PENGGUNAAN MINYAK KELAPA DAN LEMAK SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI RANSUM BROILER (The Use of Coconut Oil and Tallow as Energy Source in Broiler Ration)

dokumen-dokumen yang mirip
Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

PENGARUH PENGGUNAAN LEMAK SAPI DALAM RANSUM SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN ENERGI JAGUNG TERHADAP BERAT BADAN AKHIR DAN PROSENTASE KARKAS ITIK BALI

Ade Trisna*), Nuraini**)

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

Dulatip Natawihardja Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

Pengaruh Pembatasan Pakan terhadap Performa dan Lemak Abdominal pada Ayam Broiler Jantan

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

PENGARUH PENAMBAHAN DL-METIONIN TERHADAP NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER STARTER BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI SKRIPSI ZINURIA WAFA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

ENERGI METABOLIS DAN DAYA CERNA BAHAN KERING RANSUM YANG MENGANDUNG BERBAGAI PENGOLAHAN DAN LEVEL CACING TANAH (LUMBRICUS RUBELLUS)

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Teh Tua dalam Ransum terhadap Performan dan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK KELAPA DALAM RANSUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PENINGKATAN BOBOT BADAN, KONVERSI PAKAN DAN KARKAS BROILER

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN LEMAK KASAR ITIK LOKAL JANTAN (Anas plathyrynchos)

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN YANG DISUPLEMENTASI EKSTRAK KULIT MANGGIS DALAM RANSUM

PENGARUH SUBTITUSI MINYAK SAWIT OLEH MINYAK IKAN LEMURU DAN SUPLEMENTASI VITAMIN E DALAM RANSUM AYAM BROILER TERHADAP PERFORMANS.

Nilai Kecernaan Protein Ransum yang Mengandung Bungkil Biji Jarak (Ricinus communis, Linn) Terfermentasi pada Ayam Broiler (Tjitjah Aisjah)

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PEMBERIAN TEPUNG KENCUR (Kaemferia galanga linn.) DALAM RANSUM AYAM BROILER RENDAH ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP ENERGI METABOLIS DAN RETENSI PROTEIN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

Denny Rusmana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung

PENGARUH BERBAGAI FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBATASAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

Pengaruh Pemberian Pakan dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Persentase Potongan Karkas dan Massa Protein Daging Ayam Lokal Persilangan

PERSENTASE BOBOT KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM KOMERSIAL

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

BIJI SAGA POHON (Adenanthera pavonina, LINN) SEBAGAI SUMBER PROTEIN ALTERNATIF BAGI TERNAK AYAM

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Kata kunci : Konsumsi, Konversi, Income Over Feed Cost (IOFC), Ayam Kampung, Enzim Papain

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

PENGARUH TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK LOKAL (Muscovy Duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN. W. Tanwiriah, D.Garnida dan I.Y.

PENGARUH PRODUKSI KARKAS AYAM BROLILER YANG DIBERI PAKAN SUPLEMENTASI LIMBAH RESTO MASAKAN PADANG DENGAN KANDUNGAN PROTEIN YANG BERBEDA

Performan Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum (Performances of Broilers That Given Probiotics and Prebiotics in the Ration)

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

SKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

M. Datta H. Wiradisastra Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung ABSTRAK

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 37 No. 1 : (Januari 2017) ISSN

PENAMBAHAN LYSIN DAN METHIONIN PADA DEDAK UNTUK PAKAN ENTOK YANG SEDANG TUMBUH

PEMANFAATAN AMPAS SAGU FERMENTASI DAN NON FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) UMUR 12 MINGGU

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Penggunaan kadar protein berbeda pada ayam kampung terhadap penampilan produksi dan kecernaan protein

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

N. F. Hasan, U. Atmomarsono, dan E. Suprijatna Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENGHEMATAN BIAYA PRODUKSI MELALUI PEMBATASAN PAKAN PADA AYAM BROILER ABSTRAK

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

RETENSI NITROGEN DAN ENERGI METABOLIS RANSUM YANG MENGANDUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA AYAM PEDAGING

PEMANFAATAN LUMPUR SAWIT UNTUK RANSUM UNGGAS: 3. PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI LUMPUR SAWIT SEBELUM DAN SETELAH DIKERINGKAN DALAM RANSUM AYAM PEDAGING

KUALITAS FISIK KARKAS DAN KANDUNGAN LEMAK AYAM BROILER YANG MENDAPAT RANSUM TEPUNG KULIT BUAH PEPAYA (Caricapapaya) SEBAGAI PENGGANTI KACANG HIJAU

Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANGDITAMBAH DENGAN TEPUNG BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM RANSUM KOMERSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pemberian Zeolit dalam Ransum Terhadap Performans Mencit (Mus musculus) Lepas Sapih

R. T. Hertamawati Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember, Jember ABSTRAK. Kata kunci : pembatasan pakan, produksi telur, fase grower, puyuh

PERSILANGAN AYAM PELUNG JANTAN X KAMPUNG BETINA HASIL SELEKSI GENERASI KEDUA (G2)

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Suplementasi Tepung Jangkrik Sebagai Sumber Protein Pengaruhnya Terhadap Kinerja Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

THE EFFECT OF METHIONINE LEVEL IN THE RATION ON PERFORMANCE OF BROILER CHICKEN 3 6 WEEKS OF AGE

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS SERTA LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIBERI ACIDIFIER ASAM SITRAT DALAM PAKAN DOUBLE STEP DOWN SKRIPSI.

Transkripsi:

PENGGUNAAN MINYAK KELAPA DAN LEMAK SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI RANSUM BROILER (The Use of Coconut Oil and Tallow as Energy Source in Broiler Ration) J. I. Sanyoto dan J. Riyanto Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember, Jember ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi ( tallow ) sebagai sumber energi dalam ransum terhadap performans broiler sebagai upaya penyediaan energi pakan yang ekonomis, tetapi tidak mempunyai efek meningkatkan timbunan lemak abdominal. Penelitian menggunakan broiler umur 21-49 hari, dengan rataan bobot hidup awal 522 ± 20,58 g. Perlakuannya adalah 7 jenis ransum isokalori dan isonitrogen, yang diformulasikan masing-masing mengandung 1, 2, dan 3 % minyak kelapa atau lemak sapi, serta satu ransum kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf minyak kelapa dan lemak sapi berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan, bobot karkas, dan bobot lemak abdominal, perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi pakan, dan konversi pakan. Perlakuan tidak berpengaruh terhadap persentase bobot lemak abdominal. Secara umum, performans ayam yang mendapatkan ransum minyak kelapa dan yang mendapatkan ransum lemak sapi, tidak berbeda. Tingkat minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum berpengaruh terhadap performans broiler, tetapi jenis sumber lemak tidak berpengaruh terhadap performans broiler. Penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi pada level 3 % dalam ransum menunjukkan performans broiler yang terbaik. Kata kunci : minyak kelapa, lemak sapi, lemak adominal, performans ABSTRACT The influences of coconut oil and tallow supplementation in the diet as energy sources were determined to 21-49 days old broilers with 522 ± 20.58 g of the average initial body weight. The treatments were isocaloric and isonitrogen rations, which were formulated to contain 1, 2, and 3 % coconut oil or tallow supplementation, and control. Results of this research showed that there were significantly (P<0.05) effect of the treatments on body weight gain, carcass weight, and abdominal fat weight. The treatment had a highly significant (P<0,01) effects on feed consumption, feed conversion ratio, and carcass percentage. However, in all groups, 1% fat and oil supplementation has no different effect to that of the control group. Treatment had no significant (P>0.05) effect on abdominal fat weight percentage. Generally, there were no significant performances between birds, when they were fed on found coconut oil and tallow rations. In conclusion, coconut oil and tallow levels in the diet had positive effects on broiler performance. However, there was no different effect between those fat sources on the broiler performance. The level of 3 % coconut oil and tallow supplementations gave the best performance in broilers. Keywords: coconut oil, tallow, abdominal fat pad, performance 148 J.Indon.Trop.Anim.Agric.29 (3) September 2004

