Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM)
|
|
- Indra Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Rekayasa Hijau No.2 Vol. I ISSN Juli 2017 Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) Indra Noer Hamdhan 1, Desti Santi Pratiwi 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITENAS, Bandung 2 Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB-Bandung indranh@itenas.ac.id ABSTRAK Longsoran terjadi di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Longsoran terjadi karena adanya pergerakan pada lapisan batu lempung (clay shale), sehingga perlu adanya penanganan longsoran secara tepat dan efektif. Penanganan yang dipilih, yaitu dengan pemasangan perkuatan lereng berupa boredpile dan dinding penahan tanah. Dimensi boredpile yang digunakan yaitu berdiameter 80 cm. Analisis dilakukan dengan menggunakan Program Plaxis 2D yang berbasis metode elemen hingga, dengan memodelkan 2 (dua) kondisi yaitu kondisi eksisting dan kondisi dengan perkuatan. Analisis pada kondisi eksisting dilakukan dengan cara back analysis, sehingga hasil analisis kondisi eksisting sesuai dengan kejadian di lapangan. Analisis dilakukan di 6 (enam) titik untuk Km dan 2 (dua) titik untuk Km Dari hasil analisis didapat bahwa dengan adanya perkuatan pada lereng yang terjadi kelongsoran, nilai faktor keamanan naik hingga 242.2% dari kondisi eksisting. KataKunci: Longsor, Tol Cipularang, Km dan , Boredpile, Metode Elemen Hingga, faktor keamanan ABSTRACT The landslide are occurred at Cipularang toll road Km and Km The landslide occur because of the movement of clay shale soil layer, it means should be handled witih appropriate and effective way. For this case, reinforcement slope using boredpile and gravity wall are choosen. Dimension of the boredpile is 80 cm. The analysis was calculated using Plaxis 2D with finite element method with two different type of calculating model : existing condition (without reinforcement) and with reinforcement condition. Analysis for existing model are done by back analysis method that will gave the real condition from the field. The analysis are done by calculated in 6 (six) point area of slope for Km and 2 (two) point area of slope for Km The safety factor (SF) of the slope will increase up to 214% after reinforcement. Keywords: Landslide, Cipularang Toll Road, Km and , Boredpile, Finite Element Method, Safety Factor Rekayasa Hijau 100
2 Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) 1. PENDAHULUAN Longsoran terjadi di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Longsoran terjadi diakibatkan adanya pergerakan tanah pada lapisan batu lempung (clay shale). Oleh sebab itu, untuk menangani longsoran tersebut diperlukan adanya suatu penanganan perkuatan lereng permanen dengan tepat, cepat dan efektif. Pada laporan ini, akan menampilkan anaisis perencanaan penanganan longsoran dan diharapkan dapat digunakan untuk permasalahan longsoran ini. Maksud dan Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis stabilitas lereng untuk penanganan longsoran yang terjadi di Ruas Jalan Tol Cipularang Km dan Km menggunakan Program PLAXIS 2D yang berbasis Elemen Hingga, sehingga dapat menghasilkan sebuah perencanaan penanganan longsoran yang efektif dan tepat secara permanen. Adapun lokasi longsoran yang akan diberikan penangan disajikan pada Gambar 1 Gambar 1 Lokasi longsoran yang akan ditangani. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyebab Gerakan Tanah dan Longsoran pada Lereng Lereng merupakan suatu permukaan tanah yang membentuk suatu sudut tertentu terhadap bidang horizontal sehingga menimbulkan sebuah kemiringan. Lereng dibedakan menjadi dua, yaitu lereng alami dan lereng buatan. Lereng yang terbentuk sendirinya akibat kejadian alam atau lingkungan disebut lereng alami, sedangkan lereng yang dibuat oleh manusia yang dapat berupa pemotongan tebing atau pembuatan lereng disebut lereng buatan. [6] Pergerakan tanah dan longsoran pada lereng dapat disebabkan oleh alam maupun oleh manusia, hal tersebut sulit untuk dihindari. Pergerakan tanah yang diakibatkan oleh alam dapat berupa unsur geologi, iklim dan topografi, sedangkan yang disebabkan oleh manusia yaitu berupa penggalian lereng. [6] Longsoran dan pergerakan tanah terjadi akibat kekuatan geser (tahanan geser) pada tanah lebih kecil dibandingkan dengan beban (tegangan geser). Adapun faktor yang dapat meningkatkan tegangan geser dan menurunkan kekuatan geser pada lereng, yaitu sebagai berikut [6]: Rekayasa Hijau 101
3 Indra Noer Hamdhan, Desti Santi Pratiwi a) Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan tegangan geser Semakin tinggi nilai tegangan geser, maka potensi untuk terjadi longsor/ pergerakan tanah akan semakin besar. Peningkatan tegangan geser pada tanah dapat diakibatkan dari hilangnya dukungan arah lateral dan vertikal, seperti erosi sungai, proses pelapukan, penggalian permukaan oleh manusia, dan penambangan. Adapun penyebab meningkatnya tegangan geser dari beban permukaan dan beban lain, seperti pelaksanaan timbunan, terdapat beban bangunan dan konstruksi sipil yang lain, vegetasi, akumulasi talus, air hujan yang merembes ke dalam tanah atau rekahan, dan tekanan rembesan. b) Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kekuatan geser (tahanan geser) Faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan kuat geser dalam tanah, yaitu meningktanya kadar air, fissured clay mengalami pelembekan, dan disintegrasi fisis dari batuan, misalnya pada clayshale. 