BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI METODA PERHITUNGAN DALAM MEMPREDIKSI DAYA DUKUNG AKSIAL FONDASI TIANG

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

DAFTAR PUSTAKA. Geotech Efathama,P.T , Various Report Uji Beban Statik

ANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST)

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.

Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembangunan bangunan rumah susun sewa. Adapun data-data yang diketahui. 1. Nama Proyek : Rusunawa Jatinegara Jakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis dapat disimpulkan beberapa hal :

PERNYATAAN KEASLIAN...

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB IV PERENCANAAN FONDASI DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG. Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

Evaluasi Formula Penentuan Daya Dukung Aksial Tiang Pancang Tunggal Menggunakan Data CPT Berdasarkan Metode Langsung (Direct Method)

Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Dinamik pada Tanah Lunak di Gedebage

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

BAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal

KEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA. Yusti Yudiawati

Jurnal Rekayasa Tenik Sipil Universitas Madura Vol. 1 No.2 Desember 2016 ISSN

Daya Dukung Pondasi Dalam

BAB V HASIL ANALISA DATA

PERENCANAAN PONDASI SILO SEMEN CURAH DAN LOADING PLANT PADA LOKASI PACKING PLANT PT SEMEN INDONESIA DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PERKUATAN PONDASI JEMBATAN CABLE STAYED MENADO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GROUP 5.0 DAN PLAXIS 3 DIMENSI

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

ANALISIS DAYA DUKUNG SISTEM PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN HIDROLIS (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN ITC POLONIA MEDAN)

EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK

BAB III DATA PERENCANAAN

EVALUASI FORMULA PENENTUAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA CPT BERDASARKAN METODE LANGSUNG (DIRECT METHOD)

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

MODIFIKASI SILO SEMEN SORONG DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI STRUKTUR BAJA DAN BETON BERTULANG

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN SOFTWARE L-PILE

EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

ANALISA PERILAKU DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL DENGAN RUMUS STATIK DAN MODEL FISIK PADA TANAH PASIR

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

KAJIAN KAPASITAS DUKUNG FONDSI TIANG PANCANG PADA TANGKI TIMBUN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN MEYERHOF

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk,

Sumber-Sumber Rujukan. Pemilihan Parameter Tanah. Pertemuan ke-1 PRAKTIKUM TEKNIK FONDASI SEMESTER GANJIL 2012/2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress

TUGAS AKHIR DESAIN PONDASI TIANG PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI DAERAH CAWANG JAKARTA TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI

Angel Refanie NRP : Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK

3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG ULTIMIT TIANG PANCANG ANTARA METODE TEORETIS DAN METODE AKTUAL DENGAN KONFIGURASI TIANG DAN KEDALAMAN

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan perhitungan analisis daya dukung tiang bor tunggal metode Reese

Studi Komparatif Daya Dukung Pondasi Tiang Dengan Teori Meyerhoff Terhadap Teori L Decourt Berdasar Hasil Uji N-SPT Di Surabaya Timur

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI

ANALISIS VARIASI JARAK ANTAR TIANG PANCANG TERHADAP EFISIENSI DAN PENURUNAN PADA KELOMPOK TIANG ABSTRAK

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

DISUSUN OLEH : Ir. H. Achmad Helmi, MSc, MM, MP Ir. Satya Priambodo Murdia Helina, ST

STUDI PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI PONDASI TIANG BOR, PONDASI CONTINUOUS FLIGHT AUGER, DAN FULL DISPLACEMENT PILES DI BOLIVIA

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Oleh : Muhammad Hadi Fadhillah NRP : Dosen Pembimbing : Indrasurya B. Mochtar, Prof., Ir., MSc., PhD

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III LANDASAN TEORI

struktur pondasi. Berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Deskripsi tanah. Vs (m/s) BH-2 BH-1

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana cara

BAB IV PERHITUNGAN PONDASI

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN SWITCHYARD DI KAWASAN PLTU PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN PLTU 2 SUMATERA UTARA 2 X 200 MW PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR

2. Bentuk geometri pondasi yaitu : bentuk, dimensi, dan elevasi 3. Beban Pondasi

Estimasi Kuat Dukung Ultimit Tiang Pancang Dengan Metode Chin Dari Hasil Static Load Test (SLT) Kasus : Hasil SLT di Proyek-proyek Surabaya Barat

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN

Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF SISTEM PONDASI PADA GEDUNG KAMPUS ABC BALIKPAPAN-KALTIM DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, BIAYA DAN WAKTU

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Indra Pardamean Parinduri 1, Ir.Rudi Iskandar,MT 2

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR KONSULTASI MAGANG... iv. PERNYATAAN... v. PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR...

