BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya suatu perusahaan dipengaruhi oleh unsur-unsur. manusia ini turut memengaruhi kemajuan perusahaan. Hal ini membuktikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peran bagi oraganisasi dalam mencapai tujuanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi tentang pekerjaan. Mondy (2008:95) juga mengemukakan analisis

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEPSI PROSES SELEKSI DAN PENEMPATAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. EUROLLENCE PLASTIC INDONESIA

Sebagai pedoman bagian Hukum dan Kepegawaian dalam menempatkan pegawai sesuai dengan kompetensinya dalam rangka penataan organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek dan merumuskan strategi dalam menghadapi perubahan yang terjadi di

2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya kinerja karyawan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kinerjannya. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pengertian Rekruitmen Sumber Rekruitmen Pegawai Metode Rekruitmen Permasalahan dalam Rekruitmen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENINGKATAN KINERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP DAYA SAING ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu. sendiri, yakni sektor-sektor industri, pertanian, tenaga kerja,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit operasional semakin diperlukan dalam suatu perusahaan. Audit

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Informasi pada suatu sistem meliputi masukan data (input) yang

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya sumber daya manusia yang dimiliki. Tujuan organisasi yang ingin. sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu mempertahankan prestasi kerja sumber daya manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi, dimana memiliki arti suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

BAB I PENDAHULUAN. khususnya melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lestari Nuryandini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Ekonomi yang melanda sebagian besar bangsa Asia, khususnya bangsa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas karyawan.setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. terlaksanannya fungsi rekruitmen. Seperti halnya fungsi rekruitmen, proses seleksi

BAB II LANDASAN TEORI. satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir,

PENDAHULUAN. Karyawan sebagai sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ardana, dkk (2012:3)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang dimiliki perusahaan, tanpa dukungan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini, antara

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. akuntabilitas, pengawasan dan pelayanan publik. Dalam reformasi kepegawaian, salah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kemampuan Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia. Bahkan di media massa sering muncul masalah-masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH EKSISTENSI DIRI, KETERKAITAN SOSIAL, PERTUMBUHAN INDIVIDU DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL TERHADAP PRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kartono (1999;32) pengertian kinerja adalah kemampuan dalam. menjalankan tugas dan pencapaian standar keberhasilan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi yang selalu berkembang merupakan keinginan semua orang.

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB 1 PENDAHULUAN. kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pekerja organisasi diharapkan mempunyai komitmen penuh terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya

PERANAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ERA GLOBALISASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. akselerasi pembangununan sistem kinerja yang handal. Demikian halnya. perubahan paradigma masyarakat terhadap pemerintah, menuntur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara (2007:67) prestasi kerja (job performance) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas adalah mengenai menurunnya kinerja karyawan pada divisi MSDM

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN BARAT. Elizar Ramli 1

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era perdagangan bebas pada abad ke 21 dan situasi krisis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan dipengaruhi oleh unsur-unsur didalamnya yang salah satunya ialah manusia. Besarnya peranan sumber daya manusia ini turut memengaruhi kemajuan perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa sumber daya manusia dapat berperan sebagai pemegang kendali, maka pengelolaan terhadap sumber daya manusia ini sangatlah penting. Tujuan perusahaan dapat tercapai, tidak luput dari peranan sumber daya manusia yang dimiliki. Alat pengukur keberhasilan perusahaan dapat terlihat dari kinerja yang dihasilkan sumber daya manusia dalam perusahaan. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh kinerja karyawan baik secara kualitas maupun kuantitas. Kinerja organisasi bergantung pada kinerja yang dihasilkan karyawan. Penilaian terhadap kinerja perlu dilakukan dengan pengukuran yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Pertimbangan mengenai ukuran penilaian kinerja dilakukan berdasarkan keperluan dan kepentingan perusahaan. Seberapa besar alat pengukuran yang dilakukan agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan menggambarkan hasil kerja yang dicapai individu tersebut serta organisasinya. Tinggi rendahnya kinerja yang dihasilkan dapat menunjukkan seberapa berhasil tujuan perusahaan yang telah dicapai. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan Mangkunegara (2009:9) bahwa Kinerja menunjukkan bagaimana kerja yang dilakukan oleh para karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

