ANALISIS AFIKSASI SUBDIALEK BAHASA MELAYU PULAU LAUT KABUPATEN NATUNA KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh ZAINUDIN NIM 100388201337 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
ABSTRAK Zainudin. 2015. Analisis Afiksasi Subdialek Bahasa Melayu Pulau Laut Kabupaten Natuna Kepulauan Riau. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Drs. H. Abdul Malik, M.Pd. Pembimbing II: Erwin Pohan, M.Pd. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk bentuk afiks dalam subdialek bahasa Melayu Pulau Laut Kabupaten Natuna Kepulauan Riau. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Tanjung Pala, Pulau Laut, Kabupaten Natuna. Untuk menentukan subjek yang akan dijadikan informan, peneliti berpedoman pada kriteria informan yang dikemukakan oleh Djajasudarma. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara taktertruktur dan teknik rekam dan catat. Hasil penelitian ini, peneliti menemukan dua puluh satu bentuk afiks yang terdiri dari sebelas bentuk prefiks yaitu prefiks/n-/, /b -/, /di-/, /ŋ-/, /ñ-/, /t -/, /s -/, /m-/, /p -/, /k -/ dan /m -/; satu bentuk infiks yaitu infiks /- m-/; empat bentuk sufiks yaitu sufiks /-a/, /-kan/, /-pɔn/ dan /-lah/; dan lima bentuk konfiks yaitu /k an/, /k -n /, /s -a/, /p -an/, dan /di-kan/. Kata Kunci : Afiksasi, Subdialek Bahasa Melayu Pulau Laut Kabupaten Natuna ABSTRACT Pulau Laut s people were one of the speech community who used Malay as their language daily. The formed words in Malay Pulau Laut s dialect surely cannot be separated by affixation. But, the increasing amount of migration from other place caused Malay language began to reduce its originality. Besides, the growing of science and technology involved the language to grow as well. This could be seen by the emergence of more new words or terms which used by the speakers in their environmental. The emergence of slang language from several social media and television could be the triggers of decreasing amount of local language speakers. Based on those matters, the researcher was formulating research problem which is how the affix form in Pulau Laut s Malay Sub Dialect Kabupaten Natuna Kepulauan Riau was. The purpose of this research was to analyze the affix form in Pulau Laut s Malay Sub Dialect Kabupaten Natuna Kepulauan Riau. The subjects of this research were the people of Desa Tanjung Pala, Pulau Laut, Kabupaten Natuna. To decide the subject who would be as the informants, the researcher used some informant criteria which mentioned by Djajasudarma.
This research used qualitative descriptive method, with using unstructured interview as the collecting data technique and recording and noting technique. From the result of this research, the researcher found twenty affix forms which consisted of eleven forms of prefix that is prefix /n-/, /b -/, /di-/, /ŋ-/, /ñ-/, /t /, /s - /, /m-/, /p -/, /k -/, and /m -/; one form of infix that is infix /- m-/; four forms of suffix that is suffix /-a/, /-kan/, /-pɔn/, and /-lah/; and five forms of confix that is /k -an/, /k -n /, /s -a/, /p -an/, and /di-kan/. Key Words: Affixation, Pulau Laut s Malay Sub Dialect Kabupaten Natuna 1. Pendahuluan Bahasa Melayu merupakan salah satu bentuk bahasa lisan. Bahasa Melayu digunakan oleh sebagian besar masyarakat Kepulauan Riau yang menempati gugusan pulau-pulau kecil di Selat Malaka. Bahasa Melayu ini mempunyai keberagaman dialek, salah satunya adalah subdialek yang digunakan oleh masyarakat Pulau Laut yang unik. Subdialek bahasa Melayu masyarakat Pulau Laut ini bersifat unik karena sifat atau ciri dari bahasa itu sendiri. Masyarakat Pulau Laut merupakan satu di antara masyarakat tutur yang menggunakan bahasa Melayu dalam tuturan sehari-hari. Pembentukan kata pada bahasa Melayu dialek Pulau Laut tentu tidak terlepas dari proses pengimbuhan atau afiksasi. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Djajasudarma (2010:16) dalam metode deskriptif, data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, dapat berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Data dikumpulkan mungkin berasal dari naskah, wawancara, catatan, videotape, dsb. Data disesuaikan dengan ciri-ciri yang asli berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah dan menjawab permasalahan yang dihadapi sekarang. Metode ini menempuh langkahlangkah pengumpulan data, analisis data, membuat kesimpulan, dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: (1) Wawancara Tidak Terstruktur, (2) Teknik Rekam dan Catat, (3) Teknik Analisis Data. Adapun teknik analisis data yaitu (a) Data yang diperoleh diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia baku. (b) Mengklasifikasikan data yang diperoleh sesuai dengan bentuk-bentuk afiks subdialek bahasa Melayu Pulau Laut Kabupaten Natuna Kepulauan Riau. (c) Mengklasifikasikan data yang diperoleh sesuai dengan perubahan bentuk afiks akibat afiksasi yang terdapat dalam subdialek bahasa Melayu Pulau Laut Kabupaten Natuna Kepulauan Riau. (d) Menulis hasil analisis data dalam bentuk laporan.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian ini, peneliti menemukan dua puluh satu bentuk afiks yang terdiri dari sebelas bentuk prefiks yaitu prefiks /n-/, /b -/, /di-/, /ŋ-/, /ñ-/, /t -/, /s - /, /m-/, /p -/, /k -/ dan /m -/; satu bentuk infiks yaitu infiks /- m-/; empat bentuk sufiks yaitu sufiks /-a/, /-kan/, /-pɔn/ dan /-lah/; dan lima bentuk konfiks yaitu /k an/, /k -n /, /s -a/, /p -an/, dan /di-kan/. 4. Simpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa peneliti menemukan dua puluh satu bentuk afiks yang terdiri dari sebelas bentuk prefiks yaitu prefiks /n-/, /b -/, /di-/, /ŋ-/, /ñ-/, /t -/, /s -/, /m-/, /p -/, /k -/ dan /m -/; satu bentuk infiks yaitu infiks /- m-/; empat bentuk sufiks yaitu sufiks /-a/, /-kan/, /- pɔn/ dan /-lah/; dan lima bentuk konfiks yaitu /k -an/, /k -n /, /s -a/, /p -an/, dan /di-kan/. Daftar Pustaka Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2009. Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2007. LinguistikUmum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta Djajasudarma, Fatimah. 2010. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama Djojosuroto, Kinayati dan Sumaryati. 2002. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa. Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia (Revisi 4). Jakarta: Diksi Insan Mulia. Gunawan, Markus. 2014. Provinsi Kepulauan Riau. Batam: Titik Cahaya Elka.
Juliarto. 2012. Analisis Afiksasi Bahasa Melayu Kepulauan Riau Dialek Pian Tengah Kecamatan Bungur Barat Kabupaten Natuna. Skripsi. Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pedidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan) Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indoneisa. Jakarta: PT. Gramedia Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Muslich, Masnur. 2010. Fonologi Bahasa Indonesia (Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Angkasa. Muslich, Masnur. 2010. Garis-Garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama. Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia (Kajian ke Arah Tata Bahasa Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara. Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional dan Infleksional). Bandung: Refika Aditama. Rendhy. 2013. Analisis Afiksasi Subdialek Melayu Tembeling Kampung Guntung Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan) Rosita. 2013. Analisis Afiksasi Bahasa Melayu Subdialek Mantang Besar Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan. Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan) Tarigan, Hendri Guntur. 2009. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa.