Keluarga Berencana & Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluarga Berencana (KB)

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

sedang berkembang setelah India. Hasil pencacahan lengkap sensus 2015, penduduk Indonesia berjumlah 254,9 juta jiwa. Menurut proyeksi yang dilakukan

MATERI PENYEGARAN KADER

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pengelolaan Kebidanan Komunitas, terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

PELAYANAN KESEHATAN DASAR

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat :

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

VISI Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun MISI Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU. Manjilala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2010 antara lain jumlah penduduk indonesia adalah

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

PEMBAHASAN HASIL SURVEI KADARZI DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat bersama dengan kader dalam pembangunan kesehatan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR RIWAYAT HIDUP... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010).

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PONDOK KESEHATAN DESA DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia tentang bahaya pertumbuhan penduduk yang besar dan cepat

Transkripsi:

Keluarga Berencana & Kesehatan Dr.Budiman Chandra

Keluarga Berencana Introduksi & Kesehatan Definisi Keluarga Berencana atau Family Planning menurut WHO An Expert Committe (1974) adalah usaha menolong individu atau pasangan antara lain untuk : 1. Mencegah terjadinya kelahiran yang tidak dikehendaki atau sebaliknya bagi pasangan yang menginginkan anak. 2. Mengatur interval waktu kehamilan. 3. Mengontrol waktu kelahiran berhubungan dengan usia orang tua. 4. Menentukan jumlah anak dalam keluarga Ruang lingkup dari program Keluarga Berencana yang modern tidak hanya sebatas pada definisi tetapi juga melaksanakan program sterilisasi,pendidikan sek, screening test pada kelainan patologis sistem reproduksi, konsultasi sebelum dan sesudah perkawinan,mengajar masyarakat cara meningkatkan ekonomi dan gizi keluarga dan kegiatan lain. 2

Gambaran Jumlah Penduduk Dunia Tahun 1000-2000 Tabel 1. Jumlah Penduduk Dunia Berdasarkan Tahun Tahun Jumlah(Juta) 1000 250 1600 500 1800 1000 1930 2000 1960 3000 1970 3600 1975 3967 2000 6200 Grafik 1 : Jumlah Pertambahan Penduduk Dunia Tahun 1000-2000 3

Di Indonesia pelaksanaan program keluarga berencana diawali dibentuknya suatu struktur organisasi pada tahun 1970 berdasarkan Keppres no. 8, 1970. dan direvisi dengan Keppres no. 33/1972. dan Keppres no. 38/1978, menjadi suatu organisasi Non Departemen yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sebagai negara yang sedang berkembang masalah pertambahan penduduk menjadi perhatian penting dan perlu adanya penanganan khusus agar tidak terjadi ledakan penamabahan penduduk karena berdasarkan sensus pada tahun 1961, 1971 dan, 1980, jumlah penduduk Indonesia dari 97.085.348, 119.208.229 menjadi 147.490.298. orang bila tidak ada usaha mnekan laju pertambahan penduduk maka diperkirakan pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia akan menjadi tiga kali lipat atau hanpir mencapai 500 juta orang. Pelaksanaan program keluarga berencana di Indonesia ternyata berhasil menekan laju pertambahan penduduk dimana berdasarkan sensus tahun 2001 jumlah penduduuk Indonesia hanya berjumlah 208,313,000 orang dengan tingkat laju pertambahan penduduk sekitar 1,8-2,0% pertahun. Dalam pelaksananaan dilapangan program keluarga ternyata tidak dapat berdiri sendiri dan bersifat lintas sektor melibatkan berbagai instansi pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat nasional maupun internasional,khususnya dengan bidang kesehatan merupakan suatu mitra kerja yang utama dimana keluarga berencana dan kesehatan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 4

Grafik 2. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 1961-2001 Crude Death Rate dan Crude Live Birth Rate Merupakan angka kematian dan kelahiran hidup per 1000 penduduk dalam waktu satu tahun, khususnya di negara yang sedang berkembang angka-angka ini dapat dipakai sebagai yardstick atau alat pengukur untuk kegiatan program keluarga berencana serta status kesehatan masyarakat suatu negara. Pelaksanaan dari program KB dan perbaikan status kesehatan masyarakat Indonesia selama kurang lebih 30 tahun dapat dilihat pada tabel dan grafik CDR & CLBR Indonesia 1970-2001 dibawah ini: 5