3 Sedarmayanti (2009:260) mengemukakan beberapa kata kunci mengenai pengertian kinerja, yaitu: 1. Hasil kerja 2. Pekerja, proses atau organisasi 3. Terbuka secara konkrit 4. Dapat diukur Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang memiliki proses pada suatu organisasi atau perusahaan. Pengukuran kinerja tentu harus berdasarkan ukuran serta apa yang telah ditentukan perusahaan karena tanpa pengukuran yang konkrit, kinerja tidak akan terlihat. Salah satu perusahaan yang menggunakan penilaian kinerja adalah PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak pada bidang pelayanan dan pengiriman barang. PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung menggunakan Sistem Manajemen Kinerja Individu (SMKI) untuk penilaian kinerja individu karyawan dan Sistem Manajemen Kinerja Unit (SMKU) untuk penilaian kinerja perunit. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemberian umpan balik terhadap hasil kerja karyawan setiap tiap bulan sekali. Penilaian yang dilakukan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung terutama pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan menunjukkan penurunan hasil nilai kinerja. Hal ini ditunjukan pada tabel mengenai nilai kinerja karyawan dengan sistem SMKI yang baru diterapkan selama tiga tahun terakhir.

4 Sebelumnya, PT. Pos Indonesia (Persero) menggunakan Page 21 atau seperti teknis DP3 pada PNS. Tabel mengenai penilaian kinerja karyawan dapat disajikan di bawah ini. Tabel 1.1 Hasil Penilaian SMKI Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Tahun Triwulan Nilai Perolehan Keterangan Optimal Nilai (%) 2011 I 6000 4872 - II 6000 5174 Naik 1,06 III 6000 5215 Naik 1,01 IV 6000 5456 Naik 1,05 2012 I 6000 5550 Naik 1,02 II 6000 5450 Turun 0,98 III 6000 5121 Turun 0,94 IV 6000 5199 Naik 1,02 2013 I 6000 5163 Turun 0,99 II 6000 5079 Turun 0,98 III 6000 5083 Turun 1,00 IV 6000 4999 Turun 0,98 Sumber: Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Perolehan nilai kinerja pada Tabel 1.1 di atas dapat dituangkan pada gambar seperti di bawah ini.

Nilai Kinerja 5 5800 5600 5400 5200 5000 4800 4600 4400 2011 2012 2013 I II III IV Sumber: Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Gambar 1.1 Hasil Penilaian SMKI Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 menunjukkan perolehan nilai yang didapatkan masih belum mencapai nilai optimal. Perolehan nilai kinerja pada tahun 2011 mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2012 triwulan pertama. Kenaikan nilai pada 2011 sampai dengan triwulan pertama 2012 berturut-turut adalah 1,06%, 1,01%, 1,05% dan 1,02%. Namun, terjadi penurunan nilai yang diperoleh pada triwulan kedua 2012 sebesar 0,98% dan penurunan pada triwulan ketiga 2012 sebanyak 0,94%. Perolehan nilai pada triwulan pertama tahun 2013 terus mengalami penurunan hingga triwulan keempat tahun 2013, yakni sebanyak 0,99% pada triwulan pertama, penurunan 0,98% pada triwulan kedua serta 1,00% pada triwulan ketiga dan sebanyak 0,98% penurunan pada triwulan keempat.

6 Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 di atas menunjukkan perolehan nilai yang didapatkan mengalami penurunan pada dua tahun terakhir, dan terutama pada tahun 2013 mengalami penurunan dari triwulan pertama hingga triwulan keempat. Selain Tabel 1.1 di atas, permasalan dalam menurunnya kinerja ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah karyawan yang mengalami penurunan nilai seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 1.2 Perkembangan Nilai Sistem Kinerja Individu (SMKI) Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan Tahun Naik Ket (%) Tetap Ket (%) Turun Ket (%) 2011 14-12 - 20-2012 22 Naik 1,63 14 Naik 1,22 24 Naik 1,20 2013 21 Turun Turun Turun 16 22 0,94 1,22 0,92 Rata-rata 56 41 66 Sumber: Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan nilai kinerja yang diperoleh karyawan mengalami fluktuatif. Namun Tabel 1.2 menunjukkan karyawan yang mengalami penurunan nilai lebih mendominasi dibandingkan karyawan yang mengalami kenaikan nilai atau nilai yang tetap. Pada tahun 2012 terjadi kenaikan perolehan nilai baik nilai yang naik, tetap ataupun turun. Tahun 2011 merupakan tahun pertama penerapan nilai SMKI PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Jika dihitung secara rata-rata, karyawan yang mengalami kenaikan nilai pada tiga tahun terakhir adalah sebanyak 56 karyawan, sedangkan karyawan yang mengalami penurunan nilai sebanyak 66 karyawan. Mengenai perkembangan nilai

