Demikian untuk menjadi maklum

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Rep

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLlK INDONESIA JAKARTA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

Demikian untuk dilaksanakan.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N

2013, No.96 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari ta

BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG PERMOHONAN KASASI PERKARA PIDANA YANG TERDAKWANYA BERADA DALAM STATUS TAHANAN

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 198 / /2010

CEK LIST PERMOHONAN PENUTUPAN APOTIK. Nama Apotik :.. Alamat :.. No. Telp. :.. Nama APA :.. No. SIK/SIPA :.. Syarat Permohonan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN TAHUNAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Nama Perusahaan :... A l a m a t. Sebagai produsen atau pembuat pakan dengan bahan pakan :...

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Penyalur Alat Kesehatan dengan data-data sebagai berikut

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

A. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENETAPAN STATUS SUSPEND

MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI. Pasal 1

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERMOHONAN SERTIFIKAT PRODUKSI ALAT KESEHATAN / PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA POLEWALI No m o r: W20-A22/35/SK/HK.00.8/III/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA

2015, No c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Penindakan

P U T U S A N Regno. : 50 PK/Pid/2004

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 08/BC/2008 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.03/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BUKTI PENERIMAAN JAMINAN (BPJ) NOMOR :...(3)

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI MUTU OBAT PADA INSTALASI FARMASI PEMERINTAH

UU 22/1997, NARKOTIKA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 22 TAHUN 1997 (22/1997) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Tentang: NARKOTIKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2011, No tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pe

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Nomor : W11-A35/683/HK.00.8/V/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAGELANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK TENTANG BIAYA PROSES DAN PENGGUNAANNYA PADA PENGADILAN NEGERI BIAK KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK

MENTERI KEUANGAN. Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan III Nomor : 855/KMK.01/1993 Tanggal : 23 Oktober 1993 FORMULIR EPTE 1

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 55/1996, PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG KEPABEANAN DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN NOMOR : 02592/B/SK/VIII/91 T E N T A N G PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 52 /BC/2012

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2007 TANGGAL : 20 Juli 2007

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Telepon... Faksimili... LAPORAN PANGGILAN DARI APARAT PENEGAK HUKUM

Berdasarkan angka 1 dan 2 diatas dan dengan pertimbangan hal-hal, antara lain: 1. Azas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2012

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 104/KA/III/2003 TENTANG BAHAN KETERANGAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

WALIKOTA SURABAYA. KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA Nomor : / 85 / / 2009 TENTANG TIM PENGAWASAN CAGAR BUDAYA

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 550/MPP/Kep/10/1999 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Barang Sitaan. Narkotika. Bahan Kimia Lainnya. Penanganan.

A. CONTOH FORMULIR PERMOHONAN NOTARIS UNTUK DITUNJUK DALAM PENDAFTARAN WAJIB PAJAK BADAN SECARA ELEKTRONIK

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAROS NOMOR : 01 TAHUN 1989 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CEK LIST PERMOHONAN PINDAH ALAMAT APOTIK (SIA BERUBAH)

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 / HUK / 2014 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 42 / HUK / 2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI MUTU OBAT PADA INSTALASI FARMASI PEMERINTAH

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

(dibuat di atas kertas kop perusahaan)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 5 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. : 45/M-DAG/PER/9/2009 TANGGAL : 16 September 2009

SAMPUL BERKAS PERKARA Nomor: BP-../PPNS PENATAAN RUANG / /20..

