ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI BANYUWANGI - JAWA TIMUR Anik Ratnaningsih 1, Dwi Gesang Ageng Pangapuri 2 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. 37, Jember, 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas, Jember, Jl. Kalimantan No. 37, Jember Email:ratnaningsihanik@gmail.com ABSTRAK Pemerintah Kabupaten Banyuwangi merencanakan pembangunan waduk Bajulmati yang memiliki luas daerah genangan sekitar 100,21 ha dengan kapasitas tampungan total sebesar 10 juta m3. Waduk ini dibangun untuk mengatasi masalah irigasi yang terdapat pada wilayah Bajulmati. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor risiko yang paling dominan mempengaruhi pembangunan proyek waduk tersebut serta seberapa besar dampak yang ditimbulkan saat konstruksi dilaksanakan. Metode yang dilakukan melalui survey untuk mengetahui berbagai kemungkinan risiko konstruksi serta seberapa besar konsekuensi/ dampak risiko pada saat konstruksi tersebut. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif, dengan tahapan sebagai berikut : identifikasi risiko, penilaian risiko dan penanganan risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko yang teridentifikasi dalam proses pembangunan Waduk Bajulmati sebanyak 17 (tujuh belas) risiko, yaitu 3 (tiga) risiko dengan kategori tidak dapat diterima, 9 (sembilan) risiko dengan kategori tidak diharapkan, dan 2 (dua) risiko dengan kategori dapat diterima. Risiko-risiko yang harus mendapatkan perhatian penting yang masuk dalam kategori tidak dapat diterima adalah : risiko perubahan desain, risiko kesalahan estimasi biaya, dan risiko perubahan harga material. Sedangkan risiko tidak diharapkan antara lain risiko kurangnya peralatan, risiko kerusakan material, risiko kecelakaan tenaga kerja, dan risiko perubahan fungsi. Risiko yang tidak dapat diterima dan tidak diharapkan disebut sebagai risiko dominan yang ditangani dengan respon risiko. Kata Kunci : Risiko, manajemen konstruksi, waduk 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan waduk Bajulmati yang memiliki luas daerah genangan sekitar 100,21 ha dengan kapasitas tampungan total sebesar 10 juta m3. Proyek pembangunan waduk ini menghabiskan dana sekitar 243 miliar dengan sumber dana berasal dari APBN tahun anggaran 2012-2014. Waduk ini dibangun untuk mengatasi masalah irigasi yang terdapat pada wilayah Bajulmati. Daerah irigasi Bajulmati memiliki luas sekitar 1800 ha yang mendapat suplai air dari bendung Bajulmati. Namun hanya sekitar 779 ha saja yang mendapat suplai air secara stabil pertahunnya. Untuk lahan yang lain hanya mengandalkan air dari musim penghujan saja, sedangkan pada musim kemarau lahan di daerah irigasi Bajulmati banyak yang tidak produktif. Dengan dibangunnya waduk ini diharapkan dapat mengairi lahan di daerah irigasi Bajulmati secara stabil selama setahun agar nantinya dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dan pendapatan petani setempat. (Giyanto, 2008) Pembangunan waduk ini menimbulkan faktor lain, yaitu adanya risiko terhadap waduk itu sendiri pada saat pembangunan. Risiko-risiko itu antara lain adalah eksploitasi terhadap daerah yang telah di bangunnya waduk, selain itu juga faktor proses konstruksi pembangunan waduk yang sangat kompleks sehingga memerlukan pengawasan yang sangat cermat agar tidak menimbulkan risiko-risiko yang berdampak kurang baik pada saat konstruksi dan setelah konstruksi. Adanya kelalaian-kelalaian ISBN 978-979-99327-9-2 93
