4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

dokumen-dokumen yang mirip
4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Lampiran 1. Flowsheet pembuatan dry ethanol

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

3. Metodologi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB 3 METODE PERCOBAAN

Metoda-Metoda Ekstraksi

Theophil Eicher und Hermann J. Roth, Synthese, Gewinnung und Charakterisierung von Arzneistoffen. prof. aza

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

Bab III Metodologi Penelitian

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

A STUDY OF THE SYNTHESIS OF VERATRYL CYANIDE REQUIRED AS AN INTERMEDIATE FOR THE PREPARATION OF C-9154 ANTIBIOTIC DERIVATIVE FROM VANILIN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Transkripsi:

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol OH I + 1/2 I 2 + 1/3 P x + 1/3 P(OH) 3 C 3 H 8 O (60.1) (253.8) (31.0) C 3 H 7 I (170.0) (82.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi nukleofilik Iodoalkana, alkohol Teknik Laboratorium Pemanasan dengan refluk, pengadukan dengan pengaduk magnet, penggojogan, ekstraksi, penyaringan, pembuangan gas, bekerja dengan botol pencuci, distilasi dengan kolom fraksinasi, pemanasan dengan penangas minyak. Instruksi (skala batch 10 mmol) Peralatan Labu alas bulat 10 ml, pendingin refluk, 3 buah botol pencuci, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, corong pisah, konektor distilasi, kolom Vigreux 10 cm, penangas minyak. Bahan 2-propanol (kering) (td 82 C) Fosfor, merah iodin larutan NaOH (0,5 M) molekular sieve 3Å larutan NaHCO 3 encer natrium sulfat untuk pengeringan 0,601 g (0,765 ml, 10,0 mmol) 0,124 g (4,00 mmol) 1,29 g (5,08 mmol) Reaksi Prosedur ini harus dilakukan di dalam lemari asam. Peralatan terdiri dari labu alas bulat 10 ml dengan batang pengaduk magnet dan pendingin refluk. Pendingin refluk dihubungkan dengan tiga botol pencuci satu demi satu. Yang pertama, dihubungkan secara langsung pada pendingin refluk dan diisi dengan molekular sieve, yang ke dua kosong, yang ke tiga berisi larutan natrium hidroksida 0,05 M. 1

1,29 g (5,08 mmol) iodin, 0,124 g (4,00 mmol) fosfor merah dan 0,601 g (0,765 ml, 10,0 mmol) 2-propanol kering ditambahkan ke dalam labu reaksi. Dengan pengadukan, campuran reaksi dipanaskan sampai mendidih dengan penangas minyak dan direfluk selama dua jam. Penyelesaian Setelah reaksi, pendingin refluk diganti dengan konektor distilasi dan produk kotor langsung didistilasi dari campuran reaksi pada temperatur pendidihan yaitu 80-90 C. Produk distilasi dipindahkan ke dalam corong pisah dan dicuci dengan larutan NaHCO 3 encer. Fasa organik dipisahkan dan dikeringkan dengan natrium sulfat. Setelah penyaringan, produk kotor didistilasi melalui kolom Vigreux 10 cm. Hasil: 1,21 g (7,12 mmol, 71%); td 88 C, cairan tak berwarna ; n D 20 = 1,495 Komentar Penggunaan molekular sieve sebagai zat pengering dianjurkan, jika tidak digunakan hasilnya akan lebih rendah. Jika terdapat sedikit 2-propanol yang tidak bereaksi pada produk kotor, senyawa ini tidak akan terdeteksi setelah dilakukan tahap pencucian. Manajemen limbah Daur ulang Molekular sieve dapat diregenerasi Pembuangan limbah Limbah Fasa air dari ekstraksi Residu dari distilasi pertama Residu dari distilasi ke dua natrium sulfat isi botol pencuci ke tiga Pembuangan Campuran pelarut air, mengandung halogen Dilarutkan dalam air, netralisasi dengan NaOH encer, kemudian campuran pelarut air, mengandung halogen Pelarut organik, mengandung halogen Limbah padat, bebas dari merkuri Limbah air domestik Waktu 4 jam Penghentian sementara Sebelum distilasi pertama dan antara distilasi pertama dan ke dua Tingkat kesulitan Mudah 2

