HUBUNGAN STRES DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA TINGKAT 2 PRODI DIII KEBIDANAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN. Sri Wahyuni ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis manusia yang mencoba

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan keluhan-keluhan fisik lain yang salah satunya adalah gangguan siklus

I. PENDAHULUAN. menstruasi dan gangguan menstruasi sering terjadi (Lee dkk, 2006) dengan menstruasi yang abnormal, seperti sindrom premenstruasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

TINGKAT STRES DAN DISMENOREA PADA REMAJA KELAS XI PROGRAM AKSELERASI DAN REGULER DI SMA N 3 SURAKARTA

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

DAMPAK FAKTOR STRESS DAN GANGGUAN WAKTU MENSTRUASI PADA MAHASISWA

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

HUBUNGAN STRES PSIKOLOGIS DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI DI SMAN 5 CIMAHI TAHUN 2011

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT III STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat I Dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

HUBUNGAN PERSEPSI MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENOPAUSE DI DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR. Nuril Ilmi

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI AKADEMI KEBIDANAN YAPPI SRAGEN

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

DAFTAR PUSTAKA. Annisa, M. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan. (online) avaible;

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN IBU PREMENOPAUSE DI RT.004 RW.005 KELURAHAN SEPANJANG JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2011

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMESTER 2 STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2010

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

KARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

TINJAUAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI DEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETATE BERDASARKAN KEJADIAN AMENOREA.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

FAKTOR RISIKO AKSEPTOR KB HORMONAL TERHADAP KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN. Sri Wahyuni

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR.

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

Transkripsi:

HUBUNGAN STRES DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA TINGKAT 2 PRODI DIII KEBIDANAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Sri Wahyuni ABSTRAK Siklus menstruasi dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya tergantung pada berbagai hal, salah satunya adalah faktor stres. Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stres melibatkan sistem neuro endokrinologi sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita. Beberapa studi menyatakan bahwa wanita usia reproduksi memiliki masalah dengan menstruasi yang abnormal, seperti menstruasi tidak teratur. Prevalensi siklus menstruasi yang abnormal berdasarkan evaluasi medis, terdapat 9-13 % wanita usia reproduksi mengalami menstruasi yang tidak teratur.tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat II prodi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten. Metode penelitian ini adalah observasional, dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswi tingkat II prodi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten sebanyak 76 orang, teknik sampel yang digunakan adalah total sampling. Instrumen menggunakan lembar kuesioner, analisa yang dipakai dengan uji statistik chi square dengan taraf signifikan,5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami stres normal dengan siklus menstruasi teratur sebanyak 47 responden (61,8%), dengan siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 3 responden (3,9%). Sedangkan responden yang mempunyai tingkat stres ringan dengan siklus menstruasi teratur sebanyak 22 responden (28,9%), dengan siklus menstruasi tidak teratur 4 responden (5,3%). Kesimpulan dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara stres dengan gangguan siklus menstruasi dengan p =,18 (p >,5). Saran dari penelitian ini adalah bagi mahasiswi perlu mengelola stres yang baik karena stres dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan siklus menstruasi dengan nilai 2,848 kali. Kata Kunci : Stres, Gangguan siklus menstruasi

