KAJIAN KINERJA PERSIMPANGAN TAK BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TAROK JALAN SULTAN SYAHRIR JALAN PROFESOR HAMKA JALAN SULTAN SYAHRIR KOTA BUKIT TINGGI) Zulfian, Apwiddhal, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E-mail : zulfiantommy@ymail.com, widdpoli@yahoo.com, lusiutamaindo115@yahoo.co.id Abstrak Kota Bukittinggi merupakan salah satu pusat perbelanjaan dan wisata yang ada di provinsi Sumatera Barat. Simpang Tarok merupakan pertemuan dari ruas jalan Sultan Syahir yang menuju terminal, jalan profesor Hamka dan Jalan Sultan Syahir yang menuju lapangan kantin melayani 2 lajur dan 2 jalur. Pada daerah ini sering terjadi kemacetan pada jam jam sibuk. Untuk analisa kapasitas dengan menggunakan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Dari hasil survey lalu lintas yang dilakukan dengan adanya data geometri, data lingkungan dan kependudukan, jumlah lajur jalan, tipe simpang, faktor lebar pendekat, faktor penyesuaian median jalan utama, faktor penyesuai ukuran kota, hambatan samping dan faktor penyesuian belok kiri dan kanan didapat hasil yaitu kapasatitas (C), derajat kejenuhan (DS) dan tundaan. Dengan kondisi eksisting didapat nilai kapasitas (C) = 2484 smp/jam pada persimpangan Tarok Jalan Sultan Syahrir Jalan Profesor Hamka Jalan Sultan Syahrir. Dengan nilai kapasitas tersebut dihasilkan derajat kejenuhan yaitu 0,88. Saran perbaikan yang memenuhi sasaran yaitu dengan derajat kejenuhan (DS = 0,81 < 0,85). Dengan melakukan pelebaran pada Jalan Sultan Syahrir sebesar 1.25 m kiri dan kanan dimana eksisting awal Jalan Sultan Syahrir 7,5 m menjadi 10 m. Kata kunci : kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan kemacetan. Pembimbing I Pembimbing II Apwiddhal, ST, MT Ir. Lusi Utama, MT
PERFORMANCE REVIEW NO CROSSING SIGNALIZED (CASE STUDY SIMPANG TAROK SULTAN SYAHRIR STREET - PROFESSOR HAMKA STREET - SULTAN SYAHRIR STREET KOTA BUKITTINGGI) Zulfian, Apwiddhal, Lusi Utama Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta atta E-mail : zulfiantommy@ymail.com, widdpoli@yahoo.com, lusiutamaindo115@yahoo.co.id Abstract Bukittinggi city is one of the center of trading and tourism in the province of West Sumatra. Tarok intersection is a junction of the Sultan Syahir Street that directs to bus station with professor Hamka street. Professor Hamka street and Sultan syahrir street that direct to lapangan kantin serve 2 lanes and 2 routes. This area often suffers traffic jams mostly on rush hour. For the analysis of the capacity, the Method of Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI) is applied. Referring to the result of traffic survey which is involved the geometry data, environmental and population data, the number of lanes of the road, off-type, width factor approach, median adjustment factor of main street, city size adjustment factors, barriers and side adjustment factors of turn left and right, it is obtained the results as follow; capacity (C),degrees of saturation (DS) and delay. With existing condition, it is obtained the capacity value (C) = 2484 smp / h at the intersection of Tarok, Sultan Syahrir Street - professor Hamka Street - Sultan Syahrir street. With the value of the capacity, it is resulted the degree of saturation is 0.88. Suggestion for improvements that meet the goals of the degree of saturation is (DS = 0.81 <0.85). Widening the main road about 1.25 m left and right where the initial existing width about 7.5 m to 10 m should be conducted. Keywords: capacity, degree of saturation and delay. Supervisor I Supervisor II Apwiddhal, ST, MT Ir. Lusi Utama, MT
