MENGUJI INSTING PEMIMPIN MELALUI RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN PADA DIKLAT KEPEMMPINAN POLA BARU

dokumen-dokumen yang mirip
Tata Saji. 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll

PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2014

PEMBEKALAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016

OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV. BADAN DIKLAT DIY

KESIAPAN APARTUR DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd.

MEMAHAMI SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT III (PER KA LAN NOMOR 12 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

PERAN MENTOR & COACH PADA PROYEK PERUBAHAN DIKLATPIM IV

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

DIKLAT KEPEMIMPINAN POLA BARU, APA, BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DAN TANTANGANNYA

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

Merancang Proyek Perubahan

MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT II (PER KA LAN NOMOR 11 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

PANDUAN PELAKSANAAN TAKING OWNERSHIP (BREAKTHROUGH II) Diklatpim I Lembaga Administrasi Negara RI

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XXII TAHUN 2015

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT IV (PER KA LAN NOMOR 13 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

TAKING OWNERSHIP (BREAKTHROUGH 1) COACHING AND COUNCELLING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

Pusdiklat Spimnas Bidang Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara

PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

laboratorium kepemimpinan dan ; 5) tahap evaluasi. Masingmasing tahap tersebut memiliki tujuan khusus dalam membekali peserta.

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN LXIX TAHUN 2016

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III BADAN DIKLAT DIY LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

Latar Belakang. Manfaat

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN: DEFINISI DAN KONSEP (DISERTAI TEKNIK PENYUSUNAN VISI

PANDUAN PELAKSANAAN LABORATORIUM KEPEMIMPINAN (BREAKTHROUGH 2) DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

Abstrak. Kata Kunci : Sistem perencanaan pembangunan, Proyek Perubahan, area perubahan, program kegiatan, dan indikator kinerja

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

OVERVIEW INTEGRITAS DAN WASBANG DIKLATPIM TINGKAT II

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

2013, No.1188 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT II

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan serta Perubahan Dalam Organisasi oleh : sunarto *

2 Pusdiklat SPIMNAS Bidang Kepemimpinan

Oleh: Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si

DIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

PROYEK PERUBAHAN PADA DIKLAT PIM IV POLA BARU

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

L A P O R A N K I N E R J A

MELAHIRKAN PEMIMPIN PERUBAHAN MELALUI DIKLAT KEPEMIMPINAN

Disampaikan oleh: Wan H Manihuruk, M.SI

Alamat blog: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA - RI

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

AGENDA DIAGNOSTIC READING PADA DIKLAT PIM POLA BARU. Oleh: Rahmat Domu, S.Pd. M.Si

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

Kepala Lembaga Administrasi Negara. Dr. Adi Suryanto, M.Si

PROYEK, MANAJEMEN DAN MANAJEMEN PROYEK. 1. Proyek Pengertian Perkembangan proyek 2. Manajemen Pengertian Fungsi-fungsi manajemen 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

ekonomi Kelas X MANAJEMEN K-13 A. Pengertian Manajemen Tujuan Pembelajaran

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT I

PENJELASAN PROYEK PERUBAHAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

Peran Mentor Dalam Proses Percepatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara di BMKG

TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

2016, No Kewidyaiswaraan Substansi Diklat Kepemimpinan Tingkat IV tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu untuk diubah; d. ba

MATERI 5 DIMENSI-DIMENSI DAN FUNGSI ADMINISTRASI

PENATAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT TAHUNAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN METODE STAIR PATTERN PADA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PEMALANG

2017, No Program Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 928); 5. Peratur

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

Menyongsong Kurikulum Diklat Aparatur Pola Baru

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandangan masyarakat yang berkaitan dengan PNS (Pegawai Negeri Sipil)

DIAGNOSTIK READING DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II, III, DAN IV

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PENGARAHAN PROGRAM DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

BAHAN AJAR MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem elektronis di era globalisasi saat ini. Peralihan ke sistem elektronis ini

Transkripsi:

MENGUJI INSTING PEMIMPIN MELALUI RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN PADA DIKLAT KEPEMMPINAN POLA BARU Oleh : Novi Hery Yono ABSTRAK Bentuk kepemimpinan dari tahun ke tahun berubah sesuai dengan kebutuhan jaman, saat ini masyarakat lebih menyukai sosok pemimpin yang populer, yang dekat dengan masyarakat, mampu mencari solusi dengan cepat, serta cenderung spontan dan langsung terjun ke masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan. tuntutan ini sesuai dengan tujuan diklat kepemimpinan pola baru yaitu mendidik peserta diklat untuk mampu merancang dan mengimplementasikan sebuah proyek perubahan / inovasi sesuai dengan kebutuhan organisasi secara tepat. Kemampuan peserta diklat menggunakan nalurinya untuk memilih permasalahan organisasi saat ini yang terkait dengan fungsi dan kewenangannya. serta mampu menggunakan teknik analisis yang tepat untuk mencari sumber permasalahan akan memudahkan dalam penyusunan rancangan proyek perubahan yang terukur dan realistis untuk diselesaikan selama off kampus (60 hari kerja). Kata kunci : insting, pemimpin, rancangan proyek perubahan I. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini muncul sosok-sosok pemimpin yang dianggap sesuai dengan kebutuhan masyarakat indonesia saat ini yaitu : sederhana, spontan, merakyat, kerja cepat demi perubahan dan penuh inovasi. Sebut saja Ridwan Kamil, walikota Bandung, tri rismaharini, walikota surabaya serta yang lebih fenomenal adalah joko widodo, presiden republik indonesia ke 8. Mereke lebih terkenal dengan kebijakan yang spontan sesuai dengan keadaan lapangan dibandingkan dari hasil rapat yang berjamjam atau berbulan-bulan. Untuk mendukung model kepemimpinan yang seperti ini, perlu juga di ikuti pola pikir yang sama oleh pejabat-pejabat yang duduk di jajaran eselon 2, 3 dan 4 agar dapat bertindak sesuai dengan instruksi pucuk pimpinan dengan semangat inovatif, serta tetap berorientasi pada pelayanan masyarakat yang bermutu tinggi. Pola diklat kepemimpinan pola baru ini merubah paradikma pola lama yang hanya sebatas membekali peserta diklat dengan kompetensi strategis untuk eselon II, kompetensi taktikal untuk eselon III serta kompetensi operasional unuk eselon IV menjadi peserta diklat dapat mengembangkan kompetensi kepemimpinannya melalui sebuah proyek perubahan yang waktunya sangat dibatasi hanya 60 hari, yang kita sebut sebagai laboratorium kepemimpinan. Perubahan ini sangat signifikan, dimana pada diklat kepemimpinan pola lama, peserta hanya dituntut untuk membuat proposal tanpa harus diuji aplikasinya pada kegiatan nyata, sedangkan diklat pola baru, peserta diwajibkan membuat sebuah proyek perubahan yang inovatif dan aplikatif sesuai dengan kebutuhan organisasi dan dibatasi pada kewenangannya. Karena inovasi proyek perubahan yang sifatnya sangat terbatas baik dari segi waktu maupun kewenangan maka dibutuhkan sebuah kompetensi yang mumpuni dari peserta diklat untuk 1

menentukan sebuah judul rancangan proyek perubahan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Sesuai dengan isu strategis saat ini b. Sesuai dengan area kewenangannya c. Realistis (Dapat selesai dalam waktu 60 hari kerja) d. Dapat di kembangkan untuk jangka panjang II. Tujuan Penulisan Penulis bertujuan untuk menguraikan bagaimana pengaruh antara insting / naluri pemimpin dengan kemampuan analisa yang baik dalam proses penentuan rancangan proyek perubahan pada diklat kepemimpinan pola baru. III. Tipe Pemimpin yang diiinginkan Berbagai macam pengertian tentang kepemimpinan berkembang sesuai dengan kebutuhan jaman, jika dahulu ahil filsafat dan sosial seperti Plato membagi kepemimpinan dalam 3 hal yaitu : 1. Ahli filsafat, negarawan yang memerintah republik dengan penalaran dan keadilan 2. Militer, untuk mempertahankan negara dan pelaksana kebijakan 3. Pedagang, menyediakan kebutuhan material penduduk. Berbeda dengan Conway, membagi dalam tiga kepemimpinan masyarakat sebagai berikut : 1. Crowd-Compller, Membakar semangat para pengikut dengan pandanganpandangannya 2. Crowd Exponent, Merasakan dan Mengekspresikan apa yang menjadi keinginan masyarakat 3. Crowd-representative, hanya dengan bermodalkan suaranya saja ia membentuk pendapat dari rakyatnya. Conway sangat dipengaruhi oleh Le Bon ( 1987 ) yang menggambarkan peminpin masyarakat sebagai pelaksana (man of action) yang sangat meyakinkan, yang memiliki keyakinan sangat kuat dan secara sungguh-sungguh menolak semua penalaran dari luar diri dan memaksa massa untuk mengikutinya. Kalau menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirono mengartikan kepemimpinan merupakan kepribadian seseorang yang menyebabkan seseorang atau kelompok lain menjadi bergerak ke arah tujuan-tujuan tertentu. Jika dilihat dari pengertian kepemimpinan diatas, dapat dilihat bahwa keberhasilan seorang pemimpin sebagian besar disebabkan oleh kepribadian atau sering juga disebut sebagai bakat pemimpin. Lebih jauh ada yang mendefinisakan kepemimpinan adalah sebuah seni. Seni dalam mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan sesuai dengan keinginan sang pemimpin. Jika kita hubungkan dengan diklat kepemimpinan pola baru yang saat ini diselenggarakan oleh Pusdiklat Migas, maka tipe model kepemimpinan diatas sangat sesuai dengan tujuan yang ingin di capai oleh diklat kepemimpinan pola baru yaitu Mengembangkan kompetensi kepemimpinan pada pejabat struktural yang akan berperan dalam melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing masing. Artinya, seorang perserta diklat sudah harus mempunyai bakat ataupun kompetensi dasar sebagai pemimpin, karena tujuan utama diklat kepemimpinan pola baru bukannya membentuk seorang pemimpin, tetapi lebih tinggi lagi yaitu mengembangkan kompetensi kepemipinan sesuai dengan era modern yang berorientasi pada pelayanan masyarakat yang inovatif. 2

