BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. terdahulu yang relevan dengan tema yang akan dibahas oleh penulis.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. terdahulu yang relevan dengan tema yang akan dibahas oleh penulis."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan literatur ini dijelaskan secara singkat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan tema yang akan dibahas oleh penulis. Penelitian terdahulu yang pertama adalah dari David Ricardo dan Dimas Kharisma dengan judul Evaluasi Penataan Perabot Secara Ergonomi Berdasarkan Pola Aktivitas Pengguna Ruang (Studi Kasus : Ruang Baca Dewasa Perpustakaan Daerah Kalimantan Tengah). Tulisan tersebut terdapat dalam prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penataan perabot Perpustakaan Daerah Kalimantan Tengah sehingga sesuai dengan tatanan interior yang ergonomis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah terletak pada tema yang dibahas, yaitu membahas tentang perabot yang ada di perpustakaan. Perbedaan terlihat pada tempat penelitian, pendekatan yang digunakan dan tujuan penelitian, yaitu bertempat di Perpustakaan Daerah Kalimantan Tengah dengan menggunakan metode pendekatan pola aktivitas pengguna ruang dan dengan tujuan untuk mengevaluasi perabot yang ada di perpustakaan. Sedangkan penulis mengambil tempat di Perpustakaan Grhatama Pustaka BPAD DIY dengan menggunakan pendekatan konsep dasar ergonomi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana desain perabot di perpustakaan Grhatama Pustaka terhadap kenyamanan pemustaka. 8

2 9 Peneitian terdahulu yang kedua adalah dari Ramadhani Siregar, Listiani Nurul Huda dan A Jabbar M Rambe, dengan judul Perancangan Kursi dan Meja Berdasarkan Antropometri Pada Sekolah Dasar Swasta X. Tulisan tersebut terdapat pada e-jurnal Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Vol 3, No.1, Juli Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalisasi ketidaksesuaian meja dan kursi sekolah terhadap siswa sehingga dapat mengurangi keluhan musculoskeletal disorder dengan membuat perancangan meja dan kursi berdasarkan antropometri dan tingkatan kelas siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pendekatan yang digunakan yaitu menggunkan data antropometri untuk menyesuaikan ukuran kursi dan meja. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah terletak pada lokasi penelitian, yaitu penelitian ini mengambil tempat di sebuah Sekolah Dasar Swasta X dan penulis mengambil tempat di sebuah perpustakaan, yaitu Perpustakaan Grhatama Pustaka. Penelitian yang ketiga adalah tugas akhir dari Putri Nurjanah, program studi D3 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga tahun 2014 dengan judul Desain Tata Ruang di Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui desain tata ruang di Perpustakaan FISIPOL UGM dan mengetahui kelengkapan ruang yang dimiliki di Perpustakaan FISIPOL UGM. Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah melakukan penelitian tentang tata ruang perpustakaan. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan jenis perpustakaan, yaitu pada Perpustakaan FISIPOL UGM yang mana adalah sebuah perpustakaan perguruan tinggi,

3 10 sedangkan penulis mengambil lokasi dan jenis perpustakaan di Perpustakaan Grhatama Pustaka BPAD DIY yang merupakan perpustakaan umum. Perbedaan lain adalah terletak pada pembatasan masalah yaitu penulis membatasi pada ruang koleksi umum saja, sedangkan pada penelitian Putri Nurjanah adalah seluruh ruang yang ada di Perpustakaan FISIPOL UGM. 2.2 Landasan Teori Perpustakaan Umum Perpustakaan umum adalah salah satu jenis perpustakaan terbuka untuk umum, diselenggarakan dari dana yang berasal dari umum dengan sasaran untuk melayani umum dengan tidak memandang perbedaan kedudukan, pekerjaan, pandangan politik, agama, jenis kelamin, usia dan suku bangsa (Sutoyo, 2001:184). Definisi perpustakaan umum yang kedua adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum (Sulistyo-Basuki, 1992:46). Definisi yang ketiga adalah perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu bagi seluruh lapisan masyarakat (Sutarno NS, 2006:43) Dari definisi para ahli yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan dari dana umum dan untuk umum yang tujuannya adalah untuk menyediakan berbagai informasi dan sebagai sumber belajar oleh seluruh lapisan masyarakat.