PENDAHULUAN Pertumbuhan yang optimal pada broiler membutuhkan ransum dengan kandungan energi metabolis yang tinggi, selain harus diimbangi juga dengan peningkatan kandungan nutrien lainnya, terutama protein. Selama periode dua sampai tiga dekade belakangan ini di dunia usaha peternakan broiler terjadi peningkatan pertumbuhan dan perbaikan efisiensi penggunaan pakan yang sangat luar biasa. Namun seiring dengan peningkatan tersebut, terjadi juga suatu kecenderungan terbentuknya timbunan sejumlah besar lemak di rongga abdomen (lemak abdominal) yang tidak diharapkan (Deaton et al., 1981). Ransum dengan level lemak yang tinggi akan meningkatkan waktu retensi pakan dalam usus atau memperpanjang laju alir, sehingga proses digesti dan absorpsi kontituens non lemak akan lebih sempurna (Sanz et al., 1999). Keuntungan kalori ekstra dari lemak umumnya diekspresikan dengan perbaikan pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan, dan tingginya kandungan energi metabolis ransum (Nitsan et al., 1997). Zollitsch et al. (1998) dan Sibbald et al. (1980) melaporkan bahwa performans dan karakteristik lemak karkas broiler dipengaruhi oleh sumber lemak dalam ransumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum terhadap performans dan karakteristik lemak karkas pada broiler. MATERI DAN METODE Penelitian ini menggunakan ayam broiler jantan (strain Lohmann) sebanyak 200 ekor, dimulai dengan penelitian pendahuluan umur 1-21 hari, kemudian dilanjutkan penelitian utama umur 22-49 hari, dengan bobot awal rata-rata 522 ± 20,58 gram dan koefisien variasi 4,01 persen. Kandang yang digunakan adalah kandang sistem lantai, dengan menggunakan litter sekam padi. Formulasi ransum disusun sesuai standar kebutuhan zat-zat makanan sesuai Scott et al. (1982). Ransum perlakuan disusun dengan kandungan protein dan energi metabolis yang sama (isonitrogen dan isoenergi), dengan kandungan protein kasar berkisar 20,03-20,29 % dan energi metabolis berkisar 3106-3163 kkal/kg.. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen, menggunakan rancangan acak lengkap. Perlakuan dalam penelitian adalah tingkat penggunaan minyak kelapa (RC) dan lemak sapi (RT) sebagai sumber energi dalam ransum, yaitu 1, 2, dan 3 persen, serta satu ransum kontrol yang tidak menggunakan minyak atau lemak sapi. Oleh karena itu, terdapat 6 kombinasi perlakuan ransum dan satu kontrol, yaitu R0 (kontrol); RC1; RC2; RC3; RT1; RT2, dan RT3. Setiap perlakuan di ulang 5 kali, dan satu unit percobaan terdiri dari 5 ekor broiler. Pengumpulan data dilakukan pada umur 42 dan 49 hari, yang meliputi: konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, bobot karkas dan persentase karkas, bobot lemak abdominal dan persentasenya terhadap bobot karkas. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan uji F, apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan kemudian dilakukan analisis lanjutan dengan uji beda nyata terkecil (Steel dan Torrie, 1991). HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi sebagai sumber energi ransum sangat nyata (P<0,01) menurunkan konsumsi pakan broiler. Tingkat minyak kelapa 1 % (RC1) tidak menunjukan konsumsi pakan yang berbeda nyata dibandingkan dengan R0, hanya pada kelompok perlakuan RC2 dan RC3, konsumsi pakannya berbeda sangat nyata dibandingkan dengan kelompok R0. Pada pemberian lemak sapi, hanya kelompok yang mendapatkan lemak sapi 3% konsumsi pakannya yang berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan kelompok R0, sedangkan kelompok 1 dan 2 % tidak berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi pakan lebih ditentukan oleh tingkat kandungan energi dalam ransum, pengaruh palatabilitas pakan hanya punya peran yang relatif kecil. Walaupun tingkat konsumsi pakan cenderung menurun dengan meningkatnya tingkat kandungan energi dalam ransum, broiler akan mengkonsumsi energi sedikit lebih banyak bila kandungan energi The Use of Coconut Oil and Tallow as Energy Source in Broiler Ration (Sanyoto and Irsan) 149

dalam ransum meningkat. Leclerq et al. (1987) menyatakan bahwa dalam kisaran level energi yang umum (2800-3200 kkal/kg), setiap kenaikan level energi 100 kkal/kg pada ayam umur 4 minggu ke atas akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi pakan dan pertumbuhan. Konsumsi pakan kelompok broiler yang mendapatkan ransum minyak kelapa dan kelompok yang mendapatkan lemak sapi tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan oleh kecilnya perbedaan kandungan energi ransum dan perbedaan derajat kejenuhan dari asam lemak dalam ransum memang tidak signifikan berpengaruh terhadap konsumsi pakan dan konversi pakan, seperti hasil penelitian Sanz et al. (2000). Walaupun tidak berbeda nyata terdapat kecenderungan bahwa kelompok ayam yang mendapatkan ransum lemak sapi mengkonsumsi pakan lebih banyak dibandingkan dengan kelompok ayam yang mendapatkan ransum minyak kelapa. Hal ini diduga karena perbedaan panjangnya rantai atom C dari asam lemak jenuh yang dikandung dalam lemak ransum. Lemak sapi dikenal lebih banyak mengandung asam lemak jenuh rantai panjang palmitat dan stearat (Bourdon et al.,1987). Brue et al. (1985) melaporkan bahwa ayam signifikan mengkonsumsi pakan lebih banyak bila mendapatkan ransum yang banyak mengandung asam palmitat dan stearat. Pertambahan Bobot Badan Pengaruh penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan broiler umur 21-42 hari tidak berbeda nyata, namun pada umur 42-49 hari penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi secara nyata (P<0,05) dapat meningkatkan pertambahan bobot badan. Tetapi pada taraf pemberian 1 %, baik pada perlakuan pemberian minyak kelapa maupun lemak sapi, PBB tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan karena penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum memberikan pengaruh extra caloric effect, yang diekspresikan dengan meningkatnya pemanfaatan energi dalam pakan. Peningkatan konsentrasi energi dalam ransum akibat penggunaan lemak, akan menyebabkan suatu penurunan konsumsi pakan, tetapi tidak mempunyai efek negatif terhadap pertambahan bobot badan harian (Laurin et al., 1985; Pinchasow and Nir, 1992; Nitsan et al., 1997). Selain itu, penggunaan minyak dan lemak dalam ransum akan meningkatkan pertumbuhan, karena: menurunnya laju alir (meningkatnya waktu retensi pakan dalam usus), sehingga proses digesti dan absorbsi nutrien lebih lengkap; rendahnya heat increment dari ransum yang menggunakan lemak menghasilkan peningkatan penggunaan energi metabolis (Sibbald and Kramer, 1980; Brue et al., 1985). Hal ini akan Tabel 1. Rataan Pertambahan Bobot Badan (PBB), Konsumsi Pakan (KP), dan Konversi Pakan (FCR) Komulatif (21-49 hari) Hasil Penelitian PBB (g) KP (g) FCR Perlakuan 21-42hari 21-49hari 21-42hari 21-49hari 21-42hari 21-49hari R0 785,6 1167,6 a 1864,8 b 2600,2 c 2,3745 c 2,2349 c RC1 805,8 1202,0 abc 1823,8 ab 2554,8 bc 2,2670 bc 2,1277 bc RC2 831,2 1240,8 bc 1799,6 ab 2513,2 ab 2,1718 ab 2,0283 ab RC3 847,8 1263,0 c 1759,8 a 2470,6 a 2,0764 a 1,9563 a RT1 809,0 1196,6 ab 1852,0 b 2584,8 c 2,2960 bc 2,1664 bc RT2 821,8 1238,2 bc 1824,6 ab 2544,4 bc 2,2232 ab 2,0584 ab RT3 847,8 1263,2 c 1775,2 a 2490,2 ab 2,0946 a 1,9716 a Anova ns * * ** ** ** ns Berbeda tidak nyata abc Nilai pada kolom yang sama dengan superskrip berbeda, * berbeda nyata (P<0,05) abc Nilai pada kolom yang sama dengan superskrip berbeda, ** berbeda sangat nyata (P<0,01) 150 J.Indon.Trop.Anim.Agric.29 (3) September 2004

