BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan sebuah tempat dimana kita para pemustaka atau pengunjung mendapatkan informasi secara luas baik dalam bentuk cetak maupun non cetak. Terdapat beberapa jenis perpustakaan, salah satunya adalah perpustakaan umum. Perpustakaan umum adalah salah satu jenis perpustakaan terbuka untuk umum, diselenggarakan dari dana yang berasal dari umum dengan sasaran untuk melayani umum dengan tidak memandang perbedaan kedudukan, pekerjaan, pandangan politik, agama, jenis kelamin, usia dan suku bangsa (Sutoyo, 2001:184). Demi mewujudkan visi perpustakaan agar tercipta masyarakat yang cerdas maka keberadaan perpustakaan harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada saat ini, menjadi satu kendala tersendiri bagi perpustakaan untuk menarik minat baca dan minat berkunjung masyarakat ke perpustakaan. Diperlukan kerja keras dari pengelola perpustakaan untuk minimal mampu menarik minat kunjung ke perpustakaan, seperti misalnya menjadikan setiap ruangan yang ada di perpustakaan bersih, sehat dan nyaman. Berkunjung ke perpustakaan yang nyaman dan sehat merupakan daya tarik tersendiri bagi pemustaka untuk gemar mengunjungi perpustakaan tersebut. Selain bagi para pemustaka, perpustakaan yang sehat dan nyaman juga akan memberikan kinerja yang lebih maksimal bagi pustakawan dan para staf yang bekerja didalamnya seperti misalnya dalam memberikan layanan prima kepada setiap pemustaka yang datang. Sebagai lembaga penyedia jasa informasi, perpustakaan 1
2 merupakan sebuah lembaga nirlaba atau tidak mencari keuntungan dalam kegiatannya, sehingga terkadang perpustakaan hanya fokus terhadap pelayanan pinjam meminjam dan pengadaan koleksi bahan pustaka saja. Ada faktor lain yang kurang diperhatikan seperti pengelolaan tata ruang perpustakaan. Tata adalah susunan atau penataan, sedangkan ruangan atau gedung adalah sebuah bangunan berukuran besar yang digunakan untuk seluruh aktifitas dan kegiatan. Tata ruang perpustakaan adalah usaha untuk mengatur dan menyusun ruangan perpustakaan umum dan desa dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi para petugas dan pemakai perpustakaan (Daulay, 2013). Gedung atau ruangan menjadi salah satu unsur yang harus dipenuhi. Gedung yang baik adalah yang memenuhi syarat-syarat arsitektur dalam menjamin kelancaran pelayanan perpustakaan (Suharyanti, 2008:8). Menjadi satu masalah tersendiri karena masih banyak perpustakaan di Indonesia yang tidak memenuhi standar-standar ergonomis yang sudah ditetapkan. Bahkan ruangan atau bangunan perpustakaan terkesan seadanya saja tanpa memperhatikan detailnya. Ergonomi sendiri berasal dari kata Ergon (Kerja) dan Nomos (Hukum Alam). Didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perencangan (Nurmianto, 2008: 1). Tujuan utama dari ergonomi adalah untuk menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Mewujudkan perpustakaan yang ergonomis juga tidak kalah penting karena hal ini juga sebagai salah satu perwujudan pemberian fasilitas untuk para pemustaka agar mereka selalu merasa nyaman dan aman ketika berada didalam perpustakaan. Pencahayaan, kelembapan,
3 tingkat kebisingan, warna ruang, penataan ruang dan perabot, keamanan, meja dan kursi kerja serta rak buk yang ergonomis meruapakan aspek-aspek penting yang harus diperhatikan oleh penyelenggara perpustakaan dalam membangun sebuah gedung perpustakaan. Oleh karena itu penting bagi pengelola perpustakaan untuk memahami aplikasi ergonomi dan tata ruang untuk meningkatkan kualitas perpustakaan itu sendiri. Menciptakan perpustakaan dengan citra lingkungan yang baik tentu akan memberikan kesan yang baik dan memberikan kepuasan bagi para pemustaka, karena perpustakaan bukan hanya sekedar tempat untuk menyimpan buku namun diharapkan dapat mewadahi beragam kegiatan masyarakat, baik yang bersifat edukatif maupun rekreatif (Atmodiwirjo dan Yandi, 2009). Sebagai salah satu perpustakaan umum daerah, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan perpustakaan aktif yang telah berdiri sejak tahun 1949. Memiliki gedung baru yang baru diresmikan pada awal tahun 2016 yaitu Grhatama Pustaka membuat perpustakaan BPAD DIY semakin dikenal luas oleh masyarakat baik dari Yogyakarta sendiri maupun dari luar Yogyakarta. Grhatama Pustaka merupakan bangunan 3 lantai dengan luas total 2 ha². Dari berbagai kegiatan dan layanan di perpustakaan BPAD DIY tentunya membutuhkan perencanaan tata ruang yang matang dari pihak penyelenggara untuk mendukung seluruh kegiatan yang ada di perpustakaan. Salah satu yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah di ruang koleksi umum yang merupakan pusat kegiatan di perpustakaan dari mulai peminjaman, pengembalian, sekedar membaca di tempat dan tempat dimana pustakwan bekerja memberikan layanan terbaiknya kepada setiap pemustaka yang