Tabel 2. CDR & CLBR Indonesia 1970-2001 Per 1000 Penduduk T a h u n per 1000 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2001 CDR 18.7 16,7 12,5 11,2 9.7 7,5 7.3 7.2 CLBR 43,8 40,2 35,4 32,7 30,3 23,6 22,0 21,7 Sumber :Seamic Health Statistics,Tokyo,2002 Grafik 3. Trend penurunan dari angka Crude Death Rate dan Crude Live Birth Rate dari tahun 1970 sampai 2001 terjadi dalam waktu bersamaan dan berjalan sejajar yang menunjukkan keberhasilan dalam program menekan laju pertambahan penduduk diiringi dengan perbaikan status kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat terjadi oleh sebab adanya keterpaduan program antara kegiatan keluarga berencana dan usaha kesehatan primer di desa maupun di kecamatan di seluruh pelosok Indonesia yang sering disebut sebagai Program KB-KES. 6

Hubungan Program Keluarga Berencana dengan Kesehatan Keterpaduan adalah penyatuan/penyerasian yang dinamis antara kegiatan dan program keluarga berencama dengan program kesehatan dan paling sedikit ada dua program yang saling mendukung dalam mencapal suatu tujuan serta sasaran yang telah disepakati bersama.,berkembang secara dinamis dari tahap awal ke tahap lebih lanjut dan menjadi program - program bersama berupa program Keluarga Berencana dan program kesehatan KIA, Imunisasi, Gizi serta penanggulangan penyakit menular seperti diare dan lain-lain dengan koordinasi dan bantuan pemerintahan serta partisipasi aktif dari masyarakat setempat dengan tujuan akhir yaitu Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Diagram 1. Keterpaduan Kegiatan KB - Kes Pemerintah Daerah/Masyarakat Keluarga Berencana Kegiatan Kesehatan BKKBN Dinas Kes Wilayah Kerja Petugas Populasi Program Sarana Pelatihan Penelitian Penyuluhan Target Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera 7

Keterpaduan Pelayanan Kesehatan dan KB Dalam kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Keliling atau Posyandu, seorang ibu hamil yang datang untuk PNC (Prenatal Care) selain dilakukan pemeriksaan hamil, pemberian vaksinasi (Tetanus Toxoid) pemberian tablet besi dan juga akan memperoleh penyuluhán mengenai KB tentang manfaat bagi si ibu menunda kehamilan yang akan datang agar di ibu dapat beristirahat dan menjaga kesehatan diri serta dapat mengasuh anak yang dilahirkan dengan baik dengan cara memberikan ASI secara terus menerus sampai anak berumur satu tahun atau menggunakan metoda Kontrasepsi yang paling sesuai seperti yang telah dianjurkan oleh petugas medis. Dalam hal ini, secara tidak langsung telah terjadi dan dilakukan penyatuan program kegiatan Primary Health Care berupa KIA, Imunisasi, Gizi dan Keluarga berencana. Tujuan Keterpaduan KB-Kesehatan Tujuan keterpaduan KB-Kesehatan adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi dan balita serta angka kelahiran, dalam rangka mempercepat terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Aspek Keterpaduan dalam Wilayah / Lokasi Kerja Pada wilayah binaan Puskesmas terdapat Puskesmas Pembantu, Posyandu yang melayani ibu,bayi dan balita yang berkunjung,selain diberikan pelayanan dan penyuluhan kesehatan pada ibu, pemberian imunisasi kepada bayi dapat juga diberikan penyuluhan tentang manfaat mengikuti program KB. Pada tempat dan waktu yang bersamaaan terjadi penyatuan kegiatan dua program dalam satu lokasi untuk pencapaian tujuan bersama yakni penurunan angka kelahiran, kematian bayi dan balita. 8