KAJIAN KINERJA PERSIMPANGAN TAK BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TAROK JALAN SULTAN SYAHRIR JALAN PROFESOR HAMKA JALAN SULTAN SYAHRIR KOTA BUKIT TINGGI) Zulfian, Apwiddhal, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E-mail : zulfiantommy@ymail.com, widdpoli@yahoo.com, lusiutamaindo115@yahoo.co.id Abstrak Kota Bukittinggi merupakan salah satu pusat perbelanjaan dan wisata yang ada di provinsi Sumatera Barat. Simpang Tarok merupakan pertemuan dari ruas jalan Sultan Syahir yang menuju terminal, jalan profesor Hamka dan Jalan Sultan Syahir yang menuju lapangan kantin melayani 2 lajur dan 2 jalur. Pada daerah ini sering terjadi kemacetan pada jam jam sibuk. Untuk analisa kapasitas dengan menggunakan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Dari hasil survey lalu lintas yang dilakukan dengan adanya data geometri, data lingkungan dan kependudukan, jumlah lajur jalan, tipe simpang, faktor lebar pendekat, faktor penyesuaian median jalan utama, faktor penyesuai ukuran kota, hambatan samping dan faktor penyesuian belok kiri dan kanan didapat hasil yaitu kapasatitas (C), derajat kejenuhan (DS) dan tundaan. Dengan kondisi eksisting didapat nilai kapasitas (C) = 2484 smp/jam pada persimpangan Tarok Jalan Sultan Syahrir Jalan Profesor Hamka Jalan Sultan Syahrir. Dengan nilai kapasitas tersebut dihasilkan derajat kejenuhan yaitu 0,88. Saran perbaikan yang memenuhi sasaran yaitu dengan derajat kejenuhan (DS = 0,81 < 0,85). Dengan melakukan pelebaran pada Jalan Sultan Syahrir sebesar 1.25 m kiri dan kanan dimana eksisting awal Jalan Sultan Syahrir 7,5 m menjadi 10 m. Kata kunci : kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan kemacetan. PENDAHULUAN Kota Bukittinggi merupakan salah satu pusat perbelanjaan dan wisata yang ada di Provinsi Sumatera Barat dengan jumlah penduduk 126.896 jiwa. Oleh sebab itu arus lalu lintas cukup padat dikarenaan lalu lalang kendaraan yang melintasi persimpangan menuju pusat wisata dan pusat perbelanjaan. Selain dari penduduk kota itu sendiri banyak kendaraan luar daerah yang melintasi jalan dan persimpangan tersebut dimana persimpangan tersebut salah satu jalan alternatif menuju daerah Pasaman, Payakumbuh, dan Kota Padang dan ini akan terus bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan jumlah kendaraan. Simpang Tarok kota Bukittinggi merupakan pertemuan dari ruas Jalan Sultan syahir, Jalan Profesor Hamka dan Jalan SultanSyahir yang melayani 2 lajur 2 jalur. Simpang tarok adalah simpang tak bersinyal
dimana pola pengaturan lalu lintas persimpangan belum optimal dan arus lalu lintas cukup padat padat dimana persimpang tersebut merupakan daerah perdagangan, jalan jalan menuju terminal, jalan menuju pusat kota dan wisata serta kurangnya faktor disiplin dari penguna jalan yang saling berebut ruang untuk melewati persimpangan sehingga mengakibatkan adanya kemacetan yang sangat berpengaruh pada kondisi lalu lintas dan pada jam- jam tertentu merupakan pemakai jalan sangat tinggi yaitu pada pagi hari, siang hari, dan sore hari. Melihat halhal tersebut diatas maka akan dilakukan analisa Kajian Kinerja Persimpang Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Tarok Jalan Sultan Syahrir Jalan Profesor Hamka Jalan Sultan Syahrir Kota Bukittinggi). TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan simpang tarok Jalan Sultan Syahrir Jalan Profesor Hamka Jalan Sultan Syahrir Kota Bukittinggi untuk