IV. Merancang proyek perubahan dengan mengkombinasikan antara insting dan teknik analisa yang tepat. Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti penyelenggaraan diklat Kepemimpinan pola baru tingkat III dan IV dalam 2 tahun terakhir, terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara peserta diklat yang memilih judul proyek perubahan menggunakan insting dengan peserta diklat yang terbiasa menggunakan sebuah metode analisa pemecahan masalah dalam menentukan judul proyek perubahan yang diambil. Sebenarnya kombinasi keduanya akan memudahkan peserta diklat dalam menyusun rancangan maupun implementasi proyek perubahan selama off campus. Jika dilihat dari proses penyelenggaraan diklat kepemimpinan pola baru, terbagi atas 5 tahap yaitu : 1. Diagnosa kebutuhan perubahan organisasi Tahap ini peserta dibekali dengan kemampuan mendiagnosa organisasi sehingga mampu mengidentifikasi area dari program organisasi yang perlu di reformasi. Outputnya berupa penentuan area dari organisasi yang akan mengalami perubahan. Waktu nya cukup singkat yaitu 6 hari di kelas, dengan materi diagnosa organisasi (Diagnostic Reading) hanya 18 jp. Pada tahapan ini peserta harus sudah mendapatkan gambaran, kira-kira permasalahan apa yang akan diselesaikan secara inovatif untuk dikomunikasikan kepada stakeholder nya terutama mendapat persetujan dari mentor. 2. Taking Ownership (Breaktrough I) Tahap ini peserta kembali ke tempat bekerja untuk mengkomunikasikan dan mendapatkan persetujuan terkait dengan topik permasalahan yang akan diselesaikan melalui proyek perubahan. Waktu yang diberikan selama 5 hari kerja. 3. Merancang perubahan dan Membangun Tim Tahap ini peserta dibekali dengan cara menyusun proyek perubahan serta membangun tim yang efektif. Waktu yang diberikan 14 hari kerja di dalam kelas. 4. Laboratorium Kepemimpinan (Breaktrugh II) Tahap ini peserta akan kembali ke tempat kerja untuk menerapkan dan menguji kapasitas kepemimpinannya. Waktu yang diberkan adalah 60 hari kerja. 5. Tahap Evaluasi Tahap ini peserta melakukan seminar implementasi proyek perubahan. Peserta yang berhasil mengimplementasikan akan dinyatakan kompeten dan lulus. Jika di lihat dari Agenda mata diklat terbagi atas lima agenda yaitu : 1. Agenda Penguasaan Diri 2. Agenda Diagnosa Perubahan (Diagnostic Reading) 3. Agenda Inovasi 4. Agenda Tim Efektif 5. Agenda Proyek Perubahan Kelima agenda tersebut diatas merupakan kegiatan yang berurutan dan saling mempengaruhi dalam upaya menentukan proyek perubahan. Jika digambarkan dalam sebuah alur proses sebagai berikut : 3

