Perkembangan Perekonomian, Subsidi BBM, dan Evaluasi Program BLT

dokumen-dokumen yang mirip
APBN 2008 dan Program Kompensasi. Freddy H. Tulung Dirjen SKDI

Kebijakan Harga BBM dan Dampak pada APBN, Ekonomi dan Sosial

Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan/ Ketua Tim Pelaksana Pengendali PNPM Mandiri Jakarta, 3 November 2008

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Uka Wikarya. Pengajar dan Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat,

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Pengalihan Subsidi BBM, Program Pengurangan Kemiskinan, dan Bantuan Langsung Tunai

Disampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

MENINGKATKAN EFEKTIFITAS STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

Buku GRATIS ini dapat diperbanyak dengan tidak mengubah kaidah serta isinya

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun kedepan kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono terbukti dari

Subsidi dan Tata Kelola Keuangan Negara: Inefektif dan Manipulatif

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Program Kompensasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak 2013

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kondisi Perekonomian Indonesia

JIKA SUBSIDI BBM DIPATOK RP PER LITER

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

Konsolidasi Fiskal dan Komitmen Indonesia pada G20 1

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) 2012

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

Proyeksi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan fiskal secara keseluruhan. Indikator kerentanan fiskal yang dihadapi adalah meningkatnya

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM

Mencari Harga BBM Yang Pantas Bagi Rakyat Indonesia

Jawa Barat Tahun perlu regional, nasional, dolar AS per. Bahan sangat. menurunkan inflasi. pembangkit listrik diperkirakan III - 1

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BEBAN SUBSIDI BBM DALAM APBN TAHUN 2013

DOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

Mengapa Harga BBM Harus Naik?

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga bahan pokok (sembako). (Debby, 2008 : 3). tahun Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini

BukuGRATISinidapatdiperbanyakdengantidakmengubahkaidahsertaisinya.

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

RINGKASAN TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN MARET 2008 MARET PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN TAHUN

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Menjelaskan Kenaikan Harga Premium dan Solar

1. Tinjauan Umum

Menjelaskan Kenaikan Harga Premium dan Solar

TINJAUAN KEBIJAKAN HARGA BERSUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK DARI MASA KE MASA Jumat, 30 Maret 2012

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2014 dan Kondisi Kelistrikan Indonesia. Aviliani 17 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN

Drs. AYIP MUFLICH, SH,M.Si

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

Alokasi Dana Hasil Penghematan Subsidi BBM: Sebuah Catatan

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015

Regulasi Kebijakan Umum

Transkripsi:

Perkembangan Perekonomian, Subsidi BBM, dan Evaluasi Program BLT Pertemuan Koordinasi Tingkat Nasional Pelaksanaan Program BLT 2008 Departemen Sosial Cikampek, 4 Juni 2008

DISTRIBUSI PENGGUNAAN SUBSIDI BBM MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN Kelompok Pendapatan 20% Teratas Distribusi Subsidi BBM Dalam Trilliun Rupiah (APBN-P 2008) 61,43 48,44% 20% Kedua Teratas 22,48% 20% Menengah 15,16% 22,48 15,16 8,77 20% Kedua Terbawah 8,77% 20% Terbawah 5,15% 5,15 Jumlah 100% 126,8 Sumber: Diolah dari Data SUSENAS BPS 2007

Perkembangan kenaikan harga minyak menyebabkan besaran subsidi mulai mengusik prinsip berkeadilan. Program-program pengurangan beban masyarakat berpendapatan rendah, pemberdayaan masyarakat dan UMK Rp 60 trilyun Subsidi Energi Rp 265 trilyun (70% dinikmati 40% terkaya = +/Rp 185 trilyun)

Prospek Harga Minyak 4

Perbandingan Harga BBM di Negara Tetangga per Maret 2008 (Rp/Liter) *) Negara Malaysia Premium Solar Kerosin 5.487 4.371-13.857 10.137-8.091 7.161 8.091 10.788 10.137 10.416 Vietnam 8.091 7.998 7.998 RR China 6.975 6.882 3.534 Timor Leste 8.091 7.998 8.091 India 10.509 7.347 2.139 Kamboja 11.439 8.742 4.557 4.371 Singapura Thailand Filipina Indonesia Catatan: *) dengan nilai kurs Rp 9300 per 1 USD Sumber: Financial Times dan berbagai sumber lainnya 2.046

