PEDOMAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN

Transkripsi

1 PEDOMAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN I. PENDAHULUAN Benih unggul bermutu merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan pembangunan perkebunan, untuk itu ketersediaan benih unggul bermutu secara berkesinambungan harus tetap dijaga. Kebutuhan akan benih unggul bermutu semakin meningkat dari tahun ke tahun, tidak hanya terbatas untuk pemenuhan Program Revitalisasi, tetapi juga untuk Program Perkembangan Perkebunan melalui APBN/APBD dan swadaya petani. Luas areal perkebunan di Indonesia sampai dengan tahun ,8 juta ha sebagian besar (+ 65%) adalah perkebunan rakyat yang masih menggunakan benih asalan dengan produktivitas rendah. Ketersediaan benih bermutu untuk kebutuhan dalam negeri selama ini belum memadai sehingga benih impor masih diperlukan disamping upaya meningkatkan peran industri perbenihan perkebunan dalam negeri yang produktif dan berdaya saing tinggi. Benih-benih yang diimpor tersebut harus benih bina sehingga dapat menjamin tersedianya benih bina secara berkesinambungan dan meningkatkan tersedianya bahan baku industri benih. Permohonan izin pemasukan dan pengeluaran benih mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT,140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih. Sedangkan persyaratan benih yang akan dimasukkan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan. Selanjutnya setelah mendapat pembebasan dari Karantina Tumbuhan setempat, benih harus diuji terlebih dahulu oleh UPTD/IP2MB/BP2MB Perkebunan setempat untuk menjamin mutu dimaksud sebelum diedarkan ke pengguna. Rekomendasi penerimaan, penundaan dan penolakan izin pemasukan dan pengeluaran benih tanaman perkebunan dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Perkebunan. Terkait dengan hal tersebut maka perlu Pedoman Pemasukan dan Pengeluaran Benih Tanaman Perkebunan sebagai acuan bagi masyarakat perbenihan/perkebunan dalam melaksanakan pemasukan dan pengeluaran benih dari/ke luar negeri, sehingga 1) Masuknya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dapat dicegah; 2) Menjamin ketersediaan benih secara berkesinambungan; 3) Menumbuhkembangkan industri benih dalam negeri; 4) Menjamin tersedianya bahan baku industri benih. II. PENGERTIAN PENGERTIAN 1. Izin pemasukan benih adalah surat keterangan tertulis berisikan hak yang diberikan oleh Menteri Pertanian atau pejabat yang ditunjuk kepada perorangan, badan hukum atau instansi Pemerintah untuk dapat melakukan kegiatan pemasukan benih tanaman. 2. Izin pengeluaran benih adalah surat keterangan tertulis berisikan hak yang diberikan oleh Menteri Pertanian atau pejabat yang ditunjuk kepada perorangan, badan hukum atau instansi Pemerintah untuk dapat melakukan kegiatan pengeluaran benih tanaman. PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 1

2 3. Pemasukan benih adalah serangkaian kegiatan untuk memasukan benih tanaman dari luar negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia. 4. Pengeluaran benih adalah serangkaian kegiatan untuk mengeluarkan benih tanaman dari wilayah negara Republik Indonesia. 5. Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakan tanaman. 6. Benih bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas, yang produksi dan peredarannya diawasi. III. DASAR HUKUM Dasar hukum yang melandasi izin pemasukan dan pengeluaran benih perkebunan adalah : 1. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan. 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 38/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih. 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 39/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina. IV KETENTUAN PEMASUKAN BENIH 1. Penyelenggara dan Pemohon Pemasukan Benih a. Yang berwenang menyelenggarakan dan memberikan izin pemasukan benih tanaman perkebunan adalah Menteri Pertanian. Dalam pelaksanaannya Menteri Pertanian melimpahkan kewenangannya kepada Direktur Jenderal Perkebunan. b. Pemasukan benih dapat dilakukan oleh perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah. 2. Persyaratan Benih yang dimasukkan kedalam wilayah Negara Republik Indonesia harus memenuhi standar mutu benih bina yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian, apabila standar mutu benih bina belum ditetapkan maka Direktur Jenderal Perkebunan memberikan izin pemasukan benih didasarkan pada standar mutu benih kerabat terdekat.. Disamping itu pemasukkan benih juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Benih tersebut belum ada atau belum cukup tersedia atau belum dapat diselenggarakan perbanyakannya di dalam negeri atau tidak efisien diproduksi di Indonesia. Mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan. Disertai keterangan mengenai identitas benih. 3. Tata Cara Pemasukan Benih a. Pemohon wajib mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Kepala Pusat Perizinan dan Investasi Departemen Pertanian rangkap 2 dengan menggunakan formulir Model 1 (lampiran 1 dengan dilengkapi keterangan mengenai : Nama, alamat dan pekerjaan pemohon serta bentuk usahanya. PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 2