Sri wahyuni, Hubungan Stres. 65 I. PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi merupakan keadaan kesejahteraan baik fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi-fungsi dan proses reproduksi. Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seorang wanita akan dapat mengenali kelainan pada kesehatan reproduksinya sedini mungkin, terutama tentang menstruasi (Kinanti, 29). Ciri khas kedewasaan seorang perempuan adalah dengan mendapat menstruasi. Menstruasi merupakan proses yang kompleks dan harmonis dari serebrum, hipotalamus, hipofisis, alat-alat genital, korteks adrenal, kelenjar tiroid, prostaglandin, dan serotonin (Wiknjosastro, 1994). Menstruasi atau siklus haid adalah pelepasan endometrium yang nekrotik yang disebabkan oleh menurunnya kadar estrogen dan progesterone sebagai akibat tidak adanya pembuahan di endometrium setelah mengalami beberapa fase (Sarwono, 22). Akan tetapi, variasi dari siklus menstruasi dan gangguan menstruasi sering terjadi (Lee dkk, 26). Siklus menstruasi dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya tergantung pada berbagai hal, salah satunya adalah faktor stres (Saryono dan Waluyo, 26 ;h. 7). Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari wanita yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal atau sering disebut stresor. Stresor dapat mempengaruhi semua bagian dari kehidupan seseorang, menyebabkan stres mental, perubahan perilaku, masalah-masalah dalam interaksi dengan orang lain dan keluhan-keluhan fisik salah satunya gangguan siklus menstruasi. Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stres melibatkan sistem neuro endokrinologi sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita (Sriati, 28). Orang-orang modern dihadapkan pada paradoksikal dari stres tersebut. Dimana di satu pihak stres merupakan bagian penting dari hidup kita dalam memberikan semangat untuk bekerja, hidup, dan berkembang. Sebaliknya, stres juga merupakan akar dari sekian banyak masalah-masalah sosiologikal, medis, dan ekonomi. Stres diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit. Salah satunya adalah dapat menyebabkan gangguan pada menstruasi (Kaplan and Manuck, 24; Wang dkk, 24). Beberapa studi, menyatakan bahwa wanita usia reproduksi memiliki masalah dengan menstruasi yang abnormal, seperti menstruasi yang tidak teratur (Caulter, 1991; Johnson, 24). Prevalensi siklus menstruasi yang abnormal berdasarkan evaluasi medis, terdapat 9-13 % wanita usia reproduksi mengalami menstruasi yang tidak teratur (Caulter, 1991), pada populasi di

66 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 216 US menunjukkan 19% wanita usia 18-55 tahun mengalami gangguan dengan menstruasinya (Strine, 25), dan juga dari hasil penelitian di India, mayoritas dari wanita yang dilaporkan memiliki rata-rata 37,9% menglami menstruasi tidak teratur (Williams, 26). Pelajar mahasiswi lebih sering menunjukkan variasi menstruasi yang bermasalah, seperti menstruasi tidak teratur (Hillard, 25). Pada saat ini, telah banyak fakta yang mengungkapkan hubungan antara stres dengan menstruasi yang merupakan masalah kesehatan bagi wanita (Kaplan and Manuck, 24; Wang dkk, 24). Berdasarkan data wawancara dari beberapa studi, menunjukkan bahwa siklus menstruasi yang abnormal ini berhubungan dengan stres psikologi (Hatch, 1999; Fenster dkk, 1999; Newton dkk, 26; Nepomnaschy, 27), dan dari hasil penelitian beberapa studi juga menjelaskan bahwa sewaktu stres terjadi aktivasi aksis hipotalamus-pituitari-adrenal bersama-sama dengan sistem saraf autonom yang menyebabkan beberapa perubahan, diantaranya pada sistem reproduksi yaitu siklus menstruasi yang abnormal (Chrousos dkk, 24; Kanjantie dan Phillips, 26). Dari data beberapa hasil studi dikatakan bahwa pelajar perawat di Kusyu University dilaporkan sebanyak 34% mengalami menstruasi tidak teratur akibat stress (Onimura dan Yamaguchi, 1996), wanita yang pertama sekali dipenjara dilaporkan sebanyak 3% mengalami menstruasi tidak teratur akibat stres (Allsworth dkk, 27), wanita yang menderita gangguan psikitri dilaporkan sebanyak 22,1% mengalami menstruasi tidak teratur (Barron dkk, 28), kemudian penelitian di Jepang, terdapat 63% pelajar mahasiswi mengalami menstruasi tidak teratur (Yamamoto dkk, 29) Sebuah penelitian lain menemukan bahwa ketidakteraturan menstruasi dengan prevalensi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%) (Cakir M et al). Bieniasz J et al mendapatkan prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea 5%, polimenorea 1,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada mahasiswi tingkat 2 prodi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Klaten tahun 211 pada tanggal 15 Desember 211 untuk mengetahui kejadian gangguan siklus haid pada 1 responden dengan wawancara maka dapat diketahui bahwa 9 mahasiswi mengalami gangguan siklus menstruasi dengan pembagian yang mengalami polimenorea 7 mahasiswi, mengalami oligomenorea 2 mahasiswi dengan tahap stres yang berbeda-beda yaitu mulai dari tahap 1 sampai 5, serta 1 mahasiswi yang tidak mengalami gangguan siklus menstruasi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti terdorong untuk meneliti tentang hubungan stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat 2 prodi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Klaten. II. METODE PENELITIAN Sri wahyuni, Hubungan Stres. 67 Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang memuat tentang struktur dan strategi penelitian untuk menjawab masalah penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional yang akan diamati secara deskriptif dan analitik. Pada penelitian observasional, peneliti mencoba untuk mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung (efek) yang analisisnya untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel sehingga perlu disusun hipotesisnya (Taufiqurrohman, 24). Sedangkan cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antar faktor resiko atau paparan dengan penyakit (Hidayat, 27). Penelitian cross sectional disebut juga penelitian tranversal sebab variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Taufiqurrahman;29). Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto; 26). Populasi dalam penelitian merupakan setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 23). Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi prodi D III kebidanan tingkat 2 Stikes Muhammadiyah Klaten. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 76 orang. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 22). Sampel mencerminkan representativitas karakter populasinya akan tetapi tidak berarti identik dengan seluruh karakter populasi, tetapi cukup identik dengan beberapa karakter populasi yang akan dipelajari dalam penelitian (Taufiqurrahman; 29). Teknik sampling merupakan proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 27). Teknik sampling penelitian ini menggunakan non probability / non random sampling dengan cara total sampling (sampling jenuh) yaitu menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel (Hidayat, 27). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 76 orang.

