PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI Jln. Raya Bintuni No. 1 Bintuni Tlp. (0955) Papua Barat

dokumen-dokumen yang mirip
K a b u p a t e n T e l u k B i n t u n i

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran I.92 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan

Luas Baku Sawah camatan

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN KEEROM DISTRIK SKANTO KAMPUNG WULUKUBUN Jl. Poros Arso XIV Arso III telf... kode pos...

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAIMANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 15 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

2012, No di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah untuk penyelenggaraan otonomi

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL BUPATI BOVEN DIGOEL,

BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA

BUPATI RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KOTA TERPADU MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 9 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

BUPATI BOVEN DIGOEL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TELUK BINTUNI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

BUPATI KEEROM PERATURAN DARAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL BUPATI BOVEN DIGOEL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MAMBERAMO RAYA NOMOR: 900 / 019 /DIKPORA/2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI RAJA AMPAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 6 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAIMANA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN KAIMANA TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 6 TAHUN 2012

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

BUPATI WAROPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DISTRIK WONTI DAN DISTRIK SOYOI - MAMBAI DI KABUPATEN WAROPEN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ABSTRAKSI

UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 26 TAHUN 2002 (26/2002) 11 DESEMBER 2002 (JAKARTA) Sumber: LN 2002/129; TLN NO 4245

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 06 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 06 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN NABIRE NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DESA BUKIT BELAH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2003 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 06 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DESA NEREKEH KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL BUPATI BOVEN DIGOEL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

BUPATI BOVEN DIGOEL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DESA BOTUH LINTANG KECAMATAN KAPUAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KELURAHAN KOTA KOTAMOBAGU

Transkripsi:

SEHATI MENUJU BINTUNI BARU TELUK BINTUNI 2003 PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI Jln. Raya Bintuni No. 1 Bintuni Tlp. (0955) 31001 Papua Barat PERATURAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DISTRIK DI WILAYAH KABUPATEN TELUK BINTUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TELUK BINTUNI, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas serta memperpendek rentang kendali dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya pada Distrik Bintuni, Distrik Babo, Distrik Merdey, Distrik Aranday, Distrik Moskona Selatan dan Distrik Moskona Utara, dipandang perlu melakukan pembentukan/pemekaran Distrik; b. bahwa ketentuan Pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua dan Pasal 126 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mengakomodir pembentukan distrik dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah; c. bahwa pembentukan distrik di Wilayah Kabupaten Teluk Bintuni selain berpedoman pada Peraturan Pemerintah, memperhatikan pula kondisi sosial budaya, luas wilayah, potensi ekonomi dan aspirasi masyarakat; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a, huruf b dan huruf c di atas, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Teluk Bintuni. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907); 2. Undang undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151); 1

3. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4245); 4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1973 tentang Perubahan Nama Propinsi Irian Barat Menjadi Irian Jaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1973 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2977); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 233, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4036); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 11 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tentang Perubahan Nama Provinsi Irian Jaya Barat Menjadi Provinsi Papua Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4718); 2

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Bentuk Produk Hukum Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah. 17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman Organisasi Kecamatan. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI DAN BUPATI TELUK BINTUNI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DISTRIK DI WILAYAH KABUPATEN TELUK BINTUNI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Teluk Bintuni; 2. Bupati adalah Bupati Teluk Bintuni; 3. Pemerintah daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 4. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 5. Perangkat daerah adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan 3

pemerintahan daerah yang terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah dan lembaga teknis daerah, distrik dan kelurahan sesuai dengan kebutuhan daerah; 6. Pembentukan distrik adalah penambahan distrik baru melalui pembentukan/pemekaran dari distrik induk menjadi wilayah pemerintahan sendiri; 7. Distrik adalah wilayah kerja Kepala Distrik sebagai perangkat daerah kabupaten; 8. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah kabupaten di bawah distrik; 9. Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. BAB II PEMBENTUKAN DISTRIK Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Daerah ini diakomodir 10 (sepuluh) distrik yang telah ada sebelum ditetapkan Peraturan Daerah ini. (2) Distrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : 1. Distrik Bintuni 2. Distrik Babo 3. Distrik Merdey 4. Distrik Aranday 5. Dstirik Moskona Selatan 6. Distrik Moskona Utara 7. Distrik Tembuni; 8. Distrik Fafurwar; 9. Distrik Idoor; 10. Distrik Kuri. Pasal 3 Distrik Idoor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dirubah dan atau diganti nama menjadi Distrik Wamesa. Pasal 4 Distrik Bintuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kelurahan Bintuni Barat; 2. Kelurahan Bintuni Timur; 3. Kampung Beimes; 4. Kampung Iguriji; 5. Kampung Tuasai; 6. Kampung Wesiri; 7. Kampung Argosigemerai; 8. Kampung Masina. 4