3 Nama jenis (jenis tanaman) yang diajukan. Nama varietas/klon/hibrida. Bentuk dan jumlah benih bina yang diajukan. Perlakuan fisik atau kimia yang diberikan. Negara tempat asal benih dan nama produsen/pengolah benih Nama, alamat dan pekerjaan pengirim benih. Tempat pemasukan dan tujuan pemasukkan benih b. Pusat Perizinan dan Investasi setelah memeriksa permohonan beserta kelengkapan persyaratannya paling lambat 3 (tiga) hari, menyampaikan surat permohonan izin bagi yang telah memenuhi syarat kepada Direktur Jenderal Perkebunan. c. Direktur Jenderal Perkebunan setelah menerima permohonan, memberikan jawaban yaitu menerima, menunda atau menolak permohonan tersebut paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja. d. Apabila setelah diteliti semua persyaratan telah terpenuhi dan benar serta tidak ada keberatan secara teknis, maka Direktur Jenderal Perkebunan menerbitkan izin pemasukkan benih dalam bentuk keputusan seperti Formulir Model 2 (lampiran 2). Penomoran dan pengarsipannya serta penyampaiannya kepada pemohon dilaksanakan oleh Pusat Perizinan dan Investasi, sesuai dengan surat edaran Menteri Pertanian Nomor 141/TU.210/A/2/07 tanggal 20 Februari 2007 e. Apabila setelah diteliti ternyata persyaratan tidak lengkap, maka Kepala Pusat Perizinan dan Investasi memberitahukan kepada pemohon secara tertulis kekurangan persyaratan disertai penjelasan penundaan dengan formulir model 3 (lampiran 3).. Pemohon diberi kesempatan untuk melengkapinya dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja terhitung sejak pemberithuan. f. Permohonan ditolak apabila tidak melengkapi kekurangan persyaratan atau permohonan tidak benar atau adanya alasan teknis, maka Kepala Pusat Perizinan dan Investasi memberitahukan kepada pemohon dengan menggunakan formulir model -3 (lampiran 3). g. Surat izin pemasukan benih berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) bulan. 4, Pengawasan Benih Impor a. Perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang memasukkan benih berkewajiban : 1) Memiliki catatan/ data benih yang dimasukkan serta menyimpannya selama 1 (satu) tahun 2) Melaporkan jumlah benih yang dimasukkan apabila diminta oleh instansi yang berwenang. 3) Menerima kedatangan dan memberikan keterangan yang diperlukan oleh pengawas benih atau petugas perbenihan lainnya. 4) Bertanggung jawab atas kebenaran mutu benih bina yang dimasukkannya. b. Setiap benih asal impor harus didukung dengan dokumen yang menyatakan keabsahan sekaligus memuat keterangan mutu benih yang bersangkutan dari negara asal. PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 3