Erosi kepercayaan dan ekspektasi inflasi akan memperburuk keadaan ekonomi 2008 Indikator 2007 APBN-P 08 2009 Tanpa Penyesuaian Draft RKP Tanpa Penyesuaian Pertumbuhan Ekonomi (%) 6.3 6.4 5.8 6.6 5.5 Inflasi (%) 6.6 6.5 13.2 6.0 14.6 Nilai Tukar Rp/USD 9140 9100 9600 9200 10000 Suku Bunga SBI (%) 8.0 7.5 12.0 7.5 15.5 Konsumsi BBM (juta kl) 38.6 35.5 39.0 35.5 40.0 Subsidi Energi (Rp tr) 116.9 187.1 265.6 152.8 292.5 Defisit APBN (% PDB) 1.3 2.1 2.6 1.8 2.9 0 0 35.6 0 69.5 Defist tak terbiayai(rp tr) Catatan: UU Keuangan Negara (UU No 17/2003) menentukan batas maksimum defisit APBN dan APBD konsolidasi 3% dari PDB. Tahun 2008, APBD defisit 0.3% dari PDB.

Potret APBN Sebelum dan Sesudah Penyesuaian Harga BBM

Yield Bond/SUN Yield Curve 14% 13% 12% 11% 10% 9% 8% 7% 4 Juni '07 7 Agustus '07 31 Jan '08 28 April '08 28 Dec '07 6% 1 2 3 4 5 6 7 y y y y y y y 10 y 15 y 20 y 30 y

Masalah confidence juga mempengaruhi nilai rupiah Rupiah menunjukkan anomali dibandingkan mata uang lainnya Rupiah masih bertahan karena BI melakukan intervensi yang cukup besar

Kepercayaan belum pulih walaupun sejumlah langkah telah/akan dilakukan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penghematan belanja K/L sudah dilakukan Rp 30.2 triliun Penerimaan negara non-migas sudah dioptimalkan Rp 20 triliun Belanja risiko fiskal sudah digunakan Rp8,3 triliun Target penerbitan SBN Rp157 triliun. Sampai dengan April 2008 hanya berhasil diterbitkan Rp 51 triliun dengan suku bunga 2,5 3,5 persen di atas asumsi APBN Tambahan pinjaman program (ADB, Bank Dunia, dan bilateral) telah diupayakan secara maksimal Rp25 triliun Langkah-langkah optimalisasi penerimaan migas Peningkatan lifting minyak 916 927 ribu KL

Kepercayaan belum pulih walaupun sejumlah langkah telah/akan dilakukan 7. Langkah-langkah penghematan BBM dan listrik sudah dilakukan Konversi minyak tanah ke LPG: 1 juta Kl- 2 juta Kl, target 2008 dan 2009 seluruh Jawa harus sudah selesai; Seluruh potensi swasta dan BUMN Penghematan konsumsi listrik dan biaya PLN Rp 5 triliun (sistem insentif jalan, LHE, gasifikasi pembangkit, MFO nisasi, dan menurunkan losses) Penghematan konsumsi BBM dan efisiensi Pertamina Rp 7 triliun (penurunan alpha) Pembatasan konsumsi BBM melalui pelaksanaan smart card dan kartu kendali Penghematan energi di kantor pemerintah, mall, hotel, shopping center, dan jam tayang TV. Pembentukan tim nasional penghematan energi listrik dengan target yang jelas

Tanpa stabilisasi, keadaan sosial rumah tangga dapat memburuk Tanpa Proteksi yang memadai kemiskinan dapat meningkat Upah Riil menurun akibat inflasi 2006 (Des) 2007 (Des) Buruh Industri (Rp/bulan) Nominal Riil 2008 (Mar) 2008 (Des) 957371 957371 1153869 1082633 1269256 1151645 1295711 1071072 Buruh Tani (Rp/hari) Nominal Riil 14118 14118 15448 14494 16373 14856 17365 14354 Buruh Bangunan (Rp/hari) Nominal Riil 34689 34689 37252 34952 37622 34136 38754 32035 Catatan: 1) Upah Nominal diproyeksi mengikutikan kenaikan bulan terakhir 2) Inflasi tahun 2008 : 13,5%