4 Tujuan Perpustakaan Umum Sebagai sebuah lembaga, dalam pelaksanaannya perpustakaan harus memiliki tujuan agar setiap kegiatan yang dijalankan dapat berjalan sesuai dengan tujuannya, begitu juga dengan perpustakaan umum yang memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai. Menurut Sulistyo-Basuki dalam F.Rahayuningsih (2007:5), bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu : 1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik. 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topic yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat. 3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki-nya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup. 4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyedia informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

5 Fungsi Perpustakaan Umum Setiap perpustakaan memiliki sebuah fungsi untuk mencapai tujuan dari perpustakaan tersebut. Menurut Sulistyo-Basuki (1993:27) fungsi perpustakaan umum adalah : 1. Sebagai sarana simpan karya manusia Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam dan sejenisnya. 2. Fungsi Informasi Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan. 3. Fungsi Rekreasi Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan. 4. Fungsi Pendidikan Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. 5. Fungsi Kultural Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat.

6 Tata Ruang Perpustakaan Keberadaan perpustakaan umum di masyarakat sangatlah penting dalam rangka ikut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan ini ditujukan kepada semua lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat pendidikan, aliran politik, agama, maupun ras/suku. Diharapkan dengan adanya perpustakaan umum ditengah masyarakat dapat menunjang pendidikan seumur hidup. Seiring dengan perkembangannya, terdapat factor yang diabaikan dalam hal kenyamanan dan keindahan yaitu faktor tata ruang. Perpustakaan yang merupakan sebuah gedung dengan tumpukan berbagai koleksi bahan pustaka seringkali terlihat membosankan karena penataannya yang kurang baik, pencahayaan yang kurang serta perabot yang tidak ergonomis. Perpustakaan yang didesain dengan baik pasti akan memberikan kesan yang positif kepada pemustaka yang datang sehingga menimbulkan rasa yang nyaman. Tata ruang perpustakaan adalah usaha untuk mengatur dan menyusun ruangan perpustakaan umum dan desa dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi para petugas dan pemakai perpustakaan (Daulay, 2013) Tujuan Tata Ruang Menurut Lasa HS (2005:148) gedung atau ruang perpustakaan perlu ditata sesuai kebutuhan dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip arsitektur. Penataan tersebut bertujuan untuk :

7 14 1. Memperoleh efektivitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga dan anggaran 2. Menciptakan lingkungan yang nyaman suara, nyaman cahaya, nyaman udara dan nyaman warna 3. Meningkatkan kualitas pelayanan 4. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan Ruang perpustakaan akan nyaman bagi pemakai dan petugas apabila ditata dengan memperhatikan fungsi, keindahan dan keharmonisan ruang. Dengan penataan yang baik akan memberikan kepuasan fisik dan psikis bagi penghuninya. Dalam perencanaan gedung perlu diperhitungkan kebutuhan manusia, tata ruang dan segi lingkungannya Prinsip-Prinsip Tata Ruang Dalam Lasa HS (2005:150), untuk memperlancar kegiatan pelayanan dan penyelesaian pekerjaan, dalam penataan ruangan perlu diperhatikan prinsip-prinsip tata ruang berikut ini : 1. Pelaksanaan tugas yang memerlukan konsentrasi hendaknya ditempatkan di ruang terpisah atau di tempat yang aman dari gangguan. 2. Penempatan perabot, seperti meja, kursi, dan rak hendaknya disusun dalam bentuk garis lurus. 3. Ukuran tinggi, rendah, panjang, lebar, luas dan bentuk perabot hendaknya dapat diatur lebih leluasa. 4. Bagian-bagian yang mempunyai tugas sama, hampir sama atau merupakan kelanjutan, hendaknya ditempatkan di lokasi yang berdekatan.

