BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Warga negara diartikan sebagai bagian dari suatu penduduk yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

Civic Education. Pendidikan Kewarganegaraan

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH[1].

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan nasional dari negara Indonesia yang tercantum dalam

Status Kewarganegaraan Etnis Tionghoa Pasca Undangundang

Status Kewarganegaraan Etnis Tionghoa Pasca Undangundang

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. antropologi kesehatan. Antropologi kesehatan mengkaji manusia dan prilaku seputar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas untuk memenuhi salah satu kebutuhan sosial manusia,

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan, maupun dengan pihak ketiga. Pewaris adalah orang yang

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kewarganegaraan Republik Indonesia, sejak 1 Agustus 2006 untuk. menggantikan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa juga mempengaruhi pikiran manusia itu sendiri. Ilmu Sosiolinguistik

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan bahasa (Kushartanti, 2005). Bahasa sangat diperlukan sebagai sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata adversity berasal dari bahasa Inggris yang berarti kegagalan atau kemalangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

.KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mencegah permasalahan mengenai harta warisan tersebut, hukum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Warga negara merupakan salah satu hal yang bersifat prinsipal dalam

IKHTISAR MATERI UAS KELAS X IRISAN MATERI KURIKULUM 2013 DAN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara yang didasarkan kepada aturan hukum untuk menjamin. pemerintah Belanda pada masa penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


IKHTISAR MATERI UAS KELAS X IRISAN MATERI KURIKULUM 2013 DAN KTSP

BAB II PENGATURAN TENTANG KEWARGANEGARAAN INDONESIA. adalah Undang-undang Dasar dan Peraturan Perundang-undangan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan hal itu, tidak akan pernah terlepas dari peran guru untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Indonesia merupakan negara hukum yang menyadari, mengakui, dan

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2002 : 115) mengemukakan beberapa persyaratan sebuah kelompok sosial.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA. 1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa asli dan orang-orang bangsa lain

BAB V. Kesimpulan. Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang warga negara Indonesia dengan paspor Indonesia belum tentu orang

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pejabat berwenang, yang isinya menerangkan tentang pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten

BAB 1. Pendahuluan. kemajemukan yang tampak dari masyarakat Indonesia. Suryadinata (1997:9)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

11. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan diteliti.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu Negara dikatakan sebagai Negara berdaulat jika memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sebesar-besarnya pada. kepentingan masyarakatnya berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fety Novianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang sebagai warga negara. Berdasarkan Penjelasan BAB X

KEDUDUKAN WARGA NEGARA & PERWAGA- NEGARAAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang

BAB I PENDAHULUAN. timbul berbagai macam bentuk-bentuk kejahatan baru. Kejahatan selalu

Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD)

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, artinya bangsa yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

1 Beberapa daerah tersebut dalam Putusan MK No. 18/PUU-XI/2013dikutip dari beberapa media yaitu Jawa

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Identitas pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dan dipakai oleh para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

Pengaruh Pembauran Etnis Tionghoa Terhadap Peningkatan Partisipasi Gotong Royong dan Tolong Menolong Pada Masyarakat ABSTRAK

Pada awalnya etnis Tionghoa datang ke Indonesia untuk melakukan migrasi. Para imigran dari Cina ini telah menyebar hampir ke seluruh pelosok

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013

Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa.

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. juga multikultural, dimana dalam kehidupan tersebut terdapat berbagai macam

WARGA NEGARA. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan. Dosen Pengampu : Yuli Nur Khasanah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melancong atau pindah dari suatu Negara ke Negara yang lain dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Warga negara diartikan sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah ini dahulu biasa disebut hamba atau kawula negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga negara mengandung arti peserta atau anggota atau warga negara dari suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama. Setiap negara tidak mungkin bisa ada tanpa adanya warga atau rakyatnya. Unsur rakyat ini sangat penting dalam sebuah negara, karena secara kongkret rakyatlah yang memiliki kepentingan agar negara itu dapat berjalan dengan baik. Dalam kontes ini rakyat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu persamaan dan yang bersama sama di suatu wilayah tertentu. Maka dapat dibayangkan adanya suatu negara tanpa adanya rakyat (warga negara). Rakyat (warga negara) adalah substratum personil dari negara. Penentuan Warga Negara Republik Indonesia ditetapkan menurut persetujuan kewarganegaraan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, selanjutnya diterbitkan lagi 1

aturan kewarganegaraan yang diatur dalam Undang Undang No. 3 Tahun 1946, selanjutnya diterbitkan lagi aturan kewarganegaraan Undang- Undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Adapun latar belakang di terbitkannya Undang Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, karena untuk memenuhi tuntutan masyarakat melaksanakan amanat UUD 1945. Menurut penjelasan umum Undang-Undang No. 12 Tahun 2006, Undang- Undang No. 62 Tahun 1958 secara filosofis, yuridis, dan sosiologis, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat dan ketenaga kerjanaan Republik Indonesia. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan melaksanakan amanat UUD 1945, oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 sebagai landasan yuridis tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 lebih menjamin HAM dan persamaan di hadapan hukum bagi setiap orang terutama orangorang asing yang tinggal di Indonesia dan menikah dengan warga negara Indonesia serta anak-anaknya. Karena kewarganegaraan ialah hal yang ihwal dan dapat menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dengan Negara, yaitu dalam pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai seorang warga negara. Maka bagi Indonesia, kemajemukan masyarakat ialah salah satu faktor yang sangat diperhitungkan pada saat awal berdirinya negara. Akan tetapi