berbeda bila sumber energi dalam pakan semuanya berasal dari karbohidrat, sehingga broiler akan menyesuaikan konsumsi pakannya untuk memenuhi kebutuhan energinya. Perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap PBB pada ayam umur 28, 35, maupun 42 hari. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan minyak dan lemak dalam ransum terhadap PBB dipengaruhi oleh umur. Nitsan et al. (1997) menyatakan bahwa pemberdayaan lemak dipengaruhi faktor umur unggas, pengaruh memperbaiki pertumbuhan dari lemak ransum ini akan nampak jelas pada ayam ketika kemampuannya mencerna lemak mendekati tingkat seperti ayam dewasa. Pada ayam yang berumur lebih muda dan pertumbuhan sangat cepat, tetapi daya cerna masih rendah, suplementasi lemak dalam ransum tidak selalu menguntungkan. Hasil tersebut di atas berbeda dengan hasil penelitian Sanz et al. (1999) dan Sanz et al. (2000) yang melaporkan bahwa sumber lemak tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan, bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan broiler. Di lain pihak, derajat kejenuhan lemak dari pakan berpengaruh terhadap penggunaan dan akumulasi lemak tubuh broiler, sehingga ayam yang mendapat ransum lemak hewan (lemak sapi dan lemak babi) menunjukkan penyimpanan lemak tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan yang mendapatkan minyak bunga matahari. Pertambahan bobot badan yang dicapai broiler dari kelompok yang mendapatkan minyak kelapa dan lemak sapi tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa jenis minyak tidak mempengaruhi PBB ayam. Sanz et al. (2000) melaporkan bahwa antara broiler yang diberi ransum dengan derajat kejenuhan asam lemak yang berbeda, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Apabila PBB ini diasumsikan sangat ditentukan oleh tingkat akumulasi lemak tubuh, maka hal ini berbeda dengan hasil penelitian Deaton et al. (1981) yang menyatakan bahwa lemak tubuh meningkat dengan pemberian ransum yang mengandung lemak sapi dibanding dengan yang mendapatkan ransum minyak nabati. Konversi Pakan Hasil analisis ragam penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum sangat nyata (P<0,01) dapat memperbaiki konversi pakan. Pada kelompok taraf pemberian 1 % (RC1 dan RT1) suplementasi minyak kelapa dan lemak sapi tidak berpengaruh terhadap konversi pakan broiler. Pengaruh perlakuan terhadap konversi pakan ini berkaitan dengan hasil analisis dari konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan, yang dalam penelitian ini suplementasi minyak kelapa dan lemak sapi berpengaruh nyata terhadap penurunan konsumsi pakan dan peningkatan pertambahan bobot badan, sehingga penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi cenderung memperbaiki konversi pakan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi memberikan keuntungan efek kalori ekstra yang diekspresikan dengan adanya tingginya pemanfaatan energi dalam pakan, perbaikan pertumbuhan, efisiensi penggunaan pakan (Keren-Zvi et al., 1990: Nitzan et al., 1997). Brue et al. (1985) menyatakan bahwa bila broiler tidak menurunkan konsumsi pakannya sebagai respon lebih tingginya kandungan energi ransum, berarti broiler mengkonsumsi lebih banyak ME per hari. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Rosebrough et al. (1999) yang meneliti interaksi pengaruh level lemak dan protein dalam ransum, mendapatkan bahwa penggantian kalori karbohidrat ransum dengan kalori dari lemak tidak mempengaruhi bobot tubuh, konsumsi pakan, dan efisiensi penggunaan pakan. Perbedaan hasil ini diduga disebabkan karena perbedaan level protein dalam ransum, yang juga mempunyai pengaruh terhadap metabolisme lemak. Penelitian Zollitsch et al. (1997) menyimpulkan bahwa kelompok broiler yang mendapatkan sumber lemak ransum minyak nabati (minyak kedelai dan minyak biji rami) mempunyai konversi pakan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan animal-vegetable fat blend (AVB) dan processed fat product (PFP). Hal ini disebabkan asam lemak dari PFP dan AVB dominan dengan asam lemak jenuh rantai panjang yang pada ayam muda (broiler) metabolisitasnya lebih rendah dibandingkan dengan minyak nabati. The Use of Coconut Oil and Tallow as Energy Source in Broiler Ration (Sanyoto and Irsan) 151

Angka konversi pakan antara broiler yang mendapatkan ransum minyak kelapa dan ransum lemak sapi tidak berbeda nyata pada semua level suplementasi. Hal ini disebabkan minyak kelapa dan lemak sapi sama-sama memberikan pengaruh yang nyata terhadap menurunnya konsumsi pakan dan meningkatnya pertambahan bobot badan, sehingga angka konversi pakannya tidak berbeda. Laurin et al. (1985) melaporkan bahwa broiler yang mendapatkan ransum dengan level lemak tinggi mempunyai bobot badan dan konsumsi pakan yang signifikan dibandingkan dengan yang mendapatkan level lemak ransum rendah, tetapi tidak terdapat perbedaan pada konversi pakannya. Demikian juga penelitian Sanz et al. (2000) yang mendapatkan bahwa antara broiler yang diberi ransum dengan derajat kejenuhan asam lemak yang berbeda, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap konversi pakannya. Berbeda dengan hasil penelitian Brue et al. (1985), ayam yang mendapat ransum minyak jagung konsumsi pakan hariannya cenderung lebih rendah dengan peningkatan level lemak dalam ransum dibandingkan dengan kelompok ayam yang mendapatkan ransum lemak unggas dan lemak sapi, sehingga angka konversi pakannya lebih efisien. Hal ini merupakan pengaruh dari asam lemak tak jenuh pada minyak nabati, sehingga ayam mengkonsumsi lebih banyak bila mendapatkan ransum yang banyak mengandung asam palmitat dan stearat. Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh perbedaan jenis sumber lemak yang digunakan. membandingkan antara lemak sapi, lemak babi, dan minyak biji bunga matahari. Minyak biji bunga matahari ternyata lebih banyak mengandung asam linoleat dibandingkan dengan lemak babi atau lemak sapi (Sanz et al., 2000). Karkas Pengaruh perlakuan terhadap karakteristik karkas (bobot karkas, persentase karkas, bobot lemak abdominal, persentase lemak abdominal) tertera pada Tabel 2. Hasil analisis ragam pengaruh penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum terhadap bobot karkas broiler menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05), semakin tinggi level minyak kelapa atau lemak sapi dalam ransum, angka bobot karkas cenderung semakin tinggi. Pengaruh perlakuan terhadap persentase karkas menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) Semakin tinggi level baik minyak kelapa maupun lemak sapi, maka persentase karkas cenderung semakin tinggi. Namun perbedaan yang sangat nyata hanya tampak antara bobot karkas dan persentase karkas broiler yang mendapatkan ransum dengan level minyak dan lemak sapi tertinggi (3%) dengan kelompok kontrol, sedangkan level 1 dan 2 % tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol. Tabel 2. Rataan Bobot Karkas (BK), Persentase Karkas (PK), Bobot Lemak Abdominal (BLA), Persentase Lemak Abdominal (PBLA) ns Perlakuan BK PK BLA PBLA (g) (%) (g) (%) R0 1164,8 a 70,187 a 27,0 a 2,3295 RC1 1213,0 bc 70,710 ab 32,6 ab 2,6878 RC2 1222,2 bc 70,642 ab 40,4 b 3,3039 RC3 1247,4 c 71,214 b 41,8 b 3,3624 RT1 1192,2 ab 70,237 a 36,6 ab 3,0607 RT2 1227,4 bc 70,748 ab 39,4 b 3,2093 RT3 1230,4 bc 71,032 b 42,4 b 3,4458 Anova * ** * ns Berbeda tidak nyata abc Nilai pada kolom yang sama dengan superskrip berbeda, * berbeda nyata (P<0,05) abc Nilai pada kolom yang sama dengan superskrip berbeda, ** berbeda sangat nyata (P<0,01) 152 J.Indon.Trop.Anim.Agric.29 (3) September 2004