4 datang. Koleksi bahan pustaka menjadi salah satu fokus di perpustakaan ini. Koleksi di perpustakaan BPAD DIY termasuk dalam kategori lengkap. Selain itu, perpustakaan BPAD DIY ini adalah perpustakaan yang berbasis teknologi informasi. Oleh karena itu menarik untuk dibahas apakah dalam penataan ruangan di ruang koleksi umum juga diperhatikan, seperti pencahayaan, kelembapan, tingkat kebisingan, perpaduan antara warna cat dinding dengan warna karpet, rak buku, meja dan kursi kerja staf, meja dan kursi baca pemustaka serta keamanan. Penelitian ini akan diberi batasan agar dapat terfokus. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tugas akhir dengan judul DESAIN TATA RUANG DI RUANG KOLEKSI UMUM PERPUSTAKAAN GRHATAMA PUSTAKA BPAD DIY TERHADAP KENYAMANAN PEMUSTAKA 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas dapat dihasilkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana desain tata ruang yang ada di ruang koleksi umum Grhatama Pustaka? 2. Apakah pemustaka dan staf GTP sudah merasa nyaman dengan desain tata ruang yang ada di ruang koleksi umum Grhatama Pustaka tersebut? 1.3 Tujuan Dari rumusan masalah diatas, tujuan penulis membahas tentang tata ruang di ruang koleksi umum Grhatama Pustaka BPAD DIY (suatu kajian dengan pendekatan ergonomi) adalah :
5 1. Untuk mengetahui bagaimana desain tata ruang di ruang koleksi umum Grhatama Pustaka BPAD DIY. 2. Untuk mengetahui apakah pemustaka dan staf GTP sudah merasa nyaman dengan desain tata ruang tersebut. 1.4 Batasan Masalah Penelitian ini akan diberikan batasan masalah agar dapat fokus pada apa yang akan diteliti. Adapun batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Objek yang akan diteliti adalah perabot yang ada di ruang koleksi umum seperti meja dan kursi staf, meja dan kursi baca untuk pemustaka, serta rak buku. 2. Subjek dalam penelitian ini adalah pemustaka (pengunjung) dan staf GTP. 3. Pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan anthropometri. 1.5 Manfaat Penelitian Penulisan tentang tata ruang ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik bagi penulis, bagi akademisi dan bagi institusi itu sendiri yaitu Grhatama Pustaka BPAD DIY. Adapun manfaat tersebut adalah : 1. Bagi Penulis Dari hasil penulisan tugas akhir ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi penulis dalam menambah wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan mengenai tata ruang di perpustakaan dengan pendekatan ergonomi, khususnya terhadap perabot-perabot yang digunakan di perpustakaan.
6 2. Bagi Akademisi Dari hasil penulisan tugas akhir ini diharapkan mampu memperkaya teori yang menyokong perkembangan ilmu perpustakaan khususnya dalam konteks tata ruang dengan pendekatan ergonomi. 3. Bagi Institusi Dari hasil penulisan tugas akhir ini diharapkan mampu memberikan saransaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas Perpustakaan Grhatama Pustaka BPAD DIY serta untuk bahan evaluasi tata ruang khususnya di ruang koleksi umum. 1.6 Pelaksanaan Pelaksanaan kuliah kerja pusdokinfo (perpustakaan, dokumentasi dan informasi) dilaksanakan pada : Waktu : 1 Februari 2016 11 Maret 2016 Hari Tempat : Senin Jum at, Pukul 07.30 14.00 WIB : Grhatama Pustaka BPAD DIY Jalan Janti No. 1, Banguntapan, Bantul, D.I. Yogyakarta 1.7 Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi (Pengamatan) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. (Widodo, 2004:64). Metode ini dilakukan secara langsung dengan mencatat dan mengamati gejala-gejala yang ada kaitannya dengan pokok masalah yang dijumpai di lapangan.
7 Penulis memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di Grhatama Pustaka BPAD DIY. 2. Dokumentasi Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Penulis menggunakan metode ini dengan cara mengumpulkan dokumendokumen tentang tema yang dibahas yaitu mengenai tata ruang di perpustakaan dengan tujuan untuk melengkapi data-data pada saat observasi dan wawancara. 3. Kuesioner (Angket) Metode kuesioner adalah suati daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab jadi yang diselidiki), terutama pada penelitian survai (Narbuko, 2002: 76). Penulis memperoleh data dengan menyebarkan kuesioner atau angket kepada pengunjung yang datang di ruang koleksi umum Grhatama Pustaka.