menampung volume arus lalu lintas yang semakin meningkat sebagai pertimbangan dalam pengendalian dan pengelolaan lalulintas yang akan datang. BATASAN MASALAH Dalam menganalisa kinerja simpang tarok ( Jalan Sultan Syahrir Jalan Profesor Hamka Jalan Sultan Syahrir) Kota Bukit Tinggi, Permasalahannya dibatasi sebagai berikut : 1. Survey hanya dilakukan pada simpang tarok Jalan Sultan Syahrir Jalan Profesor Hamka Jalan Sultan Syahrir, karena pada persimpangan ini selalu terjadi kemacetan lalu lintas terutama pada jam jam sibuk. 2. Dalam tugas akhir ini penulis hanya membahas mengenai kualitas dan tingkat kinerja persimpangan yang dibatasi pada kapasitas, derajat kejenuhan, dan tundaan. 3. Menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI 1997 ) sebagai pedoman untuk menghitung kapasitas dan kinerja persimpangan. Titik Konflik Pada Persimpangan Tarok Kota Bukittinggi Didalam daerah simpang tarok lintasan kendaraan akan berpotongan pada suatu titik konflik, konflik ini akan memperlambat pergerakan dari persimpangan dan juga merupakan lokasi potensial untuk bertabrakan ( kecelakaan ). Arus lalu lintas yang terkena konflik pada suatu
persimpangan mempunyai tingkah laku konfleks, disetiap gerakan belok kiri, belok kanan ataupun lurus masing masing menghadapi konflik yang berbeda. Adapun titik konflik dan jenis manuver pada persimpangan tarok dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar Potensi Titik Konflik Pada Persimpangan Data Lingkungan dan Kependudukan Data lingkungan yang di peroleh adalah. a. Sepanjang jalan Sultan Syahrir dan jalan Profesor Hamka merupakan kawasan pemukiman, pertokoan dan sekolah. Jadi dapat disimpulkan aktifitas yang terdapat pada kawasan ini adalah komersil. b. Gangguan samping pada kawasan ini adalah sedang. Perilaku pengguna jalan yang cendrung tidak mematuhi aturan, terutama angkutan umum yang sering terlihar berhenti disembarang tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Gambar Sketsa Kondisi Geometri Gambar Sketsa Pergerakan Lalu Lintas Data Lalu Lintas Dari survey yang dilakukan selama tiga hari, didapatkan data data lalu lintas pada jam sibuk pagi, siang dan sore. Dari hasil perhitungan jam sibuk yang dilakukan pada hari Sabtu, Mingggu dan Senin, diambil lagi jam sibuk dan tak sibuk pada tiga hari tersebut untuk digunakan dalam perhitungan. Karna untuk menilai kinerja
persimpangan sebaiknya dihitung berdasarkan arus lalu lintas terpadat, adapun data perhitungan lalu lintas dapat dilihat pada lampiran yang terlampir. Perhitungan Kapasitas Data Survey Hari Sabtu Pukul 06.30 07.30 W1. = ( WC + WB + WD ) / Jumlah Lengan Simpang = 3.5 + 3.75 + 3.75 / 3 = 3.6 1. Tipe simpang Tipe simpang menentukan jumlah simpang dan jalur pada jalan utama dan minor pada simpang dengan kode tiga angka. Dari tabel 2.8 tipe simpang didapat tipe simpang 322 (tiga lengan, 2 lajur jalan minor, 2 lajur jalan utama) 2. Kapasitas Dasar Dari tabel 2.9 kapasitas dasar simpang tiga lengan 322 menurut tipe simpang didapat nilai kapasitas dasar (Co) adalah 2700 smp / jam. 3. Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat Penyesuaian lebar pendekat (Fw) diperoleh dari : 322 : Fw = 0.73 + 0.0740 W1 = 0.73 + 0.0740 x 3.6 = 0.9964 4. Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama Dengan mengunakan tabel 2.11 faktor penyesuaian median jalan utama (FM) didapat bahwa jalan utama ( 3m) dengan nilai FM adalah = 1.20 5. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota Dari tabel 2.12 penyesuaian ukuran kota (Fcs) didapat jumlah penduduk sebesar 126.896 jiwa Fcs adalah 0.88 6. Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan Hambatan Samping dan Kendaraan Tak bermotor (FRSU). Berdasarkan data yang didapat, tipe lingkungan adalah komersil dan hambatan samping sedang maka nilai (FRSU) dari tabel 2.13 adalah 0.938 7. Faktor Penyesuaian Belok Kiri PLT = QLT / QTOT Dimana : QLT = volume kendaraan belok kiri jalan utama dan minor QTOT = volume seluruh kendaraan jalan utama dan minor Maka : PLT = 668 / 1920 = 0.35 Faktor penyesuaian belok kiri (FLT) dapat dihitung dengan rumus (2 3): FLT = 0.84 + 1.61 x PLT
FLT = 0.84 + 1.61 x 0.35 = 1.403 8. Faktor Penyesuaian Belok Kanan PRT = QRT / QTOT Dimana : QLT = volume kendaraan belok kanan jalan utama dan minor QTOT = volume seluruh kendaraan jalan utama dan minor Maka : PRT = 630 / 1920 = 0.33 Berdasarkan Grafik faktor penyesuaian belok kanan, untuk simpang dengan tiga lengan faktor penyesuaian belok kanan dihitung dengan rumus (2 4) : FRT = 1.09 0.922 x PRT FRT = 1.09 0.922 x 0.33 = 0.785 9. Faktor Penyesuaian RasioArus Jalan Minor Variabel masukan adalah rasio adalah total rasio jalan minor dibagi nilai total volume kendaraan jalan utama dan minor dimana dapat dihitung dengan rumus (2 5): PMI = QMI / QTOT PMI = 727 / 1920 = 0.37 Maka nilai FMI dapat dihitung dengan rumus : FMI = 1.19 x PMI² - 1.19 x PMI + 1.19 = 1.19 x 0.37² - 1.19 x 0.37 + 1.19 = 0.912 10. Kapasitas Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus (2 2) dimana berbagai faktor telah dihitung diatas : C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI = 2700 x 0.9964 x 1.20 x 0.88 x 0.938 x 1.403 x 0.785 x 0.912 = 2677 smp / jam Perhitungan Tingkat Kinerja Perhitungan Tingkat Kinerja persimpangan meliputi : 1. Derjat Kejenuhan Derjat kejenuhan dihitung dengan mengunakan rumus (2.6) : DS = Q TOT / C Dimana : Q TOT : adalah Jumlah total kendaraan dijalan utama dan minor C : adalah nilai kapasitas DS = Q TOT / C = (1920 smp/jam) / (2677 smp / jam) = 0.72 2. Tundaan 1. Tundaan Lalu Lintas Simpang (DTI) Tundaan lalu lintas simpang dapat dihiting dengan rumus (2 8) : DT I = 1.0504 / (0.2742 0.2042 x DS) (1 DS) x 2 = 1.0504 / (0.2742 0.2042 x 0.72) (1 0.72) x 2 = 7.699 det/smp
2. Tundaan Lalu Lintas Jalan Utama (DTMA) Tundaan lalu lintas jalan utama dapat dihiting dengan rumus (2 10) : DTMA = 1.05034 / (0.346 0.246 x DS) - (1 DS) x 1.8 = 1.05034/(0.346 0.246 x 0.72)- (1 0.72) x 1.8= 5.715 det/smp 3. Tundaan lalu Lintas Jalan Minor (DTMI) Tundaan lalu lintas jalan minor dapat dihitung dengan rumus (2 11) : DTMI = (Q TOT x D TI Q MA x DT MA ) / QMI = (1920 x7.699 1735 x 5.715) / 727 = 6.694 det / smp 4. Tundaan Geometrik Simpang (DG) Tundaan geometrik simpang dapat dihitung dengan rumus (2 12) : DG = (1 DS) x (PT x 6 + ( 1 PT ) x 3) + DS x 4 (det / smp) Dimana : DG = Tundaan Simpang DS = Derajat Kejenuhan PT = Rasion Belok Total. Maka : DG = ( 1 0.72) x ( 0.68 x 6 + ( 1 0.68 ) x 3 ) + 0.72 x 4 = 4.291 det/smp 5. Tundaan simpang (D) D = DG + DTI = 4.291+ 7.699 = 11.99 det / smp Data Survey Hari Sabtu Pukul 16.30 17.30 A. Kapasitas Simpang 1. Lebar Pendekat dan tipe simpang W1. = ( WC + WB + WD ) / Jumlah Lengan Simpang = 3.5 + 3.75 + 3.75 / 3 = 3.6 2. Tipe simpang Tipe simpang menentukan jumlah simpang dan jalur pada jalan utama dan minor pada simpang dengan kode tiga angka. Dari tabel 2.8 tipe simpang didapat tipe simpang 322 ( tiga lengan, 2 lajur jalan minor, 2 lajur jalan utama ) 3. Kapasitas Dasar Dari tabel 2.9 kapasitas dasar simpang tiga lengan 322 menurut tipe simpang didapat nilai kapasitas dasar (Co) adalah 2700 smp / jam. 4. Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat Penyesuaian lebar pendekat (Fw) diperoleh dari : 322 : Fw = 0.73 + 0.0740 W1 = 0.73 + 0.0740 x 3.6 = 0.9964 5. Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama Dengan mengunakan tabel 2.11 faktor penyesuaian median jalan utama (FM) didapat bahwa jalan utama ( 3m ) dengan nilai FM adalah = 1.02
6. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota Dari tabel 2.12 penyesuaian ukuran kota (Fcs) didapat jumlah penduduk sebesar 126.896 jiwa Fcs adalah 0.88 7. Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan Hambatan Samping dan Kendaraan Tak bermotor (FRSU) Berdasarkan data yang didapat, tipe lingkungan adalah komersil dan hambatan samping sedang maka nilai (FRSU) dari tabel 2.13 adalah 0.936 8. Faktor Penyesuaian Belok Kiri PLT = QLT / QTOT Dimana : QLT = volume kendaraan belok kiri jalan utama dan minor QTOT = volume seluruh kendaraan jalan utama dan minor Maka : PLT = 720 / 2200 = 0.33 Dari Grafik nilai normal lalu lintas umum didapat rasio belok kiri (PLT) adalah = 1.34 Faktor penyesuaian belok kiri (FLT) dapat dihitung dengan rumus (2 3): FLT = 0.84 + 1.61 x PLT FLT = 0.84 + 1.61 x 0.33 = 1.371 9. Faktor Penyesuaian Belok Kanan PRT = QRT / QTOT Dimana : QLT = volume kendaraan belok kanan jalan utama dan minor QTOT = volume seluruh kendaraan jalan utama dan minor Maka : PRT = 823/2200 = 0.37 Berdasarkan Grafik faktor penyesuaian belok kanan, untuk simpang dengan tiga lengan faktor penyesuaian belok kanan dihitung dengan rumus (2 4) : FRT = 1.09 0.922 x PRT FRT = 1.09 0.922 x 0.37 = 0.748 10. Faktor Penyesuaian RasioArus Jalan Minor Variabel masukan adalah rasio adalah total rasio jalan minor dibagi nilai total volume kendaraan jalan utama dan minor dimana dapat dihitung dengan rumus : PMI = QMI / QTOT PMI = 821 / 2200 = 0.373 Maka nilai FMI dapat dihitung dengan rumus : FMI = 1.19 x PMI² - 1.19 x PMI + 1.19 = 1.19 x 0.373² - 1.19 x 0.373 +1.19 = 0.911 11. Kapasitas Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus (2 2) dimana berbagai faktor telah dihitung diatas : C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI = 2700 x 0.9964 x 1.20 x 0.88 x 0.936 x 1.371 x 0.748 x 0.911
= 2484 smp / jam B. Perhitungan Tingkat Kinerja Perhitungan Tingkat Kinerja persimpangan meliputi : 1. Derjat Kejenuhan Derjat kejenuhan dihitung dengan mengunakan rumus (2 6) : DS = Q TOT / C Dimana : Q TOT : adalah Jumlah total kendaraan dijalan utama dan minor C : adalah nilai kapasitas Maka : DS = Q TOT / C = (2200 smp/jam) / (2484smpjam) = 0.885 2. Tundaan 1. Tundaan Lalu Lintas Simpang (DTI) Tundaan lalu lintas simpang dapat dihiting dengan rumus (2 8) : DT I = 1.0504 / ( 0.2742 0.2042 x DS ) ( 1 DS ) x 2 = 1.0504 / ( 0.2742 0.2042 x 0.885 ) ( 1 0.885 ) x 2 = 11.01 det/smp 2. Tundaan Lalu Lintas Jalan Utama (DTMA) Tundaan lalu lintas jalan utama dapat dihiting dengan rumus (2 10) : DTMA = 1.05034/(0.346 0.246 x DS) - (1 D ) x 1.8 = 1.05034 / (0.346 0.246 x 0.885) - ( 1 0.885 ) x 1.8 = 7.981 det / smp 3. Tundaan lalu Lintas Jalan Minor (DTMI) Tundaan lalu lintas jalan minor dapat dihitung dengan rumus (2 11): DTMI = (Q TOT x D TI Q MA x DT MA )/ QMI = (2200 x11.01 1966 x7.981)/821 = 10.39 det / smp 4. Tundaan Geometrik Simpang (DG) Tundaan geometrik simpang dapat dihitung dengan rumus (2 12) : DG = (1 DS) x (PT x 6 + (1 PT) x 3) + DS x 4 (det / smp) Dimana : DG = Tundaan Simpang DS = Derajat Kejenuhan PT = Rasion Belok Total. Maka : DG = (1 0.885) x (0.70 x 6 + (1 0.70) x 3 ) + 0.885 x 4 = 4.126 det / smp 5. Tundaan simpang (D) D = DG + DTI = 4.126 + 11.01 = 15.13 det / smp