VII. Penurunan. Pertemuan XI, XII, XIII. VII.1 Pendahuluan

PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON ABSTRAK

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Transkripsi:

BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN 3.1 Umum Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai teori-teori dasar dan rumus-rumus yang digunakan pada tugas akhir ini. Maka pada bab ini, dijelaskan contoh perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data NSPT dan tes pembebanan statik. Di bawah ini dijelaskan terlebih dahulu mengenai perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data NSPT. Kapasitas daya dukung tiang terdiri dari kapasitas daya dukung selimut dan kapasitas daya dukung ujung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. B Qs = q s x..b. L B Qb = q b x..(b/) Gambar 3.1 Gambaran Daya Dukung Selimut Dan Daya Dukung Ujung Pada fondasi tiang Nilai N-SPT untuk perhitungan q b diambil nilai rata-rata sejauh B. Untuk perhitungan q s nilai N-SPT diambil di kedalaman segmen ( L) tiang yang ditinjau. Nilai Maksimum untuk unit tahanan friksi (q s ) dan unit tahanan ujung (q b ) Nilai q s maksimum untuk tanah lempung (clay) diambil sebesar 6 t/m, sedangkan untuk tanah pasir (sand) diambil 19 t/m. Untuk tanah lempung (clay) nilai q b maksimum diambil sebesar 5 t/m sementara q b maksimum untuk tanah pasir (sand) diambil 90 t/m. 35

Berikut adalah posisi contoh tiang pancang serta lapisan-lapisan tanah pada lokasi proyek di Jakarta Pusat : Lanau lempung kepasiran, soft to medium, berwarna coklat Lanau lempung kepasiran, terdapat gravel, stiff, berwarna 18 m Lanau membatu, hard, berwarna abu-abuabu- Lempung Kelanauan, very stiff, berwarna coklat Lempung Kelanauan, hard, berwarna coklat Clay Clay Clay Clay Clay Lap 1 Lap Lap 3 Lap 4 Lap 5 0 m 6.45 m 9.45 m 1 m 13.5 m 18.45 m Lanau Kepasiran, sebagian membatu, hard, berwarna coklat Clay Lap 6 0 m Gambar 3. Posisi Fondasi Tiang Pancang Dan Lapisan-Lapisan Tanah Kemudian, di bawah ini juga diberikan tabel kedalaman terhadap nilai NSPT di kedalaman setiap dua meter. Tabel 3.1 Tabel Kedalaman Terhadap Nilai N-SPT Depth NSPT (m) 0.00 0.00 3 4.00 4 6.00 3 8.00 11 10.00 34 1.00 33 14.00 31 16.00 3 18.00 36 0.00 60 3. Perhitungan Nilai Nb Dan Ns Untuk mengawali perhitungan daya dukung fondasi tiang, langkah awal adalah mencari nilai Nb dan Ns terlebih dahulu. Dimana definisi Nb adalah nilai rata-rata N- SPT dari ujung fondasi tiang sampai B (B = diameter tiang). Sedangkan Ns adalah nilai rata-rata N-SPT sepanjang selimut tiang yang di tinjau. 36

Pada bagian di bawah ini diberikan contoh perhitungan nilai Nb dan Ns : Perhitungan Nb Kedalaman 6,45m (11 3) N( kedalaman 6,45m) (6,45 6) 3 4,8 5 (8 6) Nb adalah nilai rata-rata N-SPT dari ujung tiang sampai kedalaman B = (0.507 m) = 1,014 m. Sehingga rata-rata nilai N-SPT pada kedalaman 6,45 m sampai dengan kedalaman 7,464 m menjadi nilai Nb. (11 3) N( kedalaman 7,464 m) (7,464 6) 3 8,856 9 (8 6) (6,45)(5) (7,464)(9) Nb 7,15 7 (6,45 7,464) Perhitungan Ns Pada segmen 0 sd. 6,45 m memiliki nilai N-SPT rata-rata sebesar : (m)(3) (4m)(4) (6m)(3) (6,45m)(5) N( 0sd.6,45m) 3,9 4 m 4m 6m 6,45m Hasil dari perhitungan Nb dan Ns dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Nilai Nb dan Ns Kedalaman Nb Ns 0 m 0 0 6,45 m 7 4 9,45 m 3 16 1 m 3 3 13,5 m 31 3 18,45 m 50 37 3.3 Nilai Nb Terkoreksi Tegangan Overburden Untuk menghitung Nb yang terkoreksi terhadap tegangan overburden maka diperlukan berat jenis tanah efektif seperti terlihat pada tabel 3.3 berikut ini : 37

