BAB I PENDAHULUAN. cara, salah satunya dengan melihat perkembangan perdagangan sekuritas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring berkembangnya perekonomian di Indonesia dengan

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi para pemilik modal atau investor (Adji, Suwerli dan Suratno,

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pesat yang merupakan salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal. sebagai pemilik modal (investor) kepada perusahaan yang listed di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012:

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik investasi yang mereka pilih. Pasar modal menjadi salah satu pilihan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh return.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, Eduardus Tandelilin (2010 : 26), instrument yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Bank merupakan lembaga keuangan yang. berfungsi menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. 60 saham terbesar di pasar regular. 2) selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri dan pinjaman. Untuk memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. emiten dan tempat terjadinya kegiatan investasi. Secara konsep, investasi adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara,

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi, warrant, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti

BAB I PENDAHULUAN. dijalankannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. datang (Tandelilin, 2010:2). Harapan keuntungan di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Investasi merupakan usaha investor untuk mendapatkan hasil yang akan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya dengan melihat perkembangan perdagangan sekuritas pasar modalnya. Pasar modal mempunyai peran yang penting sebagai pasar investasi untuk mendapatkan dan menyalurkan dana yang dimiliki pada instrumen keuangan seperti saham dan obligasi. Menurut Suwetja (2012) pasar modal memiliki sifat khas yaitu ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Situasi ketidakpastian ini mendorong investor untuk selalu mempertimbangkan risiko dan return dari setiap sekuritas yang di ambilnya. Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasinya tersebut. Keadaan semacam ini dapat dikatakan bahwa investor sedang menghadapi risiko dalam investasinya (Paramitasari, 2014). Risiko investasi adalah kemungkinan tidak sesuainya tingkat pengembalian yang diharapkan investor dari investasinya. Risiko tersebut tidak dapat dihilangkan, namun dapat diminimalkan dengan beberapa perhitungan yang tepat sesuai dengan investasi yang diambil. Menurut Tandelilin (2001:50) risiko yang dihadapi investor dapat berupa risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko-risiko tersebut dapat berasal dari eksternal perusahaan seperti risiko inflasi dan suku bunga, dan 1

2 dapat juga dengan menilai rasio keuangan perusahaan seperti rasio leverage yang diukur dengan debt to equity ratio (DER). Inflasi merupakan kecenderungan naiknya tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus, yang mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat yang nantinya berdampak pada penurunan pendapatan nasional (Langi dkk, 2014). Pengukuran inflasi yang digunakan di Indonesia terbagi menjadi beberapa indeks atau indikator, yaitu indeks harga konsumen, indeks harga perdagangan besar, dan PDB Deflator. Diharapkan dari beberapa indikator tersebut inflasi dapat diturunkan seefisien mungkin (Sukirno, 2012:48). Kondisi inflasi yang tinggi menyebabkan harga barang atau bahan baku memiliki kecenderungan untuk meningkat. Peningkatan harga tersebut membuat biaya produksi menjadi tinggi sehingga menurunkan jumlah permintaan, kemudian penjualan perusahaan menurun, yang berakibat pada rendahnya profit yang diperoleh perusahaan (Suyati, 2015). Profit yang rendah tercermin pada kinerja perusahaan yang membuat minat investor berkurang, sehingga menyebabkan harga saham turun, dan return yang diterima investorpun juga rendah. Peningkatan inflasi juga berdampak meningkatkan suku bunga. Meningkatnya suku bunga secara langsung akan meningkatkan beban bunga perusahaan, sehingga perusahaan yang mempunyai hutang yang tinggi akan mendapatkan dampak dari kenaikan bunga dan juga berdampak menurunkan profitabilitas perusahaan (Sari dkk, 2013). Perubahan suku bunga di