8 15 5. Bagian yang menimbulkan berisik/suara hendaknya ditempatkan di ruang terpisah Gedung dan Ruangan Perpustakaan Menurut Standar Nasional Perpustakaan tahun 2011, gedung perpustakaan umum tingkat provinsi harus memiliki kriteria berikut ini : 1. Dilengkapi dengan area parkir dan difasilitasi sarana kepentingan umum seperti toilet dan tangga darurat. 2. gedung sekurang-kurangnya 0,008 m² per kapita dikalikan jumlah penduduk 3. Memenuhi standar kesehatan, keselamatan, kenyamanan, ketenangan, keindahan, pencahayaan, keamanan, dan sirkulasi udara. 4. Perencanaan gedung memungkinkan pengembangan fisik. 5. Memenuhi aspek teknologi, ergonomik, konstruksi, lingkungan, efektifitas, efisiensi, dan kecukupan. 6. Berbentuk permanen 7. Memperhatikan kekuatan dan memenuhi persyaratan konstruksi lantai untuk ruang koleksi perpustakaan (minimal 400 kg/m²) 8. Dilengkapi dengan area parkir dan difasilitasi sarana kepentingan umum seperti toilet dan tangga darurat. Untuk lokasi gedung perpustakaan harus memperhatikan aspek-aspek berikut ini : 1. Berada pada lokasi yang mudah dilihat, dikenal, dan di jangkau masyarakat. 2. Di bawah kepemilikan atau kekuasaan pemerintah daerah.

9 16 3. Memiliki status hukum yang jelas. 4. Jauh dari lokasi rawan bencana. Adapun standar pembagian ruangan menurut presentase seluruh luas lantai perpustakaan yang diperuntukkan bagi kepentingan koleksi, pengguna dan staf (Lasa HS, 2005:157) adalah sebagai berikut : Untuk perpustakaan yang menganut sistem tertutup, maka alokasinya adalah : Untuk koleksi 45% Untuk pengguna 25% Untuk staf 20% Untuk keperluan lain 10% Sedangkan untuk perpustakaan yang menganut sistem terbuka, maka alokasinya adalah : Untuk koleksi dan pengguna 70% Untuk staf 20% Untuk keperluan lain 10% Selain pengaturan alokasi presentase setiap ruangan seperti yang sudah dijelaskan diatas, sistem tata ruang juga perlu dipertimbangkan pada ruang koleksi, ruang baca dan ruang sirkulasi, karena akan mempengaruhi produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan kenyamanan pemakai. Ada 3 sistem yang dapat dipakai (Lasa HS, 2005:158), yaitu :

10 17 1. Sistem Tata Sekat Yaitu cara pengaturan ruangan perpstakaan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung. Dalam sistem ini pengunjung tidak diperkenankan masuk ke ruang koleksi dan petugaslah yang akan mengambilkan dan mengembalikan koleksi yang dipinjam atau dibaca ditempat. 2. Sistem Tata Parak Yakni suatu sistem pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca, hanya saja dalam sistem ini, pembaca dimungkinkan untuk mengambil koleksi sendiri, lalu dicatat dan/atau dibaca di ruang lain yang tersedia. 3. Sistem Tata Baur Yakni suatu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca agar pembaca lebih mudah mengambil dan mengembalikan sendiri Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu Ergon (Kerja) dan Nomos (Hukum Alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan (Nurmianto, 2008:1). Tujuan utama dari ergonomi adalah untuk menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi juga diterapkan oleh beberapa ahli dalam bidangnya misalnya, ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk industri, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri.

11 18 Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), serta mengenai rancang bangun dalam lingkungan kerja (working environment), karena jika suatu sistem perangkat keras berubah maka akan berubah pula lingkungan kerjanya (Nurmianto, 2008:2). Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya : penentuan jumlah jam istirahat, jadwal pergantian waktu kerja (shift). Disamping itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja seperti desain perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan kerja, desain stasiun kerja untuk alat peraga (visual display unit station) untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, serta yang tak kalah penting yaitu untuk desain dan evaluasi produk Anthropometri : Kalibrasi Dimensi Tubuh Manusia Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Anthropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, serta isi dan juga daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.

