdapat hubungan antara umur dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS 2. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan kader Posyandu tentang PUGS. 3. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS. 4. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS. 5. Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan kader posyandu tentang PGUS. Saran saran 1. Perlunya dukungan semua pihak yang terkait untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui training, penyegaran dan demonstrasi dengan materi mengenai gizi, khususnya PUGS agar terbentuk sikap kader posyandu yang mendorong terbentuknya perilaku untuk menyampaikan informasi tentang pesan gizi seimbang kepada masyarakat. 2. Bagi Kader Posyandu; Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang PUGS kepada kader sehingga diharapkan kader memiliki sikap dan tindakan lebih baik dalam aplikasi sehari-hari dan dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. 3. Bagi Posyandu Pondok Aren Kelurahan Pondok Betung; Penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan dalam mengembangkan sosialisasi dan penyampaian mengenai PUGS pada masyarakat luas. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Fatoni. Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Rajeg Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok. 1997. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia, Jakarta, 2001. Departemen Kesehatan. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta, 1996. Departemen Kesehatan. Pedoman Umum Gizi Seimbang: Panduan untuk Petugas. Jakarta.2003 Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Buku Petunjuk Tehnis Kader Kesehatan. Tangerang Selatan.2011 Dodi Garnadi. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Sekitar Hutan terhadap Hutan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 2004 Fasli Jalal, dkk.. Kebijakan Ketahanan Pangan Dalam Pemenuhan Gizi Seimbang. Prosiding Kongres Nasional PERSAGI dan Temu Ilmiah XII. Jakarta. 1988. Hanim Diffah dkk.. Metoda Penelitian Pedoman Gizi Seimbang Pada Kelompok Ibu Menyusui di Kabupaten Karanganyar. Jurnal Ilmiah WIDYA 44 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014. Kemenkes. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta, 2014 Mukson, dkk. Laporan Hasil Penelitian Faktor Penentu Pola Konsumsi Pangan Keluarga Kaitanya Dengan Pola Gizi Seimbang di Kotamdya Dati II Semarang. Fakultas Peternakan Universitas Dipenogoro. Semarang. 1999. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat :Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta. 2007. Widagdo L. Besar TH. Pemanfaatan Buku KIA Oleh Kader Posyandu: Studi Pada Kader Posyandu di Wilayah Kera PuskesmasKedungadem Kabupaten Bojonegoro. Makara Kesehatan, Vol 13, No.1. 2009 Jurnal Ilmiah WIDYA 25 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014