2.2 Teori Keruntuhan Mohr Coulomb Mohr (1900) memperkenalkan sebuah teori tentang keruntuhan yang dikenal dengan Teori keruntuhan Mohr Coulomb, yang menyatakan bahwa keruntuhan terjadi pada suatu material akibat kombinasi kritis antara tegangan normal dan geser, bukan hanya akibat tegangan normal dan geser dalam kondisi maksimum saja [5]. Persamaan kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb yang dapat ditulis menjadi persamaan berikut ini [2]: τf = c + σ tan ϕ... (1) Dimana : c = kohesi ϕ = sudut geser dalam Keruntuhan geser tidak akan terjadi jika tegangan normal dan geser bekerja pada suatu bidang massa tanah, sedangkan keruntuhan geser akan terjadi jika tegangan normal dan geser tepat pada garis keruntuhan. Apabila tegangan normal dan geser berada di atas garis keruntuhan Mohr- Coulomb tidak mungkin terjadi, maka kondisi tersebut keruntuhan gesernya sudah terjadi. Gambar 2 Keruntuhan Mohr Coulomb [3] 2.3 Pemilihan Tipe Penanganan Longsoran Pemilihan tipe penanganan longsoran yang dipilih tergantung dari tipe longsoran yang terjadi dan kemudahan pelaksanaannya di lapangan. Adapun beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menentukan penanggulangan longsoran, yaitu aspek topografi, aspek geologi, aspek geometri jalan, aspek geoteknik, aspek hidrologi dan hidrogeologi, aspek lingkungan, dan aspek ketersediaan bahan atau material konstruksi. Berdasarkan prinsip dasar penanggulangan gerakan tanah/ longsoran [4], prosedur dalam perencanaan kestabilan lereng dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: a) Mengeliminasi masalah, seperti pembuangan/ penggantian material lereng, pembuatan jembatan, atau relokasi lereng Rekayasa Hijau 102
4 Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) b) Mereduksi gaya-gaya yang mengakibatkan kelongsoran, seperti memberikan drainase di permukaan dan sub drain, perubahan geometri lereng, dan pengurangan berat beban di area lereng c) Meningkatkan gaya-gaya yang menahan kelongsoran atau memberikan kestabilan pada lereng, misalnya konstruksi dinding penahan tanah, pemasangan turap, penggunaan perkuatan lereng seperti turap dan boredpile, dan penggunaan bahan kimia. 2.4 Analisis Stabilitas Lereng dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) Kelongsoran tanah aktif dapat distabilkan dengan penggunaan pile. Dalam menganalisis besar tekanan tanah yang terjadi pada pile, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode berbasis numerik yang dapat digunakan pada kasuskasus rumit dan dapat menghasilkan hasil yang baik. Adapun beberapa keuntungan dari penggunaan metode numerik untuk analisis stabilitas lereng, yaitu dapat digunakan untuk analisis lereng dengan longsoran yang kompleks, dapat memasukkan kondisi regangan tegangan yang ada pada lereng dalam perhitungan kestabilan lereng, dapat menggunakan berbagai macam kriteria keruntuhan, dan dapat dengan mudah memasukkan efek perkuatan pada lereng. Metode Elemen Hingga (Finite-Element Method) merupakan salah satu metode numerik yang sering digunakan saat ini. Metode ini membuat persamaan matematis dengan berbagai pendekatan dan rangkaian persamaan aljabar yang melibatkan nilai-nilai pada titik-titik diskrit pada bagian yang dievaluasi. Pada metode elemen hingga, daerah yang dianalisis dibagi kedalam beberapa elemen. Terdapat pendekatan yang umum digunakan dalam menganalisis stabilitas lereng dengan menggunakan metode elemen hingga ini, yaitu metode pengurangan kekuatan geser (strength reduction method). Metode ini memiliki prinsip dengan mereduksi/mengurangi kekuatan geser material secara bertahap sampai membentuk suatu mekanisme keruntuhan pada lereng [1]. Adapun nilai parameter kohesi (c) dan sudut geser (ϕ) yang akan direduksi, yang dinyatakan dengan persamaaan sebagi berikut:...(2)...(3) Dimana : SRF = faktor reduksi kekuatan geser Faktor keamanan (SF) besarnya sama dengan nilai SRF pada saat tepat terjadi keruntuhan 3. ANALISIS DATA 3.1 Pemodelan Lereng Analisis dilakukan dalam 2 (dua) kondisi, yaitu kondisi eksisting dan kondisi dengan perkuatan lereng. Perkuatan lereng yang digunakan, yaitu kombinasi antara boredpile dengan dinding penahan tanah atau pilecap. Analisis dilakukan untuk 2 (dua) lokasi, yaitu di Km dan Km , dengan pemodelan lereng di 6 (enam) titik untuk Km dan 3 (tiga) titik untuk Km Pemodelan geometri diambil dari gambar desain potongan melintang Km dan Km Analisis Stabilitas Lereng di Jalan Tol Cipularang Km Dalam menganalisis stabilitas lereng, hal pertama yang perlu dilakukan yaitu survey pendahuluan untuk mengetahui kondisi eksisting di lapangan. Dari hasil survey pedahuluan didapatkan adanya longsoran yang telah terjadi, dan adanya pembentukkan crown di badan jalan. Di lapangan pun ditemukan adanya lapisan batu lempung (clayshale), yang dapat menjadi penyebab kelongoran lereng di lokasi ini. Clayshale memiliki sifat kompresibilitas, dimana clayshale akan terurai jika terkena air. Adapun dokumentasi hasil survey pendahuluan di tunjukkan pada Gambar 3. Rekayasa Hijau 103