12 19 Gambar 1 Anthropometri Tubuh Manusia yang Diukur Dimensinya (Nurmianto, 2008:56) Kode D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 Tabel 1 Dimensi Tubuh Manusia Dimensi Tinggi tu buh posisi berdiri tegak Tinggi mata Tinggi Bahu Tinggi siku Tinggi Genggaman Tangan pada posisi rilex kebawah Tinggi badan posisi duduk Tinggi mata posisi duduk Tinggi bahu posisi duduk Tinggi siku posisi duduk Tebal paha Jarak pantat ke lutut Jarak dari lipat lutut ke pantat Tinggi lutut

13 20 Tabel 1 Dimensi Tubuh Manusia Kode D14 D15 D16 D17 D18 D19 D20 D21 D22 D23 D24 D25 D26 Dimensi Tinggi lipat betis Lebar bahu Lebar panggul Tebal dada Tebal perut Jarak dari siku ke ujung kaki Lebar kepala Panjang tangan Lebar tangan Jarak bentang dari ujung tangan kanan ke ujung tangan kiri Tinggi pegangan tangan pada posisi tangan vertical keatas dan berdiri tegak Tinggi pegangan tangan pada posisi tangan vertical keatas dan duduk Jarak genggaman tangan ke punggung pasa posisi tangan kedepan. Sumber : Eko Nurmianto, Adanya perbedaan data anthropometri antara populasi satu dengan yang lainnya dikarenakan beberapa faktor atau sumber variabilitas. Beberapa sumber variabilitas tersebut adalah sebagai berikut : 1. Keacakan/random. 2. Jenis Kelamin. 3. Suku Bangsa 4. Usia (balita, anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia)

14 21 5. Jenis pekerjaan 6. Pakaian 7. Faktor kehamilan 8. Cacat tubuh secara fisik Data-data anthropometri dari masing-masing dimensi tubuh tersebut akan dapat membantu untuk berbagai macam perancangan seperti perancangan tinggi pintu, perancangan rak, tinggi dan lebar tempat duduk, tinggi dan lebar meja serta ukuran handel (pegangan tangan). Furnitur dan perlengkapan di perpustakaan haruslah menarik, tahan lama, fungsional dan nyaman, selain itu harus mudah diatur agar dapat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pemustaka (Quinn and Ian McCallum, 2012:19). Perancangan tempat kerja pada dasarnya merupakan suatu aplikasi data anthropometri. Seperti dalam perancangan kursi kerja misalnya. Perancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan jenis pekerjaan, posture yang diakibatkan, gaya yang dibutuhkan, arah visual (pandangan mata), dan kebutuhan akan perlunya merubah posisi (postur). Kursi untuk kerja dengan posisi duduk adalah dirancang dengan metode floor-up yaitu dengan berawal pada permukaan lantai, untuk menghindari adanya tekanan dibawah paha, disarankan untuk tidak memasang sandaran kaki (footrest) yang juga akan mengganggu ruang kerja kaki dan mengurangi fleksibilitas postur/posisi. Seteah ketinggian kursi didapat kemudian barulah menentukan ketinggian meja kerja yang sesuai dan konsisten. Jika meja dirancang untuk tetap (tidak dapat dinaik-turunkan), maka perancangan kursi hendaknya

15 22 dapat dinaik-turunkan sesuai dengan ketinggian meja dan perlu adanya sandaran kaki (footrest). Adapun kriteria kursi kerja yang ideal (Nurmianto, 2008:123) adalah sebagai berikut : 1. Stabilitas produk. Diharapkan suatu kursi mempunyai empat atau lima kaki untuk menghidari ketidakstabilan produk. 2. Kekuatan produk. Kursi kerja haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga kompak dan kuat. 3. Mudah dinaik-turunkan (adjustable). Ketinggan kursi kerja sebaiknya mudah diatur pada saat kita duduk. 4. Sandaran punggung. Hal ini penting untuk menahan beban punggung kearah belakang, maka harus dirancang agar dapat digerakkan naik-turun maupun maju-mundur. 5. Fungsional. Bentuk tempat duduk tidak boleh menghambat berbagai macam alternatif perubahan posisi. 6. Bahan material. Tempat duduk dan sandaran punggung harus dilapisi dengan material yang cukup lunak. 7. Kedalaman kursi. Kedalaman kursi (depan-belakang) harus sesuai dengan dimensi panjang antara lipat lutut dan pantat. 8. Lebar kursi. Lebar kursi minimal sama dengan lebar panggul wanita 5 persentil populasi. 9. Lebar sandaran punggung. Lebar sandaran punggung seharusnya sama dengan lebar punggung wanita 5 persentil populasi.