Pasal 5 Distrik Babo (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Irarutu III; 2. Kampung Amutu; 3. Kampung Nusei; 4. Kampung Kasira; Pasal 6 Distrik Merdey (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Merdey; 2. Kampung Mogromus; 3. Kampung Meyom; 4. Kampung Morombuy; 5. Kampung Mekiesefeb; 6. Kampung Meryeb; 7. Kampung Meyejga; 8. Kampung Anajero; Pasal 7 Distrik Aranday (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Aranday; 2. Kampung Kecap; 3. Kampung Baru; 4. Kampung Manunggal Karya; Pasal 8 Distrik Moskona Selatan (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Jagiro; 2. Kampung Inggof; 3. Kampung Meyenda; 4. Kampung Rawara; 5. Kampung Barma Barat; Pasal 9 Distrik Moskona Utara (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Moyeba; 2. Kampung Merestim; 3. Kampung Mosum; 4. Kampung Inofina; Pasal 10 Distrik Tembuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Tembuni; 2 Kampung Araisum; 5

3. Kampung Mogoi Baru; 4. Kampung Bangun Mulya; Pasal 11 Distrik Fafurwar (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Fruata; 2. Kampung Riendo; 3. Kampung Maryedi; Pasal 12 Distrik Wamesa (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Idoor; 2. Kampung Yensei; 3. Kampung Yakati; 4. Kampung Mamuranu; Pasal 13 Distrik Kuri (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Sarbe; 2. Kampung Wagura; 3. Kampung Refideso; 4. Kampung Naramasa; 5. Kampung Obo; Pasal 14 (1) Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk distrik-distrik di Wilayah Kabupaten Teluk Bintuni. (2) Distrik-distrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : 1. Distrik Manimeri; 2. Distrik Tuhiba; 3. Distrik Dataran Beimes; 4. Distrik Sumuri; 5. Distrik Kaitaro; 6. Distrik Aroba; 7. Distrik Masyeta; 8. Distrik Biscoop; 9. Distrik Tomu; 10. Distrik Kamundan; 11. Distrik Weriagar; 12. Distrik Moskona Barat; 13. Distrik Meyado; 14. Distrik Moskona Timur. Pasal 15 Distrik Manimeri merupakan pemekaran dari Distrik Bintuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Bumi Saniari; 6

2. Kampung Banjar Ausoy; 3. KampungWaraitama; 4. Kampung Atibo Manimeri; 5. Kampung Pasamai; 6. Kampung Korano Jaya; Pasal 16 Distrik Tuhiba merupakan pemekaran dari Distrik Bintuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Tuhiba; 2. Kampung Tisaida; 3. Kampung Kucir; 4. Kampung Sibena Raya; 5. Kampung Sibena Permai; Pasal 17 Distrik Dataran Beimes merupakan pemekaran dari Distrik Bintuni (Induk), yang meliputi wilayah : 1 Kampung Horna; 2. Kampung Cumnaji; 3. Kampung Menci; 4. Kampung Sir; 5. Kampung Huss; 6. Kampung Ugdohop; Pasal 18 Distrik Sumuri merupakan pemekaran dari Distrik Babo (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Tofoi; 2. Kampung Tanah Merah; 3. Kampung Saengga; 4. Kampung Forada; 5. Kampung Materabu Jaya; Pasal 19 Distrik Kaitaro merupakan pemekaran dari Distrik Babo (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Sara; 2. Kampung Warga Nusa I; 3. Kampung Warga Nusa II; 4. Kampung Tugerama; 5. Kampung Suga; Pasal 20 Distrik Aroba merupakan pemekaran dari Distrik Babo (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Aroba; 2. Kampung Yaru; 3. Kampung Sido Makmur; 4. Kampung Wimbro; 5. Kampung Sangguar; 7

Pasal 21 Distrik Masyeta merupakan pemekaran dari Distrik Merdey (Induk), yang meliputi wilayah : 1 Kampung Masyeta; 2. Kampung Mestofu; 3. Kampung Kalibiru; 4. Kampung Mesomda; Pasal 22 Distrik Biscoop merupakan pemekaran dari Distrik Merdey (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Jahabra; 2. Kampung Ibori; 3. Kampung Menyembru; 4. Kampung Meyorga; 5. Kampung Laudoho; 6. Kampung Eniba; 7. Kampung Mowitka; Pasal 23 Distrik Tomu merupakan pemekaran dari Distrik Aranday (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Sebyar Rejosari; 2. Kampung Tomu; 3. Kampung Taroy; 4. Kampung Ekam; Pasal 24 Distrik Kamundan merupakan pemekaran dari Distrik Aranday (Induk), yang meliputi wilayah 1. Kampung Kalitami I; 2. Kampung Kalitami II; 3. Kampung Kenara; 4. Kampung Bibiram; Pasal 25 Distrik Weriagar merupakan pemekaran dari Distrik Aranday (Induk), yang meliputi wilayah 1. Kampung Weriagar; 2. Kampung Mogotira; 3. Kampung Weriagar Baru; 4. Kampung Weriagar Utara; 5. Kampung Tuanaikin; Pasal 26 Distrik Moskona Barat merupakan pemekaran dari Distrik Moskona Selatan (Induk), yang meliputi wilayah : 8

