Apa itu PERTANIAN ORGANIK? Menurut sistem standarisasi Indonesia, SNI 01 6792 2002, definisi dari pertanian organik adalah suatu sistem manajemen produksi yang holistik yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktifitas biologi tanah. Jadi, secara harfiah jika dijelaskan maka pertanian organik adalah suatu sistem pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan menjauhkan petani dari ketergantungan terhadap pihak luar dan meningkatkan produksi dengan jalan memberdayakan potensi lokal yang ada di lingkungan petani dengan tetap bersandar kepada berlangsungnya keragaman hayati dan siklus biologi lingkungan. Ciri Ciri Pertanian Organik Adapun berbagai hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pertanian secara organik 1 / 7
antara lain : a. Dokumentasi Dokumentasi yang dimaksud disini adalah MENCATAT SECARA TERATUR DAN DETAIL segala proses yang dilakukan selama melaksanakan budidaya pertanian. Yang didokumentasikan antara lain : - Sejarah penggunaan lahan sebelum dikonversikan sebagai lahan pertanian organik - Segala hal yang berkaitan dengan status penggunaan lahan, seperti pemilik, penyewa (jika disewa), dan luas maupun kondisi situasi lahan (peta situasi, topografi, dsb) - Pelaksanaan kegiatan pengolahan tanah - Pelaksanaan proses budidaya mulai dari pembibitan (bibit, jumlah bibit, asal bibit, tanggal pembibitan,perlakuan sebelum semai, perlakuan sebelum tanam), penanaman (jumlah tanaman, tanggal tanam), penyiangan (waktu penyiangan,dll),perawatan dan pemeliharaan (serangan OPT dan 2 / 7
cara pengendaliannya, bahan yang digunakan,dosis, jumlah serangan, dll), pemupukan (pupuk yang digunakan, dosis, waktu dan intensitas penberian pupuk), pemanenan (waktu panen dan hasil produksi) - Pasca panen, mulai dari pengemasan, pengepakan, penghitungan hasil, dan penjualan serta pasar b. Lahan Syarat syarat yang harus diperhatikan tersebut antara lain : 1. Lahan yang akan digunakan dalam usaha pertanian secara organik haruslah BEBAS dari BAHAN KIMIA SINTETIS baik yang berasal dari pupuk maupun pestisida 2. Jika lahan yang akan digunakan dalam usaha pertanian organik berasal dari lahan yang sebelumnya 3 / 7
untuk usaha pertanian non organik (konvensional), maka lahan tersebut harus dikonversikan terlebih dahulu dengan ketentuan sebagai berikut : - Untuk tanaman semusim diperlukan waktu konversi (recovery) lahan minimal 2 (dua) tahun dan untuk tanaman tahunan diperlukan waktu selama 3 (tiga) tahun, selain itu juga tergantung kepada kepada kondisi lahan yang akan digunakan tetapi waktunya tidak boleh kurang dari 12 (dua belas) bulan - Lahan yang sedang dalam konversi (recovery) tidak boleh di rubah bolak balik antara organik dan konvensional - Jika lahan yang akan digunakan adalah satu hamparan namun konversi (recovery) lahan tidak dilakukan secara bersamaan maka perlu ada pemisahan yang tegas antara lahan organik dan non organik untuk menghindari terjadinya kontaminasi dari lahan non organik ke lahan organik. c. Benih dan Bibit Untuk pelaksanaan pertanian organik kita juga harus memperhatikan benih dan bibit yang akan kita gunakan.antara lain : 1. Benih dan bibit tidak boleh berasal dari produk rekayasa genetika (GMO) 4 / 7
2. Benih dan bibit yang digunakan untuk pertanian organik harus berasal dari produk pertanian organik d. Manajemen Kesuburan Tanah Hal hal yang harus ditaati berkaitan dengan kesuburan tanah antara lain : 1. Kesuburan dan aktivitas biologis tanah harus dijaga atau ditingkatkan dengan cara : 2. Mematuhi atauran maupun larangan yang berkaitan dengan penggunaan bahan untuk penyubur tanah yang direkomendasikan maupun dilarang dalam pertanian organik e. Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma Jika dalam pertanian non organik pengendalian terhadap hama, penyakit dan gulma bisa dilaksanakan dengan menggunakan berbagai macam bahan sintetis maka dalam pertanian organik ada hal hal yang harus dipatuhi, yaitu : 5 / 7
1.Hama, penyakit dan gulma harus dikendalikan 2.Jika serangan hama dan penyakit sangat berat dan tindakan yang dilakukan dengan cara cara tersebut diatas dianggap kurang memadai maka dapat digunakan bahan bahan lain yang diperbolehkan dalam pertanian organik. f. Peternakan Pada pertanian organik dianjurkan untuk mengkombinasikan budidaya tanaman dengan usaha peternakan. Keuntungan yang bisa didapatkan antara lain : 1. Petani tidak lagi tergantung dengan sumber pupuk dari luar karena sudah memiliki sumber pupuk sendiri dan tidak terbatas 2. Sebagai salah satu upaya daur ulang nutrisi tanah karena makanan ternak bisa didapatkan dari sisa tanaman dan kotoran ternak dikembalikan ke tanah sebagai pupuk 6 / 7
3. Diversifikasi usaha dari petani sebagai salah tambahan pemasukan bagi petani g. Sumber Air Dalam pertanian organik, ketersediaan air yang permanent adalah satu hal yang tidak bisa di tawar tawar. Salah satu jalan keluar adalah dengan menyiapkan kolam penampungan air (em bung) di lahan yang diusahakan. 7 / 7