Bersatu Mengawal Pengadaan Yang Bebas Korupsi

dokumen-dokumen yang mirip
LPSE: Bersatu Mengawal Pengadaan yang Bebas Korupsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA

Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesarbesarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

PENGANTAR E-PROCUREMENT

Implementasi e-procurement Pada Satuan Kerja Pemerintah/ Pemerintah Daerah

PENGANTAR E-PROCUREMENT

Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT

KAJIAN PENERAPAN E-PROCUREMENT UNTUK MENGURANGI PENYIMPANGAN PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MALANG

Daftar Isi. Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI

Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 Auditor

Petunjuk Pengoperasian SPSE Auditor

SOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

Direktorat Penelitian dan Pengembangan. Kamis, 4 Oktober 2012

SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

DAFTAR ISI. Pengantar E-Procurement. Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN. e-tendering. e-purchasing 10/19/2016

LEMBAR PENGESAHAN. PETUNJUK PENGGUNAAN SPSE v4.1.1 USER PANITIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PPK

LEMBAR PENGESAHAN. PETUNJUK PENGGUNAAN SPSE v4 USER PANITIA

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

APLIKASI SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK. Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2)

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. EVALUASI IMPLEMENTASI eprocurement TA 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA

Petunjuk Pengoperasian SPSE Panitia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DISKUSI ALTERNATIF SOLUSI PENYELESAIAN SANGGAH/SANGGAHAN BANDING DAN PENGADUAN PENGADAAN

Daftar Isi

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PERALATAN BERAT PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PPK

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 4 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 4 TAHUN 2011

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT BERAT PENYEDIA

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

1.1. Pejabat Pembuat Komitmen

Prof. Himawan Adinegoro. (Deputy Monev & Pengembangan Sistem Informasi)

Pengalaman Implementasi dan Perencanaan Ke Depan di Pemerintah Kota Surabaya Drh. SUNARNO ARIS TONO,MSi.

PENGGUNAAN E-PROCUREMENT

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa yang tidak disediakan oleh pihak swasta.

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan,

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING KENDARAAN PANITIA

Petunjuk Operasional Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Versi File. Untuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Daftar Isi. Panduan SPSE V4 User ADMIN PPE [SPSEV ]

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN

KABUPATEN CIREBON. Buku Panduan LPSE Kab. Cirebon 56

LEMBAR PENGESAHAN. PETUNJUK PENGUNAAN SPSE v4 USER PENYEDIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Presiden Nomor 4 Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini.

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat

Kinerja Pengadaan. Meningkatkan. di BLUD. Oleh Ikak G. Patriastomo. Deputi Bidang Hukum & Penyelesaian Sanggah LKPP

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis secara

Petunjuk Pengoperasian SPSE Panitia

STUDI PENJELAJAHAN TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI INTERNET DI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Petunjuk Pengoperasian SPSE Verifikator

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNIS RENCANA UMUM PENGADAAN. Bagian Pengendalian Pembagungan dan LPSE Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo

Aida Ratna Zulaiha Direktorat Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

RESIKO/PERMASALAHAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA

Pengembangan Konsep PIAK Lanjutan 2011 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PENYEDIA

Petunjuk Operasional Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) Versi File. Untuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

Click to edit Master title style POKJA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

ANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh:

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PENYEDIA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH DISTRIBUTOR/PELAKSANA PEKERJAAN

SOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 (PIAK 2010) Ruang Auditorium KPK 17 Maret 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Daftar Isi VERIFIKATOR

SOSIALISASI PERPRES NO. 70 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERPRES NO. 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

Auditor. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan. keuangan negara. Penggunaan keuangan negara yang akan dibelanjakan

LARANGAN PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER SESUAI DENGAN PASAL 22 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 DAN PERATURAN KPPU NOMOR 2 TAHUN 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PANITIA

Transkripsi:

Bersatu Mengawal Pengadaan Yang Bebas Korupsi

Pendahuluan LPSE dan Ruang Lingkup TI Angka korupsi di Indonesia masih tinggi Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2010 = 2,8 Rangking ke-110 di dunia, dan ke-20 di Asia Pasifik Meningkat 0,2 dari tahun 2008 (2,6) Sumber:

Korupsi Pengadaan Barang/Jasa APBN 2011 = Rp. 1.200 Triliun. Estimasi Belanja Pengadaan Barang/Jasa (30%)= 400 Triliun Pengadaan barang/jasa masih merupakan jenis perkara korupsi tertinggi yang ditangani KPK (44%), meski persentasenya berkurang Sumber:

Korupsi Pengadaan Barang/Jasa Persentase kerugian negara terbesar (38%) hasil temuan BPK Semester I 2011, berada di sektor pengadaan barang/jasa Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I tahun 2011

Penyebab Korupsi Pengadaan Barang/Jasa Informasi harga dan barang terbatas Akses pasar yang terbatas Pasar yang tersekat-sekat (fragmented) Persaingan usaha tidak sehat/premanisme Bad Governance : Kolusi, persekongkolan SDM pengadaan terbatas Kredibilitas proses tidak terjamin

Celah Korupsi dalam Pengadaan Barang/Jasa dan Peran e-proc/lpse dalam Mereduksinya Tahap Kegiatan PBJ Modus Operandi Peran e-proc/lpse Tahap Perencanaan Penggelembungan Harga Publikasi Rencana Umum Pengadaan dalam Inaproc melalui LPSE dan trasparansi proses pengadaan dapat Rencana Pengadaan yang Diarahkan mereduksi penyimpangan ini Rekayasa untuk Pemaketan KKN Tahap Pembentukan Panitia Tahap prakualifikasi Tahap penyusunan dokumen lelang Penentuan jadwal pengadaan tidak realistis Panitia yang tidak transparan Integritasnya lemah Panitia yang memihak Panitia yang tidak independen Dokumen Aspal Yang memenuhi syarat kualifikasi terbatas Dokumen lelang tidak standar Rekayasa kriteria evaluasi Panitia yang kolutif dipersempit kesempatannya dengan penggunaan aplikasi eproc Konsep interopabilitas data/informasi/dokumen dalam eproc akan mereduksi dokumen aspal Transparansi akan mempersempit kecurangan Ada standarisasi dokumen eproc Kekeliruan dokumen dapat dikoreksi banyak pihak karena kemudahan mendownload dokumen Spesifikasi yang diarahkan Pengumuman Pengumuman fiktif TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN DENGAN EPROC Waktu tayang pengumuman sebentar Media pengumuman sulit diakses Materi pengumuman terbatas

Tahap Kegiatan PBJ Modus Operandi Peran e-proc/lpse Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Lelang Dokumen Lelang yang diserahkan tidak sama Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari Pendaftaran dipersulit TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN DENGAN E-Proc Syarat pengambilan dokumen dipersulit Penjelasan (Aanwijzing) Prebid meeting yang terbatas TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN DENGAN E-Proc Tahap pemasukan dan pembukaan dokumen Dialog dalam penjelasan sering tidak terdokumentasi dengan jelas Sesama Penyedia melakukan persekongkolan horizontal Panitia dan penyedia melakukan persekongkolan vertikal Relokasi tempat pemasukan dokumen Pemasukan dokumen penawaran yang terlambat Penyerahan dokumen fiktif Pemasukan dokumen dihalang-halangi Perubahan dokumen penawaran setelah batas akhir Tahap evaluasi penawaran Penggantian dokumen Tahap pengumuman Evaluasi lelang tertutup dan tersembunyi Hasil evaluasi tidak dipublikasi secara detail dan luas Tanggal pengumuman sengaja ditunda TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN DENGAN E-Proc Penggantian tidak bisa dilakukan, hasil evaluasi dipublikasi luas Format hasil evaluasi bisa dibakukan (dibuat template) secara sistem Perubahan jadwal dalam eproc harus disertai alasan yang jelas Pengumuman yang tidak informatif Konten pengumuman sudah ditentukan aplikasi Sanggahan Panitia tidak menanggapi sanggahan penting Akan ketahuan Sanggahan sering terlambat/tidak sampai Pasti sampai Lain-lain Alokasi waktu dalam jadwal tidak sesuai ketentuan Dapat dibuat otomatisasi jadwal dalam sistem