dalam pengelolaan proyek saat konstruksi akan menimbulkan akibat yang sangat fatal. Dari permasalahan tersebut di atas tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang akan mempengaruhi konstruksi pembangunan waduk Bajulmati, 2) menganalisis faktor-faktor risiko konstruksi yang paling dominan mempengaruhi konstruksi pembangunan waduk, 3) pemetaan risiko dengan harapan risiko- risiko yang akan terjadi kedepannya dapat diminimalisir. 2. DASAR TEORI Pengertian Waduk Bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk. Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan. (PP RI No. 37 Tahun 2010 tentang bendungan) Manajemen Risiko Manajemen risiko merupakan pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek. Kemudian mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan dan kemungkinan pengalihan risiko kepada pihak lain atau mengurangi risiko yang terjadi. Manajemen risiko adalah semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko yaitu perencanaan (planning), penilaian (assessment), penanganan (handling) dan pemantauan (monitoring) risiko (Kerzner, 2001). Menurut Djohanputro (2004) siklus manajemen risiko dibagi menjadi 5 tahap, seperti terlihat pada Gambar 1 berikut ini. Gambar 1 Siklus manajemen risiko Identifikasi Risiko Pada tahap ini mengidentifikasi apa saja risiko yang akan dihadapi. Langkah pertama dalam proses identifikasi risiko adalah dengan melakukan analisis pihak berkepentigan (stakeholders). Langkah kedua dapat menggunakan 7S dari McKenzie, yaitu shared value, strategy, structure, staff, skills, system dan style. ISBN 978-979-99327-9-2 94
Pengukuran Risiko Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu kuantitas risiko dan kualitas risiko terkait dengan beberapa banyak nilai atau eksposur yang rentan risiko. Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko terjadi. Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi, semakin tinggi pula risiko kemungkinannya. Pemetaan Risiko Pemetaan risiko bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingannya bagi perusahaan. Penetapan prioritas disebabkan karena keterbatasan sumber daya untuk menghadapi semua risiko. Pemetaan bertujuan untuk memilah-milah risiko yang mampu memberi kontribusi positif dan risiko yang merusak nilai perusahaan bila dikelola. Model Pengelolaan Risiko Model pengelolaan risiko yang dapat diterapkan perusahaan berupa pengelolaan risiko secara konvensional, penetapan modal risiko, dan struktur organisasi pengelolaan. Monitor dan Pengendalian Monitor dan pengendalian penting dilaksanakan karena : 1. Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana. 2. Manajemen perlu memastikan model pengelolaan risiko cukup efektif, artinya model yang diterapkan sesuai dan mencapai tujuan pengelolaan risiko. Probabilitas terjadinya resiko sering disebut dengan risk likelihood; sedangkan dampak yang akan terjadi jika resiko tersebut terjadi dikenal dengan risk impact dan tingkat kepentingan resiko disebut dengan risk value atau risk exposure. Risk value dapat dihitung dengan formula : Risk exposure = risk likelihood x risk impact Idealnya risk impact diestimasi dalam batas moneter dan likelihood dievaluasi sebagai sebuah probabilitas. Skala frekuensi (likehood) ditampilkan seperti pada Tabel 1 dan konsekuensi menyatakan besar kemungkinan timbulnya peristiwa tersebut sebagai risiko, ketentuan besarnya skala konskuensi seperti Tabel 2. Tabel 1: Tingkat dan Skala Frekuensi (likehood) Tingkat Frekuensi Peluang (%) Skala Sangat sering 80 5 Sering 60 - < 80 4 Kadang-kadang 40 - < 60 3 Jarang 20 - < 20 2 Sangat jarang < 20 1 Sumber : Godfrey, 1996 Tabel 2: Tingkat dan Skala Konsekuensi (Consequences) Tingkat Konsekuensi Peluang (%) Skala Sangat besar 80 5 Besar 45 - < 80 4 Sedang 15 - < 45 3 Kecil 5 - < 15 2 Sangat kecil < Sumber : Godfrey, 1996 ISBN 978-979-99327-9-2 95