3 Indonesia dipengaruhi oleh kebijakan BI Rate yang ditetapkan Bank Indonesia. Bank Indonesia akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan (www.bi.go.id, 2016). Pergerakan suku bunga berdampak pada keinginan konsumen dalam berinvestasi. Kenaikan suku bunga akan memicu masyarakat untuk cenderung menyimpan uangnya dalam bentuk deposito, daripada berinvestasi di pasar modal yang risikonya lebih tinggi (Dwita dan Rahmidani, 2012). Harga saham di pasar modal akan mengalami penurunan secara drastis, dan tingkat return yang diharapkan semakin rendah. Situasi ketidakpastian harga saham yang dapat berubah sewaktu-waktu ini mengharuskan para investor harus mampu menganalisis perubahan tersebut melalui penilaian kinerja perusahaan (Sasongko, 2010). Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan. Rasio leverage menunjukkan besarnya perusahaan dibiayai menggunakan hutang. Tingkat leverage yang tinggi mencerminkan perusahaan memiliki risiko yang tinggi terutama terhadap ketidakmampuan melunasi hutangnya sehingga investor menilai sebagai sesuatu yang tidak baik (Raningsih, 2015). Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage dalam menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

4 panjang yang menghubungkan antara total debt dengan total ekuitas (Farkhan dan Ika, 2012). Rasio DER perlu dipertimbangkan dalam memilih alternatif investasi karena investor ikut menanggung hutang perusahaan tersebut. Pembiayaan dengan hutang akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan sekaligus meningkatkan risiko yang ditanggung investor. Tingkat hutang yang tinggi akan menaikkan biaya ekuitas dan selanjutnya menurunkan harga saham (Brigham dan Houston, 2001:24). Harga saham dijadikan proksi untuk melihat nilai sebuah perusahaan apabila pasar telah memenuhi syarat efisien secara informasional. Nilai perusahaan itu sendiri diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar modal (Fidhayatin dan Dewi, 2012). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya yang tercermin pada harga saham. Semakin baik nilai perusahaan maka perusahaan tersebut akan dipandang semakin bernilai oleh para investor (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Pamadanu (2013) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai variabel yang tidak dapat diobservasi, sehingga untuk mengukur nilai perusahaan diperlukan proksi. Proksi untuk mengukur nilai perusahaan ada tiga macam, yaitu proksi berdasarkan harga (price based proxies), proksi berdasarkan investasi (investment based proxies), dan proksi berdasarkan pengukuran varians (variance measurement). Nilai perusahaan menjadi sangat penting

5 karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti dengan tingginya kemakmuran pemegang saham dan investor (Bringham dan Gapensi dalam Hermuningsih, 2014). Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau investor adalah memaksimumkan present value keuntungan yang diharapkan dalam investasi. Present value merupakan nilai sekarang dari keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham yang akan diterima pada masa mendatang (Fidhayatin dan Dewi, 2012). Persepsi nilai perusahaan yang tinggi menyebabkan tingkat return yang diisyaratkan investor dari investasi sahamnya juga akan meningkat. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sedangkan return saham merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari investasi surat berharga saham. Return investasi terdiri atas dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain atau loss (Tandelilin, 2001:48). Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual (realized return) ataupun keuntungan yang diharapkan (expected return) yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan (Tandelilin, 2001:51). Seorang investor yang rasional akan sangat memperhatikan hasil pengembalian saham, karena return saham

6 merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keberhasilan suatu investasi. Return saham tentu dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga saham. Harga suatu saham pada hakikatnya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan terhadap saham. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 Februari 2016, harga saham di pasar sekunder mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan, dan sahamsaham perbankan cukup menjadi perhatian bagi para investor (Kusuma, 2016). Tabel 1.1 Saham-saham Perbankan yang Terpantau Naik Nama Bank Dalam Persen Dalam Rupiah Bank Central Asia Tbk. Naik 3,06% 13,475 Bank Rakyat Indonesia Tbk. Naik 3,11% 10,775 Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. Naik 9,36% 2,805 Bank Mandiri Tbk. Naik 1,61% 9,500 Bank Tabungan Negara Tbk. Naik 3,73% 1,670 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Naik 1,74% 1,170 Bank Pundi Indonesia Tbk. Naik 25,76% 83,- Bank Agris Tbk. Naik 10,59% 94,- Bank Negara Indonesia Tbk. Naik 0,50% 5,025 sumber : www.finance.detik.com, di akses 19 Mei 2016. Tabel di atas menunjukkan bahwa performa harga saham perbankan (beberapa bank kelas atas) mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir, yang artinya saham perbankan cukup diminati oleh masyarakat sebagai obyek investasi dananya dengan harapan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Mereka berpendapat keberadaan perbankan akan berlangsung lama dan selalu berkembang dari waktu ke waktu, karena banyak individu maupun perusahaan yang akan selalu membutuhkan jasa perbankan (www.finance.detik.com, 2016).