Tabel Hasil Rekapitulasi Kapasitas Kinerja Persimpangan Pembahasan Dari hasil perhitungan kapasitas dan kinerja Persimpangan Tarok (Jalan Sultan Syahrir Profesor Hamka Jalan Sultan Syahrir di Kota Bukittinggi) pada hari Sabtu pukul 14.30 17.30 dengan nilai derajat kejenuhan (DS) 0.88 dan ini telah melewati nilai derjat kejenuhan dari peraturan MKJI 1997 yaitu 0,85 berarti simpang tarok sudah terlewat jenuh. Saran perbaikan Persimpangan 1. Menghilangkan hambatan samping dari sedang menjadi rendah dengan memasang rambu larangan berhenti atau parkir disekitar persimpanggan.. A. Kapasitas Simpang 1. Lebar Pendekat dan tipe simpang W1. = (WC + WB + WD) / Jumlah Lengan Simpang = 3.5 + 3.75 + 3.75 / 3 = 3.6 2. Tipe simpang Tipe simpang menentukan jumlah simpang dan jalur pada jalan utama dan minor pada simpang dengan kode tiga angka. Dari tabel 2.9 tipe simpang didapat tipe simpang 322 (tiga lengan, 2 lajur jalan minor, 2 lajur jalan utama) 3. Kapasitas Dasar Dari tabel 2.10 kapasitas dasar simpang tiga lengan 322 menurut tipe simpang didapat nilai kapasitas dasar (Co) adalah 2700 smp / jam. 4. Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat Penyesuaian lebar pendekat (Fw) diperoleh dari : 322 : Fw = 0.73 + 0.0740 W1 = 0.73 + 0.0740 x 3.6 = 0.9964 5. Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama Dengan mengunakan tabel 2.12 faktor penyesuaian median jalan utama (FM) didapat bahwa jalan utama ( 3m) dengan nilai FM adalah = 1.20 6. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota Dari tabel 2.13 penyesuaian ukuran kota (Fcs) didapat jumlah penduduk sebesar 126.896 jiwa Fcs adalah 0.88 7. Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan Hambatan Samping dan Kendaraan Tak bermotor (FRSU) Dari data sebelumnya hambatan samping sedang sebesar 0.936, dengan menghilangkan hambatan samping maka nilai (FRSU) dari tabel 2.14 adalah 0.95
8. Faktor Penyesuaian Belok Kiri PLT = QLT / QTOT Dimana : QLT = volume kendaraan belok kiri jalan utama dan minor QTOT = volume seluruh kendaraan jalan utama dan minor Maka : PLT = 720 / 2200 = 0.33 Dari Grafik nilai normal lalu lintas umum didapat rasio belok kiri (PLT) adalah = 1.34 Faktor penyesuaian belok kiri (FLT) dapat dihitung dengan rumus (2 7): FLT = 0.84 + 1.61 x PLT FLT = 0.84 + 1.61 x 0.33 = 1.371 9. Faktor Penyesuaian Belok Kanan PLT = QRT / QTOT Dimana : QLT = volume kendaraan belok kanan jalan utama dan minor QTOT = volume seluruh kendaraan jalan utama dan minor Maka : PRT = 823 / 2200 = 0.37 Berdasarkan Grafik faktor penyesuaian belok kanan, untuk simpang dengan tiga lengan faktor penyesuaian belok kanan dihitung dengan rumus (2 8) : FRT = 1.09 0.922 x PRT FRT = 1.09 0.922 x 0.37 = 0.748 10. Faktor Penyesuaian RasioArus Jalan Minor Variabel masukan adalah rasio adalah total rasio jalan minor dibagi nilai total volume kendaraan jalan utama dan minor dimana dapat dihitung dengan rumus : PMI = QMI / QTOT PMI = 821 / 2200 = 0.373 Maka nilai FMI dapat dihitung dengan rumus : FMI = 1.19 x PMI² - 1.19 x PMI + 1.19 = 1.19 x 0.373² - 1.19 x 0.373 + 1.19 = 0.911 11. Kapasitas Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus (2 6) dimana berbagai faktor telah dihitung diatas : C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI = 2700 x 0.9964 x 1.20 x 0.88 x 0.95 x 1.371 x 0.748 x 0.911 = 2521 smp / jam C. Perhitungan Tingkat Kinerja Perhitungan Tingkat Kinerja persimpangan meliputi : 1. Derjat Kejenuhan Derjat kejenuhan dihitung dengan mengunakan rumus (2.9) : DS = Q TOT / C = (2200 smp/jam)/(2521 smp/jam) = 0.87 Dari Hasil Perhitungan dengan menghilangkan hambatan samping belum memenusi sasaran dimana nilai derajat kejenuhan 0.87 dimana DS >0.85
