BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mendistribusikan produk yang telah dihasilkannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I. PENDAHULUAN. global harus memiliki strategi dan kebijakan yang tepat. Salah satu strategi dan

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY- BASED COSTING (ABC) UNTUK PENINGKATAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PT INKA (PERSERO) MADIUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing (ABC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. Inilah yang mendasari dikembangkannya metode Activity Based Costing

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lainnya dan untuk menghasilkan value terbaik bagi

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dengan demikian industri kecil dan rumah tangga merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan. hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

ABSTRAK. Kata Kunci : Harga Pokok Produksi dan Metode Activity Based Costing

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI PT. ANTAR SURYA JAYA SKRIPSI

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

Pertemuan 3 Activity Based Costing

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menghadapi era pasar bebas yang disebabkan oleh globalisasi, maka setiap

BAB I PENDAHULUAN. metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

PENDAHULUAN. yaitu dengan mengeluarkan biaya yang sekecil kecilnya untuk. perusahan berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat, memaksa

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu dimana ketiganya adalah pedoman menuju arah strategis semua organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus teknologi dan informasi, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut dalam persaingan global. Strategi-strategi yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing dalam bisnis global ini adalah dengan efisiensi biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kemampuan untuk memberi respons terhadap berbagai kebutuhan pelanggan (Chatell, 1995: 366). Dengan demikian, agar perusahaan dapat mengelola usahanya dengan efektif dan efisien membutuhkan sistem informasi yang sistematik untuk dapat terus bertahan guna menghadapi persaingan global yang pesat dan kompleks. Dalam pembuatan sebuah produk, terdapat aktivitas-aktivitas di dalamnya. Aktivitas-aktivitas tersebut memanfaatkan sumber daya yang berarti menimbulkan biaya khususnya biaya tidak langsung, yang merupakan hal penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan baik mengenai produk maupun dalam mengelola

aktivitas-aktivitas sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha (Khairuna, 2007: 11). Perhitungan harga pokok produksi merupakan semua biaya produksi yang digunakan untuk memproses suatu bahan baku hingga menjadi barang jadi dalam suatu periode waktu tertentu. Ketidaktepatan dalam perhitungan harga pokok produksi membawa dampak yang merugikan bagi perusahaan, karena harga pokok produksi berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan harga jual dan laba, sebagai alat untuk mengukur efisiensi pelaksanaan proses produksi serta sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan. Dalam perhitungan biaya produk untuk menentukan harga pokok produksi / jasa masih banyak perusahaan yang menggunakan sistem tradisional metode full costing (Mulyadi, 2001: 83). Pembebanan biaya overhead pabrik dalam sistem tradisional dilakukan dengan menggunakan tarif overhead pabrik tunggal atau tarif departemen berdasarkan volume output. Tarif ini menghasilkan biaya produk yang tidak akurat apabila sebagian besar overhead pabrik tidak berhubungan dengan volume dan jika perusahaan menghasilkan produk yang bermacam-macam dengan volume, ukuran yang berbeda-beda. Pembebanan biaya overhead pabrik dilakukan dengan menggunakan alokasi yang bersifat sembarang ( arbriter), sehingga harga pokok produk yang dihasilkan tidak akurat. (Ardani, 2009: 4). Pada umumnya perusahaan manufaktur masih menggunakan akuntansi biaya tradisional yang dalam mengalokasikan biaya overhead, dialokasikan semua biaya berdasarkan ukuran volume produk. Dasar yang biasa digunakan adalah volume unit

produksi, jam kerja langsung, jam mesin, atau luas lantai. Padahal tidak semua biaya berhubungan dengan volume atau jumlah unit yang diproduksi sehingga pembebanan biaya tersebut ke produk dengan menggunakan satu cost driver (pemicu biaya) berdasarkan jumlah unit dapat menimbulkan distorsi dalam perhitungan biaya atau subsidi silang. Subsidi silang ini dapat terjadi karena tiap produk tersebut sebenarnya tidak mengkonsumsi biaya secara proporsional berdasarkan volume produksi. Oleh karena itu, diperlukan pembebanan biaya secara tepat. Penetapan harga pokok produksi yang tidak menggambarkan penyerapan sumber daya secara tepat akan menyesatkan manajemen dalam mengambil keputusan. Distorsi yang timbul akan menjadi parah jika perusahaan memproduksi beranekaragam kombinasi produk. Makin tinggi keragaman produk, kualitas sumber daya yang diperlukan untuk menangani aktivitas transaksi dan penunjang semakin meningkat sehingga memperbesar distorsi biaya yang dihasilkan (Ardani, 2009: 4). Kondisi seperti ini mengakibatkan kekeliruan dalam perhitungan harga pokok produksi yang berimbas pada strategi penetapan harga jual, keputusan manajerial yang tepat, alokasi sumber daya yang tidak efektif, bahkan hilangnya keunggulan kompetitif. Ketatnya persaingan global, dimana perusahaan tidak hanya menghadapi pesaing lokal tetapi juga pesaing internasional, telah menciptakan perubahan dalam model dan praktek manajemen. Kondisi ini menjadikan manajer yang bertanggung jawab untuk menentukan strategi perusahaan, memerlukan manajer yang handal dalam mengambil keputusan-keputusan strategik yang berorientasi untuk menjadikan perusahaannya yang terdepan (Ardani, 2009: 2). Oleh karena itu, muncul metode baru