16 Kursi untuk bangku tinggi harus diberi sandaran kaki yang dapat digerakkan naik-turun Sikap Duduk Duduk memerlukan lebih sedikit energi daripada berdiri, karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Namun sikap duduk yang keliru merupakan penyebab adanya masalah-masalah punggung. Seseorang dengan sikap duduk yang salah akan menderita pada bagian punggungnya. Tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat jika dibandingkan pada saat duduk. Ukuran-ukuran kursi seharusnya didasarkan pada data anthropometri yang sesuai, dan ukuran-ukurannya ditetapkan. Penyesuaian tinggi dan posisi sandaran punggung sangat diharapkan. Dalam hal pemilihan ukuran yang telah ditetapkan dan jangkauan penyesuaian untuk tinggi tempat duduk, maka harus membedakan antara dua kategori kursi untuk bekerja (Nurmianto, 2005:118) yaitu : 1. Kursi Rendah Tujuan perancangan kursi ini adalah membiarkan kaki untuk istirahat langsung diatas lantai dan menghindari tekanan pada sisi bagian bawah paha. Agar ketinggiannya tidak terlalu rendah, ukuran anthropometri akan membentuk dasar untuk tinggi tempat duduk yang jaraknya dari tumit kaki sampai permukaan yang lebih rendah dari paha disamping lutut dengan tekukan lutut pada sudut Kursi Tinggi Tinggi bangku untuk pekerjaan sambil berdiri didasarkan pada tinggi siku saat berdiri. Bangku-bangku sepertti ini diharapkan dapat digunakan setiap

17 24 waktu. Sebuah sandaran kaki merupakan bagian yang paling penting dari suatu kursi yang tinggi. Sandaran kaki seharusnya dapat disetel untuk tinggi yang tidak bergantung pada tinggi tempat duduk Kenyamanan Pemustaka Kenyamanan pemustaka merupakan salah satu prioritas utama di perpustakaan umum agar perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh penggunanya. Berdasarkan Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum (Perpusnas RI, 2009) ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Pencahayaan Secara umum pencahayaan minimun yang diperlukan untuk ruang perpustakaan adalah sekitar 200 lux. Penggunaan sumber cahaya alami perlu dimaksimalkan untuk memberikan penerangan pada siang hari. Cahaya matahari yang masuk melalui bukaan jendela harus dapat menyinari ruang tanpa terhalang. Penggunaan sumber cahaya buatan juga dapat diterapkan, misalnya saat hari mendung atau hujan dengan menggunakan lampu TL. Pencahayaan di ruang perpustakaan juga harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi glare atau silau. 2. Pengudaraan Idealnya sebuah ruang perpustakaan memiliki suhu ruang C dan kelembapan berkisar 40-60%. Pengudaraan alami dapat diupayakan melalui jendela atau lubang ventilasi yang memadai dan untuk pengudaraan buatan dapat menggunakan kipas angin atau AC.

18 25 3. Warna Ruang perpustakaan umum dapat menggunakan warna-warna netral seperti krem dan putih, serta warna alami kayu yang cukup terang untuk digunakan pada sebagian ruang atau perabot. 4. Petunjuk atau tanda Petunjuk dan tanda pada perpustakaan umum harus dirancang agar mudah dilihat oleh pengguna, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna serta mendukung suasana ruang secara keseluruhan. 5. Aksesibilitas Berikut adalah beberapa prinsip aksesibilitas yang perlu diperhatikan : a. Ruang perpustakaan harus dapat dicapai dengan mudah oleh pengguna. b. Koleksi perpustakaan harus dapat dicapai dengan mudah baik oleh anak-anak maupun orang dewasa, sehingga ukuran tinggi rak penyimpanan koleksi harus disesuaikan. c. Tata letak perabot dalam perpustakaan tidak boleh mempersulit gerak bagi pengguna perpustakaan. 6. Keamanan dan Keselamatan a. Segala kegiatan yang ada di perpustakaan harus dapat diawasi dengan baik oleh petugas perpustakaan. b. Seluruh perabot yang ada di perpustakaan harus dalam keadaan baik, kokoh dan tidak mudah menjatuhi pengguna.

