Matematika dan Statistika

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PERBANDINGAN ALGORITMA GREEDY, ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTICS DAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

PEMBUATAN SKEMA JALUR ANGKUTAN KOTA PALU BERDASARKAN PENCARIAN LINTASAN DENGAN BOBOT MAKSIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM (ACS)

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS MASALAH

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING

BAB II LANDASAN TEORI. Kotler (1999) adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH

STUDI KOMPARATIF ALGORITMA ANT DAN ALGORITMA GENETIK PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTICS DAN BASIS DATA. Abstract

Penentuan Rute Belanja dengan TSP dan Algoritma Greedy

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem)

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTICS DAN BASIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

1.4. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2

Course Note Graph Hamilton

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT

SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO)

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKAFUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA TUGAS AKHIR SKRIPSI

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

PENYELESAIAN ASYMMETRIC TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA HUNGARIAN DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC.

KAJIAN KARAKTERISTIK SOLUSI VARIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) DAN APLIKASINYA

Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya 1* Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya 2,3

PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sebuah graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V

PENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA PADA PERMASALAHAN LINTASAN TERPENDEK OBJEK WISATA ALAM KOTA KUPANG BERBASIS WEB

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

JURNAL IT STMIK HANDAYANI

MINIMASI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP)

Matematika dan Statistika

UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics.

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Elvira Firdausi Nuzula, Purwanto, dan Lucky Tri Oktoviana Universitas Negeri Malang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND

BAB II KAJIAN TEORI. semut, dan travelling salesman problem. Teori graf digunakan untuk menerapkan

PENYELESAIAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHUANG KUNG DAN ALGORITMA FLOYD

ABSTRAK. Kata kunci: Google Maps, travelling salesman problem, pencarian rute, Branch and Bound. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), yang dalam hal ini:

ALGORITMA DOUBLE SCALING UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MINIMUM COST FLOW DAN IMPLEMENTASINYA PADA PROGRAM KOMPUTER

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Universitas Negeri Surabaya 25 April 2015 iii

UNNES Journal of Mathematics

PENYELESAIAN MULTI-DEPOT MULTIPLE TRAVELING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN K-MEANS DAN ANT COLONY OPTIMIZATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari

IMPLEMENTASI DAN ANALISA KINERJA ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) DALAM PENYELESAIAN MULTIPLE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (MTSP)

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

METODE PROGRAM DINAMIS PADA PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM

BAB I PENDAHULUAN. Traveling Salesman Problem (TSP) dikenal sebagai salah satu masalah

Dwiprima Elvanny Myori

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS PENERAPAN ALGORITMA GREEDY UNTUK BEBERAPA MASALAH

Diktat Algoritma dan Struktur Data 2

Prosiding Matematika ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN KOMBINASI ALGORITMA GEOMETRIC DIFFERENTIAL EVOLUTION DAN SISTEM FUZZY DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) TUGAS AKHIR

OPTIMASI RUTE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA A* (A-STAR) SKRIPSI. Oleh Rini Lia Sari NIM

PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

ABSTRAK. Kata Kunci: graph,dynamic Travelling Salesman Problem (D-TSP), Algoritma Nearest Neighbor Heuristic. Nearest Insertion Heuristic.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY

OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION. Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan

BAB III IMPLEMENTASIALGORITMA GENETIK DAN ACS PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek

Penerapan Algoritma Ant System dalam Menemukan Jalur Optimal pada Traveling Salesman Problem (TSP) dengan Kekangan Kondisi Jalan

8. Algoritma Greedy. Oleh : Ade Nurhopipah

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Prosiding Matematika ISSN:

UNNES Journal of Mathematics

ANT COLONY OPTIMIZATION

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO)

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER

Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) (Application Ant Algorithm and Cheapest Insertion Heuristic Algorithm of Travelling Salesman Problem (TSP)) Indah Apriliani, Kiswara Agung Santoso, Agustina Pradjaningsih Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember Abstact: Travelling Salesman Problem (TSP) is travels problem a salesman must visit n vertex with each vertex has visited once only and back (return) to the initial vertex, such that the total travel distance is minimized. TSP can be solved by using the some methods, one of them is the CIH algorithm and ant algorithm. This study aims to find solutions of the TSP using CIH, creating programs to solve those problems and compare the result of CIH algorithm and ant algorithm of TSP solution. The result is travelling route, so that the total travel distance is minimized. These results can be obtained from the program that was created with Delphi 7.0 for solving TSP with CIH algorithm and ant algorithm. This program can be used for different data in TSP problem. Input of this program include a flow matrix, distance matrix, a lot of vertexs, α parameter, β parameter, dan parameter. Output of this program include optimum route, length of optimum route and sketch of optimum route. Keywords: Traveling Salesman Problem, CIH Algorithm, Ant Algorithm, Delphi. I. PENDAHULUAN Salah satu persoalan pencarian rute optimum yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah persoalan pedagang keliling atau sering dikenal dengan Travelling Salesman Problem (TSP). Penggambaran sederhana dari istilah TSP adalah permasalahan perjalanan seorang salesman yang harus mengunjungi n buah titik dengan aturan salesman harus mengunjungi setiap titik tepat satu kali dan pada akhirnya harus kembali ke titik asalnya. Salesman juga harus meminimalisasi total jarak perjalanan. Pada perkembangannya, TSP merupakan persoalan yang banyak diaplikasikan pada berbagai persoalan dunia nyata. Salah satunya adalah Permasalahan rute pengisian mesin ATM dimana petugas pengisi mesin ATM harus mengunjungi beberapa lokasi mesin ATM tepat satu kali dan kembali ke lokasi mesin ATM asal dengan meminimalkan jarak tempuh. Beberapa algoritma telah dikembangkan untuk menyelesaikan TSP diantaranya algoritma semut, algoritma greedy dan algoritma genetika. [2] telah membandingkan algoritma semut dan algoritma greedy untuk TSP, dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa algoritma greedy lebih efisien digunakan untuk menyelesaikan TSP. Sedangkan 75

Aplikasi Algoritma Semut dan (75 85) [1] membandingkan algoritma genetika dan algoritma greedy, dan disimpulkan bahwa algoritma greedy lebih efisien digunakan untuk menyelesaikan TSP. Permasalahan yang akan dibahas dalam artikrl ini adalah penyelesaian TSP dengan menggunakan algoritma CIH pada rute pengisian mesin-mesin ATM di wilayah Jember dan Bondowoso sehingga meminimalkan total jarak perjalanan petugas pengisi mesin ATM. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan artikel ini adalah mendapatkan penyelesaian dari TSP dengan menggunakan algoritma CIH, membuat program untuk penyelesaian TSP menggunakan algoritma CIH dan membandingkan hasil dari algoritma CIH dengan algoritma semut dalam menyelesaikan TSP. Manfaat dari penulisan artikel ini adalah memberikan alternative metode penyelesaian TSP menggunakan algoritma CIH pada rute pengisian mesin ATM dan dengan pembuatan programnya, dapat mempermudah penyelesaian TSP. II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Kajian Pustaka Suatu graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V(G), E(G)) dengan V(G) adalah himpunan berhingga dan tidak kosong yang elemen-elemennya disebut vertex (disebut juga titik atau node) dan E(G) adalah himpunan boleh kosong dari pasangan tidak terurut (v i, v j ) dengan v i dan v j di V(G) yang disebut edge atau sisi. Jalan (walk) pada graf G dinotasikan dengan W(G) adalah suatu barisan berhingga yang diawali dan diakhiri oleh titik yang unsur-unsurnya bergantian antara titik dan sisi. Jalan W(G) dengan v 1 = v n disebut jalan tertutup, sedangkan jika v 1 v n disebut jalan terbuka. Suatu jalan dengan titik yang tidak diulang disebut lintasan (path), sedangkan suatu jalan dengan sisi yang tidak diulang disebut jejak (trail). Sebuah jalan tertutup tanpa pengulangan titik kecuali titik awal dan titik akhir disebut sikel (cycle). Jika suatu titik vi pada graf G yang dihubungkan dengan dirinya sendiri (ditulis e = (v i, v i )), maka sisi e disebut loop. Jika terdapat lebih dari satu sisi yang menghubungkan dua titik di graf G maka sisi tersebut dinamakan sisi rangkap (multiple edge). Jika graf G tidak memuat loop dan sisi rangkap maka graf G disebut graf sederhana. Graf lengkap adalah graf sederhana yang setiap titiknya mempunyai sisi ke titik lainnya. Graf berbobot (weighted graph) adalah graf yang setiap sisinya (ei) bersekutu dengan sebuah bilangan riil c(e i ), dan c(e i ) = c(v i, v j ) = c ij disebut sebagai bobot dari e i. Lintasan Hamilton dalam graf G adalah lintasan yang 76

Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika memuat semua titik dalam graf G. Sikel Hamilton dalam graf G adalah sikel yang memuat semua titik dalam graf G. Graf Hamilton adalah graf yang memuat sikel Hamilton. TSP dinyatakan sebagai permasalahan dalam mencari jarak minimal sebuah perjalanan yang berangkat dari sebuah titik awal dan kembali ke titik awal serta mengunjungi setiap titik hanya sekali. TSP direpresentasikan dengan menggunakan sebuah graf lengkap dan berbobot G = (V, E) dengan V adalah himpunan titik yang merepresentasikan kota-kota yang akan dikunjungi dan E adalah himpunan sisi yang merepresentasikan jalan antar titik serta sisi e = (v i, v j ) memiliki bobot c(e) = c ij yaitu bobot sisi antara titik v i dan v j yang menunjukkan jarak antara titik i dan titik j. Algoritma CIH merupakan suatu metode pencarian yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah perjalanan salesman atau TSP. Algoritma CIH adalah algoritma yang membangun suatu perjalanan dari sikel-sikel kecil dengan bobot minimal dan secara berturut-turut ditambah dengan titik baru sampai semua titik berhasil dilalui. Input dari algoritma ini merupakan graf berbobot yang berupa daftar titik-titik yang akan dikunjungi dan daftar jarak yang menghubungkan kedua titik. Dalam menyelesaikan TSP, algoritma semut bekerja sebagai berikut: k semut pada awalnya ditempatkan pada r titik, dengan masing-masing titik ditempati oleh maksimal satu semut. Untuk setiap sisi ditentukan kadar feromon awal. Nilai τ(r, akan selalu diperbarui di setiap iterasi. Secara umum, algoritma semut terdiri dari dua aspek utama: aturan keadaan transisi dan aturan pembaharuan. Aturan keadaan transisi merupakan suatu aturan yang digunakan untuk memilih titik berikutnya yang akan dilalui. Setelah semua semut menyelesaikan sebuah perjalanan, tingkat feromon diperbarui dengan mengaplikasikan aturan pembaharuan global. Parameter yang digunakan untuk mencapai solusi yang mendekati optimal adalah masing-masing mempunyai nilai sebagai berikut: 0<α<1, β>0 dan 0<τ 0 <1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan TSP dengan menggunakan algoritma CIH adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi tempat mesin-mesin ATM di Wilayah Kabupaten Jember dan Bondowoso. 77

Aplikasi Algoritma Semut dan (75 85) 2. Merepresentasikan data pada langkah ke-1 dalam graf berbobot dimana mesin-mesin ATM diasumsikan sebagai titik sedangkan bobot dari sisi merupakan besarnya jarak antara mesin ATM dengan mesin ATM lainnya. 3. Pengolahan data dengan Algoritma CIH: a. membuat perjalanan dari titik pertama ke titik terakhir. b. membuat sebuah hubungan subtour antara 2 titik tersebut. Subtour adalah perjalanan dari titik pertama dan berakhir di titik pertama. c. mengganti salah satu hubungan sisi dari 2 titik dengan kombinasi 2 sisi, yaitu sisi (i,j) dengan sisi (i,k) dan sisi (k,j), dengan k diambil dari titik yang belum masuk subtour dan dengan tambahan jarak terkecil. Tambahan Jarak Terkecil = c ik +c kj c ij dimana c ik adalah jarak dari titik i ke titik k, c kj adalah jarak dari titik k ke titik j dan c ij adalah jarak dari titik i ke titik j d. ulangi langkah 3 sampai seluruh titik masuk dalam subtour. 4. Pengolahan data dengan algoritma semut a. menentukan parameter yang akan digunakan. Parameter-parameter yang diinisialisasikan adalah: rute awal yang telah dilalui oleh salesman (τ 0 ) dengan 0<τ 0 <1, parameter probabilitas terjadinya perubahan rute yang telah dilalui oleh salesman (α) dengan nilai 0<α<1 dan parameter pengendali jarak (β) dengan β>0 b. membangun rute. Setiap salesman dari masing-masing titik membangun rute, dengan menerapkan aturan keadaan transisi yaitu aturan probabilitas dari salesman k pada titik r yang memilih untuk menuju titik s. Aturan keadaan transisi tersebut dinyatakan dalam persamaan berikut. P β [ τ ( r, ][ η( r, ] [ τ ( r, u) ][ η( r, u) ] jika s J ( r) β k r, = u J k ( r 0 untuk s yang lain k ( ) Dengan : τ(r, = kadar feromon η(r, = 1/d [invers dari jarak d(r,] J k (r) = himpunan dari titik yang akan dilewati semut k yang berada pada titik r β = suatu parameter pengendali jarak (β>0) 78

Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika c. memperbarui rute awal yang telah dilalui oleh salesman. Langkah ini dilakukan setelah semua salesman menyelesaikan rute masing-masing, setiap sisi yang termasuk dalam rute terbaik diperbarui dengan aturan pembaharuan global yaitu aturan yang memperbarui rute awal yang telah dilalui oleh salesman. Aturan pembaharuan global tersebut dinyatakan dalam persamaan berikut. τ ( r, (1 α) τ ( r, + α τ ( r, Dimana τ ( r, = 0 ( L ) 1 gb jika ( r, global best tour untuk yang lain d. ulangi langkah (c) sampai salesman melewati rute yang terpendek. 5. Membuat algoritma pemrograman algoritma CIH dan algoritma Semut untuk menyelesaikan masalah TSP tersebut. 6. Membuat program berdasarkan algoritma pada langkah (4) dengan menggunakan software Delphi 7.0. 7. Membandingkan algoritma CIH dan algoritma Semut. 2.2 Pembahasan Dalam artikel ini data yang digunakan dalam meyelesaikan TSP berupa data tempat mesin ATM yang berada di wilayah Kabupaten Jember dan Bondowoso beserta jarak antar mesin ATM. Permasalahan TSP ini direpresentasikan dalam sebuah graf lengkap dan berbobot. Mesin ATM diasumsikan sebagai titik sedangkan jalan yang menghubungkan antar mesin ATM diasumsikan sebagai sisi serta jarak diasumsikan sebagai bobot dari sisi. Dalam artikel ini menggunakan 20 mesin ATM (titik). Data-data tersebut akan direpresentasikan dalam sebuah graf lengkap dan berbobot. Berikut adalah representasi 20 titik dalam bentuk graf yang dihasilkan oleh program Delphi 7.0. 79

Aplikasi Algoritma Semut dan (75 85) Gambar 1. Representasi 20 titik dalam Graf oleh program Delphi 7.0. Sebelum penyusunan program, terlebih dahulu dijelaskan penyelesaian secara manual untuk mengetahui cara kerja masing-masing algoritma dengan sampel data yang kecil berupa 5 buah mesin ATM yang akan dikunjungi (titik) beserta bobot dari jalan antar ATM (sisi). Sedangkan daftar jarak antar titik-titiknya diberikan dalam Tabel 1 berikut. Tabel 1. Jarak antar 5 ATM (Km) ATM (Titik) 1 2 3 4 5 1 0 10 33 24 25 2 10 0 24 10 25 3 33 24 0 24 34 4 24 10 24 0 11 5 25 25 34 11 0 Data tersebut diselesaikan menggunakan algoritma CIH sehingga diperoleh rute optimal yaitu : (v 1,v 2 ) (v 2,v 3 ) (v 3,v 4 ) (v 4,v 5 ) ( v 5,v 6 ) dengan panjang rute optimal yang dihasilkan adalah C 12 +C 23 +C 34 +C 45 +C 51 =10+24+24+11+25=94 km. Sedangkan 80

Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika penyelesaian menggunakan algoritma semut diperoleh rute optimal yaitu : v 1 v 2 v 4 v 5 v 3 v 1 dengan panjang rute optimal yang dihasilkan sepanjang 98 km. Setelah penyelesaian secara manual, dibuat program dengan software Delphi 7.0. Program ini dapat digunakan untuk data yang berbeda pada semua permasalahan TSP. Pada penulisan ini, program tersebut digunakan untuk menyelesaikan permasalahan TSP yang melibatkan 20 titik (mesin ATM). Dengan besarnya parameter yang digunakan yaitu 0<α<1, β>0 dan 0<τ 0 <1. Gambar 2. TSP Algoritma CIH dengan Program Delphi 7.0 Setelah dilakukan proses seperti gambar 2 diatas, didapat output berupa panjang rute optimal sebesar 210 km dengan waktu eksekusi adalah 0,017 detik sedangkan rute optimalnya adalah sebagai berikut : 1-15-15-14-14-10-10-4-4-5-5-6-6-9-9-8-8-7-7-3-3-2- 2-11-11-12-12-13-13-16-16-18-20-20-19-19-17-17-1. Sedangkan iterasi yang diperlukan oleh algoritma CIH untuk mencapai panjang rute minimum adalah sebagai berikut. 81