Tabel 3.3 Berat Jenis Tanah Efektif Kedalaman (t/m 3 ) 0 m 6,45 m 0,53 6,45 m 9,45 m 0,59 9,45 m 1 m 0,60 1 m 13,5 m 0,50 13,5 m 18,45 0,50 18,45 m 0 m 0,50 Selanjutnya berdasarkan data pada tabel 3.3 dapat dihitung tegangan efektif ( ) dan faktor koreksi (C N ) terlihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Nilai C N Kedalaman (t/m) C N = 0 m 0 0 6,45 m 3,4 1,77 9,45 m 5,19 1,44 1 m 6,7 1,7 13,5 m 7,47 1,0 18,45 m 9,95 1,04 10,76 (t/m) ' Berikutnya didapat Nilai N-SPT yang telah terkoreksi tegangan overburden ( Ncor) seperti terlihat pada tabel 3.5 berikut ini : Tabel 3.5 Nilai Ncor Kedalaman Nb Ncor =Nb x C N 0 m 0 0 6,45 m 7 1 9,45 m 3 46 1 m 3 40 13,5 m 31 37 18,45 m 50 50 3.4 Nilai Untuk Perhitungan Kapasitas Selimut Tiang Metoda digunakan dalam perhitungan kapasitas selimut tiang pada perhitungan metoda Reese dan O Neill, serta Metoda Neely. Nilai dihitung sebagai berikut : 38

Tabel 3.6 Nilai Kedalaman (z) (t/m) = 1,5-0,45.z 1/ (Sand) 0 m 0 6,45 m 3,4 0,87 9,45 m 5,19 0,74 1 m 6,7 0,65 13,5 m 7,47 0,59 18,45 m 9,95 0,44 Sedangkan untuk Silt adalah 0,7 0,50 dan untuk adalah Clay 0,5 0,35 (sumber : Coduto D.001.Foundation engineering : Principles and Practice. Prentice Hall). 3.5 Nilai Diameter Ekuivalen (De) Nilai De digunakan ketika tiang memiliki dimensi kotak, Nilai De dihitung sebagai berikut : Untuk dimensi tiang 45 x 45 cm A 45x45 De 50,7 cm 0,507 m, Untuk dimensi tiang 40 x 40 cm A 40x40 De 45,1cm 0,451 m. 3.6 Perhitungan Kapasitas Fondasi Tiang Setelah mendapatkan parameter-parameter yang dibutuhkan, barulah selanjutnya menghitung nilai daya dukung fondasi tiang dengan lima metoda yang berdasarkan atas data NSPT. Metoda-metoda tersebut adalah metoda : Metoda Meyerhof Metoda Aoki dan Velloso Metoda Shioi dan Fukui Metoda Reese dan O Neill Metoda Neely Berikut ini disajikan contoh perhitungan dari masing-masing metoda di kedalaman tertentu : 39