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kelima, Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA BAB I KETENTUAN UMUM

PENGADILAN NEGERI BUNTOK KELAS II

Transkripsi:

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA Nomor : B-25/E.1/ES/09/2000 Sifat : Biasa Lampiran : 1 (satu) Exsemplar. Perihal : Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan tentang petunjuk Tehnis Pemeriksaan Psikotropika dan Narkotika, tanggal 3 April 2000 Nomor: HK.00.06.6.011.33. Jakarta, 14 September 2000 KEPADA YTH. KEPALA KEJAKSAAN TINGGI Di - SELURUH INDONESIA Bersama ini kami kirimkan foto copy Surat dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor : Po.05.05.7.1.0579 tanggal 14 Agustus 2000 tentang Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan tentang Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan tentang Surat keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan tentang Petunjuk Tehnis Pemeriksaan Psikotropika dan Narkotika tanggal 3 April 2000 Nomor : HK. 00.06.6-01133 untuk dapat menjadi bahan masukan dalam Pelaksanaan penanganan dan penyelesaian suatu perkara Mengingat pentingnya Surat keputusan tersebut, kiranya dapat dipedomani dan diteruskan kepada jajaran Saudara Demikian untuk menjadi maklum Tembusan: 1. Yth. Bapak Jaksa Agung RI (sebagai laporan). 2. Yth. Bapak Wakil Jaksa Agung 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda. 4. Arsip. SEKRETARIS JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM, Ttd PUTU SUTEDJA,SH Jaksa Utama Madya NIP. 230006546

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN PUSAT PEMERIKSAAN OBAT DAN MAKANAN COLABORATING CENTER FOR QUALITY ASSURANCE OF ESSENTIAL DRUG AND VACCINES Jalan Percetakan Negara 23 Jakarta 10560 Telp.4245075, 4245150, 4245005. Fax. (021) 4201427 Kepada Yth Bapak Jaksa Agung RI di Jakarta SURAT PENGANTAR No. Po 05.07.1 0579 No. Nomor/Jenis Surat Banyaknya Keterangan 1. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan makanan tentang Petunjuk Tehnis Pemeriksa an Psikotropika dan Narkotika tanggal 3 April 2000 Nomor : HK. 00-06.6.01133 1 berkas Untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya Jakarta 14 Agustus 2000 Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan Kepala Bagian Tata Usaha ttd Sachuri Abdurasjad, SH NIP. 140073344

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPKES. R.I. Nomor: HK. 00.06.6.01133 Tentang PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Jalan Percetakan Negara No. 23 JAKARTA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor; HK. 00.06.6-01133 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Menimbang Mengingat : : bahwa Sebagai Pelaksanaan lebih lanjut diktum ketiga Keputusan Menteri kesehatan Nomor 1173/Menkes/SK/X/1998 tentang Penunjukan laboratorium Pemerksaan Psikotropika dan Narkotika perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Oat dan Makanan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemeriksaan Psikotropika dan Narkotika. 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495). 2. Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3671). 3. Undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika. (Lembaran Negara Tatum 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3698). 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 173/Menkes/SK/X/1998 tentang Penunjukan Laboratorium Pemeriksaan Psikotropika dan Narkotika. menetapkan : MEMUTUSKAN Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPATEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA. Kedua : Petunjuk teknis Sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama tercantum dalam lampiran Keputusan ini. Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku Sejak tanggal ditetapkan dengan catatan akan diadakan perubahan Sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan.

DITETAPKAN DI : JAKARTA PADA TANGGAL : 3APRIL2000 DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DRS. H. SAMPURNO, MBA NIP. 140 087 747 Tembusan Kepada Yth 1. Ketua Mahkamah Agung RI. 2. Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI 3. Jaksa Agung RI. 4. Kepala Kepolisian RI 5. Menteri Kesehatan RI 6. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Departemen Keuangan RI 7. Para Eselon I di lingkungan Depkes RI 8. Para Kepala Kantor Wilayah Depkes RI di seluruh Indonesia 9. Para Kepala Kantor Dinas Kesehatan Dat I. di seluruh Indonesia 10. Pusat Laboratorium Forensik Polri di Jakarta 11. Laboratorium Forensik POLRI Cabang Medan di Sumatera Utara 12. Laboratorium Forensik POLRI Cabang Palembang di Sumatera Selatan 13. Laboratorium Forensik POLRI Cabang Semarang di Jawa Tengah 14. Laboratorium Forensik POLRI Cabang Surabaya di Jawa Timur 15. Laboratorium Forensik POLRI Cabang Balik Papan di Kalimantan Timur 16. Laboratorium Forensik POLRI Cabang Denpasar di Bali 17. Laboratorium Forensik POLRI Cabang Makasar di Sulawesi Selatan 18. Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan di seluruh Indonesia. ttd