Program Kompensasi Filosofi: program ini ditujukan untuk mengurangi dampak negatif kenaikan harga BBM pada kalangan yang paling miskin. Program ini sebagian bersifat temporer, dan diarahkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketergantungan dan tidak mendorong menguatnya culture of poverty Pengurangan subsidi BBM juga akan memastikan ekspansi program kemiskinan yang bersifat jangka panjang seperti PNPM, Program Keluarga Harapan, Program Kesehatan, Program Bea Siswa dan BOS, Program Padat Karya, Program Kredit Usaha Rakyat dan Program lain berkaitan dengan Kesejahteraan Masyarakat dapat berjalan sesuai dengan rencana semula. Program Kompensasi Jangka Pendek: 1. Program Bantuan Langsung Tunai 2. Program Raskin 3. Program Operasi Pasar Beras dan Subsidi Harga Beras 13 TNI/Polri

Strategi Penanggulangan Kemiskinan diajari mancing dikasih ikan Kluster I Bantuan dan Perlindungan Sosial Kelompok Sasaran Sasaran 19,1 juta RTS/ Rumah Tangga Sasaran (Raskin, PKH, BOS, JAMKESMAS, dll), termasuk pemberian layanan khusus bagi 3,9 juta RT Sangat Miskin. Kluster II Pemberdayaan Masyarakat Program-program yang tergabung dlm PNPM. Fokus: 5.720 kecamatan Bentuk : Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp. 3 Milyar/kec./ tahun. Kluster III Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dibantu untuk punya pancing dan perahu sendiri Sasaran: Pelaku usaha mikro dan kecil. Penyaluran KUR: diarahkan untuk kredit Rp. 5 juta ke bawah. Plus: penyaluran program pendanaan K/L.

Keputusan dalam UU APBN-P 2008 Subsidi BBM Pasal 7 ayat (1a): Tambahan alokasi belanja subsidi BBM paling banyak Rp8.254,0 milyar dari realokasi dana cadangan umum risiko fiskal Pasal 14 ayat (2): Dalam hal terjadi perubahan harga minyak yang sangat signifikan dibandingkan asumsi harga minyak yang ditetapkan, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan di bidang subsidi BBM dan/atau langkah-langkah lainnya untuk mengamankan pelaksanaan APBN 2008 Penjelasan atas pasal 14 ayat (2): Yang dimaksud dengan perubahan yang signifikan adalah apabila perkiraan harga rata-rata minyak mentah INdonesia (ICP) dalam satu tahun di atas US$100 per barel yang berdampak pada pelamapuan beban subsidi Yang dimaksud dengan langkah-langkah kebijakan dan/atau langkah-langkah lainnya meliputi langkah-langkah kebijakan dalam rangka pengendalian volume BBM bersubsidi, kebijakan harga BBM bersubsidi, dan/atau kebijakan fiskal lainnya yang terkait

INPRES No 3 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran Tugas BAPPENAS: Melakukan evaluasi pelaksanaan program bantuan langsung tunai terhadap pendapatan rumah tangga sasaran

EVALUASI Pendapatan Rumah Tangga Sasaran Menggunakan SUSENAS - BPS Pelaksanaan: 1. Proses pembagian kartu dan verifikasi awal rumah tangga sasaran oleh PT POS, BPS dan Aparat Desa. 2. Proses verifikasi menyeluruh dan penetapan direktori baru rumah tangga sasaran oleh BPS. 3. Proses penyaluran dana. 4. Proses sosialisasi. 5. Proses penanganan pengaduan.

Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Tunai Langsung 2005-2006

19

Cakupan BLT : Yang pertama di Indonesia, yang terbesar di dunia 20

Mayoritas menerima dana utuh 21

Alasan pemotongan dana 22

Siapa yang mengenakan pungutan? 23

Sosialisasi dan komunikasi yang lebih baik dapat mengurangi korupsi 24

Sumber Informasi Sumber informasi mengenai BLT 25

Insiden dalam pelaksanaan BLT Sumber : Susenas Panel 2006 (Jumlah total desa 566) 26

: Panjangnya antrian terutama bagi manula berpotensi menyebabkan kecelakaan Durasi Antrian 27

Jauhnya jarak ke kantor post terdekat berpotensi menyebabkan kcelakaan Jarak menuju PT Pos terdekat 28

Mengapa terjadi kekerasan 29

Penyebab Protes 2% 0% 2% 1% 4% 0% 91% Jadwal pengambilan SLT/BLT tidak jelas Tempat pengambilan SLT/BLT dibatasi di kantor pos tertentu Adanya pemotongan SLT/BLT Antrian pengambilan SLT/BLT tidak teratur Proses pengambilan SLT/BLT berbelit-belit Pendataan tidak benar Lainnya 30

Keluhan Rumah tangga yang mempunyai keluhan tetapi, sebagian besar keluhan tidak dilaporkan 31

Apa saja yang dikeluhkan 32

Keluhan (Lanjutan) Tindak lanjut terhadap keluhan cukup tinggi tetapi, kepuasan terhadap tindak lanjut rendah 33

BLT digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar 34

BLT tidak mengurangi jam kerja 35

KESIMPULAN 1. Kenaikan harga minyak dunia dan harga komoditas pangan dalam setahun terakhir telah memberikan tekanan sosial dan ekonomi yang berat pada masyarakat. 3. Untuk dapat melindungi ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat, diperlukan kondisi APBN yang sehat dan kredibel. Dengan demikian Pemerintah mampu melakukan kebijakan intervensi/perlindungan daya beli masyarakat terutama kelompok termiskin, dan melindungi kinerja perekonomian untuk tetap mampu menyediakan kesempatan kerja dan mengentaskan kemiskinan. 5. Situasi APBN 2008 mengalami tekanan yang sangat tinggi terutama disebabkan kenaikan beban subsidi BBM yang terus meningkat. Kepercayaan terus menurun ditunjukkan oleh berbagai indikator ekonomi dan keuangan yang memburuk. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun APBN-P sudah disahkan, dan berbagai langkah penghematan dan penyelamatan telah dan terus dilakukan pemerintah- namun dianggap belum memadai dalam mengatasi situasi harga minyak dan harga pangan yang terus meningkat.

KESIMPULAN 4. Krisis keuangan global (Amerika Serikat) makin menambah masalah, karena pembiayaan defisit APBN dihadapkan pada situasi likuiditas global yang makin ketat, situasi psikologi pasar yang sangat sensitif, dengan tingkat kepercayaan yang rapuh, dan suku bunga SUN menjadi sangat mahal. Pasar juga kurang berminat membeli instrumen SUN Pemerintah karena dianggap hanya habis untuk subsidi BBM, bukan untuk mendanai kegiatan produktif seperti pembangunan infrastruktur dan pengentasan kemiskinan. 5 Kondisi ini juga sangat mempengaruhi persiapan pemerintah untuk menyusun RAPBN-2009, yang terus diliputi ketidakpastian mengenai kondisi ekonomi terutama prospek beban APBN dari subsidi BBM akibat ketidakpastian tingkat harga, konsumsi, dan produksi minyak. Ketidakpastian ini akan terus membayangi dan memperburuk ekspektasi pelaku pasar, dan prospek ekonomi dan sosial/kemiskinan yang makin rawan pada tahun 2009.

KESIMPULAN 6. Langkah untuk menaikkan harga BBM pada tingkat yang dapat diterima masyarakat dan pelaku ekonomi- termasuk dengan memberikan perlindungan terhadap kelompok paling rawan/miskin- akan mengurangi tekanan erosi kepercayaan masyarakat dan pelaku pasar. Sentimen positip akan menjaga momentum pembangunan dan berbagai upaya mengurangi kemiskinan. Dampak positip ini akan memperbaiki proyeksi kondisi sosial,ekonomi dan politik sepanjang 2008 dan 2009.

TERIMA KASIH