3.6.1 Metoda Meyerhof Pada Kedalaman 6.45 m Perhitungan qb Untuk Clay 8 6,5 Nc 5,5 Cu = K. Nb = 6. 7 = 4 kpa = 4, t/m ; 4,,5 6,5 7, 5 Maka qb = Nc. Cu = 7,5. 4, = 31,58 t/m 5 Untuk Sand D 6,45 qb 0,4. Ncor.. Pa 0,4.1..10t / m 610,65t / m 90 t/m B 0,507 q D B 6,45 0,451 b 0,4. Ncor.. Pa 0,4.1..10t / m 686,47t / m 90 t/m nilai qb untuk Sandy Clayey Silt adalah 31,58 t/m < qb < 90 t/m, maka nilai qb diambil sebesar 5 t/m. Perhitungan qs Dari tabel 3. didapat Ns = 4. Sehingga unit kapasitas selimut tiang sama dengan : Pa 10t / m qs Ns 4 0,8t / m (untuk cohesionless soil) 50 50 Nilai maksimum qs yang digunakan adalah,5 t/m, sehingga nilai qs yang dipakai adalah qs = 0,8 t/m. Perhitungan Qb, Qs, dan Qtot Untuk dimensi 45x45 0,507 Qb qb. A 5t / m.. 45, 4ton 4 Qs qs.. B. L 0,8t / m..0,507.6,45 8, ton Q Q Q Tot b s 45,4 8, 53, 64 ton Untuk dimensi 40x40 0,451 Qb qb. A 5t / m.. 35, 94ton 4 Qs qs.. B. L 0,8t / m..0,451.6,45 7, 31ton QTot Qb Qs 35,94 7,31 43, 5ton Untuk hasil perhitungan pada kedalaman selanjutnya, dapat dilihat pada tabel 3.7 sd. 3.8 dan pada gambar 3.3 sd. 3.5 berikut ini : 40

Tabel 3.7 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Berdasarkan Metoda Meyerhoff (45x 45 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 8, 45,4 53,64-9,45 3,51 45,4 68,93-1,00 49,5 45,4 94,9-13,50 64,79 45,4 110,1-18,45 13,13 45,4 168,55 Tabel 3.8 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Berdasarkan Metoda Meyerhoff (40x 40 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 7,31 35,94 43,5-9,45 0,91 35,94 56,85-1,00 44,03 35,94 79,97-13,50 57,63 35,94 93,57-18,45 109,5 35,94 145,46 Grafik Qs (45x45) Grafik Qs (40x40) 0 0 40 60 80 100 10 140 0 0 40 60 80 100 10 Gambar 3.3 Daya Dukung Selimut Berdasarkan Metoda Meyerhoff Grafik Qb (45x45) Grafik Qb (40x40) 0 10 0 30 40 50 0 5 10 15 0 5 30 35 40 Gambar 3.4 Daya Dukung Ujung Berdasarkan Metoda Meyerhoff 41

Grafik Qtot (45x45) Grafik Qtot (40x40) 0 50 100 150 00 0 0 40 60 80 100 10 140 160 Gambar 3.5 Daya Dukung Total Berdasarkan Metoda Meyerhoff 3.6. Metoda Aoki dan Velloso Kedalaman 6,45 m Perhitungan qb K qb N b Pa ; K =,5 (Sandy Clayey Silt), F 1 = 1,75 (Precast Concrete F1 Piles), maka :,5 qb 7.10 100t/m 5 t/m,maka pakai qb = 100 t/m. 1,75 Perhitungan qs K qs NsPa ; K=,5 ; =3,0 ; F =3,5 F (3)(,5) 3,5 q s 4.10t / m 85,71t / m,5 t/m, maka pakai qs =,5 t/m Perhitungan Qb, Qs, dan Q Tot Untuk dimensi 45x45 Qb = qb x A = 100 t/m x x 0,507 = 80,75 ton Qs = qs x x B x L =,5 x x 0,507 x (6,45 0) = 31,15 ton Qtot = Qb + Qs = 80,75 + 31,15 = 311,9 ton Untuk dimensi 40x40 Qb = qb x A = 100 t/m x x 0,451 = 63,90 ton Qs = qs x x B x L =,5 x x 0,451 x (6,45 0) = 05,6 ton Qtot = Qb + Qs = 63,90 + 05,6 = 69,5 ton Untuk hasil perhitungan pada kedalaman selanjutnya, dapat dilihat pada tabel 3.9 sd. 3.10 dan pada gambar 3.6 sd. 3.8 berikut ini : 4