4 c. Pada saat benih tiba ditempat pemasukan, pemohon wajib menyerahkan keputusan Direktur Jenderal Perkebunan tentang izin pemasukan benih beserta benihnya kepada petugas Karantina Tumbuhan setempat untuk dikenakan tindakan karantina. d. Perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang memasukkan benih selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak pemasukan benih melaporkan pemasukan benih tersebut kepada Direktorat Jenderal Perkebunan.dan BP2MB/IP2MB/UPTD yang menangani pengawasan mutu benih perkebunan setempat dengan tembusan kepada Kepala Pusat Perizinan dan Investasi Departemen Pertanian. e. Sebelum diedarkan kelompok benih tersebut harus dilakukan pengujian ulang oleh BP2MB Bun/IP2MB/UPTD yang menangani pengawasan mutu benih perkebunan setempat dan melakukan relabeling sesuai prosedur yang telah ditetapkan.. f. Benih asal impor baru dapat diedarkan setelah mendapat rekomendasi dari Direktur Jenderal Perkebunan atau Kepala Dinas yang membidangi Perkebunan berdasarkan laporan hasil pemeriksaan oleh Balai Karantina Tumbuhan dan rekomendasi BP2MB Bun/UPTD yang menangani pengawasan mutu benih perkebunan bahwa benih tersebut mempunyai syarat untuk diedarkan. 5. Pencabutan Izin Pemasukan Benih a. Izin pemasukan benih dapat dicabut apabila : 1. Pemegang izin tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan izin; 2. Tidak mengikuti peraturan perundang-undangan dibidang karantina tumbuhan; 3. Memindahkan izin kepada pihak lain; 4. Menimbulkan gangguan dan ketertiban umum; 5. Jangka waktu izin telah habis; 6. Izin dikembalikan oleh pemegang kepada pejabat yang berwenang (Direktur Jenderal Perkebunan) b. Pencabutan dilakukan setelah diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 2 (dua) kali selama selang waktu 1 (satu) minggu dan tidak mengindahkan peringatan. c. Keputusan pencabutan izin diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan sesuai model 4 (lampiran 4) 6. Pemberian sanksi/hukuman bagi yang dengan sengaja memasukkan benih kedalam wilayah Negara Republik Indonesia tanpa izin dikenakan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp ,- (dua ratus lima puluh juta rupiah). Sedangkan karena kelalaian memasukkan benih tanpa izin dikenakan pidana kurungan paling lama 12 bulan atau denda paling banyak Rp ,- (lima puluh juta rupiah). V KETENTUAN PENGELUARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN 1. Penyelenggara dan Pemohon Pengeluaran Benih a. Yang berwenang menyelenggarakan dan memberikan izin pengeluaran benih tanaman perkebunan adalah Menteri Pertanian. Dalam pelaksanaannya Menteri Pertanian melimpahkan kewenangannya kepada Direktur Jenderal Perkebunan. PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 4

5 b. Pengeluaran benih dapat dilakukan oleh perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah. 2. Persyaratan Benih yang dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesi harus memenuhi standar mutu benih bina atau yang ditentukan oleh negara tujuan. Untuk jenis tanaman tertentu harus berupa hibrida. Disamping itu pengeluaran benih hanya dapat dilakukan apabila : - Kebutuhan benih bina didalam negeri telah terpenuhi - Produksi benih khusus diperuntukan bagi keperluan ekspor. - Tidak mengganggu kelestarian plasma nutfah. - Mengikuti peraturan perundang-undangan dibidang karantina. 3. Tata Cara Pengeluaran Benih a. Pemohon wajib mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Kepala Pusat Perizinan dan Investasi Departemen Pertanian sesuai formulir model 5 (lampiran 5), yang dilengkapi keterangan mengenai : 1). Nama alamat dan pekerjaan pemohon serta bentuk usahanya. 2). Nama jenis (jenis tanaman) 3). Nama varietas/klon/hibrida 4). Bentuk dan jumlah benih yang diajukan 5). Perlakuan fisik atau kimia yang diberikan 6). Nama produsen /pengolah benih 7). Negara tujuan 8). Nama alamat dan pekerjaan penerima 9). Tempat pengeluaran dan tujuan pengeluaran benih bina. b. Pusat Perizinan dan Investasi setelah memeriksa permohonan beserta kelengkapan persyaratan selanjutnya menyampaikan permohonan tersebut kepada Direktur Jenderal Perkebunan paling lambat 3 (tiga) hari setelah permohonan diterima.. c. Direktur Jenderal Perkebunan memberikan jawaban yaitu menerima, menunda atau menolak permohonan tersebut paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah permohonan diterima. d. Apabila setelah diteliti semua persyaratan telah terpenuhi dan benar serta tidak ada keberatan secara teknis, maka Direktur Jenderal Perkebunan menerbitkan izin pengeluaran benih dalam bentuk keputusan seperti Formulir Model 6 (lampiran 6). Penomoran dan pengarsipannya serta penyampaiannya kepada pemohon dilaksanakan oleh Pusat Perizinan dan Investasi, sesuai dengan surat edaran Menteri Pertanian Nomor 141/TU.210/A/2/07 tanggal 20 Februari 2007 e. Apabila setelah diteliti ternyata persyaratan tidak lengkap, maka Pusat Perizinan dan Investasi memberitahukan kepada pemohon secara tertulis kekurangan persyaratan serta disertai penjelasan penundaan sesuai dengan model formulir model 7. (lampiran 7). Pemohon diberi kesempatan untuk melengkapinya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak pemberitahuan. PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 5