19 26 c. Tempat masuk dan area tangga perpustakaan harus terang. Perabot di perpustakaan menjadi salah satu yang harus diperhatikan untuk memberikan kenyamanan baik bagi pemustaka maupun untuk pustakawan yang bekerja didalamnya. Menurut laporan penelitian The National Institute of Occupational Health and Safety (NIOHS) dalam Lasa HS (2005:130) bahwa kecelakaan kerja yang sering terjadi itu disebabkan oleh kecerobohan dan keteledoran pekerja itu sendiri, anatara lain pemindahan material secara manual, dengan cara menarik (pull), mendorong (push), menaikkan (loading), dan menurunkan (unloading). Pekerjaan-pekerjaan di perpustakaan ada yang menarik, mendorong (kereta buku), menaikkan dan/atau menurunkan (buku), kegiatankegiatan itu bisa berakibat negative apabila tidak dilakukan secara ergonomis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan perabot adalah : 1. Desain. Dalam perancangannya perlu mempertimbangkan kesedarhanaan, keluwesan, fungsional, dan faktor ergonomi. 2. Kesederhanaan. Perabot tidak perlu mewah dan glamour. Kesederhanaan meliputi desain, bahan, warna dan pembuatannya. Bahan yang dipilih untuk perabot perpustakaan bisa dari bahan kayu (dan sejenisnya) atau bahan logam. Untuk warna adalah warna yang cerah dan sederhana seperti warna kayu. 3. Duduk dan tempat duduk. Kegiatan yang ada di perpustakaab ada yang dilakukan dengan duduk, berdiri dan berjalan. Kegiatan duduk mendominasi aktivitas di perpustakaan, baik oleh petugas maupun pemakai. Untuk itu perlu didesain perabot yang terkait dengan kegiatan duduk ini agar

20 27 tidak cepat menimbulkan kelelahan (fatique), menghemat energi, dan meningkatkan produktivitas. Maka tempat duduk yang dirancang tidak memperhatikan faktor ergonomi akan menimbulkan keluhan-keluhan bagi mereka yang menempati.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum adalah salah satu jenis perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum adalah salah satu jenis perpustakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan sebuah tempat dimana kita para pemustaka atau pengunjung mendapatkan informasi secara luas baik dalam bentuk cetak maupun non cetak. Terdapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI BASUKI ARIANTO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Rumah tinggal adalah rumah yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi) ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi) Effie Yuswandi 1 Abstrak Dalam sebuah mini market, faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS Rini Yulianingsih Bagaimanakah perancangan yang baik? Aktivitas yang dilakukan oleh perancang adalah untuk menciptakan alat/mesin/sturktur/proses yang memenuhi kebutuhan:

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA Endang Susanti (Dosen Tetap Prodi Teknik Elektro UNRIKA Batam) ABSTRAK Meja dan kursi adalah salah satu fasilitas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Perpustakaan Dalam bahasa inggris perpustakaan dikenal dengan istilah library. Istilah ini berasal dari kata latin yaitu liber atau libri artinya buku. Pengertian

Lebih terperinci

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Keergonomisan Sarana Fasilitas Fisik Gerbong Kereta Makan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi Kata Ergonomi berasal dari dua kata Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

Pert 9 ASPEK ERGONOMIK DALAM INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

Pert 9 ASPEK ERGONOMIK DALAM INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER Pert 9 ASPEK ERGONOMIK DALAM INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PENGERTIAN ERGONOMI Suatu bidang studi yang mencari atau menangani desain peralatan dan tugas-tugas yang cocok dengan kapabilitas manusia dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060798 merupakan salah satu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. SDN 060798 beralamat di Jalan Medan Area Selatan. Kel.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Ergonomi Nurmianto (2003 : 1) mengatakan istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam dan juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal dari anthro yang berarti manusia dan metron yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kursi Roda adalah alat bantu untuk melakukan aktifitas bagi penderita cacat fisik seperti patah tulang kaki, cacat kaki, atau penyakit-penyakit lain yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju ini, dunia pendidikan dituntut agar dapat lebih bersaing, sehingga dunia pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) diselenggarakan di sebuah ruang kuliah berukuran 17 x 8 meter,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk menunjang pendidikan di perguruan tinggi pengadaan perpustakaan akan sangat membantu mahasiswa dalam mencari informasi yang diinginkan. Yusuf