Aspek Keterpaduan dalam Tenaga Petugas. a. Seorang Bidan Desa dapat memberikan sekaligus kegiatan penyuluhan KB dan periksa hamil, pemberian imumnisasi Tetanus Toxoid pada ibu, pengobatan lain seperti diare dengan oralit dan penimbangan balita. b. Seorang petugas imumnisasi lapangan dapat memberikan penyuluhan KB, dan nasehat tentang perawatan anak, gizi, pada saat melakukan tugas vaksinisasi di lapangan/desa. c Seorang PLKB dalam kegiatan di lapangan selain memberikan penyuluhan KB dapat juga sekaligus memberikan penyuluhan tentang hal hal lain seperti pertanian, kesehatan dan koperasi. Aspek Keterpaduan Dalam Target Populasi Sasaran utama keterpaduan dari program tersebut adalah sekelompok masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan penanganan khusus seperti : a. Bayi (usia antar 0-1 tahun) b. Balita (usia antara 1-4 tahun) c. Ibu sedang hamil, ibu melahirkan dan menyusui d. Wanita PUS (Pasangan Usia Subur) Dengan tujuan utama bersama: Semua balita ditimbang setiap bulan, dan hasil timbangannya dicatat di Kartu Menuju Sehat(KMS). Semua bayi disusui ibunya sampai usia 2 tahun atau lebih, dan mendapat makanan lain yang sesuai dengan kebutuhannya. Semua anak yang berumur 1 5 tahun mendapat 1 kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan. Semua anak yang menceret segera diberi minum larutan Gula Garam atau Larutan Oralit. Setiap ibu hamil dan ibu menyusui makan 1 2 piring makanan bergizi lebih banyak dan biasanya. Setiap ibu hamil minum 1 tablet Tambah Darah tiap bulan mulai usia kehamilan 7 9 bulan. Setiap pasangan usia subur mengerti dan mengikuti keluarga berencana. 9

Diagram 2. PROGRAM TERPADU KB - KES Target Populasi Balita (0-4 thn) Ibu Hamil /Menyusui PUS Penyuluhan Penyuluhan Penyuluhan Imumnisasi Periksa hamil Peserta KB aktif Penimbangan Imumnissi Konseling Gizi Pemberian Vit Penurunan Angka Kelahiran Kematian Ibu & anak Perbaikan gizi keluarga Keluarga Kecil Dua orang anak Bahagia & sejahtera NORMA KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA 10

MEKANISME PELENGGARAAN KETERPADUAN K8 - KES Pelaksanaan Keterpaduan KB - Kesehatan pada unumnya dilaksanakan pada tingkat Kesamatan dan Desa dimana sudah tersedia sarana prasarana baik untuk Keluarga Berencana naupun fasilitas kesehatan dan pada saat tertentu juga dilakukan oleh instansi lain seperti Program Bakti TNI Masuk Desa. Diagram 3. MEKANISME PENYELENGGARAAN Tingkat Kecamatan Unsur yang terlibat Tingkat Desa Unsur yang terlibat 1) Camat & Staf 1) Kepala Desa & Staf 2)Petugas Puskesmas 2) Kader kesehatan, 3)Petugas KB PPLKB& PLKB 3) PPKBD/Pos KB Desa 4)Petugas Tim Pembina LKMD 4) Guru UKS 5)Tim Penggerak PKK 5) Dukun bayi 6) Kelompok peserta KB 6) Kelompok peserta KB PERANAN DALAM PROGRAM KETERPADUAN KB-KESEHATAN 1) Camat & Staf Koordinator perencanaan, penggerakan, pengawasan, pengendalian dan penilaian pelaksanaan program Keterpaduan KB-Kesehatan. 2) Petugas Puskesmas. Membantu Camat sebagai koordinator dan berperan sebagai pimpinan dalam melakukan penggerakan, pengawasan, pengendalian dan penilaian pelaksanaan program keterpaduan KB-Kesehatan. 11

