Penggunaan Bambu Untuk Mengatasi Sliding Pada Reklamasi Di Tanah Lunak. Helmy Darjanto

dokumen-dokumen yang mirip
REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

Kasus Kegagalan Konstruksi Dinding Penahan Tanah Rumah Mewah Di Atas Tanah Lunak

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

Penggunaan Soldier Pile Sebagai Dinding Penahan Tanah Kasus : Design and Build Gerbang di Suatu Real Estate Surabaya Barat.

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

Analisis Stabilitas Lereng Bertingkat Dengan Perkuatan Geotekstil Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-140

Analisis Konsolidasi Dengan Prefabricated Vertical Drain Untuk Beberapa Soil Model Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan tanah di

Oleb: HANINDYA KUSUMA ARTATI NTh1:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print D-44

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB IV KRITERIA DESAIN

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Nila Sutra ( )

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan telah mempermudah manusia untuk melakukan pekerjaan

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

PENGUJIAN SKALA PENUH DAN ANALISIS PERKUATAN CERUCUK MATRAS BAMBU UNTUK TIMBUNAN BADAN JALAN DI ATAS TANAH LUNAK DI LOKASI TAMBAK OSO, SURABAYA

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) ISSN: ( Print)

DAFTAR ISI. i ii iii iv

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

Denny Nugraha NRP : Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK

Mekanisme keruntuhan

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE KAJIAN

ANALISA DINDING PERKUATAN TANAH DENGAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE SATU BAJI (SINGLE WEDGE METHOD) DAN DUA BAJI (TWO PART WEDGE METHOD)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

ANALISIS STABILITAS KONSTRUKSI SHEET PILE AKIBAT PEKERJAAN GALIAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA. (Studi Kasus : Normalisasi Kali Item Jakarta)

Ir. Endang Kasiati, DEA

MEKANIKA TANAH 2. TEKANAN TANAH LATERAL At Rest...Rankine and Coulomb

Gambar 2.1 Konstruksi jalan rel

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

ANALISIS DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL TANAH LUNAK DI BAWAH PILED-GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT

DESAIN KEBUTUHAN PVD UNTUK TANAH LUNAK

PERENCANAAN PERKUATAN TANAH PADA LERENG GUNUNG WILIS, DESA BODAG, KECAMATAN KARE, KABUPATEN MADIUN

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM)

ANALISIS PERUBAHAN TEGANGAN DI DALAM TANAH AKIBAT TIMBUNAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN VACUUM PRELOADING DENGAN PROGRAM PLAXIS2D DAN PERHITUNGAN MANUAL DENGAN DATA AKTUAL LAPANGAN

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

BAB III LANDASAN TEORI

ALTERNATIF METODE UNTUK PENANGANAN MASALAH STABILITAS TANAH LUNAK PADA AREAL REKLAMASI DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

STUDI PERBANDINGAN RESPON SPEKTRA PADA PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN EDUSHAKE DAN PLAXIS DENGAN SNI 2012 UNTUK DAERAH JAKARTA SELATAN

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

Analisa Alternatif Penanggulangan Kelongsoran Lereng

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km

PERHITUNGAN STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS 2D

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

BAB I PENDAHULUAN. daerah laut seluas kira-kira 1400 ha (kirakira

II. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini ialah sebagai berikut :

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

MEKANIKA TANAH DASAR DASAR DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

Transkripsi:

NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari 2004 39 Penggunaan Bambu Untuk Mengatasi Sliding Pada Reklamasi Di Tanah Lunak Helmy Darjanto ABSTRACT Problems which important in execution of coastal reclamation is sliding at soft soil. Stages in execution of work have to be planned better. Mistake in planning stages above will cause fatal because can generate sliding that affecting failure of structure, for example the happening of large displacement at retaining wall, pile and etc. Usage of bamboo as soil reinforcement can overcome sliding at coastal reclamation work. Its solution use finite element method with bamboo modeled as beam. Have many works related to soft soil use bamboo as soil reinforcement. Keywords: bamboo, sliding, soft soil, finite element method, beam PENDAHULUAN Reklamasi menurut definisi adalah suatu pekerjaan penimbunan tanah (pasir berlanau) dengan skala volume dan luasan yang sangat besar pada suatu kawasan atau lahan yang relatif masih kosong dan berair, misalnya kawasan pantai, daerah rawa, suatu lokasi di laut, di tengah sungai yang lebar ataupun di danau. Oleh karena dilaksanakan pada kawasan tersebut di atas maka problem utama tersebut umumnya berkisar pada permasalahan tanah, yaitu perlunya perbaikan tanah asli (misal dengan vertical drain), pre loading dan juga permasalahan penurunan dan sliding. Pada penelitian penulis membahas tentang sliding/kelongsoran dengan penggunaan bambu sebagai soil reiforcement. Perbaikan tanah itu sendiri sesungguhnya adalah merupakan bagian dari proses pelaksanaan suatu proyek (misal : reklamasi pantai) yang perlu direalisir apabila tanah tersebut tidak memenuhi syarat ditinjau dari aspek kuat dukung, stabilitas maupun perilakunya. Untuk memilih metoda perbaikan tanah yang tepat dan juga ekonomis harus mempertimbangkan juga unsur-unsur lainnya seperti : 1. Kualifikasi Pelaksana/Kontraktor 2. Waktu pelaksanaan 3. Pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya

40 Penggunaan Bambu ut Mengatasi Sliding- Reklamasi Di Tanah Lunak (Helmy) 4. Biaya

NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari 2004 41 Model Mohr-Coulomb[2]. Model Mohr-Coulomb adalah salah satu diantara model perilaku mekanis tanah yang sering digunakan. Model ini direkomendasikan untuk digunakan pada analisis awal dari suatu masalah karena dalam satu lapis tanah model ini menggunakan perkiraan kekakuan rata-rata dari tanah. Prinsip dasar model di atas adalah elastoplastis seperti pada Gambar 1. Plastisitas itu selalu berhubungan dengan regangan permanen (deformasi tetap). Untuk mengevaluasi apakah terjadi plastis atau tidak pada perhitungan, yield function (f), digunakan sebagai fungsi tegangan regangan. Fungsi leleh/deformasi leleh sering disajikan sebagai suatu permukaan pada ruang tegangan utama (principal stress space). Gambar 1. Model Elastoplastis Regangan yang terjadi pada model di atas dapat ditulis sebagai berikut : e p (1) = regangan total e = regangan elastis p = regangan plastis Hubungan tegangan dan regangan digunakan hukum Hooke : D e * ( p ) (2) = regangan total e D = matrix material elastis (Hooke) Model klasik Mohr Coulomb memberikan overprediksi terhadap dilatancy, oleh karenanya ada penambah-an fungsi potensial plastis, g. Penambahan fungsi ini lebih dikenal dengan plastisitas non-associated. Sehingga hubungan nilai regangan plastis dapat ditulis sebagai berikut : p * g (3)

42 Penggunaan Bambu ut Mengatasi Sliding- Reklamasi Di Tanah Lunak (Helmy) = pengali plastis g = fungsi potensial plastis Untuk kondisi elastis maka nilai =0, sedangkan pada kondisi plastis nilai positif (> 0) dan hubungannya adalah sebagai berikut : = 0 (elastis) : f<0 atau f T * De * 0 (4) f T * De * > 0 (5) > 0 (plastis) : f=0 dan Fungsi leleh dalam term tegangan utama dari model Mohr-Coulomb adalah sebagai berikut : f1 = 0.5 ( 2-3)+0.5 ( 2+ 3) sin -c cos 0 f2 = 0.5 ( 3-1)+0.5 ( 3+ 1) sin -c cos 0 f3 = 0.5 ( 1-2)+0.5 ( 1+ 2) sin -c cos 0 (6) (7) (8) Kemudian fungsi potensial plastis didefinisikan untuk model MohrCoulomb adalah sebagai berikut : g1 = 0.5 ( 2-3)+0.5 ( 2+ 3) sin 0 (9) (10) g2 = 0.5 ( 3-1)+0.5 ( 3+ 1) sin 0 g3 = 0.5 ( 1-2)+0.5 ( 1+ 2) sin 0 (11) = sudut geser dalam tanah = sudut dilatansi tanah Model Beam. Bambu dapat dimodelkan sebagai beam. Adapun ketebalan masif dan kekakuan geser beam dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: EI (12) deq 12 EA 5 * EA shear stifness 12 * (1 ) deq = tebal masif beam EI = flexural rigidity EA = axial stiffness = angka poisson (13)

NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari 2004 43 Parameter tegangan plastis dari model tersebut menggunakan momen lentur maksimum, sehingga gaya aksial maksimum yang bekerja pada beam dapat dihitung.