Pengaruh perlakuan terhadap bobot karkas dan persentase karkas ini disebabkan oleh adanya peningkatan pertumbuhan (Donaldson, 1985; Nitzan et al., 1997) yang signifikan akibat penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum. Laurin et al. (1985) melaporkan bahwa bila suplementasi lemak dalam ransum ditentukan sebagai suatu sumber energi metabolis untuk mencapai nilai kebutuhan biologis bagi ternak, hal ini tidak berpengaruh nyata terhadap komposisi karkas. Menurut Peebles et al. (1997), penggunaan lemak dalam ransum starter mempengaruhi pertambahan bobot badan dan karakteristik karkas. Penambahan 3 dan 7 % lemak babi dalam ransum starter dapat meningkatkan pertambahan bobot badan broiler jantan dan betina, tetapi tidak berpengaruh pada karakteristik karkas broiler betina. Bobot karkas dan persentase karkas antara kelompok broiler yang mendapatkan ransum minyak kelapa dan yang mendapatkan ransum lemak sapi juga tidak berbeda nyata (P>0,05), sehingga jenis sumber lemak tidak berpengaruh terhadap persentase karkas, padahal rasio tingkat kejenuhan asam lemak antara minyak kelapa dan lemak sapi berbeda cukup banyak. Hal ini diduga karena perbedaan derajat kejenuhan minyak kelapa dan lemak sapi berbeda, minyak kelapa yang mengandung hampir 90 persen asam lemak jenuh, tetapi mempunyai proporsi asam lemak rantai pendek yang tinggi, dan lemak sapi dominan dengan asam lemak rantai panjang yang daya metabolisitasnya lebih rendah dibanding minyak kelapa (Lawson, 1996; Zollitsch, 1997). Meskipun lemak sapi jauh lebih banyak mengandung asam tak jenuh oleat dan linoleat, tetapi karena dominan dengan asam lemak jenuh rantai panjang, maka memberikan pengaruh yang sama dengan minyak kelapa. Hasil penelitian Sanz et al. (2000) yang membandingkan penggunaan lemak sapi, lemak babi dan minyak biji bunga matahari sebagai sumber energi ransum, mendapatkan bahwa ketiga sumber minyak tersebut tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan, bobot badan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Namun ayam yang mendapat ransum lemak hewan (lemak sapi dan lemak babi) menunjukkan tingkat penyimpanan lemak tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok ayam yang mendapatkan minyak nabati (minyak biji bunga matahari). Hal ini disebabkan karena pengaruh perbedaan derajat kejenuhan asam lemak dari lemak sapi dan lemak babi dengan minyak biji bunga matahari Semakin tinggi kandungan asam lemak jenuh dalam lemak pakan, tingkat penyimpanan lemak tubuh cenderung semakin tinggi. Lemak Abdominal Penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum secara nyata (P<0,05) dapat meningkatkan bobot lemak abdominal. Namun bobot lemak abdominal kelompok suplementasi minyak kelapa dan lemak sapi 1 % (RC1 dan RT1) tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol (R0). Hasil analisis ragam pengaruh penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum terhadap persentase bobot lemak abdominal tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan karena sebagian besar (95 %) lemak atau trigliserida yang dideposisi dalam tubuh ayam berasal dari pakan, sehingga bila level lemak dalam pakan meningkat, maka pertumbuhan, adipositas, dan jumlah lemak abdominal broiler, akan meningkat (Peebles et al., 1997). Menurut Laurin et al. (1985), suplementasi lemak dalam pakan untuk mengganti sumber energi karbohidrat dan bila rasio kalori : protein tidak berubah, maka tidak mempengaruhi lemak karkas. Di lain pihak Keren-Zvi et al. (1990) dan Shimomura et al. (1990) menyatakan bahwa suplementasi minyak nabati (minyak kedelai) dalam pakan akan diikuti dengan pengurangan aktifitas enzim lipogenik hati dan menghambat lipogenesis, sehingga akan menurunkan deposisi lemak tubuh. Perbedaan ini disebabkan oleh jenis minyak nabati yang digunakan para peneliti tersebut adalah minyak yang mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh (PUFA) tinggi, seperti minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari. Pinchasov dan Nir (1992) menyatakan bahwa tingginya level PUFA dalam pakan akan menurunkan deposisi lemak tubuh. Dalam penelitian ini, minyak kelapa justru lebih banyak mengandung asam lemak jenuh (asam laurat) dibanding dengan lemak sapi. Bobot lemak abdominal dari kelompok broiler yang mendapatkan ransum minyak kelapa dan kelompok lemak sapi tidak berbeda nyata (P>0,05), tetapi terdapat kecenderungan bobot lemak The Use of Coconut Oil and Tallow as Energy Source in Broiler Ration (Sanyoto and Irsan) 153

