X.250 KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT TOMMY PURBA, STP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012
LATAR BELAKANG Kondisi yang menjadi latar belakang kegiatan litbangyasa Integrasi ternak dengan perkebunan kelapa sawit sangat dibatasi oleh rendahnya hijauan yang eksis di Lahan perkebunan kelapa sawit. Tetapi potensi vegetasi hijauan diantara pohon kelapa sawit dapat dimanfaatkan oleh ternak, sehingga integrasi ini sangat menguntungkan yakni hijauan dapat dimanfaatkan oleh ternak yang kemudian diubah menjadi daging dan pihak perkebunan. Beberapa faktor yang menghambat penyediaan hijauan pakan, yakni terjadi perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan pemukiman, lahan untuk tanamana pangan, dan tanaman industri. Untuk mengatasi masalah tersebut integrasi kelapa sawit-sapi sangat cocok untuk dilakukan karena memberikan keuntungan satu sama lainnya. Batang kelapa sawit berpotensi sebagai pakan dasar untuk menggantikan hijauan sebagian atau seluruhnya Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi Pada saat ini telah banyak mesin pencacah pelepah sawit yang ada di Kalimantan Barat khususnya di kabupaten Sekadau namun belum termanfaatkan secara optimal karena kurangnya pemahaman stake holder tentang teknologi ini. Diharapkan penggunaan teknologi ini menjadi salah satu solusi memenuhi kebutuhan pakan ternak dalam jangka waktu tertentu Kebutuhan metode peralatan teknologi yang perlu dipenuhi Teknologi mesin pencacah pelepah sawit dan teknologi pengolahan pakan ternak berbahan dasar pelepah sawit Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1
PERMASALAHAN Pertanyaan Penelitian yang menjadi pijakan perlunya kegiatan litbangyasa Bagaimana pemanfaatan mesin pencacah pelepah sawit agar bekerja efektif dan efisien? Bagaimana pengolahan pakan ternak berbahan dasar pelepah sawit dengan bahan tambahan? Bagaimana teknologi pengolahan pakan ternak berbahan dasar pelepah sawit dengan menggunakan mesin pencacah pelepah sawit? Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2
METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan Pengkajian dimulai dengan melakukan koordinasi dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar dan stake holder terkait Pembuatan gudang fermentasi untuk penyimpanan pakan agar dapat bertahan lama. Pengkajian lapang pemanfaatan mesin pencacah pelepah kelapa sawit, kemudian hasil cacahan difermentasikan dengan beberapa formulasi perlakuan dan ditambahkan dengan bahan-bahan untuk meningkatkan aroma dan nutrisi pakan dilanjtkan dengan aplikasi ke ternak sapi Mobilisasi mesin pencacah pelepah sawit, penentuan alsintan pelatihan operator ( terlatihnya para calon operator mesin di unit SITT dan kemampuan untuk assembly disassembly, dan reparasi Tabulasi data sekunder dan kaitannya dengan peran masing-masing komponen dan rekomendasi hasil teknologi ke stake holder Fokus Kegiatan Komoditas Tanaman Kelapa Sawit dan ternak sapi Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3
METODOLOGI Desain Penelitian Kegiatan pengkajian ini dilaksanakan di kalimantan barat di Desa Gonis Setekam, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat. Waktu pelaksanaan pengkajian dimulai Bulan April sampai September 2012 Pengkajian ini merupakan percobaan lapangan pemanfaatan mesin pencacah pelepah kelapa sawit untuk membuat pakan ternak Uji kinerja dan Fungsional Mesin Pencacah. Uji Kinerja dan fungsional dilakukan untuk mengetahui fungsi dan mekanisme kerja alat mesin pencacah pelepah. Alsin ini dirancang untuk mencacah pelepah dengan menggunakan system pemotongan pisau putar (circular saw) yang memotong secara tegak lurus pelepah sawit. Data yang diamati dalam pengujian ini adalah kapasitas mesin pencacah, kebutuhan bahan bakar dan mutu hasil cacahan. Penentuan kapasitas pencacahan menggunakan persamaan : Kap = W/T Dimana : Kap = Kapasitas kerja mesin (Kg/jam) W = Bobot pelepah tercacah (kg) T = Waktu pencacahan (jam) Konsumsi bahan bakar diukur berdasarkan selisih volume antara bahan bakar saat mulai pencacahan dan selesai pencacahan (liter/jam). Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4