44 Penggunaan Bambu ut Mengatasi Sliding- Reklamasi Di Tanah Lunak (Helmy) Diskretisasi Elemen Hingga [1]. Dalam bentuk incremental, pendekatan terhadap hubungan non linier ini dapat dinyatakan sebagai : k t dq dq (14) kt = matrix kekakuan sistem dq = vektor perpindahan dq = vektor pembebanan Didalam prosedur numerik matrix kekakuan [kt] biasanya dinyatakan sebagai : k t B T C t B dv (15) v = matrix transformasi regangan [B]T [B] = matrix interpolasi regangan = matrix konstitutif [Ct] dv = pertambahan volume elemen Perilaku material tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk : dσ C t d (16) {d } = vektor pertambahan tegangan = vektor pertambahan regangan {d } atau dalam bentuk tensor persamaan (16) menjadi : d ij C ijkl kl (17) = tangen tensor konstitutif Cijkl Kestabilan Lereng [3]. Material yang membentuk lereng memiliki kecenderungan tergelincir dibawah beratnya sendiri dan gaya luar yang ditahan oleh kuat geser tanah dari material tersebut. Gangguan terhadap kestabilan terjadi bila tahanan geser tanah tidak dapat mengimbangi gaya-gaya yang menyebabkan gelincir pada bidang longsor. Kelongsoran dapat terjadi akibat hal-hal berikut: 1. Gangguan luar akibat pemotongan atau timbunan baru, 2. Gempa, 3. Kenaikan tekanan air pori akibat adanya pertambahan pembebanan, naiknya muka air tanah dan lain-lain, 4. Proses pelapukan.

NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari 2004 45 Pada daerah reklamasi point ke 3 di atas adalah penyebab utama terjadinya kelongsoran. Prosedur dari perencanaan lereng dapat dipisahkan atas 3 kategori yaitu: 1. Mengeliminasi masalah (misal: relokasi lereng, penggantian material, dll), 2. Mereduksi gaya-gaya yang menyebabkan longsor (misal : mengubah kemiringan lereng, mengurangi berat, memberikan sub-drain, dll), 3. Meningkatkan gaya-gaya yang menahan gerakan atau memberikan kestabilan (misal : peng-gunaan beban kontra, turap, bambu, geotextile, dll). Dari point 3 di atas bahwa untuk meningkatkan kuat dukung tanah dasar di bawah timbunan, terutama pada awal-awal umur timbunan penggunaan bambu sebagai perkuatan tanah lebih baik dibandingkan geotextike karena kekakuan material bambu lebih baik dari geotextile. Geser pada permukaan geotextile efektif mulai bekerja pada saat geotextile mengalami deformasi yang cukup besar dahulu. DATA [4] Tabel 1 data tanah di bawah ini adalah data tanah pada pekerjaan penambahan panjang dermaga sisi samping (bukan utama) suatu pelabuhan di Semarang (nama lokasi pelabuhan tidak boleh disebutkan). Tabel 1 Data Tanah sat CU LainDepth (mlws t/m t/m lain 3 2 ) -6 1.5 0.2 0 Cv 9.5 3 5 =0.0005-9.5 1.7 1.5 0 7 cm2/s Cc = 18 3 5-18 1.7 3.1 0 0.50 E0 = 26 3 8 1.70-26 1.7 4.9 0 31 5 1 Sedangkan model rencana timbunan dapat dilihat pada Gambar 2.