6 f. Permohonan ditolak apabila tidak melengkapi kekurangan persyaratan atau permohonan tidak benar atau adanya alasan teknis, maka Kepala Pusat Perizinan dan Investasi memberitahukan kepada pemohon dengan menggunakan formulir model -7 (lampiran 7). g. Surat izin pengeluaran benih berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) bulan. 4. Pengawasan Benih Ekspor a. Perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang mengeluarkan benih berkewajiban : b. Setiap benih yang dikeluarkan harus didukung dengan dokumen yang menyatakan keabsahan sekaligus memuat keterangan mutu benih yang bersangkutan dari negara asal. c. Pemohon wajib menyerahkan Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan tentang izin pengeluaran benih beserta benihnya kepada petugas Karantina Tumbuhan ditempat pengeluaran. 1) Memiliki catatan/ data benih yang dimasukkan serta menyimpannya selama 1 (satu) tahun 2) Melaporkan realisasi jumlah benih yang dikeluarkan paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah benih dikeluarkan kepada Direktur Jenderal Perkebunan dengan tembusan kepada Kepala Pusat Perizinan dan Investasi. 3) Menerima kedatangan dan memberikan keterangan yang diperlukan oleh pengawas benih atau petugas perbenihan lainnya. 4) Bertanggung jawab atas kebenaran mutu benih yang dikeluarkan. 5. Pencabutan Izin Pengeluaran Benih a. Izin pengeluaran benih dapat dicabut apabila : 1) Pemegang izin tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan izin; 2) Tidak mengikuti peraturan perundang-undangan dibidang karantina tumbuhan; 3) Memindahkan izin kepada pihak lain; 4) Menimbulkan gangguan dan ketertiban umum; 5) Jangka waktu izin telah habis; 6) Izin dikembalikan oleh pemegang kepada pejabat yang berwenang (Direktur Jenderal Perkebunan) b. Pencabutan dilakukan setelah diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 2 (dua) kali dama selang waktu 1 (satu) minggu dan tidak mengindahkan peringatan. c. Keputusan pencabutan izin diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan sesuai model 8 (lampiran 8) 6. Pemberian sanksi/hukuman bagi yang dengan sengaja mengeluarkan benih kedalam wilayah Negara Republik Indonesia tanpa izin dikenakan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp ,- (dua ratus lima puluh juta rupiah). Sedangkan karena kelalaian memasukkan benih tanpa izin dikenakan pidana kurungan paling lama 12 bulan atau denda paling banyak Rp ,- (lima puluh juta rupiah). PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 6

7 VI PENUTUP Pedoman pemasukan dan pengeluaran benih tanaman perkebunan diharapkan dapat menjamin peningkatan tersedianya bahan tanaman yang bermutu sehingga meningkatkan produktivitas hasil tanaman perkebunan; serta dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor bahan tanaman. Pedoman pemasukan dan pengeluaran benih tanaman perkebunan kiranya merupakan acuan bagi seluruh pihak yang berwenang dan terkait serta masyarakat demi keberhasilan pembangunan di daerah. PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 7