abdominal dari kelompok ayam yang mendapatkan ransum lemak sapi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan minyak kelapa. Hal ini karena komposisi asam lemak dari minyak kelapa dan lemak sapi. Meskipun lemak sapi lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh (49%), tetapi asam lemak jenuhnya dominan dengan asam lemak jenuh rantai panjang yang metabolismenya lebih rendah, sedangkan minyak kelapa dominan (93%) dengan asam lemak jenuh rantai pendek (Zollitsch, 1997). Di lain pihak menurut Sanz et al. (2000), ayam yang mendapat ransum lemak hewan (lemak sapi dan lemak babi) menunjukkan penyimpanan lemak tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan yang mendapatkan minyak nabati (minyak bunga matahari). Oleh karena itu, derajat kejenuhan lemak dari pakan berpengaruh terhadap penggunaan dan akumulasi lemak tubuh broiler. Penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi, serta level suplementasinya tidak berpengaruh terhadap persentase bobot lemak abdominal karena tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian deposisi lemak terakumulasi dibagian-bagian karkas yang lain, seperti pada bagian pangkal leher atau di bawah kulit bagian ekor. Zubair dan Leeson (1996) melaporkan bahwa perbedaan sumber lemak dalam pakan berpengaruh terhadap bobot lemak abdominal, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah lemak abdominal bila diekspresikan sebagai persentase terhadap bobot badan. KESIMPULAN Penggunaan minyak kelapa pada tingkat 2 dan 3 % menurunkan konsumsi pakan broiler, sedangkan pada kelompok yang diberikan lemak sapi, hanya pada tingkat 3% yang dapat menurunkan konsumsi pakan. Konsumsi pakan kelompok broiler yang mendapatkan ransum minyak kelapa dan kelompok yang mendapatkan lemak sapi tidak berbeda nyata, Pertambahan bobot badan broiler umur 21-42 hari tidak dipengaruhi oleh level dan jenis minyak, namun pada umur 42-49 hari penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi secara nyata meningkatkan pertambahan bobot badan. Penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum sangat nyata (P<0,01) dapat memperbaiki konversi ransum. Suplementasi minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum secara nyata meningkatkan bobot karkas broiler, dan sangat nyata dapat meningkatkan persentase karkas. Namun pengaruh ini tidak berpengaruh pada taraf 1 dan 2 %. Penggunaan minyak kelapa dan lemak sapi dalam ransum secara nyata dapat meningkatkan bobot lemak abdominal, sedangkan pengaruh perlakuan terhadap persentase bobot lemak abdomina tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Bobot lemak abdominal dari kelompok broiler yang mendapatkan ransum minyak kelapa dan kelompok lemak sapi tidak berbeda nyata (P>0,05), tetapi terdapat kecenderungan bobot lemak abdominal dari kelompok ayam yang mendapatkan ransum lemak sapi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan minyak kelapa. DAFTAR PUSTAKA Bourdon, D., C. Fevrier, B. Leclercq, M. Lessire, and J.M. Perez. 1987. Comments on raw materials. In : Feeding of Non-Ruminant Livestock. (J. Wiseman, Ed.). Butterworth & Co. Ltd., London. pp 123-129. Deaton, J.W., J.C. McNaughton, F. Reecho, and B.D. Lott. 1981. Abdominal fat of broilers as influenced by dietary level of animal fat. J. Poultry Sci. 60 : 1250-1253. Donaldson. E. 1985. Lipogenesis and body fat in chicks: Effect of calori-protein ratio and dietary fat. J. Poultry Sci. 64:1199-1264 Holsheimer, J.P. and C. Veerkamp. 1991. Effect of dietary energy, protein, and lysine content on performance and yields of two strains of male broiler chicks. J. Poultry Sci. 71:872-879. Keren-Zvi, S., Nir, I., Nitsan. Z., and A. Cahaner. 1990. Effect of dietary concentration of fat and energy on fat deposition in broilers 154 J.Indon.Trop.Anim.Agric.29 (3) September 2004