7 karyawan yang dilihat dari segi naik, tetap dan turun akan digambarkan seperti dibawah ini. Sumber: Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Gambar 1.2 Perkembangan Nilai Sistem Kinerja Individu (SMKI) Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan Perkembangan nilai pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung terutama pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan ini menunjukkan penurunan nilai kinerja yang diperoleh karyawan. Sedangkan mengenai perolehan nilai yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan kategori nilai kinerja karyawan adalah sebagai berikut. Tabel 1.3 Hasil Penilaian Kinerja Karyawan Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung

8 Tahun Kurang ( 60) Ket (%) Cukup (61-79) Ket (%) Baik (80-89) Ket (%) Sangat Baik (90-100) Ket (%) 2011 4-2 - 12-41 - 2012 7 Naik Turun Turun Naik 1 6 45 1,7 0,6 0,4 1,1 2013 13 Naik Tetap Turun Turun 1 5 42 1,8 1,0 0,9 0,9 Ratarata 25 5 23 128 Sumber: Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Tabel 1.3 mengenai kategori nilai karyawan menunjukkan, karyawan dengan kategori sangat baik atau mendapatkan nilai 90-100 mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebanyak 1,1% namun mengalami penurunan 0,9% pada tahun 2013. Nilai 80-90 atau dengan kategori baik terus mengalami penurunan nilai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yakni sebanyak 0,4% dari tahun 2011 sampai 2012, dan 0,9% penurunan pada tahun 2013. Nilai dengan kategori cukup dengan nilai 61-79 mengalami penurunan 0,6% pada tahun 2011 sampai tahun 2012, dan tidak naik ataupun turun yakni 1,0%. Sedangkan karyawan yang mendapatkan nilai dengan kategori kurang atau 60 mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebanyak 1,7% dan kembali naik pada tahun 2013 sebesar 1,8%. Secara lebih jelasnya akan digambarkan seperti berikut.

9 Sumber: Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Gambar 1.3 Hasil Penilaian Kinerja Karyawan Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Gambar 1.3 di atas menggambarkan kategori nilai kurang terus mengalami kenaikan sampai dengan akhir tahun 2013. Penilaian kinerja diperlukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam mengelola sumber daya manusia pada perusahaan. Rivai (2009:311) mengemukakan bahwa Penilaian kinerja dilakukan sebagai umpan balik tentang keberhasilan rekruitmen, seleksi karyawan, penempatan karyawan, pelatihan dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan sumber daya manusia. Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang pelayanan dan pengiriman barang, tentu hal ini menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan. Apalagi, dengan

10 maraknya mengenai pengiriman barang dan jasa lain. Tentu terdapat banyak faktor yang memengaruhi kinerja. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari internal atau individu itu sendiri maupun dari luar individu atau eksternal. Faktorfaktor yang memengaruhi kinerja seseorang tentu akan memengaruhi kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan. Mangkunegara (2006:17) mengemukakan bahwa Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Pencapaian kinerja yang belum optimal bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Siagian (2004:139) mengemukakan bahwa Kinerja seseorang ditentukan oleh motivasinya yang digabung dengan kemampuan yang dimiliki serta penempatan yang tepat sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, bakat dan minat seseorang. Kemudian Siagian (2004:152) menjelaskan bahwa Teori sumber daya manusia yang mutakhir juga menekankan kinerja seseorang akan cenderung menurun, bila dihadapkan dengan pekerjaan yang sangat rutin, mekanistik dan tanpa variasi. Untuk mencegah timbulnya situasi tersebut, upaya perusahaan adalah dengan menempatkan kembali karyawan dalam bentuk alih tugas dan alih wilayah Senada dengan hal tersebut, Sembiring (2010:65) menyebutkan bahwa Kejenuhan akan pekerjaan yang disebabkan oleh mekanisme kerja yang monoton, merasa tidak lagi mendapatkan tantangan dalam melakukan pekerjaan, serta berbagai macam faktor lainnya. Salah satu upaya yang biasa dilakukan adalah dengan menempatkan karyawan dengan kegiatan mutasi.