Menurut Godfrey (1996) penilaian tingkat penerimaan risiko (assessment of risk acceptability) seperti pada Tabel 3 berikut. Tabel 3: Penilaian Tingkat Penerimaan Risiko (Assessment of Risk Acceptability) Sumber : Godfrey, 1996 Dengan tingkat penerimaan risiko dan dengan memperhatikan nilai risiko yang diperoleh dari skala likelihood dan skala concequense seperti ketentuan Tabel 4 tersebut diatas, maka dapat disusun skala penerimaan risiko (risk acceptability) sebagai berikut. Tabel 4: Skala Penerimaan Risiko Indikator Penerimaan Risiko Skala Penerimaan Unacceptable (tidak dapat diterima) Undesirable (tidak diharapkan) 8 - < 15 Acceptable (dapat diterima) 3 - < 8 Negligible (dapat diabaikan) X < 3 Sumber : Godfrey, 1996 3. METODOLOGI Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian yang dilakukan pada proses konstruksi Waduk Bajulmati di Banyuwangi-Situbondo ini menggunakan metode wawancara dan survey yang bertujuan untuk mendapatkan opini dari responden mengenai risiko-risiko yang mungkin terjadi pada konstruksi sebuah waduk. Teknik pengumpulan data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu melalui kajian pustaka dan survey melalui kuisioner Populasi dan Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pekerja yang ada pada proyek Waduk Bajulmati. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah para pekerja yang memiliki jabatan minimal setingkat dengan pengawas. Jumlah responden keseluruhan dalam penelitian ini adalah 160 orang. Sampel diambil minimal 20% dari jumlah populasi yang ada (Sugiyono, 2007). Analisis Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner mengenai penilaian risiko (risk assessment) tentang opini responden baik mengenai kemungkinan kejadian (likelihood to accurrence) maupun pengaruh (potensial consequences) risiko. ISBN 978-979-99327-9-2 96
4. HASIL DAN DISKUSI Identifikasi Risiko Konstruksi Waduk Bajulmati Hasil identifikasi faktor risiko konstruksi di Waduk Bajulmati yang telah dilakukan dan diuji validitas dan reabilitasnya terdapat 12 risiko terhadap kemungkinan dan dampak yang muncul (lihat Tabel 5 dan Tabel 6). Tabel 5: Nilai Reliabilitas Terhadap Kemungkinan Risiko No. Item Cronbach's Alpha 1 Kurangnya peralatan 0,842 2 Kerusakan/kehilangan material 0,800 3 Perubahan harga material 0,805 4 Kerusakan peralatan kerja 0,801 5 metode konstruksi baru, salah diterapkan 0,743 6 Penyusunan rangkaian proyek kurang baik 0,735 7 Perubahan desain 0,778 8 Kesalahan estimasi biaya 0,700 9 Kekurangan jumlah tenaga kerja 0,829 10 miss-komunikasi sesama perangkat proyek 0,696 11 Terhambatnya sumber dana dari pemerintah 0,707 12 Kurangnya koordinasi 0,720 (Sumber : Hasil analisis) Tabel 6: Nilai Reliabilitas Terhadap Dampak Risiko No. Item Cronbach's Alpha 1 Kurangnya peralatan 0,694 2 Kerusakan/kehilangan material 0,630 3 Perubahan harga material 0,705 4 Kerusakan peralatan kerja 0,694 5 metode konstruksi baru, salah diterapkan 0,777 6 Penyusunan rangkaian proyek kurang baik 0,739 7 Perubahan desain 0,815 8 Kesalahan estimasi biaya 0,796 9 Kekurangan jumlah tenaga kerja 0,785 10 miss-komunikasi sesama perangkat proyek 0,621 Terhambatnya sumber dana dari 11 pemerintah 0,748 12 Kurangnya koordinasi 0,690 (Sumber : Hasil analisis) Penilaian Terhadap Risiko Hasil survey atas jawaban responden didapatkan rata-rata kemungkinan yang terbesar memiliki nilai 4 dan rata-rata kemungkinan terkecil memiliki nilai 2,4. Rata-rata kemungkinan dari beberapa aspek risiko tersebut lalu dibuat skala risiko seperti Gambar 2 berikut. ISBN 978-979-99327-9-2 97