LAMPIRAN Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor : HK. 00.06.6.01133 Tanggal: 3 April 2000 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA I. PENDAHULUAN Dalam Undang-undang Psikotropika dan Undang-undang Narkotika diterangkan bahwa psikotropika dan narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingann pelayanan kesehatan dan atau pengembangan ilmu pengetahuan. Namun pada kenyataannya, Sering ditemukan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika dan narkotika Peredaran gelap psikotropika dan narkotika adalah Setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak dan melawan hukum yang merupakan tindak pidana Dalam proses penyidikan tindak pidana tersebut diperlukan pemerksaan laboratorium Laboratorium yang dapat melakukan Pemeriksaan psikotropika dan narkotika telah ditelapkan dalam keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1173/Menkes/SK/X11998. Mengingat perkara psikotropika dan narkotika merupakan perkara yang harus didahulukan dari perkara lain, laboratorium dituntut untuk dapat melaksanakan pemerksaan dengan cepat dengan hasil yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk ini perlu Suatu petunjuk tehnis pelaksanaan II. III. IV. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan petunjuk teknis ini ialah tersedianya pedoman yang seragam bagi Laboratorium Pemeriksaan Psikotropika dan Narkotika Tujuan petunjuk teknis ini ialah agar Laboratorium yang berwenang melakukan pemerksaan psikotropika dan narkotika mendapatkan hasil yang benar dan dapat dipetanggungjawabkan secara ilmiah. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi Pemeriksaan secara laboratorium terhadap contoh Psikotropika dan Narkotika bagi kepentingan penyidikan PENGERTIAN 1. Laboratorium pemeriksaan psikotropika dan narkotika adalah laboratorium di lingkungan Depatemen Kesehatan dan POLRI yang telah ditunjuk dengan Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1173/Menkes/SK/X/1998 tentang Penunjukan Laboratorium Pemerksaan Psikotropika dan narkotika Sebagai Laboratorium yang berwenang melakukan pemeriksaan psikotropika dan narkotika selanjutnya disebut laboratorium 2. Psikotropika adalah zat atau obat. baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh seleklif pada Susunan said pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. 3. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dan tanaman atau bahan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. 4. Pemeriksaan adalah pengujian laboratorium terhadap contoh psikotropika dan narkotika 5. Contoh adalah sampel atau Sebagian barang bukti, yang disisihkan oleh penyidik untuk diuji di laboratorium. 6. Catatan Pengujian dan Lampiran Catatan Pengujian adalah catatan asli yang ditulis oleh penguji merupakan hasil pengamatan pengujian yang berisi bila meliputi identitas contoh, data pengujian dan kesimpulan 7. Laporan Pengujian adalah hasil akhir dari pengujian Laboratorium.

V. PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN 1. Penerimaan Contoh. a. Contoh yang diterima ch laboratorium harus dalam keadaan tersegel b. Pembukaan Segel disertai berita acara yang ditanda tangani oleh petugas yang ditunjuk dan 2 (dua) orang-saksi terdiri dari pembawa contoh dan staf laboratorium pengujian psikotropika dan narkotika, pada sisi kiri atas agar ditulis Pro justitia. c. Setiap contoh yang diterima harus dicatat, antara lain mengenai : tanggal penerimaan, nomor dan tanggal Surat pengantar, nama dan alamat pengirim, nama contoh atau dugaan, jumlah dan kondisi contoh, nama jelas pembawa contoh dan parafnya, nama jelas penerima contoh dan parafnya d. Pembawa contoh diberi tanda terima, yang dibuat rangkap 2 (dua) pada kertas berkarbon, asli diberikan kepada pengirim contoh tembusan disimpan di laboratorium: 2. Penanganan Contoh. a. Masing-masing contoh harus Segera diberi identitas atau nomor kode laboratorium yang jelas. b. Penanganan contoh Sejak diterima hingga penyimpanan harus diatur mengikuti Suatu Sistem dokumentasi yang tertib untuk menjamin stabilitas dan kerahasiaannya c. Sisa contoh yang telah selesai diuji dapat dikembalikan ke pengirim contoh. disertai berita acara. 3. Pelaksanaan Pengujian. a. Contoh yang diterima di laboratorium Setelah melalui proses administrasi harus Segera diuji. b. Untuk pengujian identifikasi sekurang-kurangnya digunakan 2 (dua) metode yang berbeda. c. Sebagai pustaka digunakan buku Metode Pengujian Kualitatif terhadap Psikotropika dan buku Metode Pengujian Kualitatif terhadap Narkotika yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. d. Selain metode yang terdapat dalam pustaka tersebut di atas, dapat Pula digunakan metode resmi lainnya atau metode lain yang telah divalidasi. e. Metode dan Prosedur yang digunakan di laboratorium harus tertulis dan didokumentasikan. 4. Pelaporan Hasil Pengujian a. Hasil pengamatan pengujian harus ditulis secara lansung da n teliti ke dalam lembar Catatan Pengujian dan Lampiran Catatan Pengujian menggunakan tinta, tidak boleh menggunakan pensil. b. Apabila terdapat salah penulisan dalam Catatan Pengujian dan Lampiran Catatan pengujian tidak boleh dihapus, cukup dicoret dan ditulis perbaikannya serta diparat. c. Data yang tercantum dalam Catatan Pengujian dan Lampiran Catatan Pengujian ditelaah dengan seksama, untuk kemudian dibuat Laporan Pengujian. d. Laporan Pengujian harus berisi informasi antara lain sebagai berikut : (1) Nama dan alamat Laboratorium (2) Nomor Laporan Pengujian (3) Nama contoh atau dugaan (4) Nomor kode contoh (5) Nama dan alamat pengirim contoh (6) Nomor dan tanggal surat pengantar/permintaan pengujian (7) Tanggal penerimaan contoh (8) Kemasan (9) Hasil pengujian (a) Apabila hasil pengujian Positif. Psikotropika, narkotika atau zat lain agar ditulis dalam nama umum/generik dan atau nama kimia serta penggolongannya seperti yang tercantum dalam undang-undang.

(b) Apabila hasil pengujian negatif, agar disebutkan Psikotropika dan narkotika yang telah diuji. (10) Metode/Pustaka (11) Kesimpulan (12) Tanda tangan Kepala Laboratorium atau orang yang ditunjuk. (13) Tanggal diterbitkannya Laporan Pengujian (14) Pernyataan bahwa Laporan Pengujian tidak boleh digandakan tanpa seijin Laboratorium (15) Nomor halaman dan jumlah halaman (16) Keterangan lain yang diperlukan e. Dalam Laporan Pengujian tidak boleh ada coretan maupun koreksi. f. Pelaporan hasil pengujian harus disertai berita acara. 5. Penyimpanan Dokumen Pengujian Dokumen pengujian terdiri dari surat pengantar/permintaan pengujian. tembusan atau salinan Laporan Pengujian, Catatan Pengujian dan Lampiran Catatan Pengujian supaya disatukan dan disimpan dengan tertib agar mampu telusur selama 2 (dua) tahun bagi contoh yang hasiinya negatif (tidak mengnadung Psikotropika dan narkotika). dan 5 (lima) tahun bagi contoh yang hasilnya Positif (mengandung Psikotropika dan narkotika). VI. PENUTUP Laboratorium agar senantiasa menerapkan Cara Berlaboratorium yang baik. Hal-hal yang belum jelas dan belum diatur di dalam Perunjuk Teknis ini akan ditetapkan Kepala Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Rl. DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN ttd DRS. H. SAMPURNO, MBA. NIP 140 087 747