2. Perbaikan Geometrik Persimpangan Untuk lebih bisa mengoptimalkan kinerja dari persimpangan, sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap geometrik simpang. Seperti dengan melakukan pelebaran jalan, karena lebar jalan utama saat ini terlalu sempit untuk menampung volume lalu lintas. Dimana jalan utama Pada lengan jalan Sultan Syahir lebar jalan sekarang ini hanya 7.5 m, sebaiknya lebar lengan simpang tersebut diperlebar menjadi 10 m dengan penambahan 1,25 m, pada sisi kiri dan kanan serta pemasangan median jalan sebesar 50 cm. A. Kapasitas Simpang 1. Lebar Pendekat dan tipe simpang W1. = ( WC + WB + WD ) / Jumlah Lengan Simpang = 3.5 + 4.75 + 4.75 / 3 = 4.3 2. Tipe simpang Tipe simpang menentukan jumlah simpang dan jalur pada jalan utama dan minor pada simpang dengan kode tiga angka. Dari tabel 2.9 tipe simpang didapat tipe simpang 322 (tiga lengan, 2 lajur jalan minor, 2 lajur jalan utama) 3. Kapasitas Dasar Dari tabel 2.10 kapasitas dasar simpang tiga lengan 322 menurut tipe simpang didapat nilai kapasitas dasar (Co) adalah 2700 smp / jam. 4. Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat Penyesuaian lebar pendekat (Fw) diperoleh dari : 322 : Fw = 0.73 + 0.0740 W1 = 0.73 + 0.0740 x 4.3 = 1.049 5. Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama Dengan mengunakan tabel 2.12 faktor penyesuaian median jalan utama (FM) didapat bahwa jalan utama (>3m) dengan nilai FM adalah = 1.20 6. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota Dari tabel 2.13 penyesuaian ukuran kota (Fcs) didapat jumlah penduduk sebesar 126.896 jiwa Fcs adalah 0.88 7. Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan Hambatan Samping dan Kendaraan Tak bermotor (FRSU) Berdasarkan data yang didapat, tipe lingkungan adalah komersil dan hambatan samping yang rendah maka nilai (FRSU) dari tabel 2.14 adalah 0.936 8. Faktor Penyesuaian Belok Kiri PLT = QLT / QTOT Maka : PLT = 660 / 1974= 0.33 Faktor penyesuaian belok kiri (FLT) dapat dihitung dengan rumus (2 7):
FLT = 0.84 + 1.61 x PLT FLT = 0.84 + 1.61 x 0.33 = 1.371 9. Faktor Penyesuaian Belok Kanan PLT = QRT / QTOT Dimana : QLT = volume kendaraan belok kanan jalan utama dan minor QTOT = volume seluruh kendaraan jalan utama dan minor Maka : PRT = 735 / 1974 = 0.37 Berdasarkan Grafik faktor penyesuaian belok kanan, untuk simpang dengan tiga lengan faktor penyesuaian belok kanan dihitung dengan rumus (2 8) : FRT = 1.09 0.922 x PRT FRT = 1.09 0.922 x 0.37 = 0.748 10. Faktor Penyesuaian RasioArus Jalan Minor Variabel masukan adalah rasio adalah total rasio jalan minor dibagi nilai total volume kendaraan jalan utama dan minor dimana dapat dihitung dengan rumus : PMI = QMI / QTOT PMI = 732 / 1974 = 0.370 Maka nilai FMI dapat dihitung dengan rumus : FMI = 1.19 x PMI² - 1.19 x PMI + 1.19 = 1.19 x 0.370² - 1.19 x 0.370 + 1.19 = 0.912 11. Kapasitas Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus (2 6) dimana berbagai faktor telah dihitung diatas : C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI = 2700 x 1,049 x 1.20 x 0.88 x 0.936 x 1.371 x 0.748 x 0.912 = 2700 smp / jam 12. Derjat Kejenuhan Derjat kejenuhan dihitung dengan mengunakan rumus (2.9) : DS = Q TOT / C Dimana : Q TOT : adalah Jumlah total kendaraan dijalan utama dan minor C : adalah nilai kapasitas Maka : DS = Q TOT / C = ( 2200 smp/jam) / (2700 smp/jam) = 0.81 Dari hasil perhitungan perbaikan geometrik persimpangan dijalan utama dan pemasangan median didapatkan kapasitas persimpangan 2700 smp/jam dengan derajat kejenuhan 0.81 dan sudah memenuhi sasaran dimana nilai derajat kejenuhan (DS) peraturan MKJI 1997 sebesar 0.85