11 Penempatan tidak hanya dilakukan bagi karyawan baru, namun juga karyawan yang telah lama bekerja pada perusahaan. Peranan sumber daya manusia yang telah lama bekerja tentu memengaruhi kinerja karyawan. Bila karyawan yang mengalami kebosanan pekerjaan yang rutin dan mekanistik dapat mengalami penurunan kinerja, salah satu jalan keluarnya ialah dengan penempatan karyawan lama dengan tempat baru agar dapat meningkatkan kinerjanya. Sikula (Yuniarsih dan Suwatno, 2009:115) mengemukakan placement means matching or fitting a person qualifications and jobs requirement yang artinya penempatan berarti menyesuaikan atau mencocokan kualifikasi individu dengan tuntutan pekerjaan. Sehingga dalam menempatkan karyawan tentu dilihat spesifikasi yang cocok dengan karyawan. Penempatan karyawan terutama bagi karyawan yang telah lama bekerja bila tidak sesuai dengan kemampuannya tentu akan berdampak terhadap kinerja yang dihasilkan. Karyawan lama khususnya yang telah lama bekerja dan tidak mengalami pemindahan atau penempatan kembali akan membuat karyawan merasa bosan bekerja dan dapat menyebabkan kinerja karyawan mengalami penurunan. Tentunya, dalam menempatkan karyawan perlu disesuaikan pekerjaan dengan kualifikasi yang telah ditetapkan perusahaan seperti kemampuan karyawan yang berdasar pada latar belakang pendidikan, pengalaman, dan sebagainya. Siagian (2004:151) menyebutkan bahwa

12 Penempatan tugas yang sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, minat dan bakat penting mendapat perhatian karena membuat karyawan betah berkarya pada perusahaan dan terdorong menampilkan kinerja yang memuaskan. Sejalan dengan yang dikemukakan Wibowo (2007:82)... Apabila penempatan yang dilakukan tepat maka akan menghasilkan kinerja yang baik bagi organisasi. Menurunnya kinerja yang ada di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung dapat dilihat dari rekapitulasi karyawan berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki. Berikut data karyawan berdasarkan pendidikan formal yang dimiliki. Tabel 1.4 Rekapitulasi Tingkat Pendidikan Karyawan Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan No. Divisi Pendidikan SLTP SLTA D1 D3 S1 S2 Jumlah 1. Pengembangan Bisnis Surat 0 3 1 0 7 1 12 2. Pengembangan Bisnis Paket 1 5 0 1 4 2 13 3. Pengelolaan Penjualan 0 7 0 0 8 2 17 4. Pos Internasional 1 9 1 1 5 1 18 Jumlah 2 24 2 2 24 6 60 Sumber: Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Berdasarkan Tabel 1.5 di atas, data mengenai rekapitulasi pendidikan karyawan akan disajikan pada bagan berikut.

13 S2 S1 D3 D1 SLTA SLTP 0 5 10 15 20 25 30 Jumlah Karyawan Sumber: Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Gambar 1.4 Rekapitulasi Tingkat Pendidikan Karyawan Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan Gambar 1.4 di atas menunjukkan karyawan dengan pendidikan lulusan SLTP/sederajat dan SLTA/sederajat memiliki pekerjaan yang sama dengan karyawan lulusan perguruan tinggi seperti sarjana dan pascasarjana. Tentunya hal ini bisa saja menyulitkan karyawan dengan pendidikan lebih rendah menjalankan tugas pekerjaan dengan latar belakang pendidikan lebih tinggi diatasnya. Sedangkan karyawan dengan pendidikan lebih tinggi diberikan pekerjaan yang sama dengan karyawan dengan pendidikan lebih rendah dibawahnya yang menyebabkan karyawan merasa tidak ada tantangan dalam bekerja sehingga hasil kerja tidak tercapai secara optimal. Grade pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung merupakan salah satu sistem manajemen karier yang mengacu pada tingkat pendidikan saat masuk, lamanya bekerja serta kecakapan dalam bekerja. Meskipun kenaikan grade tidak