METODOLOGI Formulasi pakan ternak berbahan pelepah kelapa sawit Kontrol : Serabut pelepah sawit + Urea + Garam Perlakuan A : Serabut pelepah sawit + Urea + Garam + Probion Perlakuan B : Serabut pelepah sawit + Urea + Garam + gula merah + dedak + Sagu Perlakuan C : Serabut pelepah sawit + Urea + Garam + gula merah + dedak + Sagu + Probion Perlakuan D : Serabut pelepah sawit + Urea + Garam + gula merah + dedak + Sagu + M-Dec Semua formulasi perlakuan ini kemudian di fermentasi selama 21 hari untuk kemudian diuji preferensi kepada sapi. Pengamatan ternak sapi dilakukan terhadap preferensi/kesukaan sapi terhadap pakan dan data pertambahan bobot badan harian (PBBH). Analisis data untuk perlakuan dilakukan dengan uji statistik beda nyata, menggunakan analisis uji lanjut DMRT dan juga ditampilkan analisis secara deskriptif. Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan gudang fermentasi untuk penyimpanan pakan Uji Fungsional dan Kinerja mesin pencacah Pengolahan pelepah sawit dilanjutkan dengan fermentasi menggunakan beberapa formulasi perlakuan sampai dengan aplikasi ke ternak sapi Tabulasi data dan analisa usaha Perkembangan dan Hasil Kegiatan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5
METODOLOGI Perkembangan dan Hasil Kegiatan A. Hasil unjuk kinerja optimal yang diperoleh dalam pengkajian ini adalah kapasitas pencacah 300 kg/jam, putaran rpm optimal adalah 1800 rpm di mesin dan 1500 rpm di poros pencacah, konsumsi bahan bakar 1,3 l/jam dan persentase cacahan 0,5-1 cm sebesar 95 %. Hasil pengamatan lapang menunjukkan bahwa semua komponen mesin telah berfungsi dengan baik. Bagian yang diamati adalah system penentuan daya dan putaran pisau. Melalui uji fungsional diperoleh putaran rpm optimal untuk pencacahan adalah 1800 rpm di mesin dan 1500 rpm di poros pencacah yang mana pada kondisi ini diperoleh hasil cacahan yang halus seperti abon dengan panjang sekitar 0.5 cm. B. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa perlakuan B mendapatkan penilaian kualitas silase tertinggi dengan nilai 90 sebagai peringkat I, diikuti secara berturut-turut oleh perlakuan C, perlakuan A, Kontrol dan terakhir perlakuan D. Tingginya nilai kualitas silase perlakuan B menunjukkan bahwa silase yang dihasilkan secara umum menghasilkan kualitas aroma, warna, sentuhan dan tekstur yang paling mendekati standar silase yang baik. Untuk perlakuan Kontrol yang tidak diberi perlakuan hanya mendapatkan nilai 40 atau belum mencapai standar kualitas silase yang baik pada saat pengamatan dilakukan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6
SINERGI KOORDINASI Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan Sosialisasi dan sinkronisasi kegiatan kajian terkait SISKA Koordinasi pelaksanaan teknis kegiatan Koordinasi pelaksanaan pertemuan/diseminasi dengan petani dan stake holder terkait Nama lembaga yang diajak koordinasi Dinas Perkebunan Propinsi Kalbar, Dinas Peternakan Propinsi Kalbar, Dinas Perkebunan Kabupaten Sekadau, Dinas Peternakan Kabupaten Sekadau, PTPN XXXI, Perkebunan PT.MPE (Multi Prima Entakai) Strategi pelaksanaan koordinasi Koordinasi yang dilakukan dengan berbagai lembaga yang terkait kegiatan SISKA dilakukan dengan komunikasi yang intens, diskusi dan sharing informasi untuk mendukung kegiatan di lapang. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7