1. Kampung Meyerga; 2. Kampung Macok; 3. Kampung Istewkim; 4. Kampung Majnic; Pasal 27 Distrik Meyado merupakan pemekaran dari Distrik Moskona Selatan (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Meyado; 2. Kampung Barma; 3. Kampung Barma Baru; 4. Kampung Vasco Damneem; Pasal 28 Distrik Moskona Timur merupakan pemekaran dari Distrik Moskona Utara (Induk), yang meliputi wilayah : 1. Kampung Igomu; 2. Kampung Mesna; 3. Kampung Sumuy; BAB III PUSAT PEMERINTAHAN / IBU KOTA DISTRIK Pasal 29 Pusat Pemerintahan atau Kedudukan Ibukota Distrik sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 14 adalah sebagai berikut : 1. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Bintuni (Induk) berkedudukan di Kelurahan Bintuni Barat; 2. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Babo (Induk) berkedudukan di Kampung Irarutu III; 3. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Merdey (Induk) berkedudukan di Kampung Merdey; 4. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Aranday (Induk) berkedudukan di Kampung Aranday; 5. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Moskona Selatan (Induk) berkedudukan di Kampung Jagiro; 6. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Moskona Utara (Induk) berkedudukan di Kampung Moyeba; 7. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Tembuni (Induk) berkedudukan di Kampung Tembuni; 8. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Fafurwar (Induk) berkedudukan di Kampung Fruata; 9. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Wamesa (Induk) berkedudukan di Kampung Idoor; 10. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Kuri (Induk) berkedudukan di Kampung Sarbe; 9

11. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Manimeri berkedudukan di Kampung Bumi Saniari; 12. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Tuhiba berkedudukan di Kampung Tuhiba; 13. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Dataran Beimes berkedudukan di Kampung Horna; 14. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Sumuri berkedudukan di Kampung Tofoi; 15. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Kaitaro berkedudukan di Kampung Sara; 16. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Aroba berkedudukan di Kampung Aroba; 17. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Masyeta berkedudukan di Kampung Masyeta; 18. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Biscoop berkedudukan di Kampung Jahabra; 19. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Tomu berkedudukan di Kampung Sebyar Rejosari; 20. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Kamundan berkedudukan di Kampung Kalitami I; 21. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Weriagar berkedudukan di Kampung Weriagar; 22. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Moskona Barat berkedudukan di Kampung Meyerga; 23. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Meyado berkedudukan di Kampung Meyado; 24. Pusat Pemerintahan atau Ibukota Distrik Moskona Timur berkedudukan di Kampung Igomu; BAB IV BATAS WILAYAH DISTRIK Pasal 30 (1) Batas Wilayah Distrik Bintuni (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Dataran Beimes; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Babo; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Tuhiba; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Manimeri; (2) Batas Wilayah Distrik Babo (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Bintuni; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Fafurwar; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Sumuri; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Kaitaro; (3) Batas Wilayah Distrik Merdey (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Utara; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Tembuni; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Masyeta; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Testega Kabupaten Manokwari; (4) Batas Wilayah Distrik Aranday (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Bintuni; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Tomu; 10

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Weriagar; (5) Batas Wilayah Distrik Moskona Selatan (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Utara; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Aranday; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moskona Barat; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Meyado; (6) Batas Wilayah Distrik Moskona Utara (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Senopi Kabupaten Manokwari; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Moskona Barat; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Aifat Timur Kabupaten Sorong Selatan; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Merdey; (7) Batas Wilayah Distrik Tembuni (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Dataran Beimes; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Meyado; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Tuhiba; (8) Batas Wilayah Distrik Fafurwar (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Kaitaro; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kaimana Kabupaten Kaimana; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Aroba; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Bofuer Kabupaten Kaimana; (9) Batas Wilayah Distrik Wamesa (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Tahota Kabupaten Manokwari; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kuri; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Manimeri; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Windesi Kabupaten Teluk Wondama; (10) Batas Wilayah Distrik Kuri (Induk) adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Bintuni; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Bofuer Kabupaten Kaimana; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Kaitaro; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Wasior Barat Kabupaten Teluk Wondama; (11) Batas Wilayah Distrik Manimeri adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Dataran Isim Kabupaten Manokwari; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kuri; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Bintuni; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Tahota Kabupaten Manokwari; (12) Batas Wilayah Distrik Tuhiba adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Dataran Beimes; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Tembuni; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Tembuni; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Bintuni; 11