5 Indra Noer Hamdhan, Desti Santi Pratiwi Gambar 3 Dokumentasi lapangan di Km Pemodelan analisis stabilitas lereng di Km dilakukan di 6 (enam) lokasi, yaitu Km , Km , Km , Km , Km , dan Km Dalam pemodelan lokasi ini, parameter yang tanah yang digunakan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Parameter Tanah yang Digunakan untuk Pemodelan di Km Lapis Jenis Tanah Tipe unsat sat Eref Cref ϕ kn/m 3 kn/m 3 kn/m 2 kn/m ᵒ 1 Lempung batu gravel Undrained Lempung coklat kemerahan teguh Undrained Lempung tufa pasir halus Undrained Lempung tufa kemerahan Undrained Lempung tufa sangat keras Undrained a) Analisis Kestabilan Lereng di Km geometri pada kondisi eksisting dan hasil analisis berupa bidang gelincir disajikan pada Gambar 4. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan parameter tanah hasil uji laboratorium dan korelasi data N-SPT sehingga diperoleh faktor keamanan lereng dari hasil analisis kondisi eksisting ini adalah sebesar Rekayasa Hijau 104
6 Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) Gambar 4 Hasil analisis kondisi eksisting dan perkuatan di Km Nilai faktor keamanan yang dihasilkan dari analisis kondisi eksisting kurang dari 1.5, sehingga perlu adanya perkuatan lereng agar menghasilkan nilai faktor keamanan di atas 1.5. Adapun perkuatan lereng yang disarankan yaitu pemasangan dinding penahan tanah dan boredpile yang dipasang 2 (dua) baris/zigzag. Boredpile yang direncanakan berdiameter 80 cm dan kedalaman tiang 20 m dengan mutu beton K-350. Hasil analisis pemodelan dengan kondisi perkuatan ditunjukkan pada Gambar 4 dengan nilai faktor keamanan sebesar b) Analisis Kestabilan Lereng di Km geometri pada kondisi eksisting dan hasil analisis berupa bidang gelincir disajikan pada Gambar 5. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan parameter tanah hasil uji laboratorium dan korelasi data N-SPT sehingga diperoleh faktor keamanan lereng dari hasil analisis kondisi eksisting ini adalah sebesar Gambar 5 Hasil analisis kondisi eksisting dan perkuatan di Km Rekayasa Hijau 105
7 Indra Noer Hamdhan, Desti Santi Pratiwi Nilai faktor keamanan yang dihasilkan dari analisis kondisi eksisting kurang dari 1.5, sehingga perlu adanya perkuatan lereng agar menghasilkan nilai faktor keamanan di atas 1.5. Adapun perkuatan lereng yang disarankan yaitu pemasangan pilecap dan boredpile yang dipasang 2 (dua) baris berpola zigzag. Boredpile yang direncanakan berdiameter 80 cm dan kedalaman tiang 20 m dengan mutu beton K-350. Hasil analisis pemodelan dengan kondisi perkuatan ditunjukkan pada Gambar 5 dengan nilai faktor keamanan sebesar c) Analisis Kestabilan Lereng di Km geometri pada kondisi eksisting dan hasil analisis berupa bidang gelincir disajikan pada Gambar 6. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan parameter tanah hasil uji laboratorium dan korelasi data N-SPT sehingga diperoleh faktor keamanan lereng dari hasil analisis kondisi eksisting ini adalah sebesar Gambar 6 Hasil analisis kondisi eksisting dan perkuatan di Km Nilai faktor keamanan yang dihasilkan dari analisis kondisi eksisting kurang dari 1.5, sehingga perlu adanya perkuatan lereng agar menghasilkan nilai faktor keamanan di atas 1.5. Adapun perkuatan lereng yang disarankan yaitu pemasangan pilecap dan boredpile yang dipasang 2 (dua) baris dengan pola pemasangan zigzag. Boredpile yang direncanakan berdiameter 80 cm dan kedalaman tiang 20 m dengan mutu beton untuk boredpile, yaitu K-350. Hasil analisis pemodelan dengan kondisi perkuatan ditunjukkan pada Gambar 6 dengan nilai faktor keamanan sebesar d) Analisis Kestabilan Lereng di Km geometri pada kondisi eksisting dan hasil analisis berupa bidang longsor yang disajikan pada Gambar 7. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan parameter tanah hasil uji laboratorium dan korelasi data N-SPT sehingga diperoleh faktor keamanan lereng dari hasil analisis kondisi eksisting ini adalah sebesar Rekayasa Hijau 106
8 Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) Gambar 7 Hasil analisis kondisi eksisting dan perkuatan di Km Nilai faktor keamanan yang dihasilkan dari analisis kondisi eksisting kurang dari 1.5, sehingga perlu adanya perkuatan lereng agar menghasilkan nilai faktor keamanan di atas 1.5. Adapun perkuatan lereng yang disarankan yaitu pemasangan boredpile yang dipasang 2 (dua) baris/zigzag. Boredpile yang direncanakan berdiameter 80 cm dan kedalaman tiang 20 m dengan mutu beton K Hasil analisis pemodelan dengan kondisi perkuatan ditunjukkan pada Gambar 7 dengan nilai faktor keamanan sebesar e) Analisis Kestabilan Lereng di Km geometri pada kondisi eksisting dan hasil analisis berupa bidang gelincir disajikan pada Gambar 8. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan parameter tanah hasil uji laboratorium dan korelasi data N-SPT sehingga diperoleh faktor keamanan lereng dari hasil analisis kondisi eksisting ini adalah sebesar Gambar 8 Hasil analisis kondisi eksisting dan perkuatan di Km Rekayasa Hijau 107
