DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I KONSEP DASAR. saluran cerna tinggi artinya disertai dengan pengeluaran banyak aliran cairan dan

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

ASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB V HASIL PENELITIAN

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Laporan Pendahuluan Eliminasi Alvi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

ANEMIA. 3. Patofisiologi Kegalan sum2 a/ kehilangn sel darah merah berlebihan. Misalnya berkurangnya eritropoesis (produksi sel darah merah)

SIROSIS HEPATIS R E J O

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi berasal dari bahasa Latin constipare yang berarti ramai bersama. 18

BAB II. Mega kolon adalah dilatasi dan atonikolon yang disebabkan olah. Mega kolon suatu osbtruksi kolon yang disebabkan tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

DEFENISI Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilang nya

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kolonoskopi saat ini merupakan salah satu alat diagnostik dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS


BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI.

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

D. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. rektum yang khusus menyerang bagian sekum yang terjadi akibat gangguan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea

Nursing Care Plan Sheet

SAKIT PERUT PADA ANAK

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Tumor IntraAbdomen. Kelompok IV

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang.

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

BAB II TINJAUAN TEORI. penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

KOLIK ABDOMEN. E. PEMERIKSAAN Tensi, nadi, pernapasan, suhu Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri Pemeriksaan rektal Laboratorium : - Leukosit - Hb

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi adalah perubahan dalam frekuensi dan konsistensi

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB I. PENDAHULUAN. terhentinya migrasi kraniokaudal sel krista neuralis di daerah kolon distal pada

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

Transkripsi:

CA. KOLON

DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar. ETIOLOGI Penyebab kanker usus besar masih belum diketahui, namun dikenali beberapa faktor predisposisi. yaitu: Diet Makanan yang banyak mengandung serat, mis: sayuran, akan menyebabkan waktu transit bolus di intestin akan berkurang, sehingga kontak zat yang potensial karsinogen pada mukosa lebih singkat, termasuk lemak dan protein hewani. Kelainan di kolon Misalnya adenoma di kolon yang terutama bentuk villi dapat mengalami degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma, familial polifosis dan kolitis ulserativa. Herediter Hasil penelitian menunjukkan anak dari orang tua yang menderita mempunyai frekuensi 3½ kali lebih banyak daripada anak yang orang tuanya sehat.

PATOFISIOLOGI Kira-kira 60% sampai dengan 70% karsinoma ini terjadi pada rektum, area rektosigmoid, atau kolonsigmoid. Tipe pertumbuhan tergantung pada area asal. Karsinoma di sisi kiri cenderung tumbuh mengitari usus, mengelilinginya dan menimbulkan massa bulk, polipoid, dan berjamur. Mayoritas kanker ini adalah adenokarsinoma. Tipe lain masuk menembus usus dan menyebabkan abses, peritonitis, invasi organ sekitarnya, atau perdarahan. Tumor-tumor ini cenderung tumbuh dengan lambat, dan tetap asimtomatik untuk periode waktu yang lama. Metastasis dapat terjadi pada hepar, paru-paru, tulang atau sistem limfatik.

MANIFESTASI KLINIK Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan, dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi, dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare berganti an, serta feses berdarah.

KOMPLIKASI Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah se kitar kolon yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. Peri tonitis dan/atau sepsis dapat menimbulkan syok. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan radiologis dengan barium enema dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin sebelum dilakukan pemeriksaan lain. Proktosigmoidoskopi, Dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai menderita karsinoma usus besar. Kolonoskopi, Diperiksa dengan alat yang sekaligus dapat digunakan untuk biopsi tumor. Sitoskopi, Indikasinya adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang mencurigai invasi keganasan ke kandung kencing.

ASUHAN KEPERAWATAN I. PENGKAJIAN Kaji riwayat kesehatan, mendapatkan informasi tentang perasaan lelah, ada nya nyeri abdomen atau rectal dan karakternya (lokasi, frekuensi, dura si, hubungan dengan makanan atau defekasi. Kaji pola eliminasi terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mukus. Kaji riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip rektal, riwayat keluarga dan terapi obat saat ini. Kaji kebiasaan diet, identifikasi mencakup unsur lemak atau serat jumlah konsumsi alkohol dan riwayat penurunan berat badan. Pengkajian mencakup auskultasi abdomen terhadap bising usus dan palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi dan massa padat, spesimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Konstipasi b/d lesi obstruktif. Tujuan : Pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan keteta pan jumlah dan konsistensi. INTERVENSI 1. Selidiki pelambatan awitan atau tak adanya keluaran. Auskultasi bising usus. 2. Tinjau ulang pola diet dan jumlah atau tipe masukan cairan. 3. Libatkan pasien dalam perawatan secara bertahap. 4. Berikan unit TENS bila diindikasikan. RASIONAL Ileus paralitik pasca operasi biasanya membaik dalam 48-72 jam. Pelamba tan dapat menandakan ileus atau obs truksi statis menutup. Masukan adekuat dari serat dan maka nan kasar memberikan bulk, dan cairan atau faktor penting dalam menentukan konsistensi feses. Rehabilitasi dapat dipermudah dengan mendorong pasien mandiri. Stimulasi listrik telah digunakan pada beberapa pasien untuk merangsang peristaltik.

2. Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi. Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol. INTERVENSI 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, karakteristik dan intensitas (skala 1-10). 2. Yakinkan pasien bahwa perubahan posisi tidak akan mencederai stroma. 3. Bantu penggunaan teknik relaksasi. 1. Bantu pasien melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini, hindari duduk lama. RASIONAL Membantu mengevaluasi derajat ke tidak nyamanan dan keefektifan analge sik. Menurunkan ketegangan otot, menaikkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping. Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan. Menurunkan kekakuan otot/sendi. Ambulasi mengembalikan organ ke posisi normal dan meningkatkan kembali fungsi ke tingkat normal. Ambulasi dan perubahan posisi menurunkan tekanan perianal.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual dan muntah. Tujuan : Mempertahankan berat badan atau menunjukkan peningkatan berat badan dan bebas dari tanda-tanda malnutrisi. INTERVENSI 1. Kaji status nutrisi. 2. Auskultasi bising usus. 3. Mulai makan dengan makanan cairan perlahan. 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan penggunaan yogurth dan mentega. 5. Kolaborasi perencanaan diet yang sesuai. 6. Kolaborasi pemberian makanan parenteral bila diindikasikan. RASIONAL Mengidentifikasi kekurangan atau ke butuhan untuk membantu memilih intervensi. Kembalinya fungsi usus menunjukkan ke sia pan untuk memulai makan lagi. Menurunkan insiden kram abdomen, mual. Membantu menurunkan pembentukan bau. Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan dan perencanaan dan fungsi usus. Tidak toleran pada pemasukan peroral, hi peralimentasi digunakan untuk menambah kebutuhan komponen pada penyembuhan dan mencegah status katabolisme.

4. Risiko kekurangan volume cairan b/d muntah Tujuan : Mempertahankan hidrasi adekuat, dengan membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik, tanda vital stabil. INTERVENSI 1. Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, timbang BB tiap hari. 2. Observasi tanda vital, catat hipotensi postural, takikardia, evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa. 3. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (Ht dan elektrolit). RASIONAL Memberikan indikator langsung keseimbangan cairan. Menunjukkan status hidrasi/kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan. Mendeteksi homeostasis atau ketidakseimbangan dan membantu menentukan kebutuhan penggantian

5. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakit dan peng obatannya. Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan. INTERVENSI 1. Instruksikan pasien/orang terdekat dalam perawatan stroma. 2. Diskusikan tentang melakukan aktivitas seperti sebelum pembedahan. 3. Konsulkan pasien mengenai pengguna an obat-obatan dan masalah berkena an dengan pengobatan fungsi usus. 4. Tekankan pentingnya mengunyah maka nan dengan baik, masukan cairan ade kuat dan makanan tinggi serat dan hin dari selulosa. 5. Anjurkan peningkatan masukan cairan. RASIONAL Meningkatkan penatalaksanaan positif dan menurunkan risiko ketidaktepatan perawatan. Menikmati aktivitas seperti sebelumnya dan pada beberapa kasus meningkatkan tingkat aktivitas. Beberapa obat-obatan yang oleh pasien direspon berbeda, meliputi laksatif, salisilat, antibiotik, dan diuretik. Menurunkan risiko obstruksi usus. Kehilangan fungsi normal kolon untuk cadangan air dan elektrolit dapat menim bulkan dehidrasi dan konstipasi.

EVALUASI Pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketetapan jumlah dan konsistensi. Nyeri hilang atau terkontrol. Mempertahankan berat badan atau menunjukkan peningkatan berat badan dan bebas dari tanda-tanda malnutrisi. Hidrasi adekuat, dengan membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik, tanda vital stabil. Memahami tentang kondisi dan pengobatan.