68 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 216 Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer melalui program SPSS dengan tingkat signifikasi,5 dan CI-95 %. Penelitian analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 25 : 188). Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi (Sugiyono, 27). Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah variabel tingkat stres dan variabel gangguan siklus menstruasi pada responden. Kedua variabel yang diuji dikatakan memiliki hubungan yang signifikan apabila nilai x² hitung > x² tabel atau apabila nilai p-value kurang dari,5. Uji statistik yang digunakan untuk membandingkan antara kasus dan control terhadap faktor risiko (variabel independent) dengan rumus Odds Ratio (OR). Tabel 3.2 Tabel Rumus Odds Ratio (OR) Stres Gangguan siklus menstruasi Jumlah Teratur Tidak teratur Stres (+) a B a+b Tidak Stres (-) c D c+d Jumlah a+c b+d a+b+c+d Keterangan : a = Stres, siklus menstruasi teratur b = Stres, siklus menstruasi tidak teratur c = Tidak stres, siklus menstruasi teratur d = Tidak stres, siklus menstruasi tidak teratur Rumus: OR= ad / bc Odds Ratio adalah risiko antara probabilitas terjadinya sesuatu (kejadian) dengan probabilitas tidak terjadinya sesuatu (kejadian) tersebut. Bila nilai ini dikaitkan dengan peristiwa penyakit atau gangguan kesehatan lainnya, maka Odds Ratio adalah rasio antara probabilitas untuk terjadinya penyakit tersebut (Noor,22).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Tingkat Stres Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Pada Mahasiswi Tingkat II Prodi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten Tingkat Stres Frekuensi Prosentase (%) Normal Ringan Sedang Berat Sangat berat 5 26 Sri wahyuni, Hubungan Stres. 69 65,8 34,2 Jumlah 76 1 Sumber : Data Primer Juni 212 di Stikes Muhammadiyah Klaten Berdasarkan data tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar tingkat stres responden adalah stres normal sebanyak 5 responden (65,8%). b. Gangguan Siklus Menstruasi Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Gangguan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Tingkat II Prodi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten Gangguan Siklus Frekuensi Prosentase (%) Menstruasi Teratur Tidak Teratur 69 7 9,8 9,2 Jumlah 76 1 Sumber : Data Primer Juni 212 di Stikes Muhammadiyah Klaten Berdasarkan tabel 4.2 dari 76 responden dapat diketahui bahwa responden yang mengalami siklus menstruasi teratur sebanyak 69 responden (9,8%), sedangkan yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 7 responden (9,2%). 2. Analisis Bivariat Tabel 4.3 Hubungan Antara Stres Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Tngkat II Prodi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Klaten