9 Indra Noer Hamdhan, Desti Santi Pratiwi Nilai faktor keamanan yang dihasilkan dari analisis kondisi eksisting kurang dari 1.5, sehingga perlu adanya perkuatan lereng agar menghasilkan nilai faktor keamanan di atas 1.5. Adapun perkuatan lereng yang disarankan yaitu pemasangan pilecap dan boredpile yang dipasang 2 (dua) baris dengan pola pemasangan zigzag. Boredpile yang direncanakan berdiameter 80 cm dan kedalaman tiang 15 m dengan mutu beton K-350. Hasil analisis pemodelan dengan kondisi perkuatan ditunjukkan pada Gambar 8 dengan nilai faktor keamanan sebesar f) Analisis Kestabilan Lereng di Km Analisis pemodelan dilakukan dalam satu kondisi, yaitu kondisi eksisting saja. Pada kondisi eksisting telah terdapat perkuatan bronjong di lapangan, sehingga pemodelan dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting dengan bronjong. Pemodelan analisis stabilitas lereng dilakukan dengan metode elemen hingga (FEM). Pemodelan geometri pada kondisi eksisting dan hasil analisis berupa bidang gelincir disajikan pada Gambar 9. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan parameter tanah hasil uji laboratorium dan korelasi data N-SPT sehingga diperoleh faktor keamanan lereng dari hasil analisis kondisi eksisting ini adalah sebesar Pemodelan dengan perkuatan tidak dilakukan karena SF eksisting sudah lebih dari 1.5. Gambar 9 Hasil analisis kondisi eksisting di Km Analisis Stabilitas Lereng di Jalan Tol Cipularang Km Sama hal nya dengan perencanaan penanganan longsoran di Km , survey pendahuluan pun dilakukan di lokasi longsoran Km Dari hasil survey pendahuluan terdapat beberapa penanganan longsoran terdahulu yang telah dilaksanakan, yaitu berupa pemasangan boredpile. Selain itu, terdapat box culvert di bawah badan jalan yang telah mengalami keretakan. Dokumentasi hasil survey pendahuluan ditunjukkan pada Gambar 10 di bawah ini. Gambar 10 Dokumentasi lapangan di Km Rekayasa Hijau 108
10 Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) Pemodelan analisis stabilitas lereng di Km dilakukan di 2 (dua) lokasi, yaitu Km dan Km Dalam pemodelan lokasi ini, parameter yang tanah yang digunakan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Parameter Tanah yang Digunakan untuk Pemodelan di Km Lapis Jenis Tanah Tipe unsat sat Eref Cref ϕ kn/m 3 kn/m 3 kn/m 2 kn/m ᵒ 1 Lempung coklat sedikit berlanau Undrained Lempung kepasiran halus Undrained Pasir lepas hitam Drained Pasir halus abu padat Drained Batu lempung Undrained a) Analisis Kestabilan Lereng di Km geometri pada kondisi eksisting dan hasil analisis berupa bidang longsor disajikan pada Gambar 11. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan parameter tanah hasil uji laboratorium dan korelasi data N-SPT sehingga diperoleh faktor keamanan lereng dari hasil analisis kondisi eksisting ini adalah sebesar Gambar 11 Hasil analisis kondisi eksisting dan perkuatan di Km Nilai faktor keamanan yang dihasilkan dari analisis kondisi eksisting kurang dari 1.5, sehingga perlu adanya perkuatan lereng agar menghasilkan nilai faktor keamanan di atas 1.5. Adapun perkuatan lereng yang disarankan yaitu pemasangan dinding penahan tanah dan boredpile yang dipasang 2 (dua) baris dengan pola pemasangan zigzag. Boredpile yang direncanakan berdiameter 80 cm dan kedalaman tiang 25 m dengan mutu beton K-350. Hasil analisis pemodelan dengan kondisi perkuatan ditunjukkan pada Gambar 11 dengan nilai faktor keamanan sebesar b) Analisis Kestabilan Lereng di Km geometri pada kondisi eksisting dan hasil analisis berupa bidang gelincir disajikan pada Gambar 12. Pada kondisi eksiting terdapat boredpile yang terpasang dengan diameter tiang 1.5 m dan Rekayasa Hijau 109
11 Indra Noer Hamdhan, Desti Santi Pratiwi kedalaman tiang 25 m, sehingga diperoleh faktor keamanan lereng dari hasil analisis kondisi eksisting ini adalah sebesar Gambar 12 Hasil analisis kondisi eksisting dan perkuatan di Km Nilai faktor keamanan yang dihasilkan dari analisis kondisi eksisting lebih dari 1.5, sehingga dapat dikatakan bahwa lereng tersebut aman. Akan tetapi perlu adanya perkuatan lereng karena kondisi di lapangan terdapat adanya pergerakan tanah. Adapun perkuatan lereng yang disarankan yaitu pemasangan pilecap dan boredpile yang dipasang 2 (dua) baris berpola zigzag. Boredpile yang direncanakan berdiameter 80 cm dan kedalaman tiang 40 m dengan mutu beton K-350. Hasil analisis pemodelan dengan kondisi perkuatan ditunjukkan pada Gambar 13 dengan nilai faktor keamanan sebesar Hasil Analisis Stabilitas Lereng di Jalan Tol Cipularang Analisis dengan perkuatan dilakukan pada beberapa cross, baik itu di Km maupun Km Adapun hasil analisis dengan perkuatan boredpile di Km dan Km menunjukkan nilai SF > 1.5. Rekapitulasi dari analisis dengan perkuatan disajikan pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Analisis Stabilitas Lereng di Jalan Tol Cipularang No Km Titik SF eksisting SF perkuatan Presentase Kenaikan SF % % % % % Tidak ada penanganan % % Hasil analisis menunjukkan adanya kenaikan nilai faktor kemanan dari setiap pemodelan. Pada Tabel 3 ditunjukkan bahwa pada Km presentase kenaikan faktor keamanan setelah adanya perkuatan adalah sebesar 36.5%, pada Km sebesar 21.56%, di Km adalah sebesar 38.76%, pada Km sebesar 20.50%, dan Km sebesar 9.23%. Adapun Rekayasa Hijau 110
12 Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) presentase kenaikan nilai faktor keamanan di Km yaitu sebesar 242.4% dan pada Km sebesar 36.76%. 