8 DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 38/Permentan/OT.140/8/2006 TANGGAL : 31 Agustus 2006 NO. KODE NAMA FORMULIR DITANDA TANGANI OLEH 1 Formulir Model 1 Surat Permohonan Izin Pemasukan Benih ke dalam Wilayah Negara Pemohon Republik Indonesia. 2 Formulir Model 2 Keputusan Pemberian Izin Pemasukan Benih ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. 3 Formulir Model 3 Surat Penolakan/ Penundaan Izin Pemasukan Benih ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. 4 Formulir Model 4 Keputusan Pencabutan Izin Pemasukan Benih ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. 5 Formulir Model 5 Surat Permohonan Izin Pengeluaran Benih dari Wilayah Negara Republik Indonesia. 6 Formulir Model 6 Keputusan Pemberian Izin Pengeluaran Benih dari Wilayah Negara Republik Indonesia. 7 Formulir Model 7 Surat Penolakan/Penundaan Izin Pengeluaran Benih dari Wilayah Negara Republik Indonesia. 8 Formulir Model 8 Keputusan Pencabutan Izin Pengeluaran Benih dari Wilayah Negara Republik Indonesia. Direktur Jenderal Perkebunan. Direktur Jenderal Perkebunan Direktur Jenderal Perkebunan Pemohon Direktur Jenderal Perkebunan Direktur Jenderal Perkebunan Direktur Jenderal Perkebunan MENTERI PERTANIAN, ANTON APRIYANTONO PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 8

9 Lampiran A Form Model-1 Nomor :... Lampiran : Kepada Yth. Perihal : Pemohonan Izin Kepala Pusat Perizinan dan Investasi Pemasukkan Benih di - Ke Dalam Wilayah JAKARTA Negara R.I. Dengan ini kami : 1. N a m a : Alamat : Bentuk usaha : perorangan/ badan hukum /instansi pemerintah *) 4. N P W P :... mengajukan permohonan izin untuk memasukkan benih kedalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk kepentingan penelitian, khususnya pemuliaan/bukan untuk penelitian *), dengan kejelasan sebagai berikut : a. Jenis tanaman/spesies :... b. Varietas/Klom/Hibrida :... c. Bentuk benih :... d. Banyaknya benih :... e. Perlakuan fisik/kimia :... f. Negara/ tempat asal benih di produksi :... g. Nama Produsen/pengolahan benih :... h. Negara pengirim :... i. Nama pengirim :... j. Alamat pengirim :... k.... l. Pekerjaan pengirim :... m. Tempat pemasukkan :... n. Tujuan penggunaan benih :... Demikian disampaikan, atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih. Nama dan Tanda tangan pemohon Jabatan Cap Materai (Nama terang) Tembusan disampaikan Kepada Yth. 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian (sebagai laporan); 3. Direktur Jenderal Perkebunan; 4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; 5. Kepala Badan Karantina Pertanian; 6. Ketua Badan Benih Nasional; 7. Kepala BP2MB Bun/IP2MB Bun/UPTD yang membidangi Perkebunan; KETERANGAN : *) Coret yang tidak perlu PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 9

10 Lampiran B Form Model -2 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR : TENTANG PEMBERIAN IZIN PEMASUKKAN BENIH KEDALANM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 38/Permentan/OT.140/8/2006 telah ditetapkan Pemasukkan dan Pengeluaran Benih; b. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 8 Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 38/Permentan/OT.140/8/2006 dipandang perlu memberikan izin pemasukkan benih; Mengingat : 1. Undang-undang; 2. Peraturan Pemerintah; 3. Peraturan Presiden/ Keputusan Presiden; 4. Peraturan Menteri Pertanian/Keputusan Menteri Pertanian (tentang izin produksi benih, izin pemasukkan benih dan pengeluaran benih); M E M U T U S K A N Menetapakan : KESATU : Memberikan izin untuk memasukkan benih tanaman... Kepada : a. N a m a : b. Alamat : c. Bentuk usaha : perorangan/badan hukum /instansii pemerintah *). d. N P W P : e. Jenis tanaman : f. Varietas/Klom/Hibrida : g. Bentuk benih : h. Banyaknya benih : i. Perlakuan fisik kimia : j. Negara/ tempat asal benih diproduksi : k. Negara pengirim : l. Nama pengirim : m. Alamat pengirim : n. Pekerjaan pengirim : o. Tempat pemasukkan : p. Tujuan penggunaan benih : KEDUA : Benih... sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU dipergunakan untuk penelitian/ bukan untuk penelitian dan harus memenuhi standar mutu benih yang telah/ aka ditetapkan oleh Menteri Pertanian. PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 10