SINERGI KOORDINASI Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan Koordinasi dengan stake holder di propinsi Kalimantan Barat yaitu Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar dan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalbar. Dari diskusi yang dilakukan dengan tim peneliti BPTP Kalbar maka Kabupaten yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kabupaten sekadau. Koordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sekadau Provinsi Kalbar. Hasil pertemuan di Kabupten Sekadau diperoleh informasi bahwa Program SISKA di kabupaten Sekadau telah berjalan sesuai program PSDK melalui bantuan sapi dan prasarana pendukung yang dikoordinir oleh Ditjen Perkebunan (dana APBN) sejak tahun 2007 dan terealisir tahun 2008. Kemudian berdasarkan arahan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sekadau maka petani-peternak kooperator yang akan dijadikan mitra kerjasama dalam penelitian ini adalah Gapoktan Lembu Andini, Dusun Segori, Desa Gonis Tekan, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau Provinsi Kalbar. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 8
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Data input sistem usahatani sawit sapi dengan informasi dan kebutuhan sarana, kendala dan tanggapan petani/peternak untuk mengetahui kebutuhan teknologi yang dilakukan melalui pertemuan dan koordinasi dengan instansi terkait dan stake holder Penerapan dan mobilisasi teknologi mesin pencacah pelepah sawit Penerapan teknologi pengolahan pakan ternak hasil cacahan mesin dengan teknologi pengolahan yang baik dan sesuai Diseminasi dan Adopsi teknologi mesin pencacah pelepah sawit untuk membuat pakan ternak Pemanfaatan teknologi mesin pencacah pelepah sawit Pemanfaatan teknologi pakan ternak hasil olahan pelepah sawit yang spesifik lokasi Melakukan diseminasi dan penyuluhan teknologi mesin pencacah pelepah sawit untuk membuat pakan ternak Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan Metode Diseminasi dan rekomendasi teknologi mendukung pengembangan Ptotensi Unggulan daerah khususnya sawit dan sapi serta mendukung strategi pembangunan daerah Jurnal-Paten, Mendukung pengembangan Ilmu-metode dan proses industri Modul Pelatihan-Pemberdayaan Masyarakat Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan Kegiatan kajian hingga saat ini belum sampai pada tahap penyelesain sehingga signifikansi pemanfaatn yang dirasakan pihak penerima masih sebatas pada kelompok kooperator. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 9
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan Kegiatan yang dilakukan akan terus dilanjutkan oleh kelompok peternak dengan pengawalan dari BPTP dan dinas terkait dan diharapkan menjadi pilot project SISKA di Kalimantan Barat sehingga dapat diadopsi dan dikembangkan di lokasi lainnya. Diseminasi, adopsi dan mobilisasi teknologi mesin pencacah pelepah sawit di sentra-sentra kelapa sawit di Kalimantan Barat Pemanfataan teknologi yang dapat mendukung pola integrasi sapi-sawit seperti penggunaan kotoran sapi untuk pupuk organik dan juga sebagai bio gas. Strategi Pengembangan ke depan Pendampingan dan pelatihan peternak di kelompok lain di kabupaten Sekadau Diseminasi dan mobilisasi teknologi mesin pencacah ke stake holder sehinnga teknologi ini bisa diterapkan khususnya di daerah-daerah perkebunan yang kesulitan pakan ternak sapi Pemanfaatan teknologi lanjutan hasil sampingan sapi seperti teknologi pengomposan, tekologi biogas dan lainnya Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 10
FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 11
logo lembaga TERIMA KASIH Tommy Purba, STP Ir. Rusli Burhansyah, Msi Jhon David Haloho, STP LM. Gufroni AR, SPt Msi Didik Anshori, STP