4. KESIMPULAN Setelah dilakukan analisis pada pemodelan lereng di Jalan Tol Cipularang Km dan Km , dapat disimpulkan bahwa kondisi eksisting lereng dominan kurang aman karena diperoleh nilai faktor keamanan kurang dari 1.5. Sehingga dibutuhkannya sebuah penanganan longsoran yang efektif dan tepat serta permanen. Penanganan longsoran dengan menggunakan dinding penahan tanah dan boredpile disarankan dalam masalah ini, karena efektif yang dapat dilihat dari kenaikan nilai faktor keamanan dari kondisi eksisting dan kondisi perkuatan. Adapun presentase kenaikan nilai faktor keamanan terendah pada pemodelan di Km , yaitu sebesar 9.23%. Sedangkan kenaikan presentase nilai faktor kemanaan terbesar terdapat di pemodelan Km , yaitu sebesar 242.4%. DAFTAR PUSTAKA [1] Brinkgreve R B J. et al, R. F, (2016) Reference Manual, Spon Press, PLAXIS, Netherlands. [2] Coulomb, C. A. (1776) Essai sur une application des regles de Maximums et Minimis a quelques Problemes de Statique, relatifs a 1 Archtecture, Memoires de Mathematique et de Physique, Presentes, a 1 Academie Royale des Sciences, Paris. Vol.3, 38. [3] Craig, R. F, (2004) Craig s Soil Mechanics, Seventh Edition, Spon Press, Department of Civil Engineering University of Dundee UK. [4] Direktorat Jenderal Bina Marga (PU), (1987) Buku Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penanganan Longsoran. Yayasan Penerbit PU. Jakarta, Indonesia. [5] Mohr, O. (1900). Welche Umstande Bedingen die Elastizitatsgrenze und den Bruch eines Materiales? Zeitschirft des Vereines Deutscher Ingenieure. Vol. 44, , [6] Rahardjo, P. P., (2012) Manual Kestabilan Lereng, UNPAR. Rekayasa Hijau 111
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Juli 2015 Pengaruh Hujan Terhadap Perkuatan Lereng dengan Kondisi Partially Saturated Soil Menggunakan Metode Elemen
Lebih terperinciPemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga
Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga PUTRA, GILANG
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 Pemodelan Lereng Dengan Perkuatan Teramesh System Studi Kasus Di Ruas Jalan Tanjung Palas-Sekatak,Kab.Bulungan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Setiap kasus tanah yang tidak rata, terdapat dua permukaan
Lebih terperinciPengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018 Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen
Lebih terperinciANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI
ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SLOPE SAFETY FACTOR (SF) ANALYSIS IN CIGEMBOL RIVER KARAWANG WITH PILE AND SHEET PILE REINFORCEMENT SKRIPSI
Lebih terperinciJurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN:
Analisa Stabilitas Lereng Badan Jalan terhadap longsor dengan metode Finite Element (FEM) pada ruas jalan Muara Enim Lahat Tebing Tinggi Norma uspita * *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciREKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH
REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH O. B. A. Sompie Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Dam dari timbunan tanah (earthfill dam) membutuhkan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH (CIV -205)
MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE : Tipe lereng, yaitu alami, buatan Dasar teori stabilitas lereng Gaya yang bekerja pada bidang runtuh lereng Profil tanah bawah permukaan Gaya gaya yang menahan keruntuhan
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 2 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2017 Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan RIFKI FADILAH, INDRA NOER HAMDHAN
Lebih terperinciPengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 3 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2017 Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Didalam analisa stabilitas lereng sangat diperlukan suatu kajian bidang geoteknik yang cukup luas dan kini terus berkembang. Kajian geoteknik tersebut terutama dalam
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Pada Tanah Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil Dikombinasikan Dengan Dinding Penahan Tanah Di Ruas Jalan Tol Cisumdawu
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Juli 2015 Analisis Stabilitas Pada Tanah Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil Dikombinasikan Dengan Dinding Penahan
Lebih terperinciANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE
ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE Etika Cahyaning Utami 1), Niken Silmi Surjandari 2), dan R. Harya Dananjaya H.I. 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2
PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl,Perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lereng merupakan struktur geoteknik yang dapat terjadi oleh alam maupun buatan manusia. Lereng merupakan struktur yang terbuat dari material geoteknik berupa tanah
Lebih terperinciSTUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 25 STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK Tri Harianto, Ardy Arsyad
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA
ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA Ferra Fahriani Email : f2_ferra@yahoo.com Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung Kampus Terpadu UBB Balunijuk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan pertumbuhan penduduk di kota Semarang, maka diperlukan sarana jalan raya yang aman dan nyaman. Dengan semakin bertambahnya volume lalu lintas,
Lebih terperinciReka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018 Evaluasi Stabilitas dan Penurunan antara Timbunan Ringan Mortar Busa Dibandingkan dengan Timbunan
Lebih terperinciPERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT
PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT In civil construction frequently encountered problems in soft soils, such as low bearing capacity and
Lebih terperinciPengaruh Infiltrasi Hujan dalam Analisis Stabilitas Lereng Kondisi Jenuh Sebagian Menggunakan Metode Elemen Hingga
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Juli 2015 Pengaruh Infiltrasi Hujan dalam Analisis Stabilitas Lereng Kondisi Jenuh Sebagian Menggunakan Metode