11 KETIGA KEEMPAT : Pemasukkan benih sebagaimana dimaksud DIKTUM KESATU harus mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan. : Izin sebagaimana dimaksud DIKTUM KESATU diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan, dan selama jangka waktu tersebut pemegang izin harus memasukkan seluruh benih yang diizinkan kedalam wilayah Negara Republik Indonesia dan harus melaporkan kepada Kepala Pusat Perizinan dan Investasi. KELIMA : Izin sebagaimana dimaksud DIKTUM KESATU dicabut apabila : a. Tidak melakukan ketentuan dimaksud DIKTUM KEDUA dan DIKTUM KETIGA ; b. Melakukan ketiatan yang dapat menimbulkan gangguan ketertiban umum;; c. memindahkan izin kepada pihak lain; KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal... DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN,... NIP. Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian (sebagai laporan) 3. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 4. Direktur Jenderal Perkebunan; 5. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; 6. Kepala Badan Karantina Pertanian; 7. Ketua Badan Benih Nasional; 8. Kepala BP2MB Bun/IP2MB Bun/UPTD yang membidangi Perkebunan; 9. Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/ Kota yang membidangi Perkebunan; KETERANGAN : *) Coret yang tidak perlu PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 11

12 Lampiran C Form Model-3 Jakarta, Nomor : Kepada Yth. Lampiran :... Perihal : Penolakan/penundaan *)... Izin Pemasukan Benih di - Kedalam wilayah Negara... Rupublik Indonesia. Sehubungan dengan surat Saudara Nomor... Tanggal... perihal permohonan izin pemasukkan benih... dengan ini beritahukan sesuai dengan Pasal 20 dan Pasal 21 Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 37/Permentan/OT.140/8/2006 tentang pemasukkan dan pengeluaran benih, permohonan Saudara ditolah/ ditunda *) dengan alasan : a.... ; b.... ; c.... ; d.... ; e.... ; Saran/ Arahan : Demikian disampaikan agar menjadi maklum. DIRKTUR JENDERAL PERKEBUNAN,... NIP. Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian (sebagai laporan); 3. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 4. Direktur Jenderal Perkebunan; 5. Kepala Badan LITBANG Pertanian; 6. Kepala Badan Karantina Pertanian; 7. Ketua Badan Benih Nasional; 8. Kepala BP2MB Bun/IP2MB Bun/UPTD yang membidangi Perkebunan; 9. Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/ Kota yang membidangi Perkebunan; KETERANGAN : *) Coret yang tidak perlu PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 12

13 Lampiran D Form Model -4 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR : TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN IZIN PEMASUKAN BENIH DARI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 37/Permentan/OT.140/8/2006 telah ditetapkan Izin Pemasukkan dan Pengeluaran Benih. c. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 24 Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 37/Permentan/OT.140/8/2006 dipandang perlu mencabut Keputusan izin pemasukan benih. Mengingat : 1. Undang-undang; 2. Peraturan Pemerintah; 3. Peraturan Presiden/ Keputusan Presiden; 4. Peraturan Menteri Pertanian/ Keputusan Menteri Pertanian (tentang izin produksi benih, izin pemasukkan benih dan pengeluaran benih); Memperhatikan : Surat Saudara/ Direktur PT/ Instansi Pemerintah Nomor :... tanggal... ; M E M U T U S K A N Menetapakan : KESATU : Keputusan tentang pencabutan keputusan izin pemasukkan benih tanaman... kedalam wilayah Negara Republik Indonesia kepada : a. N a m a : b. Alamat : c. Bentuk usaha : perorangan/badan hukum /instansi pemerintah *). d. N P W P : e. Jenis tanaman : f. Varietas/Klom/Hibrida : g. Bentuk benih : h. Banyaknya benih : i. Perlakuan fisik kimia : j. Negara tempat asal benih di produksi : k. Negara pengirim : l. Nama pengirim : m. Alamat pengirim : n. Pekerjaan pengirim : o. Tempat pemasukan benih : p. Tujuan penggunaan benih : KEDUA : Izin sebagaimana dimaksud DIKTUM KESATU dicabut apabila : PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 13