divergently selected for high or low abdominal adipose tissue. Br. Poultry Sci. 31: 507-516. Latour, M.A., E.D. Peebles, C.R. Boyle, and J.D. Brake. 1994. The effects of dietary fat on growth performance, carcass composition, and feed efficiency in the broiler chick. J. Poultry Sci. 73(9):1362-1369. Laurin, D.E., S.P. Touchburn, E.R. Chavez, and C.W. Chan. 1985. Eeffect of dietary fat supplementation on the carcass compositian of three genetic lines of broilers. J. Poultry Sci. 64:2131-2135. Lawson, H. 1996. Food Oils and Fats. Technology, Utilization, and Nutrition. Chapman & Hall Publ. Co., New York. Leclerq, B., J.C. Blum, B. Sauveur, and P. Stevens. 1987. Nutrition of rapidly growing broilers. In : Feeding of Non-ruminants Livestock. (J. Wiseman, Eds.). Butterworth & Co. Ltd., London. pp 70-77. Marks, H.L. 1990. Genotype by Diet Interaction in Body and Abdominal Fat Weight in Broilers. J. Poultry Sci. 69:879-886. Nitsan, Z., A. Dvorin, Z. Zoref, and S. Mokady.1997. Effect of added soyabean oil and dietary energy on metabolizable and net energy of broiler diets. Br. Poultry Sci. 38 : 101-106. Peebles, E.D., J.D. Brake, and M.A. Latour. 1997. Broiler performance, yield, and bone characteristics as affected by starter diets fat level. J. Appl. Poultry Res. 6 : 325-330. Rosebrough, R.W., J.P. McMurtry, and R. Vasilatos- Younken. 1999. Dietary fat and protein interaction in the broiler. J. Poultry Sci. 78:992-996. Sanz, M., A.Flores, P.P. De Ayala, and C.J Lopez- Bote. 1999. Hihger lipid accumulation in broilers fed on saturated fats than in those fed on unsaturated fats. Br. Poultry Sci. 40 (1):95-101. Sanz, M., A. Flores, and C.J Lopez-Bote. 2000. The Metabolic use of energy from dietary fat in broiler is affected by fatty acid saturation. Br. Poultry Sci. 41 (1):61-68. Scott, M.L., M.C. Neshiem, and R.J. Young. 1982. Nutrition of the Chicken. 3 rd Edition. M.L. Scott & Associates, Ithaca. Sibbald, I.R and J.K. Kramer. 1980. The effect of the basal diet on the utilization of fat as a source of true metabolizable energy, lipid, and fatty acids. J. Poultry Sci. 59(2):316-24. Wiseman, J and F. Salvador. 1989. Influence of age, chemical composition and rate of inclusion on the apparent metabolisable energy of fats fed to broiler chicks. Br. Poultry Sci. 30:663-652. Zollitsch, W., W. Knaus, F. Aichinger, and F. Lettner. 1998. Effects of different dietary fat sources on performance and carcass characteristics of broilers. Anim. Feed Sci. Technol. 66 (1-4):63-73. Pinchasov, Y and I. Nir. 1992. Effect of dietary polyunsaturated fatty acid concentration on performance, fat deposition, and carcass fatty acid composition in broiler chickens. J. Poultry Sci. 71 : 1504-1512. The Use of Coconut Oil and Tallow as Energy Source in Broiler Ration (Sanyoto and Irsan) 155