Aplikasi Algoritma Semut dan (75 85) Gambar 3. Iterasi Algoritma CIH untuk Rute Minimum Dari gambar diatas, jumlah iterasi yang digunakan untuk mencapai panjang rute minimum adalah 18 iterasi. Di iterasi ke-18 seluruh titik masuk dalam subtour sehingga proses algoritma CIH berhenti. Gambar 4. TSP Algoritma Semut dengan Program Delphi 7.0 82

Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika Setelah dilakukan proses seperti pada gambar 4 diatas, didapat output berupa panjang rute optimal sebesar 194 km dengan waktu eksekusi yang dibutuhkan adalah 0,054 detik sedangkan rute optimal yang dihasilkan sebagai berikut : 1-2-3-7-8-9-6-5-4-20-19-18-17-16-15-14-13-12-11-10-1. Sedangkan iterasi yang diperlukan oleh algoritma semut untuk mencapai panjang rute minimum adalah sebagai berikut. Gambar 5. Iterasi Algoritma Semut untuk Rute Minimum Dari gambar diatas, jumlah iterasi yang diperlukan untuk mencapai panjang rute minimum adalah 2 iterasi. Di iterasi ke-2 semua panjang rute minimum yang dihasilkan oleh semua salesman telah konvergen yaitu sebesar 194 sehingga proses dari algoritma semut berhenti. Untuk membandingkan panjang rute optimal yang dihasilkan oleh algoritma CIH dan algoritma semut dalam menyelesaikan TSP akan diberikan beberapa kasus dengan jumlah titik (n) yang berbeda dengan jarak antar titiknya sembarang. Panjang rute minimal dari kedua algoritma tersebut diberikan dalam Tabel 2. berikut. 83

Aplikasi Algoritma Semut dan (75 85) Tabel 2. Rute Optimal & Waktu Proses pada Algoritma CIH & Algoritma Semut Jumlah Titik Rute Minimal (km) Eksekusi Program (detik) Algoritma CIH Algoritma Semut Algoritma CIH Algoritma Semut 3 86 86 0 0 4 50 50 0 0 5 94 98 0 0 6 94 95 0 0 7 105 102 0 0 8 121 104 0 0 9 260 237 0 0 10 158 149 0 0,017 12 198 193 0 0,017 16 193 190 0 0,036 19 219 213 0,017 0,053 20 210 194 0,017 0,054 Dari Tabel 2 berdasarkan panjang rute yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa untuk jumlah titik kurang dari 7, algoritma CIH dapat memberikan rute optimal yang lebih minimal dibandingkan dengan algoritma semut. Sedangkan untuk jumlah titik lebih dari 7, algoritma semut dapat memberikan rute optimal lebih minimal dibandingkan algoritma CIH. Ditinjau dari waktu eksekusi program yang dibutuhkan oleh kedua algoritma, algoritma CIH membutuhkan waktu yang lebih cepat daripada algoritma semut. Semakin banyak titik yang digunakan, kedua algoritma membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengeksekusi program. III. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan rute optimal yang dihasilkan oleh program Delphi 7.0, algoritma CIH menghasilkan rute yang lebih optimal dibandingkan dengan algoritma semut untuk jumlah titik kurang dari 7. Sedangkan untuk titik lebih dari 7, algoritma semut menghasilkan rute yang lebih optimal dibandingkan algoritma CIH. 2. Dalam kasus TSP dengan jumlah titik yang banyak, algoritma semut dapat menghasilkan rute yang lebih optimal jika dibandingkan dengan algoritma CIH. 3. Berdasarkan waktu eksekusi program yang dibutuhkan oleh kedua algoritma, algoritma CIH membutuhkan waktu yang lebih cepat daripada algoritma semut. 84

Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika Berdasarkan iterasi yang digunakan untuk memperoleh rute optimal, algoritma semut menghasilkan iterasi yang lebih sedikit daripada algoritma CIH DAFTAR PUSTAKA [1] Ilyas, M. 2007. Perbandingan Penggunaan Algoritma Greedy dan Algoritma Genetika dalam Penyelesaian Masalah Perjalanan Salesman. Tidak dipublikasikan. Skripsi. Jember : Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Jember. [2] Setiyawan, T. E. 2005. Perbandingan Algoritma Semut dan Algoritma Greedy dalam Menyelesaikan Masalah Perjalanan Salesman. Tidak dipublikasikan. Skripsi. Jember : Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Jember. 85