Instruksi (skala batch 100 mmol) Peralatan Labu alas bulat leher-dua 50 ml, peralatan Thielepape, pendingin refluk, 3 buah botol pencuci, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, corong pisah, konektor distilasi, kolom Vigreux 10 cm, penangas minyak. Bahan 2-propanol (kering) (td 82 C) Fosfor, merah iodin larutan NaOH (0,5 M) molekular sieve 3Å larutan NaHCO 3 encer natrium sulfat untuk pengeringan 6,01 g (7,65 ml, 100 mmol) 1,24 g (40,0 mmol) 12,9 g (50,8 mmol) Reaksi Prosedur ini harus dilakukan di dalam lemari asam. Peralatan terdiri dari labu alas bulat leherdua 50 ml dengan batang pengaduk magnet dan diatasnya dipasang peralatan Thielepape yang digabung pendingin refluk. Pendingin refluk dihubungkan dengan tiga botol pencuci satu demi satu. Yang pertama, dihubungkan secara langsung pada pendingin refluk dan diisi dengan molekular sieve, yang ke dua kosong, yang ke tiga mengandung larutan natrium hidroksida 0,05 M. Peralatan Thielepape memiliki frit dasar dengan porositas P-0 atau kerucut ekstraksi dari gelas dengan frit dasar dengan porositas P-0. Sebagai penggantinya, peralatan Thielepape dapat menggunakan peralatan refluk yang ditutup dengan glass wool. Iodin 12,9 g (50,8 mmol) dipindahkan ke dalam peralatan Thielepape. 1,24 g (40,0 mmol) fosfor merah dan 6,01 g (7,65 ml, 100 mmol) 2-Propanol kering ditambahkan ke dalam labu reaksi dan dengan pengadukan campuran dipanaskan sampai mendidih dengan penangas minyak. Dengan merefluk pelarut, iodin akan larut dan berpindah secara kontinu ke dalam campuran reaksi. Setelah waktu yang pendek penangas minyak dapat diambil, karena pelepasan panas dari reaksi eksotermis dihasilkan selama refluks tanpa penambahan panas. Bila reaksi telah selesai campuran direfluk lagi selama 30 menit. Penyelesaian Pada tahap ini, refluk pada peralatan Thielepape ditutup dan produk kotor didistilasi langsung ke dalam peralatan Thielepape. Produk distilasi diambil dari peralatan dan dipindahkan ke dalam corong pisah. Hasil ini dicuci dengan larutan encer NaHCO 3. Fasa organik dipisahkan dan dikeringkan dengan natrium sulfat. Setelah penyaringan zat pengering, produk kotor didistilasi melalui kolom Vigreux 10 cm. Hasil: 14,1 g (82,9 mmol, 83%); td 88 C, cairan tak berwarna ; n D 20 = 1,495 3

Komentar Penggunaan molekular sieve sebagai zat pengering dianjurkan, jika tidak digunakan hasilnya akan lebih rendah. Hal yang penting adalah pemindahan pelarut melalui peralatan Thielepape harus dilakukan dengan cepat. Jika terdapat sedikit 2-propanol yang tidak bereaksi pada produk kotor, senyawa ini tidak akan terdeteksi setelah dilakukan tahap pencucian. Manajemen limbah Daur ulang Molekular sieve dapat diregenerasi Pembuangan limbah Limbah Fasa air dari ekstraksi Residu dari distilasi pertama Residu dari distilasi ke dua natrium sulfat Isi botol pencuci ke tiga Pembuangan Campuran pelarut air, mengandung halogen Dilarutkan dalam air, netralisasi dengan NaOH encer, kemudian campuran pelarut air, mengandung halogen Pelarut organik, mengandung halogen Limbah padat, bebas dari merkuri Limbah air domestik Waktu 4 jam Penghentian sementara Sebelum distilasi pertama dan antara distilasi pertama dan ke dua Tingkat kesulitan Mudah Instruksi (skala batch 1 mol) Peralatan Labu alas bulat leher-dua 500 ml, peralatan Thielepape, pendingin refluk, 3 buah botol pencuci, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, corong pisah, konektor distilasi, kolom Vigreux 10 cm, penangas minyak. Bahan 2-propanol (kering) (td 82 C) Fosfor, merah iodin larutan NaOH (0,5 M) molekular sieve 3Å larutan NaHCO 3 encer natrium sulfat untuk pengeringan 60,1 g (76,5 ml, 1,00 mmol) 12,4 g (0,400 mol) 129 g (0,508 mol) 4