Lebih terperinciAnalisa Kestabilan Tower SUTT PLN Dan Perencanaan Perkuatan Talud Di Sekitar Tower (Studi Kasus Tower SUTT T.09 PLTU Waru Gresik)
Analisa Kestabilan Tower SUTT PLN Dan Perencanaan Perkuatan Talud Di Sekitar Tower (Studi Kasus Tower SUTT T.09 PLTU Waru Gresik) Ofila Irhamna, Prof.Ir.Indrasurya B. Mochtar, M.Sc., Ph.D Jurusan Teknik
Lebih terperinci1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Bendan merupakan daerah perbukitan yang terletak di daerah Semarang Utara Propinsi Jawa Tengah arteri Tol Jatingaleh Krapyak seksi A menurut Peta Geologi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Sekayan Kalimantan Timur bagian utara merupakan daerah yang memiliki tanah dasar lunak lempung kelanauan. Ketebalan tanah lunaknya dapat mencapai 15
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bowles (1991) berpendapat bahwa tanah dengan nilai kohesi tanah c di bawah 10 kn/m 2, tingkat kepadatan rendah dengan nilai CBR di bawah 3 %, dan tekanan ujung konus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Gunungpati merupakan daerah berbukit di sisi utara Gunung Ungaran dengan kemiringan dan panjang yang bervariasi. Sungai utama yang melintas dan mengalir melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu merupakan proyek
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Proyek Proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu merupakan proyek pembangunan yang meliputi struktur, jalan, jembatan, fly over dan lainnya, yang terletak di
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Lereng Tanah Berbutir Kasar dengan Uji Model Fisik
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 2 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2016 Analisis Stabilitas Lereng Tanah Berbutir Kasar dengan Uji Model Fisik DIANA DESTRI SARTIKA,YUKI
Lebih terperinciANALISIS ANGKA KEAMANAN DIAFRAGMA WALL MENGGUNAKAN PERMODELAN MOHR COLOUMB DENGAN PARAMETER TOTAL DAN EFEKTIF
Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 2. Juli-Desember 2014 ANALISIS ANGKA KEAMANAN DIAFRAGMA WALL MENGGUNAKAN PERMODELAN MOHR COLOUMB DENGAN PARAMETER TOTAL DAN EFEKTIF Ferra Fahriani Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada permukaan tanah yang tidak horizontal, komponen gravitasi cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah juga merupakan salah satu penunjang yang membantu semua
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Ichsan Prasetyo 1) Bambang Setiawan 2) Raden Harya Dananjaya 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Program
Lebih terperinciAnalisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II
Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek
Lebih terperinciAnalisa Alternatif Penanggulangan Kelongsoran Lereng
Bab V Analisa Alternatif Penanggulangan Kelongsoran Lereng V.1 Alternatif Penanggulangan Kelongsoran Lereng Metode stabilitas lereng bertujuan untuk mengurangi gaya dorong, meningkatkan gaya tahan, atau
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG
ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG Ferra Fahriani Email : f2_ferra@yahoo.com Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung Kampus Terpadu UBB Balunijuk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dimasa modern ini memberikan dampak yang besar dalam berbagai bidang, seperti bidang komunikasi informasi, pendidikan, perekonomian, perindustrian,
Lebih terperinciKasus Kegagalan Konstruksi Dinding Penahan Tanah Rumah Mewah Di Atas Tanah Lunak
Kasus Kegagalan Konstruksi Dinding Penahan Tanah Rumah Mewah Di Atas Tanah Lunak Idrus Muhammad A 1, Helmy Darjanto 2 Program Studi Teknik Sipil, ISTN, Jakarta Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama,
Lebih terperinciTOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21
TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21 KEKUATAN GESER TANAH PENGERTIAN Kekuatan tanah untuk memikul beban-beban atau gaya yang dapat menyebabkan kelongsoran, keruntuhan, gelincir dan pergeseran
Lebih terperinci1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245
STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK Tri Harianto, Ardy Arsyad, Dewi Yulianti 2 ABSTRAK : Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas tiang pancang kelompok miring
Lebih terperinciStabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu
Agus Darmawan Adi, Lindung Zalbuin Mase Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Theo Pranata, Sebastian Leonard Kuncara PT. Praba Indopersada Desy Sulistyowati PT. PLN (Persero) PUSENLIS
Lebih terperinciAnalisis Rembesan dan Stabilitas Bendungan Bajulmati dengan Metode Elemen Hingga Model 2D dan 3D
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2016 Analisis Rembesan dan Stabilitas Bendungan Bajulmati dengan Metode Elemen Hingga Model 2D dan
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN
BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN 4.1 Pendahuluan Pada perencanaan lereng galian (cut slope) ini akan membahas perhitungan stabilitas lereng yang meliputi perhitungan manual di antaranya perhitungan struktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air (Grim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi topografi dan geologi Kabupaten Gunung Kidul memiliki muka air tanah yang sangat dalam, juga kemampuan tanah yang kurang baik dalam menyerap dan menyimpan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Permasalahan...