dalam perhitungan harga pokok produksi yang dikenal dengan nama Activity-Based Costing (ABC) System. Activity-Based Costing System merupakan metode perbaikan dari sistem tradisional. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas atau Activity-Based Costing (ABC) System didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (Kusnadi dkk, 2002 : 334). Activity-Based Costing System ini merupakan metode perhitungan biaya yang akan membantu pihak manajemen untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik yang lebih akurat dan relevan (Hongren, 2008: 201). Fokus dari Activity-Based Costing (ABC) System adalah aktivitas. Identifikasi aktivitas menjadi langkah pertama dalam perancangan Activity-Based Costing (ABC) System. Aktivitas berarti tindakan-tindakan yang diambil / pekerjaan yang dilakukan. Identifikasai aktivitas mencangkup observasi dan mendaftar pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi, pekerjaan / tindakan yang diambil menyangkut konsumsi sumber daya (Hensen & Mowen, 2000: 146). Pada metode ini, seluruh biaya tidak langsung / biaya overhead dikelompokkan sesuai dengan aktivitas masing-masing, kemudian masing-masing kelompok biaya ( cost pool) tersebut dihubungkan dengan masing-masing aktivitas dan dialokasikan berdasarkan aktivitasnya masing masing. Cost driver digunakan untuk menghitung biaya sumber daya dari setiap unit aktivitas, kemudian setiap biaya sumber daya dibebankan ke produk / jasa dengan mengalikan biaya setiap aktivitas dengan kuantitas setiap

aktivitas yang dikonsumsi pada periode tertentu (Blocher, 2011: 121). Dasar alokasi yang digunakan adalah jumlah aktivitas dalam setiap cost pool tersebut. Metode ini menggunakan jenis pemicu biaya yang lebih banyak sehingga dapat mengukur sumber daya yang digunakan oleh produk secara lebih akurat. Activity-Based Costing System ini berfokus pada proses penentuan product costing (biaya produk), yaitu dengan cara menentukan aktivitas-aktivitas yang diserap produk tersebut selama proses produksi (Cooper & Kaplan, 2000: 286). PT. INKA (persero) Madiun adalah suatu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bisnis manufaktur kereta yang mengelola dari bahan baku menjadi barang jadi. PT. INKA (persero) Madiun adalah satu -satunya perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang perkeretaapian di Indonesia, perusahaan ini juga merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. PT. INKA (Persero) Madiun merupakan perusahaan manufaktur, dimana aktivitas yang dilakukan berdasarkan pesanan yang diterima dari pemberi proyek. PT. INKA (Persero) Madiun terlebih dahulu menentukan pelaksana yang akan bertugas melaksanakan jalannya proyek. Pelaksana yang ditunjuk kemudian mengestimasi bahan-bahan, mengestimasi jumlah tenaga kerja serta biayabiaya yang diperkirakan akan timbul saat proyek dilaksanakan. Hasil estimasi tersebut dipergunakan sebagai anggaran biaya proyek. Perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang proses produksinya menggunakan bahan baku utama salah salah satunya adalah Plate SS 400 kemudian diolah menjadi produk yang dipesan misalnya kereta penumpang. Antara lain melalui beberapa tahap yaitu dimulai dari proses pengerjaan plat, proses perakitan, proses pengecatan, proses