B. Perhitungan Tingkat Kinerja 1. Tundaan 1. Tundaan Lalu Lintas Simpang (DTI) Tundaan lalu lintas simpang dapat dihiting dengan rumus : DT I = 1.0504 / (0.2742 0.2042 x DS) ( 1 DS ) x 2 = 1.0504 / (0.2742 0.2042 x 0.81) (1 0.81) x 2 = 9.274 det/smp 2. Tundaan Lalu Lintas Jalan Utama (DTMA) Tundaan lalu lintas jalan utama dapat dihiting dengan rumus : DTMA = 1.05034 / ( 0.346 0.246 x DS) - ( 1 DS ) x 1.8 = 1.05034/(0.346 0.246 x 0.81) - ( 1 0.81 ) x 1.8 = 6.815 det / smp 3. Tundaan lalu Lintas Jalan Minor ( DTMI ) Tundaan lalu lintas jalan minor dapat dihitung dengan rumus : DTMI = (Q TOT x D TI Q MA x DT MA ) / QMI = (2200 x 9.274 1966 x 6.815) / 821 = 8.531 det / smp 4. Tundaan Geometrik Simpang ( DG ) Tundaan geometrik simpang dapat dihitung dengan rumus : DG = ( 1 DS ) x ( PT x 6 + ( 1 PT ) x 3) + DS x 4 ( det / smp ) Dimana : DG = Tundaan Simpang DS = Derajat Kejenuhan PT = Rasion Belok Total. Maka : DG = (1 0.81) x (0.70 x 6 + (1 0.70) x 3) + 0.81 x 4 = 4.209 det / smp 5. Tundaan simpang ( D ) D = DG + DTI = 4.209 + 9.274 = 13.48 det / smp Tabel Hasil Rekapitulasi Saran Perbaikan Dari hasil perbaikan geometrik persimpangan dengan melakukan pelebaran pada jalan utama dimana lebar awal 7.5 meter, menjadi 10 meter dengan melakukan pelebaran pada sisi kiri dan kanan jalan sebesar 1.25 meter dan pemasangan median dengan lebar 50 cm dijalan utama sarasaran terpenuhi dimana dari hasil perhitungan didapat nilai Kapasitas (C) adalah 2700 dengan derajat kejenuhan sebesar 0.81
KESIMPULAN Setelah penulis menganalisa data dan melakukan pengamatan lansung dilapangan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Arus lalu lintas pada Persimpangan Tarok Jalan Sultan Syahrir Jalan Profesor Hamka Jalan Sultan Syahrir sudah melewati ambang kejenuhan dari hasil perhitungan kapasitas dan nilai derajat kejenuhan pada hari sabtu jam 14.30 17.30 didapat nilai kapasitas (C) sebesar 2484 smp/jam dan derajat kejenuhan sebesar 0.88 dan ini telah melebihi yang ditetapkan oleh Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI 1997 ) yakni 0.85. 2. Kendaraan yang paling banyak melewati persimpangan tarok adalah jenis kendaraan ringan (mobil pribadi dan angkutan umum ) dan sepeda motor. 3. Dengan pemasangan rambu rambu dilarang parkir dan berhenti di Persimpangan Tarok belum dapat memenuhi sasaran dimana nilai derajat kejenuhan lebih besar dari yang ditetapkan 0.87 > 0.85 4. Dengan melakukan pelebaran jalan utama sebesar 1.25 meter pada sisi kiri dan kanan sehingga lebar menjadi 10 meter. Serta dengan pemasangan median dengan lebar 50 cm dijalan utama diperoleh nilai derajat kejenuhan 0.81 < 0.85 dan nilai kapasitas persimpangan ( C ) 2700 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, Bukittinggi, 2013 C. Jotin Khisty dan B. Kent Lall, Dasar Dasar Rekayasa Transportasi, Erlangga, Jakarta,2003 Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI ), 1997 Fidel Miro S.E., MSTr, Perencanaan Transportasi Untuk mahasiswa, Perencana dan Praktisi, Erlangga, Jakarta 2005 Well, G.R, Rekayasa Lalu Lintas, Bharata, Jakarta 1993