7 Obyek penelitian ini mengambil perusahaan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasannya Indonesia tercatat memiliki tingkat suku bunga paling tinggi di antara negara kawasan Asia Tenggara. Keadaan ini dapat dipahami karena Indonesia memiliki inflasi tinggi. Penerapan kebijakan reformasi subsidi BBM yang dilakukan pemerintah, diharapkan akan menurunkan inflasi dan menstabilkan perekonomian, sehingga para investor akan menambah besaran investasi sahamnya pada sektor perbankan (www.liputan6.com, 2015). Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi perlu memperhatikan antara return dan risiko. Sekuritas yang memiliki return yang sama, investor akan memilih risiko yang terendah sedangkan untuk sekuritas yang memiliki risiko yang sama, investor cenderung memilih return yang tinggi. Besarnya nilai return tergantung dari kemampuan investor untuk menanggung risiko (Suyati, 2015). Beberapa penelitian terdahulu telah menguji faktor-faktor yang mempengaruhi expected return saham. Faktor inflasi dan suku bunga adalah penelitian Wadiran (2013) dan Paramitasari (2014) yang menunjukkan inflasi dan suku bunga berpengaruh terhadap expected return saham. Rasio debt to equity ratio adalah penelitian Raningsih dan Putra (2015) dan Imran (2012) yang menunjukkan debt to equity ratio berpengaruh terhadap return saham. Faktor nilai perusahaan adalah penelitian Gultom dan Agustina (2013) dan Pamadanu (2013) menunjukkan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas yang tinggi akan menaikkan nilai

8 perusahaan, hal ini merupakan sinyal yang baik untuk investor dikarenakan profit yang tinggi akan memaksimalkan tingkat pengembalian expected return saham. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan melihat beberapa hasil penelitian terdahulu, peneliti bermaksud untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi expected return saham. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Debt to Equity Ratio, dan Nilai Perusahaan terhadap Expected Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2015. 1.2. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini yang dijadikan fokus adalah inflasi, suku bunga, debt to equity ratio, dan nilai perusahaan atas pengaruhnya terhadap expected return saham. Investor akan berusaha mendapatkan expected return tinggi tetapi dengan memilih risiko yang rendah. Perubahan nilai inflasi, suku bunga, debt to equity ratio, dan nilai perusahaan sangat berpengaruh terhadap harga saham. Harga saham perusahaan yang terus meningkat dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham (investor) secara maksimum, dan tingkat pengembalian (expected return) yang diterima investor di masa mendatang juga akan tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

9 a. Apakah inflasi berpengaruh terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015? b. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015? c. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015? d. Apakah nilai perusahaan berpengaruh terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015? e. Apakah inflasi, suku bunga, debt to equity ratio dan nilai perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui pengaruh inflasi terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015.

10 b. Mengetahui pengaruh suku bunga terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. c. Mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. d. Mengetahui pengaruh nilai perusahaan terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. e. Mengetahui pengaruh inflasi, suku bunga, debt to equity ratio, dan nilai perusahaan secara simultan terhadap expected return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembang ilmu pengetahuan para akademis, khususnya bidang akuntansi keuangan tentang penilaian return saham. b. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan investor tentang cara penilaian return saham.

11 c. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman peneliti terkait dengan akuntansi keuangan yang berhubungan dengan penilaian return saham. d. Bagi Peneliti Yang Akan Datang Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau literatur bagi peneliti selanjutnya, dengan mengganti objek penelitian, variabel, atau menambah tahun periode penelitian.