BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada bulan Juli 2009 Oktober 2010.

III. METODE PENELITIAN. Pertanian, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

III. METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Pengaruh Perlakuan Awal Basa dan Hidrolisis Asam terhadap Kadar Gula Reduksi Ampas Tebu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Kadar gula reduksi ampas tebu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 CARA KERJA ANALISA

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Lampiran 1. Prosedur Analisis

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

Transkripsi:

18 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Politeknik Negeri Lampung pada bulan Juli sampai dengan November 2012. B. Bahan Dan Alat Bahan yang digunakan adalah biomasa limbah agroindustri berupa ampas tebu yang diperoleh dari PT. Gunung Madu Plantation Lampung Tengah, asam sulfat (H 2 SO 4 ) 1 N, asam sulfat (H 2 SO 4 ) 72 %, natrium hidroksida (NaOH) yang diperoleh dari CV. Yona Kimia, aquadest, reagensia Nelson A, Nelson B dan reagensia arsenomolibdat yang didapatkan dari Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Unila. Alat-alat yang digunakan antara lain Erlenmeyer 100 ml, mikropipet 1000µL (Thermo Scientific, Finnpipette F3), oven (Philip Harris Ltd), loyang, timbangan 4 digit (Mattler M3000 Swiszerlan), grinder, ayakan (40 mesh), baskom, shaker waterbath (Polyscience), inkubator (Memmert), kertas saring, jerigen, gelas ukur, tabung sentrifuse, kuvet spektrofotometer, gelas beker, spatula, alumunium foil, cawan porselin, desikator, corong, hot plate (Cimerec3),

19 autoklaf (Wiseclave TM ), spektrofotometer (Milton Ray Company), DR 4000 (Shimanzu, USA), dan termometer. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dua tahapan, yaitu tahap perlakuan awal dan tahap hidrolisis asam. Tahap perlakuan awal terdiri dari perlakuan awal dengan basa (NaOH) terhadap bahan baku, sedangkan tahap hidrolisis asam selulosa dan hemiselulosa ampas tebu dilakukan dengan menggunakan kosentrasi asam sulfat 0 M, 0,05 M, 0,10 M, 0,20 M, dan 0,30 M. Kemudian data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dianalisis secara deskriptif. D. Pelaksanaan Penelitian 1. Perlakuan Awal a. Persiapan Bahan Baku Ampas tebu dikeringkan sampai berat konstan menggunakan oven (Philip Harris Ltd) pada suhu 105 o C. Selanjutnya dilakukan pengecilan ukuran dengan ukuran 40 mesh. Bahan baku yang sudah kering dengan ukuran 40 mesh selanjutnya disimpan dalam kondisi kering (Gambar 7).

20 Bahan baku (ampas tebu) Pengeringan dengan oven suhu 105 o C Pengecilan partikel / ukuran dengan grinder Pengayakan (40 mesh) Penyimpanan pada suhu ruang Gambar 7. Persiapan bahan baku Sumber : Samsuri et al., 2007 yang telah dimodifikasi b. Perlakuan Awal dengan Basa (NaOH) Perlakuan awal bahan baku menggunakan metode Sutikno et al., (2010). Sampel ampas tebu dengan berat konstan dan ukuran 40 mesh ditimbang sebanyak 1,5 gram dimasukan dalam erlenmayer ukuran 100 ml, kemudian diberi larutan NaOH dengan kosentrasi 1 M sebanyak 30 ml. Setelah itu, sampel ampas tebu tersebut dihomogenisasi menggunakan shaker (Adolf Kuhner AG CH-4127) dengan kecepatan 100 rpm selama 3 menit dan dipanaskan dalam otoklaf (Wiseclave TM ) pada suhu 121 o C selama 15 menit. Setelah itu, sampel dicuci dan dibilas mengunakan aquades sebanyak 300 ml. Kemudian bagian padat dikeringkan dalam oven (Philip Harris Ltd) pada suhu 105 o C selama 24 jam (Gambar 8).