Lebih terperinci2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN
Analisis Stabilitas Turap Berjangkar pada Tepi Sungai Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur D. YULIANTO Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Material Tanah Data material tanah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa lereng adalah suatu permukaan tanah yang miring dan membentuk sudut tertentu terhadap suatu bidang horisontal dan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
Analisis Stabilitas Lereng Bertingkat dengan Perkuatan Gabion Stability Analysis Double-decker Slope with Gabion Reinforcement SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN
ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN Sesty E.J Imbar Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi O. B. A. Sompie Dosen Pasca Sarjana Program Studi S2
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )
TUGAS AKHIR PERENCANAAN SECANT PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH BASEMENT DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS v8.2 (Proyek Apartemen, Jl. Intan Ujung - Jakarta Selatan) Diajukan sebagai syarat untuk meraih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan tanah di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinding perkuatan tanah merupakan struktur yang didesain untuk menjaga dan mempertahankan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan tanah di sebelahnya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis data tanah Data tanah yang digunakan peneliti dalam peneltian ini adalah menggunakan data sekunder yang didapat dari hasil penelitian sebelumnya. Data properties
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGUMPULAN DATA Berdasarkan hasil studi literatur yang telah dilakukan, pada penelitian ini parameter tanah dasar, tanah timbunan, dan geotekstil yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Cantilan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada tahun-tahun 2000 hingga sekarang apabila musim penghujan, sering menimbulkan permasalahan gerakan tanah. Sejak beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Sigar Bencah merupakan daerah perbukitan yang terletak di Kelurahan Bulusan Kecamatan Tembalang Kota Semarang Propinsi Jawa Tengah. Pada daerah ini terdapat
Lebih terperinciPengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)
Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang) Richard Olden Sa pang Balamba S.,Sumampouw J. Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR
PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR Yulvi Zaika, Syafi ah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono
Lebih terperinciANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka)
ANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka) Riki Dwi Prastyo Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Rekaracana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Desember 2015 Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Tanaman Switchgrass
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Tanaman Switchgrass NUGRAHA, FIKRI YUDHISTIRA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Melalui analisa dan perhitungan nilai faktor keamanan yang telah
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Melalui analisa dan perhitungan nilai faktor keamanan yang telah dilakukan dengan Metode Fellinius, program SlopeW dan program Plaxis seperti yang telah dijelaskan pada bab
Lebih terperinciGEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA. GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK September 2011 SUPANDI, ST, MT supandisttnas@gmail.com GEOTEKNIK TAMBANG Jurusan : Teknik Geologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perencanaan sistem tambang terbuka, analisis kestabilan lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain tambang yang aman dan ekonomis.
Lebih terperinciD3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Stabilitas Talud (Stabilitas Lereng) Suatu tempat yang memiliki dua permukaan tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda dan dihubungkan oleh suatu permukaan disebut lereng (Vidayanti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini teknologi terus berkembang seiring kemajuan jaman. Teknologi di bidang konstruksi bangunan juga mengalami perkembangan pesat, termasuk teknologi dalam bidang
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN LERENG METODE MORGENSTERN-PRICE (STUDI KASUS : DIAMOND HILL CITRALAND)
ANALISIS KESTABILAN LERENG METODE MORGENSTERN-PRICE (STUDI KASUS : DIAMOND HILL CITRALAND) Gideon Allan Takwin, Turangan A. E., Steeva G. Rondonuwu Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam
Lebih terperinciBAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM
BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM Penimbunan pada tanah dengan metode drainase vertikal dilakukan secara bertahap dari ketinggian tertentu hingga mencapai elevasi yang diinginkan. Analisis penurunan atau deformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah pendukung merupakan salah satu aspek utama dalam bidang geoteknik terutama pada lapisan tanah
Lebih terperinciANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY
ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY Komarudin Program Studi Magister Teknik Sipil UNPAR, Bandung Abstract Analysis of pile bearing capacity is determined
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xix DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xx BAB I PENDAHULUAN 1 1.1
Lebih terperinci(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013
GEOTEKNIK FORENSIK (FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING) TOPIK KHUSUS CEC 715 SEMESTER GANJIL 2012/2013 Dr.Eng. Agus S. Muntohar 1 Kasus Keruntuhan Struktur PROYEK KOMPLEK OLAH RAGA HAMBALANG 2 Proyek Hambalang
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR
ANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR M a r w a n t o Jurusan Teknik Sipil STTNAS Yogyakarta email : marwantokotagede@gmail.com Abstrak Kejadian longsoran
Lebih terperinciTESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat Oleh RIDWAN MARPAUNG NIM : Program Studi Rekayasa Geoteknik
ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH LUNAK DENGAN TIANG CERUCUK MATRAS BERDASARKAN DATA UJI PEMBEBANAN TEKAN TIANG DAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK TANAH LUNAK (Studi Kasus Jalan Tol Sedijatmo Km 27+100 Cengkareng)
Lebih terperinciANALISIS DESAIN TANGGUL UNTUK KEPERLUAN REKLAMASI DI PANTAI UTARA JAKARTA
ANALISIS DESAIN TANGGUL UNTUK KEPERLUAN REKLAMASI DI PANTAI UTARA JAKARTA Andra Patria Yudha 1 dan Hendriyawan 2 Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciANALISA KESTABILAN TOWER SUTT PLN DAN PERENCANAAN PERKUATAN TALUD DI SEKITAR TOWER (STUDI KASUS TOWER SUTT T.11 SEGOROMADU LAMONGAN, GRESIK)
ANALISA KESTABILAN TOWER SUTT PLN DAN PERENCANAAN PERKUATAN TALUD DI SEKITAR TOWER (STUDI KASUS TOWER SUTT T.11 SEGOROMADU LAMONGAN, GRESIK) Oleh: Sekar Ayu Kuncaravita 3112105031 Latar Belakang Terancamnya
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI
a BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Pada pelaksanaan Tugas Akhir ini, kami menggunakan software PLAXIS 3D Tunnel 1.2 dan Group 5.0 sebagai alat bantu perhitungan. Kedua hasil perhitungan software ini akan dibandingkan
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL Niken Silmi Surjandari 1), Bambang Setiawan 2), Ernha Nindyantika 3) 1,2 Staf Pengajar dan Anggota Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelongsoran Tanah Kelongsoran tanah merupakan salah satu yang paling sering terjadi pada bidang geoteknik akibat meningkatnya tegangan geser suatu massa tanah atau menurunnya
Lebih terperinciPemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di Bendungan Marangkayu Kalimantan Timur
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 3 September 2016 Pemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISIS STABILITAS TANGGUL YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN KAPUR, FLY ASH, DAN BIOBAKTERI AKIBAT MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU DI SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.