High Medium Low 5 3,3 2,6 1 Gambar 2: Skala Kemungkinan Risiko Cara untuk menentukan apakah risiko-risiko tersebut masuk dalam risiko tinggi, sedang atau rendah adalah dengan mengurutkan nilai dari rata-rata probabilitas dari yang paling tinggi ke yang paling rendah. Kriteria masing-masing risiko dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7: Tabel Kriteria Risiko Probabilitas Per Variabel No Variabel Rata-rata Kriteria Risiko Probabilitas High Medium Low 1 Kurangnya peralatan 2,9 2 Kerusakan material 2,7 3 Perubahan harga material 3,5 4 Kerusakan peralatan kerja 3,1 Metode konstruksi salah 5 diterapkan 2,8 Penyusunan rangkaian proyek 6 kurang baik 3 7 Perubahan desain 4 8 Kesalahan estimasi biaya 3,5 9 Kekurangan jumlah tenaga kerja 2,7 10 miss-komunikasi sesama perangkat 3,2 11 Terhambatnya sumber dana 2,6 12 Kurangnya koordinasi 2,4 Sedangkan dari hasil penilaian terhadap dampak risiko diperoleh hasil sebagai berikut. High Medium Low 5 3,6 3 1 Gambar 3: Skala Dampak Risiko Dapat dilihat pada Gambar 3 bahwa dampak risiko tinggi berada pada skala 5 sampai 3,6. Sedangkan risiko medium atau sedang berada pada skala 3,6 sampai 3 dan dampak risiko rendah berada pada skala 3 sampai 1. ISBN 978-979-99327-9-2 98
Tabel 7: Tabel Kriteria Risiko Dampak Per Variabel No Variabel Rata-rata Kriteria Risiko Dampak High Medium Low 1 Kurangnya peralatan 3,5 2 Kerusakan material 3,1 3 Perubahan harga material 3,7 4 Kerusakan peralatan kerja 3,3 Metode konstruksi salah 5 diterapkan 3,5 Penyusunan rangkaian proyek 6 kurang baik 3,4 7 Perubahan desain 3,7 8 Kesalahan estimasi biaya 4,1 9 Kekurangan jumlah tenaga kerja 3,4 10 miss-komunikasi sesama perangkat 2,8 11 Terhambatnya sumber dana 3,2 12 Kurangnya koordinasi 3 (Sumber: Hasil Analisis) Risiko diformulasikan sebagai fungsi dari kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampak negatif (impact). Atau indeks risiko = Probabilitas (likelihood) X Dampak (impact). Risiko yang potensial adalah risiko yang perlu diperhatikan kerena memiliki probabilitas terjadi yang tinggi dan memiliki konsekuensi negatif yang besar. Berikut ini adalalah Tabel 8 hasil perhitungan indeks risiko. Tabel 8: Hasil Perhitungan Indeks Risiko No Variabel Rata-rata Kemungkinan Rata-rata Dampak Risiko (kemungkinan x risiko) 1 Kurangnya peralatan 3 4 12 2 Kerusakan material 3 3 9 3 Perubahan harga material 4 4 16 4 Kerusakan peralatan kerja 3 3 6 5 Metode konstruksi salah diterapkan 3 4 12 Penyusunan rangkaian proyek kurang baik 3 3 9 7 Perubahan desain 4 4 16 8 Kesalahan estimasi biaya 4 4 16 9 Kekurangan jumlah tenaga kerja 3 3 9 10 miss-komunikasi sesama perangkat 3 3 9 11 Terhambatnya sumber dana 3 3 9 12 Kurangnya koordinasi 2 3 6 (Sumber : Hasil analisis) Dari hasil analisis tingkat penilaian risiko yaitu dari hasil perkalian antara nilai frekuensi/kemungkinan (likelihood) dengan nilai nilai konsekuensi/dampak (impact) diperoleh tiga risiko yaitu sebesar 22% dari total risiko memiliki nilai 16, dua risiko sebesar 14% dari total risiko memiliki nilai 12, tujuh risiko yaitu sebesar 50% dari total risiko memiliki nilai 9, dan dua risiko yaitu sebesar 14% dari total risiko memiliki nilai 6. ISBN 978-979-99327-9-2 99
Pemetaan Risiko Pemetaan risiko didapatkan dari hasil rata-rata respon tersebut dihubungkan kedalam grafik risk exposure, dan setiap hasil dari risiko-risiko tersebut digolongkan kedalam empat kuadran matrix (risk map), berdasarkan pengaruhnya terhadap dampak dan kemungkinannya. Hasil pemetaan risiko dapat dilihat pada Gambar 4. High Gambar 4: Hasil Pemetaan Risiko High Gambar 4 menunjukkan hasil dari seberapa besar hubungan dari dampak risiko terhadap kemungkinan terjadinya risiko. Terdapat 5 risiko yang masuk dalam kuadran I dimana kemungkinan risiko besar dan dampak