7 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 216 Tingkat Stres Normal Ringan Sedang Berat Sangat berat Jumlah Gangguan Siklus Menstruasi Teratur Tidak Total Teratur f % F % F % 47 22 69 61,8 28,9 9,8 3 4 7 3,9 5,3 9,2 5 26 76 65,8 34,2 1 X 2 P OR 3,481,18 2,848 Sumber : Data Primer Juni 212 di Stikes Muhammadiyah Klaten Berdasarkan tabel 4.3 dari 76 responden yang mempunyai tingkat stres normal dengan siklus menstruasi teratur sebanyak 47 responden (61,8%), siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 3 responden (3,9%). Sedangkan responden yang mempunyai tingkat stres ringan dengan siklus menstruasi teratur sebanyak 22 responden (28,9%), siklus menstruasi tidak teratur 4 responden (5,3%); dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat stres sedang, berat dan sangat berat. Hasil uji statistik chi square diketahui nilai X 2 hitung = 1,82 sedangkan nilai X 2 tabel = 3,481 (X 2 hitung < X 2 tabel) dengan p =,18 (p>,5) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat 2 prodi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Klaten. Untuk mengetahui tingkat risiko stres dengan gangguan siklus menstruasi digunakan nilai Odds Ratio (OR). Nilai Odds Ratio (OR) = 2,848. Wanita stres mempunyai risiko 2,848 kali lipat mengalami gangguan siklus menstruasi daripada wanita yang tidak mengalami stres. B. Bahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai stres normal sebanyak 5 orang (65,8%). Responden dengan tingkat stres ringan sebanyak 26 orang (34,2%), hal ini dikarenakan adanya suatu tekanan atau tuntutan yang dialami setiap orang tidak sama, dalam batas tertentu stres sehat dalam diri kita membantu kita untuk tetap aktif dan waspada (Nevid, dkk, 23; h. 135). Kebanyakan remaja seringkali harus berhadapan dengan lebih dari satu stresor pada waktu yang bersamaan. Banyak stresor yang dialami remaja terjadi secara terus menerus setiap hari. Tekanan akademis dan kompetisi, tujuan karir dan pendidikan yang lebih

Sri wahyuni, Hubungan Stres. 71 tinggi, kecemasan dalam menghadapi masalah, tekanan dari teman sebaya, harapan dari orang tua, dan konflik antar orang tua dapat menyebabkan stres pada remaja (Santrock; 23 h. 566). Penilain gangguan siklus menstruasi dikategorikan menjadi dua yaitu teratur dan tidak teratur. Dari hasil penelitian 76 responden dapat diketahui bahwa responden yang mengalami siklus menstruasi teratur sebanyak 69 responden (9,8%), sedangkan yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 7 responden (9,2%). Panjang siklus menstruasi yang normal pada perempuan ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97% perempuan yang berovulasi siklusnya berkisar antara 18-42 hari (Wiknjosastro, 26). Perbedaan siklus menstruasi setiap wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya ialah fisik lemah (misalnya menderita penyakit kronis atau kondisi tubuh sedang kurang sehat) juga akan mempengaruhi kesuburan (Iskandar, 24 : 12). Faktor lain ialah asupan zat gizi dan status gizi, berhubungan dengan kadar hormon steroid yang merupakan faktor dalam proses pengaturan siklus menstruasi (Suandi, 24 : 23). Responden yang mempunyai stres normal dengan siklus menstruasi teratur sebanyak 47 responden (61,8%), stres normal dengan siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 3 responden (3,9%). Responden yang mempunyai tingkat stres ringan dengan siklus menstruasi teratur sebanyak 22 responden (28,9%), tingkat stres ringan dengan siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 4 responden (5,3%); dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat stres sedang, berat, dan sangat berat ditunjukkan dengan hasil uji statistik dimana nilai X 2 hitung 1,82, sedangkan p =,18 (p >,5). Nilai p hitung >,5 maka Ho diterima dan Ha ditolak, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengan gangguan siklus menstruasi tetapi stres meningkatkan risiko terjadinya gangguan siklus menstruasi sebesar 2,848 kali ditunjukkan dengan nilai OR (Odds Ratio) = 2,848. Pernyataan yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna didukung oleh Iskandar (24), siklus menstruasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor genetik, asupan gizi, status gizi, fisik, dan hormon. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori bahwa stres berpengaruh pada kegagalan produksi folikel stimulating hormon (FSH-LH) di hipotalamus sehingga mempengaruhi gangguan produksi estrogen & progesteron yang menyebabkan gangguan siklus menstruasi (Puji, 29). Perempuan yang mengalami gangguan psikis berat seperti stres sangat berat atau depresi biasanya akan mengalami gangguan hormonal, siklus menstruasi menjadi kacau dapat memanjang atau memendek dan tidak mengalami ovulasi (Iskandar, 24).