Reaksi Prosedur ini harus dilakukan di dalam lemari asam. Peralatan terdiri dari labu alas bulat leherdua 500 ml dan diatasnya dipasang peralatan Thielepape yang digabung pendingin refluk. Pendingin refluk dihubungkan dengan tiga botol pencuci satu demi satu. Yang pertama, dihubungkan secara langsung pada pendingin refluk dan diisi dengan molekular sieve, yang ke dua kosong, yang ke tiga mengandung larutan natrium hidroksida 0,05 M. Peralatan Thielepape memiliki frit dasar dengan porositas P-0 atau kerucut ekstraksi dari gelas dengan frit dasar dengan porositas P-0. Sebagai penggantinya, peralatan Thielepape dapat menggunakan peralatan refluk yang ditutup dengan glass wool. Iodin 129 g (0,508 mol) dipindahkan ke dalam peralatan Thielepape. Fosfor merah 12,4 g (0,400 mol) dan 60,1 g (76,5 ml, 1,00 mol) 2-Propanol kering ditambahkan ke dalam labu reaksi dan dengan pengadukan campuran dipanaskan sampai mendidih dengan penangas minyak. Dengan merefluk pelarut, iodin akan larut dan berpindah secara kontinu ke dalam campuran reaksi. Setelah waktu yang pendek penangas minyak dapat diambil, karena pelepasan panas dari reaksi eksotermis dihasilkan selama refluks tanpa penambahan panas. Bila reaksi telah selesai campuran direfluk lagi selama 30 menit. Penyelesaian Pada tahap ini, refluk pada peralatan Thielepape ditutup dan produk kotor didistilasi langsung dari campuran reaksi ke dalam peralatan Thielepape. Produk distilasi diambil dari peralatan dan dipindahkan ke dalam corong pisah. Hasil ini dicuci dengan larutan encer NaHCO 3 dan dikeringkan dengan natrium sulfat. Setelah penyaringan zat pengering, produk kotor didistilasi melalui kolom Vigreux 10 cm. Hasil: 144 g (853 mmol, 85%); td 88 C, cairan tak berwarna ; n D 20 = 1,495 Komentar Penggunaan molekular sieve sebagai zat pengering dianjurkan, jika tidak digunakan hasilnya akan lebih rendah. Hal yang penting adalah pemindahan pelarut melalui peralatan Thielepape harus dilakukan dengan cepat. Jika terdapat sedikit 2-propanol yang tidak bereaksi pada produk kotor, senyawa ini tidak akan terdeteksi setelah dilakukan tahap pencucian. Manajemen limbah Daur ulang Molekular sieve dapat diregenerasi Pembuangan limbah Limbah Fasa air dari ekstraksi Residu dari distilasi pertama Residu dari distilasi ke dua natrium sulfat Isi botol pencuci ke tiga Pembuangan Campuran pelarut air, mengandung halogen Dilarutkan dalam air, netralisasi dengan NaOH encer, kemudian campuran pelarut air, mengandung halogen Pelarut organik, mengandung halogen Limbah padat, bebas dari merkuri Limbah air domestik 5

Waktu 5 jam Penghentian sementara Sebelum distilasi pertama dan antara distilasi pertama dan ke dua Tingkat kesulitan Mudah Analisis Pengamatan reaksi Penghentian reaksi untuk pengambilan sampel dapat menurunkan hasil akhir!. Pengamatan reaksi dapat dilakukan dengan spektroskopi IR. Preparasi sampel: Campuran reaksi 1 ml diambil dengan pipet dan didistilasi dengan peralatan distilasi mikro. Produk distilasi digunakan untuk spektroskopi IR tanpa pelarut. Hilangnya pita OH pada 3400 cm -1 mengindikasikan sempurnanya reaksi Spektrum 1 H NMR produk murni (500 MHz, CDCl 3 ) I δ (ppm) Multiplisitas Jumlah H Keterangan 1,82 d 6 CH 3 4,26 m 1 I-CH 6

Spektrum 13 C NMR produk murni (75,5 MHz, CDCl 3 ) δ (ppm) Keterangan 31,13 CH 3 21,23 I-CH Spektrum IR produk murni (film) cm -1 (cm -1 ) Keterangan 2983, 2917 Ikatan C-H, alkana 1455 Deformasi C-H 1370 Deformasi C-H, -CH 3 simetris 7