14 a. Tidak melaksanakan ketentuan dimaksud DIKTUM KEDUA dan DIKTUM KETIGA; b. Melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan ketertiban umum; c. Memindahkan izin kepada pihak lain; KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal... DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN, NIP.... Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian (sebagai laporan); 3. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 4. Direktur Jenderal Perkebunan; 5. Kepala Badan LITBANG Pertanian; 6. Kepala Badan Karantina Pertanian; 7. Ketua Badan Benih Nasional; 8. Kepala BP2MB Bun/IP2MB Bun/UPTD yang membidangi Perkebunan; 9. Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/ Kota yang membidangi Perkebunan; KETERANGAN : *) Coret yang tidak perlu PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 14

15 Lampiran E Form Model Nomor : Kepada Yth. Lampiran : Kepala Pusat Perizinan dan Perihal : Pemohonan Izin Investasi Pengeluarann Benih di- Dari Wilayah Negara R.I. J A K A R T A. Dengan ini kami : 1. N a m a : Alamat : Pekerjaan :...(perorangan) 4. Bentuk Usaha : perorangan/ badan hukum/ Instansi pemerintah *) 5. N P W P :... Mengajukan permohonan izin untuk mengeluarkan benih bina dari wilayah Negara Republik Indonesia, dengan kejelasan sebagai berikut : a. Jenis tanamana/spesies :... b. Varietas/Klom/Hibrida :... c. Bentuk benih :... d. Banyaknya benih :... e. Perlakuan fisik kimia :... f. Nama Produsen /pengolah benih :... g. Negara tujuan :... h. Nama penerima :... i. Alamat penerima :... j. Tempat pengeluaran :... k. Tujuan pengeluaran benih :... Demikian disampaikan dan atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih. Nama dan Tanda tangan pemohon, Jabatan Cap Materai (Nama terang) Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian (sebagai laporan); 3. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 4. Direktur Jenderal Perkebunan; 5. Kepala Badan LITBANG Pertanian; 6. Kepala Badan Karantina Pertanian; 7. Ketua Badan Benih Nasional; 8. Kepala BP2MB Bun/IP2MB Bun/UPTD yang membidangi Perkebunan; 9. Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/ Kota yang membidangi Perkebunan; KETERANGAN : *) Coret yang tidak perlu PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 15

16 Lampiran F Form Model - 6 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR : TENTANG PEMBERI IZIN PENGELUARAN BENIH... DARI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 37/Permentan/OT.140/8/2006 telah ditetapkan Izin Pemasukkan dan Pengeluaran Benih. d. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 27 ayat (2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 37/Permentan/OT.140/8/2006 dipandang perlu memberikan izin pengeluaran benih. Mengingat : 1. Undang-undang; 5. Peraturan Pemerintah; 6. Peraturan Presiden/ Keputusan Presiden; 7. Peraturan Menteri Pertanian/ Keputusan Menteri Pertanian (tentang izin produksi benih, izin pemasukkan benih dan pengeluaran benih); Memperhatikan : Surat Saudara/ Direktur PT/ Instansi Pemerintah Nomor :... tanggal... ; M E M U T U S K A N Menetapakan : KESATU : Memberikan izin untuk mengeluarkan benih tanaman... kepada : a. N a m a : b. Alamat : c. Bentuk usaha : perorangan/ badan hukum/ instansi pemerintah *). d. N P W P : e. Jenis tanaman/spesies : f. Varietas/Klom/Hibrida : g. Bentuk benih : h. Banyaknya benih : i. Perlakuan fisik kimia : j. Negara produksen/ pengolah benih : k. Negara tujuan : l. Nama penerima : m. Alamat : n. Tempat pengeluaran : p. Tujuan pengeluaran benih : KEDUA : Izin sebagaimana dimaksud DIKTUM KESATU di berikan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak ditanda tangani Keputusan ini, dan dalam jangka waktu tersebut pemegang izin harus selesai mengeluarkan seluruh benih yang diizinkan dari wilayah Negara Republik Indonesia; PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 16