Gambar 4.1. Alur Proses Mata Diklat Agenda Pembelajaran Dari gambar diatas diperlihatkan bahwa agenda penguasaan diri merupakan sebuah landasan untuk menentukan proyek perubahan yang akan diambil, dengan didukung oleh teknik mendiagnosa organisasi yang tepat, cara-cara yang inovatif serta mengerahkan tm secara efektif dalam batas waktu yang ditentukan untuk menghasilkan proyek perubahan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Lalu, bagaimanakah cara membedakan pemimpin yang menggunakan insting dengan yang menggunakan analisis ketika menentukan proyek perubahan?? Sebenarnya hal ini akan sangat terlihat ketika ujian seminar rancangan proyek perubahan, dimana para penguji akan menanyakan beberapa hal sebagai berikut : a. Mengapa saudara memilih judul itu? b. Dampak apa yang akan dirasakan oleh organisasi jika proyek perubahan tersebut diimplementasikan? c. Apakah saudara yakin para stakeholder akan mendukung rancangan proyek perubahan tersebut? d. Apakah waktu selama 60 hari cukup untuk mengimplementasikan proyek perubahan? e. Apakah ada target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dari proyek perubahan saudara? Pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya sebagian kecil dari usaha penguji untuk memastikan bahwa proyek perubahan yang diambil merupakan hasil dari diagnosis secara akurat sesuai dengan keadaan organisasi saat ini dan keadaan organisasi yang diinginkan. Walaupun peserta diklat dituntut untuk cepat dan tepat menentukan area proyek perubahan dalam waktu yang singkat tetapi harus juga menggunakan salah satu metoda analisis yang ilmiah. Untuk itu disarankan agar peserta diklat menggunkan sebuah metode yang sangat umum digunakan yaitu model sistem terbuka Model ini mengarahkan peserta untuk menemukan sumber masalah yang sebenarnya, sehingga mampu menemukan inovasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. 4

Gambar. 4.2 Flow proses penentuan alternatif solusi Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa output / hasil yang diinginkan adalah beberapa alternatif solusi / beberapa judul proyek perubahan, dimana alternatif solusi tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Sesuai dengan isu strategis saat ini 2. Sesuai dengan area kewenangannya 3. Realistis (Dapat selesai dalam waktu 60 hari kerja) 4. Dapat di kembangkan untuk jangka panjang Ketepatan dalam penentuan alternatif solusi sangat dipengaruhi oleh bagaimana peserta diklat dapat melakukan identifikasi terhadap seluruh informasi (g ejala dan analisis) yang terjadi dalam organisasi. Ketika ditanya terkait dengan permasalahan yang terjadi diorganisasi, rata-rata peserta diklat dengan kemampuan insting kepemimpinannya dapat menyebutkan beberapa permasalahan yang ada.tetapi ketika ditanya terkait : Masalah mana yang paling penting bagi organisasi yang harus diselesaikan? Apa yang menyebabkan permasalahan tersebut? Mengapa masalah tersebut terjadi? Kapan masalah tersebut ada? Dimana masalah tersebut timbul? Bagaimana cara menyelesaikannya? Maka dengan modal insting atau naluriah saja tidak akan mampu menjawab semua pertanyaan diatas dengan cepat dan akurat, sehingga perlu adanya sebuah analisa yang mampu menjawab pertanyaan diatas. Jika biasanya seorang pemimpin / peserta diklat dalam melaksanakan sebuah kegiatan atau untuk mencapai target kinerja kegiatan menggunakan pola input, proses, output sehingga dihasilkan sebuah outcome dan berdampak pada value organisasi. Kondisi Ideal Kondisi Saat Ini Gambar 4.3 Metode sistem terbuka 5