46 Penggunaan Bambu ut Mengatasi Sliding- Reklamasi Di Tanah Lunak (Helmy) Gambar 2. Penampang Model Timbunan Tinggi timbunan diharapkan pada elevasi + 2.5 mlws atau setinggi 6.5 m dari seabed. Pada sisi toe timbunan menggunakan batuan hingga elevasi + 0.5 mlws ( = 4.5 m tinggi). Di bawah batuan diberi lapisan bambu sebanyak 4 lapis sepanjang 36 m dan dilanjutkan 1 lapis bambu di bawah tanah timbunan sepanjang 24 m. Sedangkan parameter bambu dikategorikan sebagai material elastis dg EA = 1900 2100 kn/m, EI = 17.5 19.0 knm 2 /m dan = 0.30. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil. Perlu diketahui bahwa di lokasi proyek ketebalan tanah compres-sible 25 m serta dari data Cv di atas maka besarnya penurunan yang terjadi akibat adanya reklamasi dibutuhkan waktu > 100 tahun sehingga diperlukan preloading untuk mempercepat waktu penurunan dengan menggunakan PVD (Prefabricated Vertical Drain). Selain itu dengan nilai Cu tanah di bawah timbunan sebesar 0.25 t/m 2 (kategori tanah lunak) maka harus hati-hati saat pelaksanaan penimbunan karena penimbunan itu akan meningkatkan tekanan air pori yang akan menimbulkan penurunan kuat geser tanah dan kelongsoran pada dasar timbunan. Hasil perhitungan dengan bantuan program Plaxis pada timbunan yang tidak menggunakan bambu, membe-rikan informasi bahwa pada saat timbunan mencapai +0.5 mlws tanah mengalami collapse/runtuh (SF <0.7) seperti pada Gambar 3 di bawah ini. Kemudian hasil running program Plaxis untuk alternatif perhitungan sliding dengan penggunaan bambu dapat dilihat pada Gambar 4-7.

NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari 2004 47 Gambar 3. Total Displacement Timbunan Tanpa Bambu, SF < 0.7 Gambar 4. Total Displacement Timbunan dg. Bambu Sum-Msf Tinggi Timbunan + 0.5 mlws 2.50 2.00 1.50 1.00 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 [U] m Gambar 5. SF = 1.98 Timbunan dg. Bambu Sum-Msf Tinggi Timbunan + 2.5 mlws 1.60 1.40 1.20 1.00 0.00 0.50 1.00 1.50 [U] m Gambar 6. SF = 1.44 Timbunan dg. Bambu Sum-Msf Tinggi Timbunan + 3.5 mlws 1.20 1.15 1.10 1.05 1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 [U] m Gambar 6. SF = 1.19 Timbunan dg. Bambu Pembahasan. Terlihat pada Gambar 3 bahwa stage construction di atasnya belum terealisir, artinya pada saat timbunan mencapai +0.5 mlws, tanah sudah mengalami keruntuhan. Pada Gambar 4 terlihat ada sedikit daerah yang mengalami deformasi cukup besar tetapi masih aman di bawah bambu ujung toe dari timbunan. Hal ini menggambarkan bahwa bambu mampu mengatasi sliding akibat adanya tim-bunan tersebut. Kondisi ini diperkuat dengan nilai angka keamanan (SF)

48 Penggunaan Bambu ut Mengatasi Sliding- Reklamasi Di Tanah Lunak (Helmy) dari kestabilan lereng pada ketinggian timbunan +0.5 mlws, +2.5 mlws, +3.5 mlws masing-masing adalah : SF = 1.98, 1.44, dan 1.19. Bahkan tinggi timbunan yang mampu direduksi kelongsorannya hingga +3.5 mlws (melampaui target rencana +2.5 mlws). KESIMPULAN Secara teknis bambu cukup efektif untuk digunakan sebagai perkuatan tanah karena bambu mampu mencegah kelongsoran terutama pada awal-awal timbunan pada daerah reklamasi yang pada umumnya dilaksanakan pada tanah lunak (sub soils). REFERENSI Desai, CS., Siriwardane, HJ., 1984, Constitutive Laws for Engineering Material, Prentice Hall, Inc. Eaglewood Cliffs, New Jersey. Plaxis, 1998, Finite Element Code for Soil and Rock Analyses, Soft ware Manual. Rahardjo, PP., 1998 Manual Kestabilan Lereng, Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan. Wahyudi, H., Darjanto, H., Fuddoly, 2001, Analisa Stabilitas Timbunan Reklamasi dan Turap untuk Container Yard di Pelabuhan, tidak dipublikasikan. Riwayat Singkat Penulis Penulis, Ir. Helmy Darjanto MT, adalah staf pengajar dan peneliti di Program Studi Teknik Sipil Universitas Narotama Surabaya. (Email : h.darjanto@consultant.com)