14 selalu diikuti kenaikan kelompok jabatan, namun setiap kenaikan grade dapat dilakukan secara reguler membutuhkan waktu 4 tahun dalam setiap tingkatannya. Sebagai contoh, karyawan yang masuk dengan pendidikan SLTA/sederajat mendapatkan grade 17. Sementara syarat untuk pengangkatan karyawan dalam jabatan salah satunya adalah karyawan telah mencapai grade minimal 14. Sehingga karyawan dengan latar belakang pendidikan tertentu membutuhkan beberapa tahapan untuk dapat mengikuti pengangkatan jabatan. Karyawan yang ada di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung berdasarkan jalur masuk terdapat dua jenis, yakni transfarabel dan nontransfarabel. Karyawan transfarabel yang bekerja berdasarkan kerja sama dengan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung memiliki pendidikan Diploma dan Sarjana, dan lebih diutamakan dalam mutasi kerja. Mutasi yang dimaksud adalah berupa promosi, transfer serta demosi. Sedangkan promosi yang dilakukan pada perusahaan cenderung jika terdapat formasi yang kosong atau memang diperlukan. Karyawan transfarabel dalam kegiatan penempatan karyawan atau mutasi lebih diutamakan agar memiliki pengalaman yang lebih banyak. Namun pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan karyawan dengan pendidikan SMA lebih banyak dibandingkan pendidikan lain, serta harus menjadi perhatian agar karyawan dapat meningkatkan kinerjanya. Pekerjaan yang tidak sesuai akan menimbulkan ketidakefektifan bekerja, seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2007:28) bahwa:

15 Penempatan tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan keinginan dan keterampilannya. Penempatan karyawan yang jauh dibawah kemampuannya mengakibatkan moral kerja dan kedisiplinan karyawan rendah. Jadi kita harus menugaskan seorang pegawai sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan memberikan pekerjaan yang disenanginya. Misalnya, seorang sarjana jangan diberi pekerjaan untuk seorang yang berpendidikan sekolah dasar dan sebaliknya seorang berpendidikan sekolah dasar jangan diberi tugas untuk menjadi seorang sarjana. Permasalahan yang diuraikan di atas menunjukkan menurunnya kinerja pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Tidak tercapainya nilai optimal serta menurunnya kinerja karyawan dapat disebabkan tidak optimalnya penempatan karyawan terutama karyawan lama dalam hal ini berupa promosi, transfer dan demosi yang disebabkan karena kurang sesuainya kemampuan, latar belakang pendidikan, keterampilan, pengalaman, kesehatan serta faktor lainnya. Kurang optimalnya penempatan tersebut tentu akan berdampak terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Maka dari itu, prinsip Penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan yang tepat untuk jabatan yang tepat atau The right man in the right place and the right man behind the right job ini dapat dilakukan sebagai upaya peningkatan kinerja. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Penempatan Karyawan terhadap Kinerja Karyawan pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

16 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Kinerja karyawan merupakan suatu aspek penentu keberhasilan perusahaan, apakah telah berhasil mencapai tujuan perusahaan atau belum. Maka kinerja dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan. Salah satu permasalahan yang ada pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung adalah mengenai kinerja. Kinerja bersifat dinamis karena memiliki faktor-faktor yang memengaruhi baik dari internal maupun eksternal. Siagian (2004:139) menyebutkan bahwa Kinerja seseorang ditentukan oleh motivasinya yang digabung dengan kemampuan yang dimiliki serta penempatan yang tepat yang disesuaikan dengan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, bakat dan minat seseorang. Prinsip Penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang yang tepat untuk jabatan yang tepat atau The right man in the right place and the right man behind the right job dapat dijadikan sebagai salah satu jalan keluar dalam meningkatkan kinerja. Melihat pentingnya kinerja sebagai tujuan yang harus dicapai perusahaan dengan ditopangnya karyawan yang ada didalamnya tentulah menjadi hal yang penting untuk dikaji. Terlebih, kinerja dijadikan tolak ukur bagi keberhasilan karyawan dan perusahaan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

17 1. Bagaimana tingkat efektivitas penempatan karyawan pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung? 2. Bagaimana tingkat kinerja karyawan pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung? 3. Adakah pengaruh tingkat efektivitas penempatan karyawan terhadap kinerja karyawan pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran empirik serta menganalisis mengenai Pengaruh Penempatan Karyawan terhadap Kinerja Karyawan pada Sub Direktorat. Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penempatan karyawan pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. 2. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

18 3. Untuk mengetahui adakan pengaruh penempatan karyawan terhadap kinerja karyawan pada Sub Direktorat Pengembangan Bisnis dan Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian mengenai penempatan serta kinerja, diharapkan akan memiliki manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritik, dapat memperkaya konsep dan teori yang mendukung perkembangan ilmu manajemen sumber daya manusia khususnya berkaitan dengan penempatan karyawan dan kinerja karyawan. Serta dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang relevan. 2. Secara empirik, memberi rekomendasi serta masukan dan pengetahuan bagi perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia yang dimiliki untuk melakukan penempatan karyawan secara tepat untuk mencapai kinerja yang baik.