21 1,5 gram Ampas tebu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml Penambahan NaOH 1 M 30 ml (1:20 (b/v)) Homogenisasi dengan shaker 100 rpm selama 3 menit Perendaman di larutan NaOH pada suhu 121 o C, 15 menit Penyaringan dengan kertas saring Pembilasan dengan aquadest 300 ml filtrat Residu Gambar 8. Perlakuan awal dengan basa (NaOH) Sumber : Sutikno et al., 2010 2. Hidrolisis Asam a. Perlakuan konsentrasi asam (H 2 SO 4 ) Ampas tebu ditimbang sebanyak 1,5 gram (untuk perlakuan awal basa dengan NaOH dan tanpa perlakuan awal basa dengan NaOH) dimasukkan ke dalam erlenmeyer ukuran 100 ml, kemudian ditambahkan 15 ml H 2 SO 4 pada masing-

22 masing erlenmeyer dengan berbagai konsentrasi (0 M, 0,05 M, 0,10 M, 0,20 M, dan 0,30 M) dan dipanaskan dalam autoclave pada suhu 121 o C selama 15 menit. Kemudian filtrat dianalisis kadar gula reduksinya (Gambar 9). Residu ampas tebu dan 1,5 gram ampas tebu dimasukkan ke dalam erlenmeyer ukuran 100 ml (5 erlenmeyer untuk residu yang telah diberi perlakuan awal NaOH dan 5 erlenmeyer untuk ampas tebu tanpa perlakuan awal) Ditambahkan 15 ml H 2 SO 4 pada masing-masing erlenmeyer dengan berbagai konsentrasi : 0 M, 0,05 M, 0,10 M, 0,20 M, dan 0,30 M Dipanaskan pada suhu 121 o C, 15 menit Filtrat dianalisis kadar gula reduksi Gambar 9. Perlakuan hidrolisis asam (H 2 SO 4 ) Sumber : Taherzadeh et al., 2007 yang telah dimodifikasi b. Perlakuan waktu hidrolisis (dengan variable tetap = suhu 100 o C) Ampas tebu ditimbang sebanyak 1,5 gram dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambahkan 15 ml H 2 SO 4 dengan konsentrasi perlakuan terbaik dan dihidrolisis pada penangas air 100 o C selama 0, 5, 10, 15, 30, 45, dan 60 menit. Kemudian diamati kadar gula reduksinya (Gambar 10).

23 1,5 ampas tebu tanpa perlakuan awal dimasukkan ke dalam Erlenmeyer ukuran 100 ml sebanyak 7 erlenmeyer Ditambahkan 15 ml H 2 SO 4 pada masing-masing erlenmeyer dengan konsentrasi 0,05 M Dihidrolisis pada penangas air (100 o C) dengan berbagai waktu hidrolisis 0, 5, 10,15, 30, 45, dsn 60 menit Filtrat dianalisis kadar gula reduksi Gambar 10. Perlakuan waktu hidrolisis asam (H 2 SO 4 ) Sumber : Taherzadeh et al., 2007 yang telah dimodifikasi D. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah komponen lignoselulosa (lignin, hemiselulosa, dan selulosa) pada bahan baku (Chesson dalam Datta (1981)) dan kadar gula reduksi (Nelson-Somogy dalam Sudarmadji, et al., (1984)). Analisis kadar lignin dilakukan untuk mengetahui kandungan lignin yang terdapat pada bahan baku. Analisis kadar selulosa, kadar hemiselulosa dilakukan untuk mengetahui kandungan selulosa dan hemiselulosa yang terdapat pada bahan baku. Sedangkan analisis gula reduksi bertujuan untuk mengetahui kadar gula reduksi yang terdapat pada sampel.

24 1. Analisis Komponen Lignoselulosa Analisis komponen lignoselulosa menggunakan metode Chesson dalam Datta (1981). Pertama sampel ampas tebu dikeringkan dengan oven (Philip Harris Ltd) pada suhu 70 o C sampai kadar air nya maksimal 5%. Kemudian ampas tebu sebanyak 1 gram dimasukan dalam erlenmayer 250 ml dan diberi penambahan aquadest sebanyak 150 ml lalu dipanaskan dengan menggunakan hot plate suhu 100 o C selama 2 jam. Kemudian sampel disaring dengan kertas saring dengan penambahan aquadest sampai dengan volume filtrat 300 ml lalu keringkan residu dengan oven (Philip Harris Ltd) pada suhu 105 o C sampai dengan berat konstan. Setelah didapat berat konstan. Maka didapatlah berat a. Residu (a) dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml lalu ditambahkan H 2 SO 4 1 N sebanyak 150 ml. Kemudian dipanaskan dengan hot plate suhu 100 o C selama 1 jam. Lalu disaring dan residu dicuci dengan aquadest sampai dengan volume filtrat 300 ml dan dikeringkan dengan suhu 105 o C sampai berat konstan. Maka didapatlah berat b. Residu (b) dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dengan penambahan H 2 SO 4 72% sebanyak 10 ml lalu residu (b) direndam dan biarkan selama 4 jam pada suhu ruang, kemudian residu (b) diberi penambahan H 2 SO 4 1 N sebanyak 150 ml dan dipanaskan dengan suhu 100 o C selama 2 jam. Lalu sampel tersebut disaring dengan penambahan aquadest sampai dengan volume filtrat 400 ml dan keringkan dalam oven pada suhu 105 o C sampai berat konstan. Maka didapatlah berat c. Setelah didapat berat c, maka dilakukan pengukuran kadar abu dengan memasukkan residu (c) ke dalam furnace suhu 600 o C selama 4 jam lalu ditimbang untuk mendapatkan berat d.