yang ditimbulkan juga besar. Risiko-risiko tersebut adalah risiko perubahan desain (p7), risiko kesalahan estimasi biaya (p8), risiko perubahan harga material (p3), risiko kurangnya peralatan (p1) dan risiko adanya metode konstruksi baru yang salah diterapkan pada proyek (p5). Penerimaan Terhadap Risiko Risiko Kategori Tidak Dapat Diterima Risiko dengan kategori tidak dapat diterima apabila nilai risiko atau skala penerimaan berada di atas 15. Setelah dilakukan penilaian oleh responden terdapat 3 risiko dengan kategori tidak dapat diterima (unacceptable) yang memiliki nilai risiko sebesar 16 poin. Risiko dengan kategori tidak dapat diterima ini meliputi : 1. Risiko Perubahan desain dengan nilai risiko 16 2. Risiko Kesalahan estimasi biaya dengan nilai risiko 16 3. Risiko Perubahan harga material dengan nilai risiko 16 Risiko Kategori Tidak Diharapkan Risiko dengan kategori tidak dapat diterima apabila nilai risiko atau skala penerimaan berada lebih besar sama dengan 8 dan lebih kecil dari 15. Terdapat 7 risiko dengan kategori tidak diharapkan (undesirable) yang memiliki nilai risiko sebesar 12 poin dan 9 poin. Risiko dengan kategori tidak dapat diterima ini meliputi : 1. Risiko kurangnya peralatan dengan nilai risiko 12 2. Risiko metode konstruksi salah diterapkan dengan nilai risiko 12 3. Risiko Kerusakan material dengan nilai risiko 9 4. Risiko Penyusunan rangkaian proyek kurang baik dengan nilai risiko 9 ISBN 978-979-99327-9-2 100
5. Risiko Kekurangan jumlah tenaga kerja dengan nilai risiko 9 6. Risko miss-komunikasi sesama perangkat dengan nilai risiko 9 7. Risiko Terhambatnya sumber dana dengan nilai risiko 9 Risiko Kategori Dapat Diterima Risiko dengan kategori dapat diterima apabila nilai risiko atau skala penerimaan berada lebih besar sama dengan 3 dan lebih kecil dari 8. Terdapat 2 risiko dengan kategori dapat diterima (acceptable) yang memiliki nilai risiko sebesar 6 poin. Risiko dengan kategori tidak dapat diterima ini meliputi : 1. Risiko Kerusakan peralatan kerja dengan nilai risiko 6 2. Risiko Kurangnya koordinasi dengan nilai risiko 6 Risiko yang tidak dapat diterima dan tidak diharapkan disebut sebagai risiko dominan. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 12 risiko dominan yang ada pada proyek pembangunan Waduk Bajulmati ini sehingga diperlukan adanya suatu respon risiko agar dapat mengurangi kerugian atau kegagalan proyek. Penanganan Risiko Pengalokasian penanganan risiko ini terutama ditujukan terhadap risiko yang termasuk dalam kategori risiko tidak dapat diterima (unacceptable) dan risiko dengan kategori tidak diharapkan (undesirable), dimana kedua kategori penilaian itu disebut risiko dominan (major risk). Atau apabila dilihat dari risk map (Gambar 5) yang termasuk dalam kategori risiko dominan adalah risiko-risiko yang terdapat pada kuadran I, II, dan III sehingga risiko-risiko tersebut harus mendapat penanganan yang lebih. Risiko-risiko dengan kategori dominan ini akan mempunyai pengaruh yang besar pada proses pembangunan Waduk Bajulmati. Tabel 9 Berikut ini merupakan beberapa respon yang dilakukan terhadap risiko dominan tersebut. 5. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai faktor-faktor pengaruh manajemen risiko konstruksi pada proyek pembangunan Waduk Bajulmati, maka dapat diambil kesimpulan bahwar risiko dominan (Major Risk) yang terjadi pada proses pembangunan Waduk Bajulmati terdiri dari 12 risiko yang terdiri dari 3 risiko dengan kategori tidak dapat diterima (unacceptable) dan 9 risiko dengan kategori tidak diharapkan (undesirable). Risiko-risiko yang masuk dalam kategori tidak dapat diterima adalah risiko perubahan desain, risiko kesalahan estimasi biaya dan risiko perubahan harga material. Strategi penanganan risiko pada proses pembangunan Waduk Bajulmati dilakukan dengan cara : menghindari risiko, memindahkan risiko, dan mengurangi risiko. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Djohanputro, B. 2004. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Jakarta PPM. 2. Fahmi, I. 2011. Manajemen Risiko (Teori, Kasus, dan Solusi). Bandung : Alfabeta. 3. Giyanto. 2008. Optimasi Pola Tanam Daerah Irigasi Waduk Bajulmati dengan Menggunakan Program Linear. http://digilib.its.ac.id. 4. Godfrey, P.S., Sir William Halcrow and Partners Ltd. 1996. Control of risk from construction. Wesminter London : Construction Industry Research and Information Assosiation (CIRIA). 5. Institute of Risk Management. 2002. http://www.irm.com 6. Kerzner, H. 2001. Project Management : A System Approach To Planning, Scheduling, and Controlling (Seventh Edition). New York : Jon Wiley & Sons. 7. Kountur, R. 2004. Manajemen Risiko Operasional (Memahami Cara Mengelola Risiko Operasional Perusahaan). Jakarta : PPM. ISBN 978-979-99327-9-2 101
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 37 Tahun 2010 Tentang Bendungan. 9. Purbawijaya, I. B. 2011. Manajemen Risiko Penanganan Banjir Pada Sistem Jaringan Drainase di Wilayah Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 15, No 1. 10. Project Management Body of Knowledge, 2004. 11. Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional). Jakarta : Erlangga. 12. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. 13. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. 14. Touran, A., Paul J.B., dan Scott W. T. 1994. Risk Assesment In Fixed Guideway Transit System Construction. (URL:http://www.google.com). 15. Triadi, N. S., 2011. Manajemen Risiko Operasional dan Pemeliharaan Waduk di Provinsi Bali. Jurnal Logic Vol. 11. 16. Wicaksono, I. K., Singgih, M. L. 2011. Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII. Tabel 9: Risiko Dominan dan Strategi Penanganan Risiko Risiko No. Dominan 1 Perubahan desain 2 Kesalahan estimasi biaya 3 Perubahan harga material 4 Kurangnya peralatan 5 Metode konstruksi baru yang salah diterapkan pada proyek 6 Kerusakan material 7 Penyusunan rangkaian proyek kurang baik 8 Kekurangan jumlah tenaga kerja 9 misskomunikasi sesama perangkat 10 Terhambatnya sumber dana Kemungkinan/ Dampak/ Probabilitas Impact Dampak Terhadap Proyek Teknik Penanganan Risiko Besar Besar Waktu, Kualitas dan Biaya Memastikan metode yang akan digunakan Memastikan desain yang kompetitif Membatasi perubahan yang terlalu banyak Memajukan claim per- panjangan waktu dari pihak owner Besar Besar Waktu, Kualitas dan Biaya Membuat beberapa estimasi Desain untuk biaya Meningkatkan pengembangan Merekam dan menganalisa proyek sebelumnya Standarisasi metode Besar Besar Mempengaruhi Rencana Pengendalian biaya Anggaran Proyek Inspeksi harga material Menggunakan cadangan biaya yang belum terpakai Kecil Besar Waktu penyelesaian proyek Menyediakan peralatan yang cukup Pengawasan yang ketat Kecil Besar Kenerja proyek terganggu Memastikan metode yang akan digunakan Kecil Besar Kualitas dan kuantitas material Kecil Besar Fungsi waduk tidak berjalan Kerja sama tim Pengawasan yang lebih ketat terhadap material Mereject material yang rusak Pengaturan kembali material di gudang Mempekerjakan staff yang baik Kecil Besar Waktu dan kualitas Kontrak perjanjian Menyesuaikan jumlah tenaga kerja berdasarkan kebutuhan Besar Kecil Sistem tidak berjalan Memperbaiki kerjasama konsultan dan kontraktor Kecil Besar Keterlambatan Membangun tim yang solid Memperjelas kontrak perjanjian ISBN 978-979-99327-9-2 102