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN B A B III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi metodologi pemecahan masalah dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Indentifikasi Masalah 2. Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian untuk perencanaan atau perancangan arsitektur atau kota dibagi dalam tiga kelompok yaitu survei, observasi dan arsip.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat dari segi sejarahnya, perpustakaan bukan merupakan hal baru di kalangan masyarakat. Hal tersebut karena keberadaan perpustakaan yang saat ini berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ruang kuliah yang digunakan untuk sarana penunjang dalam proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa adalah sarana yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Saat ini banyak orang belum mempunyai internet, sehingga banyak usaha yang menyediakan internet atau warung internet (warnet). Objek penelitian yang diambil yaitu warnet X di Bandung. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 3.1 KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Furniture merupakan sarana atau fasilitas bagi berbagai kegiatan manusia. Desain furniture lahir karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Perpustakaan sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri atau. Menurut (Sutarno 2003, 32), perpustakaan umum adalah:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Perpustakaan sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri atau. Menurut (Sutarno 2003, 32), perpustakaan umum adalah: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri atau dengan kata lain untuk mendapatkan pendidikan nonformal, mempunyai tugas untuk menghimpun,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pariwisata, hotel mempunyai peran yang sangat penting dimana hotel merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih seseorang atau beberapa orang

Lebih terperinci

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap fasilitas fisik dan lingkungan fisik yang terdapat pada Laboratorium 1 IT, Laboratorium 2 IT, dan Laboratorium 3 IT, ternyata

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis mengenai dimensi fasilitas fisik, tata letak ruangan, dan lingkungan fisik, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa fasilitas fisik

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No. (015) 17-3 ISSN 30 934X Ergonomic and Work System Perancangan Kursi yang Ergonomis sebagai Alat Bantu di Stasiun Kerja Produksi Air Galon ( Studi Kasus

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma ANTROPOMETRI Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma Definisi Antropos = manusia Metrikos = pengukuran Ilmu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perabot kelas merupakan fasilitas fisik yang penting karena aktivitas belajar siswa banyak dihabiskan di dalam kelas seperti membaca, menggambar, menulis dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis antarperusahaan di Indonesia baik perusahaan swasta maupun pemerintah berkembang semakin pesat. Beberapa perusahaan melakukan persaingan bisnis

Lebih terperinci

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk Modul ke: Studio Desain II Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn Fakultas 10FDSK Program Studi Desain Produk ERGONOMI Studi ergonomi dilakukan bedasarkan panduan dari Human Factor Design

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari. pembangunan masyarakat Pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari. pembangunan masyarakat Pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan masyarakat Pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Di masa yang semakin maju dan berkembang ini, setiap orang perlu bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan demikian, kesibukan dalam bekerja sudah menjadi

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Kabupaten/Kota. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui. Informasi dapat diperoleh melalui beberapa sarana, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 43/2007 menyebutkan bahwa perpustakaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 43/2007 menyebutkan bahwa perpustakaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No 43/2007 menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tidak lepas dari pekerjaan rutin yang biasa dilakukan sehari-hari seperti mencuci pakaian. Pastinya tidak semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, sedangkan di era krisis global saat ini kebutuhan hidup melambung tinggi termasuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Ergonomi merupakan keilmuan multidisiplin yang mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kehayatan (kedokteran, biologi), ilmu kejiwaan (psikologi) dan kemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengkajian hubungan manusia dengan lingkungan kerja sebenarnya sudah lama dilakukan oleh manusia, tetapi pengembangannya yang lebih mendalam baru dilakukan setelah

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi untuk menaruh buku buku agar mempermudah pengguna atau membaca mengambil buku tersebut mempengaruhi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Ergonomi 2... Definisi Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek - aspek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, hampir sebagian besar perusahaan industri baik barang maupun jasa kurang memperhatikan kondisi kerja karyawannya, ini disebabkan karena perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam acara resmi atau keluarga, makanan menjadi sarana yang melengkapi. Penyajian makanan untuk acara tertentu tidak sama dengan di restoran atau di rumah.