17 KETIGA : Pengeluaran benih sebagaimana dimaksud DIKTUM KESATU harus mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan. KEEMPAT : Izin pengeluaran benih sebagaimana dimaksud DIKTUM KESATU dicabut apabila : a. Melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan ketertiban umum; b. Tidak mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan; c. Memindahkan izin kepada pihak lain; KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal... DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN, NIP.... Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian (sebagai laporan); 3. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 4. Direktur Jenderal Perkebunan; 5. Kepala Badan LITBANG Pertanian; 6. Kepala Badan Karantina Pertanian; 7. Ketua Badan Benih Nasional; 8. Kepala BP2MB Bun/IP2MB Bun/UPTD yang membidangi Perkebunan; 9. Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/ Kota yang membidangi Perkebunan; KETERANGAN : yang tidak perlu *) Coret PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 17

18 Lampiran G Form Model - 7 Nomor : Kepada Yth. Lampiran :... Perihal : Penolakan/Penundaan *)... Izin Pengeluaran Benih di - ke Dalam Wilayah Negara... Rupublik Indonesia. Jakarta, Sehubungan dengan surat Saudara Nomor... tanggal... perihal permohonan izin pengeluaran benih... dengan ini beritahukan sesuai dengan Pasal 33 dan Pasal 34 Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 37/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pemasukkan dan Pengeluaran Benih, permohonan Saudara ditolah/ ditunda *) dengan alasan : a.... b.... c.... d.... e.... Saran/ Arahan : Demikian disampaikan, agar menjadi maklum. DIRKTUR JENDERAL PERKEBUNAN,... NIP. Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian (sebagai laporan); 3. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 4. Direktur Jenderal Perkebunan; 5. Kepala Badan LITBANG Pertanian; 6. Kepala Badan Karantina Pertanian; 7. Ketua Badan Benih Nasional; 8. Kepala BP2MB Bun/IP2MB Bun/UPTD yang membidangi Perkebunan; 9. Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/ Kota yang membidangi Perkebunan; KETERANGAN : yang tidak perlu *) Coret PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 18

19 Lampiran H Form Model - 8 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR : TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN IZIN PENGELUARAN BENIH DARI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 37/Permentan/OT.140/8/2006 telah ditetapkan Pemasukkan dan Pengeluaran Benih. e. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 37 Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 37/Permentan/OT.140/8/2006 dipandang perlu mencabut Keputusan izin pengeluaran benih. Mengingat : 1. Undang-undang; 8. Peraturan Pemerintah; 9. Peraturan Presiden/ Keputusan Presiden; 10. Peraturan Menteri Pertanian/ Keputusan Menteri Pertanian (tentang izin produksi benih, izin pemasukkan benih dan pengeluaran benih); Memperhatikan : Surat Saudara/ Direktur PT/ Instansi Pemerintah Nomor :... tanggal... ; M E M U T U S K A N Menetapakan : KESATU : Keputusan tentang pencabutan keputusan izin pengeluaran benih tanaman... dari wilayah Negara Republik Indonesia kepada : a. N a m a : b. Alamat : c. Bentuk usaha : perorangan/ badan hukum/ instansi pemerintah *). d. N P W P : e. Jenis tanaman/spesies : f. Varietas/Klom/Hibrida : g. Bentuk benih : h. Banyaknya benih : i. Perlakuan fisik kimia : j. Negara /tempat asal benih di produksi : k. Negara pengirim : l. Nama pengirim : m. Alamat pengirim : n. Pekerjaan pengirim : o. Tempat pengeluaran : p. Tujuan penggunaan benih : KEDUA : Izin sebagaimana dimaksud DIKTUM KESATU dicabut apabila : PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 19

20 a. Tidak melaksanakan ketentuan dimaksud DIKTUM KEDUA dan DIKTUM KETIGA; b. Melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan ketertiban umum; c. Memindahkan izin kepada pihak lain; KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal... DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN, NIP.... Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian (sebagai laporan); 3. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 4. Direktur Jenderal Perkebunan; 5. Kepala Badan LITBANG Pertanian; 6. Kepala Badan Karantina Pertanian; 7. Ketua Badan Benih Nasional; 8. Kepala BP2MB Bun/IP2MB Bun/UPTD yang membidangi Perkebunan; 9. Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/ Kota yang membidangi Perkebunan; KETERANGAN : *) Coret yang tidak perlu PEDOMAN-EKSPOR IMPOR BENIH.doc/793/RH 20