72 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 216 Keterbatasan dalam penelitian ini terdapat pada pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian yaitu cross sectional. Peneliti melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antar faktor risiko atau paparan dengan penyakit, peneliti tidak melakukan observasi dengan pertanyaan tertutup sehingga tidak mampu mengendalikan variabel pengganggu yang akan mempengaruhi yaitu faktor genetik, faktor gizi dan status gizi, psikis dan fisik, serta faktor hormonal. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara stres dengan gangguan siklus menstruasi tetapi stres meningkatkan risiko terjadinya gangguan siklus menstruasi sebesar 2,848 kali dibanding yang tidak mengalami stres. 2. Sebagian besar responden mengalami stres normal sebanyak 5 responden (65,8%). 3. Dari 76 responden yang mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 7 responden (9,2%). B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswi Mahsiswi tingkat 2 prodi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Klaten perlu mengelola stres yang baik karena stres dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan siklus menstruasi. 2. Bagi profesi bidan Profesi bidan agar mampu memberikan konseling, informasi, edukasi dan motivasi yang benar serta dapat memberi terapi yang tepat kepada pasien yang mengalami gangguan siklus menstruasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat mengidentifikasi faktor lain yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi sebagaimana mestinya, dan menggunakan metode penelitian yang lebih tepat agar hasil lebih akurat. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya serta mampu dikembangkan sehingga hasil lebih baik.

Sri wahyuni, Hubungan Stres. 73 DAFTAR PUSTAKA Aat. Tinjauan Tentang Stres. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung; 28. Dadang Hawari. Managemen Stres, Cemas, dan Depresi. Balai Penerbit FKUI.Jakarta; 28. Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan. YBSP. Jakarta ; 26. Desty Nur Isnaeni, Hubungan antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa D1V Kebidanan jalur reguler universitas sebelas maret Surakarta, Univertas Sebelas Maret Surakarta ; 26. Tri Suwarni, Hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus haid pada remaja putrid kelas 2 di SMA Negeri 1 Karanganyar, Universitas Sebelas Maret Surakarta ; 25. Ana Wahyuningsih, Hubungan antara tingkat stres dengan kejadian disminorhe pada siswi kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Klaten, Stikes Muhammadiyah Klaten ; 211. Notoatmodjo, S.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ; 21. Wangsa Teguh, GH.W. Menghadapi Stres dan Depresi, Seni Menikmati Hidup Agar Selalu Bahagia. Yogyakarta : Tugu Publisher ; 29. Santrock, John W. Adolescence.Perkembangan Remaja edisi 6. Jakarta : Erlangga ; 23. Pinel, J P J. Biopsikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar ; 29. Prawiroharjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka ; 25. Hidayat, A. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika; 27. Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV ALVABETA;27. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika ; 23. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta ;22. Lovibond, SH & Lovibond, pf.1995.dass. http:// www2.pys.unsw.edu. au/groups/ dass/. 1 Januari 212. jam 19. WIB

74 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 216 Taufiqurrahman, M. A. Metodelogi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Klaten : CSGF; 23. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 25. Iskandar. Ilmu Psikologi Remaja. Jakarta : EGC ;24. Manuaba, I.B.G. Memahami Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : EGC ; 23. Suliswati. Payapo, A. Maruhawa, J. Sianturi, Y. Sumijatun. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC ; 25. LIewellyn, Jones, Derek. Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi. Ahli Bahasa dr. Hadiyanto. Jakarta : Hipokrates ; 21 Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo; 25. Saryono. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Medika ; 28. Andrea. Lucian E. Marin. Referensi Kesehatan Psikologi & Jiwa. 2 Januari 212. http://sress%2%c2%ab%2referensi%2kesehatan.htm. Psikologi Yayasan Australia. Depresi Kegelisahan Stres Libra (DASS). 2 Januari 212. Didapat dari: http://dass.html Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika; 21. Manuaba, I.A.C. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC; 28. Syaifuddin. Buku Acuan Pelayanan Antenatal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP ; 22. Manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC ; 29. http://kuesionerdass-42.html