DAFTAR ISI Judul Pengesahan Persetujuan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN Halaman i ii iii iv i vi vii iiii xii
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG PADA RENCANA PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) KECAMATAN BAYUNG LENCIR KABUPATEN MUSI BANYUASIN
ANALISIS STABILITAS LERENG PADA RENCANA PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) KECAMATAN BAYUNG LENCIR KABUPATEN MUSI BANYUASIN JURNAL SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK
ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS Kistiyani Prabowo NRP : 1021054 Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK Penggunaan geosintetik
Lebih terperinciAnalisa Kestabilan Tower SUTT PLN Dan Perencanaan Perkuatan Talud Di Sekitar Tower (Studi Kasus Tower SUTT T.11 Segoromadu Lamongan, Gresik)
Analisa Kestabilan Tower SUTT PLN Dan Perencanaan Perkuatan Talud Di Sekitar Tower (Studi Kasus Tower SUTT T.11 Segoromadu Lamongan, Gresik) Sekar Ayu Kuncaravita, A.md. Prof.Ir.Indrasurya B. Mochtar,
Lebih terperinciPENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH
PENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH Yeremias Oktavianus Ramandey NRP : 0021136 Pembimbing : Ibrahim Surya, Ir., M.Eng FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciBendungan Urugan II. Dr. Eng Indradi W. Sunday, May 19, 13
Bendungan Urugan II Dr. Eng Indradi W. Bendungan urugan Bendungan yang terbuat dari bahan urugan dari borrow area yang dipadatkan menggunakan vibrator roller atau alat pemadat lainnya pada hamparan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat pesat dan pembangunan juga terjadi di segala lahan untuk mencapai efektifitas pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut PT. Mettana (2015), Bendungan Jatigede mulai dibangun pada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut PT. Mettana (2015), Bendungan Jatigede mulai dibangun pada tahun 2008. Bendungan jenis urugan batu (rockfill) ini memiliki tinggi 110 m dan kapasitas tampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posisi Propinsi Riau yang berada di daerah pesisir dan dataran. rendah menyebabkan sebagian besar daerahnya mempunyai tanah dasar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posisi Propinsi Riau yang berada di daerah pesisir dan dataran rendah menyebabkan sebagian besar daerahnya mempunyai tanah dasar yang lunak, umumnya berupa endapan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR ANALISIS
BAB III PROSEDUR ANALISIS Dalam melakukan perencanaan desain, secara umum perhitungan dapat dibagi menjadi 2 yaitu: perencanaan secara manual dan perencanaan dengan bantuan program. Dalam perhitungan secara
Lebih terperinciANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN
25 Juni 2012 ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN. (LOKASI: DESA GOSARI KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR)
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN
STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN Andryan Suhendra 1 1 Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. KH Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL
BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL 3.1 PENDAHULUAN Proyek jembatan Ir. Soekarno berada di sebelah utara kota Manado. Keterangan mengenai project plan jembatan Soekarno ini dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dan Stabilitas Lereng Dengan Struktur Counter Weight Menggunakan program
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yulianto (2013) dalam penelitiannya Analisis Dinding Penahan Tanah Dan Stabilitas Lereng Dengan Struktur Counter Weight Menggunakan program
Lebih terperinciDAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR ISI RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN Halaman 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Permasalahan... 2 1.3 Tujuan
Lebih terperinciSOIL BIOENGINEERING SEBAGAI ALTERNATIF METODA STABILISASI LONGSORAN
SOIL BIOENGINEERING SEBAGAI ALTERNATIF METODA STABILISASI ABSTRAK LONGSORAN Dian Hastari Agustina (Pengajar pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Riau Kepulauan) Longsoran merupakan salah satu bencana
Lebih terperinciGambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasific. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunan konstruksi sipil sering dijumpai permasalahan pada jenis tanah lunak, antara lain daya dukung tanah rendah dan penurunan (settlement) yang besar jika
Lebih terperinci