Seadangkan analisa yang digunakan untuk mencari sumber permasalahan dari permasalahan yang ada maka digunakan sistem terbalik dengan melihat terlebih dalulu value organisasi yang terdampak, outcome, output, proses maupun input sepeti pada tabel di bawah ini : Jabatan : Permasalahan : Fungsi : Kondisi Saat Ini Tabel 4.1 Alat bantu identifikasi sumber permasalahan organisasi Unit Kerja / Instansi Kondisi Ideal Nilai-nilai organisasi VALUE Nilai-nilai organisasi Manfaat OUTCOME Manfaat Hasil Kegiatan OUTPUT Hasil Kegiatan POAC PROSES POAC 6M + I + E + T INPUT 6M + I + E + T Dengan bantuan tabel diatas maka akan dapat ditemukan sumber permasalahan dan juga apa manfaat jika permasalahan tersebut dapat diatasi. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis ketika menggunakan tabel diatas selama pembelajaran / penyusunan rancangan proyek perubahan, maka ciri-ciri sumber permasalahan sebagai berikut : a. Value Jika permasalahan terletak dari value / nilai-nilai organisasi maka : Output kegiatan sudah ada dan dapat dirasakan kemanfaatannya, tetapi tidak memberikan dampak pada keberhasilan pencapaian visi misi organisasi. Butuh usaha seluruh organisasi untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan value. Sulit ntuk diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari. b. Outcome Output kegiatan ada tetapi tidak ada kemanfaatannya bagi organisasi Output disusun hanya untuk memenuhi target kegiatan tanpa melihat filosofi hasil yang diinginkan Hasil kegiatan secara kualitas tidak meningkat Butuh dukungan dari berbagai stakeholder untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan outcome c. Output Kegiatan dilakukan tapi tidak pernah menghasilkan output, misalnya tidak pernah dibuat laporan kegiatan Kegiatan baru sehingga belum ada outputnya d. Proses (POAC) Planning Kegiatan dilakukan tanpa adanya planning. Organizing Tidak pernah melibatkan seluruh stakeholder ketika proses menjalankan sebuah kegiatan Actuating 6

Rencana yang telah disusun tidak pernah dilaksanakan sebagaimana mestinya. Controlling Fungsi pengawasan dan evaluasi tidak pernah dilaksanakan sehingga kegiatan berjalan tanpa arah. e. Input ( 6M + I + E + T) Man Sumber daya manusia tidak mencukupi secara kualitas dan kuantitas dalam menjalankan kegiatan tersebut Money Tidak tersedianya anggaran yang mencukupi. Material Tidak tersedianya bahan baku yang cukup Machine Tidak tersedianya peralatan / sarana yang mencukupi Methods Tidak ada prosedur / panduan / pedoman dalam melaksanakan kegiatan tersebut Market Tidak adanya pasar yang akan menggunakan hasil kegiatan / produk. Informasi Tidak tersedianya informasi yang mencukupi Environment Tidak adanya dukungan dari lingkungan kerja. Technology Tidak adanya sistem / software yang mempermudah pelaksanaan kegiatan tersebut Dari beberapa kemungkinan penyebab permasalahan tersebut diatas maka akan mempermudah peserta diklat dalam menentukan titik mana yang akan di reformasi / di rubah dengan menggunakan sebuah proyek perubahan. Selain itu peserta akan lebih mudah dalam menyusun milestone jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang dengan menggunakan tabel tersebut. V. Kesimpulan 1. Pemimpin yang diinginkan oleh masyarakat saat ini adalah yang mampu melihat permasalahan dengan tepat, melakukan perbaikan dengan cepat melalui sebuah analisa yang akurat. 2. Kemampuan mendiagnosa permasalahan dalam organisasi sangat dipengaruhi oleh insting / naluri seorang pemimpin. 3. Sedangkan kemampuan menentukan sumber permasalahan dengan tepat harus menggunakan sebuah metode analisis yang ilmiah agar dapat dipertanggungjawabkan ketika seminar rancangan proyek perubahan. 4. Kombinasi antara insting dan kemampuan analisa seorang peserta diklat akan mempermudah dalam proses penyusunan rancangan dan seminar rancangan proyek perubahan. 5. Diklat kepemimpinan pola baru mengajarkan peserta diklat untuk menjadi pemimpin yang mampu melakukan inovasi berdasarkan fungis dan kewenangannya sesuai kebutuhan organisasi. 7

VII. Daftar Pustaka 1. Ardhi Ridwansyah. 2013. Leadhership 3.0 Seni kepemimpinan horizontal untuk semua orang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2. Indonesia, LAN-RI, Perkalan no 12 tahun 2013. Pedoman penyelanggaraan diklat pimpinan tingkat III 3. Indonesia, LAN-RI, Perkalan no 13 tahun 2013. Pedoman penyelanggaraan diklat pimpinan tingkat IV 4. James M. Kouzes dan Barry Z. Posner. The Leadership Challenge. Jakarta : Erlangga 5. Prajudi Atmosudirdjo. 1979. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Jakarta 6. Sarloto wirawan sarmono. 2006. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta. Rajawali Pers 8