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat ini Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat pembuatan minuman jika dilihat dari segi antropometri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini perkembangan musik di Indonesia sangat tinggi. Banyak penyanyi baru yang bermunculan baik penyanyi solo maupun penyanyi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data dilakukan berdasarkan hasil kuesioner dilakukan pada bulan Maret 2010 kepada 99 orang responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, maka kebutuhan manusia juga makin meningkat. Banyak produk yang dirancang dan diproduksi untuk memberi kepuasan

Lebih terperinci

Didesain agar nyaman dan tahan lama.

Didesain agar nyaman dan tahan lama. Didesain agar nyaman dan tahan lama. Inter IKEA Systems B.V. 2015 Sebagian besar dari kita menghabiskan banyak waktu di meja, baik saat bekerja di kantor maupun di rumah. Itulah mengapa ruang kerja yang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar berdasarkan data antropometri, data pengukuran kursi kantor di bagian Main Office khususnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kemajuan perekonomian di Indonesia telah membuat perusahaan semakin bersaing. Oleh karena itu, perusahaan terus memperbaiki dan mempertahankan produk yang mereka hasilkan. Perusahaan terus memperbaiki

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Perancangan fasilitas fisik Perancangan fasilitas fisik yang baik bagi gerbong kereta api Argo Wilis penumpang kelas eksekutif dilihat dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat. Oleh karena itu pemerintah Indonesia ikut serta untuk memajukan pendidikan, dengan cara

Lebih terperinci

Bab 1 : Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 : Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 : Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini jaringan internet sudah banyak digunakan oleh manusia, khususnya di lingkungan mahasiswa. Melalui jaringan internet, manusia

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS 1 Pendahuluan A. Definisi B. Sejarah 1. Definisi psikologi rekayasaan (ergonomi) C. Dasar ilmuan dari Psikologi 2. Sejarah psikologi rekayasaan (ergonomi) Kerekayasaan D. Studi tentang sistem rja secara

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN Agung Santoso 1, Benedikta Anna 2,Annisa Purbasari 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3 Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia kerja, seorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Salah

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi Dilihat dari kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat produksi mochi kacang, jika ditinjau dari segi antropometri

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK MATA KULIAH : DESAIN MEBEL I KODE : DI2313 SKS : 3 SKS SEMESTER : III / Ganjil TAHUN AJARAN : 2015/2016 KOORDINATOR : Rangga Firmansyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh (ruang gerak),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya jaman, maka semakin bertambah dan berkembang pula teknologi yang ada pada setiap industri. Perkembangan teknologi tersebut, tentunya

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data Meja Belajar Tabel 4.1 Data pengukuran meja Pengukuran Ukuran (cm) Tinggi meja 50 Panjang meja 90 Lebar meja 50 4.1.. Data Kursi Belajar

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 (Tabel Antropometri)

LAMPIRAN 1 (Tabel Antropometri) LAMPIRAN 1 (Tabel Antropometri) Data Rangkuman Antropometri Tubuh Data Antropometri Tubuh Data Antropometri Telapak Tangan Data Antropometri Kepala Data Antropometri Kaki No Tabel Rangkuman Antropometri

Lebih terperinci

DESAIN STASIUN KERJA

DESAIN STASIUN KERJA DESAIN STASIUN KERJA Antropologi Fisik Tata Letak Fasilitas dan Pengaturan Ruang Kerja Work Physiologi (Faal Kerja) dan Biomechanics Ruang Kerja Studi Metode Kerja DESAIN STASIUN KERJA Keselamatan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xviii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xviii ABSTRAK Warnet merupakan sarana alternatif yang sering digunakan untuk browsing internet. Banyaknya warnet saat ini mendorong peneliti melakukan penelitian untuk merancang suatu warnet yang ideal. Penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA Fadilatus Sukma Ika Noviarmi 1, Martina Kusuma Ningtiyas 1 1 Universitas Airlangga fadilasukma@gmail.com Abstrak Stasiun kerja dalam

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri

Lebih terperinci