pemasangan komponen, proses permesinan, proses interior dan quality control, proses perencanaan dan pengendalian produksi, serta proses quality assurance. Proses produksi produk tersebut melalui beberapa departemen. Saat ini, dalam melakukan perhitungan harga pokok produksinya, perusahaan masih meggunakan sistem tradisional, yakni dengan menggunakan dasar alokasi yang terkait dengan tingkat unit yang diproduksi dalam rangka pembebanan biaya overhead. Perusahaan memiliki jenis produk yang beraneka ragam. Produk-produk perusahaan tersebut dibuat berdasarkan spesifikasi permintaan tertentu dari setiap pelanggan. Dengan demikian, setiap jenis produk memiliki jumlah volume produksi, tingkat kompleksitas dan karakteristik yang berbeda-beda. Kondisi ini mengakibatkan sistem tradisional yang selama ini digunakan perusahaan kurang dapat memberikan informasi harga pokok produksi dengan akurat. Hal ini disebabkan karena biaya overhead perusahaan tidak hanya terkait dengan volume produksi, melainkan biayabiaya tersebut juga berkaitan dengan aktivitas produksi yang dilalui untuk setiap jenis produk. Dengan demikian perusahaan membutuhkan suatu metode perhitungan harga pokok produksi yang dapat membebankan biaya overhead dengan lebih tepat sehingga akan memberikan informasi harga pokok produksi dengan lebih akurat. Kebutuhan akan informasi yang lebih akurat tersebut terutama terkait dengan kondisi persaingan yang sedang terjadi dan akan terus meningkat pada era globalisasi dalam berbagai bidang. Alasan penulis memilih menggunakan ABC sebagai metode alternatif dari metode perusahaan dari pada menggunakan metode lainnya seperti: TQM dan JIT

adalah karena perusahaan memiliki jenis produk yang beraneka ragam dengan kompleksitas dan karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan pesanan serta dengan menggunakan banyak aktivitas produksi, dan produksi produk menggunakan fasilitas yang sama. Hal ini sangat cocok apabila menggunakan metode ABC dalam perhitungan harga pokok produksinya, dengan menggunakan banyak cost driver yang tidak hanya terkait dengan tingkat unit yang diproduksi dalam rangka pembebanan biaya overhead nya. Metode perhitungan biaya produksi berdasarkan aktivitas / ABC yang akan membantu pihak manajemen untuk mengalokasikan biaya overhead dengan lebih akurat. ABC mampu mengurangi kelemahan sistem tradisional, karena metode ABC tidak hanya memandang biaya sebagai suatu yang harus dialokasikan, tetapi harus dipahami kegiatan yang menjadi penyebab terjadinya biaya. Dengan demikian, penggunaan metode ABC ini akan mampu memberikan informasi harga pokok produksi yang lebih akurat dalam rangka peningkatan keunggulan kompetitif. Berdasarkan uraian di atas, Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. INKA (Persero) Madiun. Penulis ingin mengkaji lebih jauh lagi dengan mengadakan penelitian dengan judul Activity Based Costing System sebagai Metode Alternatif Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Rangka Peningkatan Keunggulan Kompetitif pada PT. INKA (Persero) Madiun Tahun 2010.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah: 1. Bagaimana perbandingan harga pokok produksi PT. INKA (Persero) Madiun tahun 2010 dengan menggunakan metode tradisional dan metode ABC di tahun 2010? 2. Bagaimana manfaat yang dihasilkan dari penerapan metode ABC dalam perhitungan harga pokok produksi terutama terkait dengan usaha peningkatan keunggulan kompetitif? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis perbandingan harga pokok produksi pada PT. INKA (Persero) Madiun tahun 2010 dengan menggunakan metode tradisional dan metode ABC tahun 2010. 2. Untuk mengetahui manfaat yang dihasilkan dari penerapan metode ABC dalam perhitungan harga pokok terutama terkait dengan usaha peningkatan keunggulan kompetitif. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai perhitungan harga pokok produksi dengan metode Activity

Based Costing serta untuk mengaplikasikan teori yang selama ini didapatkan di bangku perkuliahan. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat digunakan oleh perusahaan tentang metode alternatif perhitungan harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing. 3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan pembanding bagi peneliti selanjutnya. 1.5 Batasan Penelitian Sehubungan dengan banyaknya produksi perusahaan pada tahun 2010, penulis membatasi ruang lingkup peneliti hanya akan meneliti Activity-Based Costing System sebagai metode alternatif perhitungan harga pokok produksi dalam rangka peningkatan keunggulan kompetitif pada PT. INKA (Persero) Madiun tahun 2010 pada produk unggulan perusahaan yang mana produk ini rutin dipesan setiap tahun yaitu Kereta Ekonomi (K3) AC, Kereta Ekonomi (K3) Green Car, dan Kereta Ekonomi (KMP3) AC pada tahun 2010.