BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah."

Ivan Tedja
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bersuci berasal dari kata bahasa Arab at-thaharah yang berarti suci dan bersih. Jadi, masalah thaharah terkait dengan masalah kesucian dan kebersihan. Hal tersebut diuraikan dalam buku Marzuki (2010). At-thaharah juga bisa berarti bersuci (dari kotoran). Dalam pemahaman hukum Islam, thaharah berarti bersuci dari hadas dan najis. Thaharah memiliki kedudukan yang penting dalam hukum Islam. Thaharah merupakan persyaratan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah Swt., seperti sholat, thawaf, dan membaca al-quran. Segi arsitektur tidak terlepas dari ergonomi ruang di dalamnya. Karena ergonomi ruang merupakan hal pokok yang wajib diperhatikan untuk menunjang rancangan seorang arsitek pada segi kenyamanan dan efektifitas ruang tidak terkecuali ruang wudhu pada sebuah Masjid. Menurut Nurmianto (2004) dalam Saktiwan (2010), Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (Kerja) dan nomos (Hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditijau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain / perancangan. Melihat Masjid sebagai bagian dari hasil kebudayaan masyarakat, maka tempat wudhu pun menjadi bagian dari sebuah budaya masyarakat. Seiring dengan kemajuan teknologi, maka tempat wudhu semakin memiliki banyak variasi, mulai dari yang sangat sederhana dan hanya memenuhi secara fungsional, hingga yang sangat memperhatikan estetika tempat wudhu dan kenyamanan pengguna. Menurut Purnomo (2013), Rancangan tempat wudhu dengan posisi duduk relatif sedikit di Indonesia dan tempat wudhu tersebut belum memperhatikan aspek ergonomi dalam perancangannya. Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 1

Melakukan aktivitas dengan posisi duduk lebih baik daripada berdiri karena pada saat duduk kaki tidak menerima beban tubuh dimana tubuh dibebankan pada tempat duduk.

2 Melakukan aktivitas dengan posisi duduk lebih baik daripada berdiri karena pada saat duduk kaki tidak menerima beban tubuh dimana tubuh dibebankan pada tempat duduk. Studi kasus penelitian ini merupakan komparasi ergonomi tempat wudhu antara dua Masjid yang berbeda yaitu Masjid Jami Al-Karim Pesanggrahan yang tidak diketahui arsiteknya dan Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro yang di arsiteki oleh Ridwan Kamil. Pada Masjid Jami Al-Karim Pesanggrahan ini hanya terdapat tempat wudhu outdoor, namun memiliki dua jenis tempat wudhu yaitu tempat wudhu duduk dan berdiri yaitu terdiri dari 12 tempat wudhu berdiri, 2 tempat wudhu duduk dan 2 tempat wudhu khusus difabel. Berbeda dengan Masjid Al Karim, pada Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro memiliki 2 tipe ruang wudhu yaitu indoor dan outdoor. Pada ruang wudhu indoor terdapat 30 tempat wudhu berdiri dan 13 tempat wudhu duduk. Di ruang wudhu outdoor terdapat 10 tempat wudhu berdiri. Pada kedua Masjid ini juga cukup sering mengadakan kajian dan jumlah jamaah yang cukup banyak. Untuk itu perlu diperlukan ruang wudhu yang sesuai ergonomi dan memenuhi aspek kenyamanan. Gambar 1.1. Jadwal kajian pada Masjid Ash Shaff Sumber: Dokumentasi Pribadi Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 2

3 Dari kedua Masjid tersebut terdapat tempat wudhu duduk yang sangat penting bagi kenyamanan pengguna yang pemakainya memiliki keterbatasan fisik ataupun yang sudah memasuki usia lanjut yang mungkin sudah tidak kuat / susah untuk berdiri Rumusan Permasalahan Dengan perbedaan dari kedua Masjid Jami Al-Karim Pesanggrahan (arsitek tidak diketahui) dan Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro (Ridwan Kamil), keduanya terdapat ruang wudhu yang berdiri dan ruang wudhu duduk dimana memiliki ukuran dan material masing-masing, dan cukup banyak jamaahnya, sehingga muncul pertanyaan apakah perancangan ruang wudhu kedua Masjid yang berbeda tersebut sudah memenuhi standar ergonomi yang ada dan apakah kenyamanan dari segi teknis pengguna diperhatikan? 1.3. Maksud, Tujuan dan Manfaat Penelitian Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menyelesaikan mata kuliah Seminar Arsitektur dengan mengambil tema ergonomi ruang wudhu pada dua buah Masjid di daerah Pesanggrahan, Jakarta Selatan dan Masjid di daerah Bintaro, Tangerang Selatan Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kedua ruang wudhu pada kedua Masjid tersebut sesuai dengan standar ergonomi yang ada Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat dijadikan acuan untuk pembangunan tempat wudhu selanjutnya yang memenuhi tingkat kenyamanan dari segi teknis dan standar ergonomi. Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 3

4 1.4. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan laporan ini terbagi - bagi kedalam beberapa bab, yang secara garis besar dapat teruraikan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Rumusan Permasalahan, Pertanyaan Penelitian, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan Penelitian dan Kerangka Pikir Penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menguraikan tentang kajian teori mengenai Masjid, Ruang Wudhu dan membahas tentang teori tentang berwudhu yang ada kaitannya dengan standar ergonomi bagi kenyamanan pengguna. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan pendekatan metode penelitian yang digunakan dan menjelaskan mengenai lokasi penelitian mulai dari kriteria pemilihan objek penelitian, deskripsi umum, data fisik, kritria penentuan populasi dan sampel dan juga menguraikan teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data tentang tata cara dan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Menguraikan tentang tata cara dan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan dan pengolahan data, meliputi teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data dan hasil yang diperoleh pada penelitian ini. BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi terhadap penelitian. Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 4

5 1.5. Kerangka Pikir Penelitian MULAI Latar Belakang Ergonomi ruang merupakan hal pokok yang wajib diperhatikan untuk menunjang rancangan seorang arsitek pada segi kenyamanan dan efektifitas ruang. Diantara latar belakangnya adalah ruang wudhu duduk relatif sedikit di Indonesia, masjid sebagai bagian dari hasil kebudayaan masyarakat, dan cukup sering mengadakan kajian / banyak jamaah Metodologi Penelitian Kuantitatif Dengan Menggunakan Analisis Deskriptif-Komparatif Masalah Apakah perancangan ruang wudhu kedua Masjid yang mempunyai perbedaan dari letak, jamaah dan material yang berbeda tersebut sudah memenuhi standar ergonomi yang ada dan apakah kenyamanan dari segi teknis pengguna diperhatikan? Tujuan untuk mencari tahu apakah pencahayaan alami pada ruang perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta sudah sesuai dengan standar pencahayaan untuk sebuah ruang perpustakaan dan untuk mencari tahu bagaimana cara mengoptimalkan pencahayaan alami pada perpustakaan. Analisa Data Hasil observasi diolah dengan metode analisis interval rating scale Dasar Teori 1. Penyelesaian Interior (Berdiri) 2. Penyelesaian Interior (Duduk) 3. Sirkulasi Horizontal 4. Sirkulasi Vertikal 5. Pencahayaan 6. Penghawaan 7. Material Hasil Komparasi Kesimpulan dan Saran SELESAI Gambar 1.2. Kerangka Pikir Penelitian Sumber: Data pribadi Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 5

dokumen-dokumen yang mirip

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Pendekatan dengan menggunakan metode komparatif mengenai ergonomi sebagai landasan dalam penelitian yang telah banyak dilakukan oleh beberapa