25 Kadar Hemiselulosa dapat dihitung dengan rumus : a - b Hemiselulo sa (%) x100 Berat Sampel Kadar Selulosa dapat dihitung dengan rumus: b - c Selulosa (%) x100 Berat Sampel Kadar Lignin dapat dihitung dengan rumus: c - d Lignin (%) x100 Berat Sampel 2. Analisis gula reduksi ( Metode Nelson - Somogyi ) Penyiapan kurva standar Larutan glukosa standar dibuat dengan melarutkan 10 mg glukose anhidrat/ dalam 100 ml air suling, dan dilakukan 6 pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsetrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 mg/100 ml. Lima tabung reaaksi disiapkan, masing-masing diisi dengan 1 ml larutan glukosa standar tersebut di atas. Satu tabung diisi 1 ml air suling sebagai blanko, masing-masing tabung di atas ditambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan semua tabung dipanaskan pada penangas air mendidih selama 20 menit. Semua tabung diambil dan segera didinginkan bersama-sama dalam gelas piala yang berisi air dingin sehingga suhu tabung mencapai 25 o C. Setelah dingin 1 ml reagensia Arsenomolybdat ditambahkan dan digojog sampai semua endapan CuSO 4 yang ada larut kembali. Setelah semua endapan CuSO 4 larut sempurna, 7 ml air suling ditambahkan ke dalam tabung tersebut dan digojog sampai homogen. Optical density (OD) masing-masing larutan tersebut dibaca pada panjang gelombang 540 nm. Kurva standar dibuat yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan OD (Sudarmadji et al., 1984).

26 Penentuan Kadar Gula Reduksi Pada Contoh Larutan contoh yang perlu diperhatikan bahwa larutan pada contoh ini harus jernih, karena itu bila dijumpai larutan contoh yang keruh atau berwarna maka perlu dilakukan penjernihan terlebih dahulu dengan menggunakan Pb-asetat atau bubur Aluminium hidroksida. Kemudian larutan contoh yang jernih tersebut diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih. Reagensia Nelson sebanyak 1 ml ditambahkan ke dalam tabung tersebut dan selanjutnya diperlakukan seperti pada penyiapan kurva standar di atas. Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan OD larutan contoh dan kurva standar larutan glokosa. Cara Pembuatan Reagensia 1. Reagensia Nelson Reagensia Nelson A: 12,5 g Natrium karbonat anhidrat, 12,5 g garam Rochelle, 10 g Natrium bikarbonat dan 100 g Natrium sulfat anhidrat dilarutkan dalam 350 ml air suling kemudian diencerkan sampai 500 ml. Reagensia Nelson B: 7,5 g CuSO 4. 5H 2 O dilarutkan dalam 50 ml air suling dan ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat. Reagensia Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian Reagensia Nelson A dan 1 bagian Reagensia Nelson B. Pencampuran dikerjakan pada setiap hari akan digunakan. 2. Reagensia Arsenomolybdat Dua puluh lima gram Ammonium molybdat dilarutkan dalam 450 ml air suling dan ditambahkan 25 ml asam sulfat pekat. Pada tempat yang lain 3 g Na 2 HASO 4. 7H 2 O dilarutkan dalam 25 ml air suling. Kemudian larutan ini

27 dituang ke dalam larutan yang pertama. Lalu disimpan dalam botol berwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Reagensia ini baru dapat digunakan setelah masa inkubasi tersebut, dan reagensia ini berwarna kuning.