(13) Batas Wilayah Distrik Dataran Beimes adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Didohu Kabupaten Manokwari; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Tuhiba; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Merdey; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Dataran Isim Kabupaten Manokwari; (14) Batas Wilayah Distrik Sumuri adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Tomu; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Fafurwar; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Bomberai Kabupaten Fak-fak; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Babo; (15) Batas Wilayah Distrik Kaitaro adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Babo; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Fafurwar; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Babo; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Kuri; (16) Batas Wilayah Distrik Aroba adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Sumuri; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Fafurwar; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Babo; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Bomberai Kabupaten Fak-fak; (17) Batas Wilayah Distrik Masyeta adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Timur; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Moskona Barat ; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Merdey; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Merdey; (18) Batas Wilayah Distrik Biscoop adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Timur ; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Tembuni; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Merdey; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Testega Kabupaten Manokwari; (19) Batas Wilayah Distrik Tomu adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Aranday; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Bintuni; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Weriagar; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Aranday; (20) Batas Wilayah Distrik Kamundan adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Bintuni; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kokas Kabupaten Fak-fak; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Kokoda Kabupaten Sorong Selatan; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Weriagar; 12

(21) Batas Wilayah Distrik Weriagar adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Bintuni; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kokoda Kabupaten Sorong Selatan; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Tomu; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Bintuni; (22) Batas Wilayah Distrik Moskona Barat adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Moskona Utara; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Aranday; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan; (23) Batas Wilayah Distrik Meyado adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Merdey; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Aranday; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moskona Selatan; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Tembuni; (24) Batas Wilayah Distrik Moskona Timur adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Merdey; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Moskona Barat; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moskona Utara; d. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Merdey; BAB V PEMBIAYAAN Pasal 31 Segala biaya yang dibutuhkan sebagai akibat ditetapkan Peraturan Daerah ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Teluk Binuni. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Pembentukan Distrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 33 Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka khusus Distrik Wamesa yang telah dilakukan perubahan nama distrik agar selambat-lambatnya 6 (enam) bulan telah melakukan penyesuaian penggunaan nama pada papan nama kantor, kop surat dinas, cap/stempel dinas, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan dokumen kedinasan lainnya. 13

Pasal 34 (1) Kecuali akta catatan sipil, maka Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan atau dokumen kedinasan lain yang telah dikeluarkan oleh Kepala Distrik sebelum diundangkan Peraturan Daerah ini, tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya. (2) Terhadap Kartu Keluarga (KK) dan atau dokumen kedinasan lainnya yang telah dikeluarkan oleh Kepala Distrik sebelum diundangkan Peraturan Daerah ini, paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak diundangkan Peraturan Daerah ini sudah melakukan penyesuaian penggunaan nama distrik. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 (1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. (2) Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan peraturan yang telah ada sepanjang mengatur mengenai pembentukan distrik yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku. (3) Pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Bupati. Pasal 36 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Teluk Bintuni Ditetapkan di Bintuni pada tanggal 24 September 2007 BUPATI TELUK BINTUNI, Diundangkan di Bintuni pada tanggal 25 September 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI ALFONS MANIBUI A. E. NAURI, BA PEMBINA TK. I NIP 640 010 287 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007 NOMOR 50 14

P E N J E L A S A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 3 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN DISTRIK DI WILAYAH KABUPATEN TELUK BINTUNI I. PENJELASAN UMUM Bahwa pembentukan distrik secara yuridis telah diatur dalam Pasal 126 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan memperhatikan faktor luas wilayah, jumlah penduduk dan kondisi sosial budaya setempat. Luas wilayah dan kondisi sosial budaya merupakan pertimbangan utama yang mendasari pembentukan distrik di Kabupaten Teluk Bintuni. Dalam konteks dimaksud, maka pembentukan distrik di Kabupaten Teluk Bintuni dilakukan sebagai upaya memperpendek rentang kendali dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan yang lebih berdayaguna dan berhasilguna, sehingga pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat terwujud dalam waktu yang lebih cepat dan tepat. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Memuat pengertian-pengertian beberapa istilah yang tercantum dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksudkan untuk mencegah timbulnya salah tafsir dan atau salah pengertian dalam memahami dan menginplementasikan dalam pelaksanaan, baik bagi aparat pelaksana maupun bagi warga masyarakat. Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 Perubahan nama Distrik Idoor menjadi Distrik Wamesa dilakukan dengan memperhatikan unsur sosial budaya dan aspirasi masyarakat adat yang berasal dari distrik dimaksud. Pasal 4 s/d Pasal 36 : Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TELUK BINTUNI NOMOR 28 15