pada kenyataannya sekarang ini masih ada juga kendala yang menghambat terwujudnya cita-cita bangsa, meskipun hak dan kewajiban telah disamakan, tetapi tidak jarang sebagian masyarakat keturunan etnis Tionghoa yang notabene nya sebagai penduduk Indonesia mengabaikan hak dan kewajiban sebagai warga negara Republik Indonesia. Pada dasarnya hanya sebagian kecil masyarakat keturunan etnis Tionghoa yang melaksanakannya. Hal ini di perlihatkan pula pada sikap keseharian mereka yang selalu membedakan diri dari bangsa pribumi yang lainnya, etnis Tionghoa lebih cenderung suka bergaul sesama mereka dan tidak membaur dengan lingkungan yang ada, Meskipun Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 telah ada dan berlaku tengtang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang tidak membedakan etnis keturunan, namun masih saja terlihat kesenjangan diantara etnis Tionghoa dengan bangsa pribumi yang lainnya khususnya di Lingkungan I Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang. Selain itu rasa nasionalisme masyarakat keturunan etnis Tionghoa juga sangat kurang terhadap bangsa Indonesia, hal ini dapat dilihat contohnya, penggunaan bahasa Cina atau Hokkien mereka sebagai bahasa sehari-hari di tempat-tempat umum, misalnya: sekolah, pasar, dan lingkungan tempat tinggal. Kemudian pemilihan sekolah sebagai sarana pendidikan untuk anak mereka, Mereka juga lebih memilih sekolah yang mayoritasnya adalah etnis Tionghoa juga, dan sangat jarang sekali mereka

menyekolahkan anaknya di sekolah umum yang digunakan oleh bangsa pribumi lainnya. Pada hal seperti yang diketahui unsur rakyat (warga negara) sangat penting dalam sebuah negara karena secara kongkret rakyatlah yang memilki kepentingan agar negara itu dapat berjalan dengan baik dan rakyat jugalah yang mampu menunjukan identitas mereka sebagai warga negara dengan pengaplikasian nasionalisme dikehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya masyarakat keturunan etnis Tionghoa belum menyadari arti pentingnya status kewarganegaraan sehingga menyebabkan rasa nasionalisme dan identitas kebangsaan Indonesia mereka lemah, dan masih mempertahankan ke Tionghoaan mereka dan kurang menyadari akan hak dan kewajiban mereka. Jika sudah seperti ini maka akan menimbulkan suatu masalah didalam jalannya suatu negara itu karena kurangnya kesadaran sebagian warga negaranya sebagai Warga Negara Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah inilah yang mendorong penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Status Kewarganegaraan Etnis Tionghoa Setelah adanya Undang Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

B. Identifikasi Masalah Masalah merupakan bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya atau segala bentuk hambatan, rintangan serta kesulitan yang muncul pada suatu bidang yang perlu dihindari atau disingkirkan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah merupakan pertanyaan pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Status tentang kewarganegaraaan etnis Tionghoa saat ini 2. Pengaplikasian Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 di masyarakat etnis Tionghoa 3. Pengaruh Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 terhadap kehidupan masyarakat etnis Tionghoa 4. Faktor-faktor penghambat berjalannya Undang-Undang No. 12 Tahun 2006. 5. Implementasi Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. C. Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sabagai berikut : 1. Status tentang kewarganegaraan etnis Tionghoa saat ini 2. Pengaruh Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 terhadap kehidupan masyarakat etnis Tionghoa

D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana status tentang kewarganegaraan etnis Tionghoa saat ini? 2. Bagaimanakah pengaruh Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 terhadap kehidupan masyarakat etnis Tionghoa? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan Identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka yang menjadi tujuan dalam penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui status tentang Kewarganegaraan etnis Tionghoa saat ini 2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 terhadap kehidupan masyarakat etnis Tionghoa. F. Manfaat Penelitian Seperti lazimnya bahwa penelitian harus memilki manfaat baik secara teoritis maupun praktis, maka penelitian ini juga diharapakan bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat secara praktis, untuk mengetahui akibat atau dampak yang di timbulkan dari lahirnya Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapakan bermanfaat untuk memperkaya khasanah penelitian dan pengetahuan,sebagai bahan kajian ilmiah khususnya dalam bidang hukum.

3. Secara teoretis, selain bermanfaat menambah pengetahuan penulis mengenai hukum, penelitian ini juga diharapkan mampu bermanfaat mengembangkan pola pikir ilmiah dalam rangka mengungkapkan suatu permasalahan dalam upaya pemecahannya.