3) Petugas KB (PPLKB dan PLKB) Membantu Camat dalam melakukan perencanaan, penggerakan, pengawasan, pengendalian dan penilaian pelaksanaan program keterpaduan KB Kesehatan. 4) Tim Pembina LKMD Merumuskan dukungan sumberdaya dari sektor sektor yang terkait dalam pembinaan desa dan Koordinator bimbingan terhadap LKMD. 5) Tim Penggerak PKK. Dapat memberikan bantuan dana sarana dan menggerakkan anggota PKK dalam pelaksanaan program keterpaduan KB-Kesehatan. 6) Kepala Desa Lurah Koordinator penyelenggaraan program Keterpaduan KB-Kesehatan di Desa. 7) Kader Kesehatan Tenaga pelaksana program keterpaduan KB-Kesehatan di Desa. 8) PPKBD,KB Desa Wahana pelaksana program keterpaduan KB-Kesehatan di desa. 9) LKMD. Wahana dan pusat penggerakan partisipasi masyarakat dalam program keterpaduan KB-Kesehatan di desa. 10) Anggota PKK Tenaga pelaksana program keterpaduan KB-Kesehatan di Desa. No 7, 8 dan 10 merupakan Kader Pembangunan Desa (KPD) 12

MANFAAT KETERPADUAN KB-KESEHATAN Beberapa manfaat yang diperoleh dari Keterpaduan KB- Kesehatan: 1. Setiap program diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal walaupun sumber daya terbatas.namun diperoleh hasil bersama yang lebih baik. 2. Masyarakat memperoleh kemudahan pelayanan paripurna di satu kesempatan dan satu tempat sekaligus, sehingga tidak terjadi pemborosan waktu, dana dan tenaga. 3. Dicapai peningkatan hasil guna (efektivitas) dan daya guna (efisiensi) dari sumber daya (tenaga, dana dan sarana) pada pelaksnaan program. 4. Cakupan pelayanan dapat diperluas, sehingga mempercepat terwujudnya peningkatan derajat kesehatan ibu, bayi dan balita dan terwujudnya NKKBS. Hal ini dimungkinkan karena pelayanan yang lebih menyeluruh terhadap sasaran, penyuluhan yang lebih intensif dan makin tingginya frekwensi kontak untuk pemberian pengayoman kepada masyarakat Tanpa adanya keterpaduan ini, apalagi dalam situasi kekurangan tenaga, dana dan sarana program, sulit dicapai hasil yang diharapkan oleb masing-masing program. 13

Jenis Metoda Kontrasepsi Ada dua jenis metoda untuk mengatur dan mencegah terjadinya suatu kehamilan yaitu : 1.Temporary Methods a.behavioural Abstinence Coitus Interruptus Rhythm method(safe period) Natural Family Planning Methods b.chemical Foam Tablets Jellies,Pastes and Creams c.mechanical Condom Diaphragm and Cervical Cap Intra Uterine Devices Lippes Loop d.combined Mechanical and Chemical e.physiological(oral) Combined pill Sequential pill Micro-pill Slow release combinations Depo(Intramuscular) Implant(subcutaneus) f.post-conceptional Menstrual Regulation Menstrual Induction Abortion g.immunological Birth Control Vaccine 2.Permanent Methods Sterilization Vasectomy Tubectomy 14

Tabel 3. Persentase Kegagalan Berbagai Metoda Kontrasepsi Metoda Kontrasepsi Angka Kegagalan(%) None 80 Douche 31 Foam 25 Rhythm 20 Jelly 20 Coitus Interruptus 18 Diaphragm 15 Condom 12 IUD 2-5 Minipill 2-3 Sequential pill 0.5-1.4 Combined pill 0.005 0.7 Depo - (7.5)* Implant - (8.7)* Sandoz,Medical Time,July 1971 * Affandi & Samil.,Ujung Pandang,1985 Tabel 4.Penggunaan Metoda Kontrasepsi di Indonesia 2001 Metoda Persentase Oral 32.7 Injeksi 57.4 IUD 6.9 Kondom 0.8 Steril 1.8 Lain 0.4 Sumber : SEAMIC Health Statistics 2002 15