E-Proc sebagai Instrumen Anti Korupsi Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) adalah alat ukur dalam menilai kemajuan suatu instansi publik dalam mengembangkan upaya pemberantasan korupsi di instansinya. PIAK merupakan pengembangan/modifikasi dari AIA (Anti Corruption Initiative Assessment) yang dibuat oleh lembaga anti korupsi di Korea, ACRC (Anti Corruption and The Civil Rights Commission) sejak tahun 2002, yang diadopsi KPK untuk pemberantasan korupsi di Indonesia. Delapan Indikator PIAK 2011: 1. Kode etik 2. Transparansi dalam manajemen SDM 3. Transparansi penyelenggara negara 4. Transparansi dalam pengadaan Sudah melaksanakan pengadaan secara elektronik 5. Mekanisme pengaduan masyarakat 6. Akses publik dalam memperoleh informasi 7. Pelaksanaan saran perbaikan yang diberikan BPK/APIP/KPK 8. Promosi antikorupsi Instansi pusat/daerah yg skor PIAKnya >6 (skala 0-10) sudah terapkan e-proc. Sejalan dengan penerapan e-proc, skor PIAK tiap tahun mengalami perbaikan.

Progres Implementasi eproc (20 Nov 2011)

Major Roadmap e-gp Indonesia

Target & Rencana Implementasi e-proc Kegiatan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1. Pengembangan sistem V 2.0 e-audit, dll V 3.0; e-purchasing., inaproc, dll 2. Piloting e-tendering Inpres 5 3. Roll out dan ekspansi layanan 560 LPSE Persiapan kelembagaan Penyiapan Infrastruktur Helpdesk dan pelatihan 4,2 juta vendor, 20 ribu pokja ULP Kewajiban mulai e-proc 4. Peningkatan layanan Pemantapan kehandalan infrast. CA/PKI Help desk dan pelatihan Pemantapan kelembagaan Sertifikasi Sistem dan Layanan 5. Implementasi e-purchasing e-purchasing Piloting e-purchasing Perluasan e-purchasing

Kebijakan Implementasi e-proc/lpse 2012 1. Tahun 2012, seluruh Provinsi/Kabupaten/Kota harus sudah membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP/Panitia dan Penyedia dalam proses pengadaan barang/jasa secara elektronik. 2. Tahun 2012, Rencana Umum Pengadaan dan Pengumuman Pengadaaan harus ditayangkan dalam Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE 3. Tahun 2012, seluruh K/L/D/I wajib melaksanakan sebagian/seluruh paket pengadaan secara elektronik 4. Tahun 2012, seluruh LPSE harus meningkatkan layanannya menghadapi kewajiban pelaksanaan e-proc

Konsep Kebijakan Implementasi e-proc/lpse 2012 1. SEBAGIAN/SELURUH paket disesuaikan dengan kesiapan infrasruktur/sdm/layanan yang diberikan LPSE setempat. 2. K/L/D/I wajib melakukan kajian kesiapan penerapan e-proc (e-readiness) untuk menentukan kebijakan implementasi eproc. Apabila terdapat alasan ketidaksiapan, K/L/D/I wajib membuat rencana tindak penyiapan infrastruktur/sdm untuk percepatan penyelenggaraan pengadaan secara elektronik. 3. K/L/D/I yang sudah memiliki kesiapan infrastruktur, wajib melaksanakan SELURUH pengadaan selain Pengadaan/ Penunjukan Langsung secara e-tendering mulai tahun 2012 4. Kata SEBAGIAN dalam Perpres54/2010 merupakan konsep transisional sehingga pengadaan yang telah direncanakan secara elektronik dapat di-switch ke dalam pengadaan secara manual jika terdapat kendala teknis dalam pelaksanaanya di lapangan. 5. Instansi pusat yang berada di pusat telah memiliki kesiapan infrastruktur sehingga wajib melaksanakan e-tendering untuk SELURUH paket selain PL. 6. Kewajiban pelaksanaan sebagian paket di lingkungan pemerintah daerah mengikat seluruh SKPD, bukan tingkat Pemerintah Daerah 7. Pendekatan implementasi e-proc di setiap instansi berbeda-beda. K/L/I dan Pemerintah Daerah dapat mengeluarkan petunjuk/ketentuan teknis yang mengatur lebih lanjut tentang strategi pelaksanaan SEBAGIAN/SELURUH paket pengadaan dengan e-proc mulai tahun 2012, dengan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada LKPP

Terimakasih