Tabel 3.9 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang dalam ton Berdasarkan Metoda Aoki Dan Velloso (45x 45 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 31,15 80,75 311,9-9,45 338,66 181,69 50,35-1,00 430,04 181,69 611,73-13,50 483,8 181,69 665,49-18,45 661,19 181,69 84,88 Tabel 3.10 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang dalam ton Berdasarkan Metoda Aoki Dan Velloso (40x 40 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 05,6 63,9 69,5-9,45 301,6 143,78 445,04-1,00 38,55 143,78 56,33-13,50 430,37 143,78 574,15-18,45 588,17 143,78 731,95 Grafik Qs (45x45) Grafik Qs (40x40) 0 100 00 300 400 500 600 700 0 100 00 300 400 500 600 700 Gambar 3.6 Daya Dukung Selimut Berdasarkan Metoda Aoki Dan Velloso Grafik Qb (45x45) Grafik Qb (40x40) 0 50 100 150 00 0 0 40 60 80 100 10 140 160 Gambar 3.7 Daya Dukung Ujung Berdasarkan Metoda Aoki Dan Velloso 43

Grafik Qtot (45x45) Grafik Qtot (40x40) 0 00 400 600 800 1000 0 100 00 300 400 500 600 700 800 Gambar 3.8 Daya Dukung Total Berdasarkan Metoda Aoki Dan Velloso 3.6.3 Metoda Shioi dan Fukui Kedalaman 6,45 m Perhitungan qb Cu = K. Nb = 6. 7 = 4 kpa = 4, t/m 8 6,5 ; Nc 4,,5 6,5 7, 5 5,5 Maka qb = Nc. Cu = 7,5. 4, = 31,58 t/m 5 t/m Untuk Sand (qb maks = 90 t/m ) Untuk dimensi 45x45 : D 6,45 q b 10 4 Nb.. kpa 10 4 7 46,1.. kpa 4,6.. t / m B 0,507 Untuk dimensi 40x40 D 6,45 q b 10 4 Nb.. kpa 10 4 7 470,4.. kpa 47,04.. t / m B 0,451 nilai qb untuk Sandy Clayey Silt adalah 31,58 t/m < qb < 4,6 t/m (untuk dimensi 45x450 dan 31,58 t/m qb 47,04 t/m, maka nilai qb diambil sebesar 35 t/m. Perhitungan qs qs =.Ns =. 4 = 8 kpa = 0,8 t/m (Sand) ; qs maks = 19 t/m qs = 10.Ns = 10.4 = 40 kpa = 4 t/m (Clay) ; qs maks = 6 t/m Jenis tanah pada 0 sd. 6,45 m adalah Sandy Clayey Silt maka nilai qs yang dipakai adalah 0,8 t/m < qs < 4 t/m, ambil nilai qs = 3 t/m. Perhitungan Qb, Qs, dan Qtot Untuk dimensi 45x45 Qb = qb.a = 35 t/m. 0,507 8,6 ton Qs = qs. B. L = (3)( (0,507).(6,45-0) = 30,8 ton Qtot = Qb + Qs = 8,6 + 30,8 =59,08 ton Untuk dimensi 40x40 Qb = qb.a = 35 t/m. 0,451,36ton 44

Qs = qs. B. L = (3)( (0,451).(6,45-0) = 7,41 ton Qtot = Qb + Qs =,36 + 7,41 =49,77 ton Untuk hasil perhitungan pada kedalaman selanjutnya, dapat dilihat pada tabel 3.11 sd. 3.1 dan pada gambar 3.9 sd.3.11 berikut ini : Tabel 3.11 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Berdasarkan Metoda Shioi Dan Fukui (45x 45 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 30,8 8,6 59,08-9,45 78,6 181,69 60,9-1,00 184, 181,69 365,89-13,50 46,31 181,69 48-18,45 396,11 181,69 577,8 Tabel 3.1 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Berdasarkan Metoda Shioi Dan Fukui (40x 40 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 7,41,36 49,77-9,45 69,91 143,77 13,68-1,00 163,84 143,77 307,61-13,50 19,09 143,77 36,86-18,45 35,34 143,77 496,11 Grafik Qs (45x45) Grafik Qs (40x40) 0 100 00 300 400 500 0 50 100 150 00 50 300 350 400 Gambar 3.9 Daya Dukung Selimut Berdasarkan Metoda Shioi Dan Fukui Grafik Qb (45x45) Grafik Qb (40x40) 0 50 100 150 00 0 0 40 60 80 100 10 140 160 Gambar 3.10 Daya Dukung Ujung Berdasarkan Metoda Shioi Dan Fukui 45

Grafik Qtot (45x45) Grafik Qtot (40x40) 0 100 00 300 400 500 600 700 0 100 00 300 400 500 600 Gambar 3.11 Daya Dukung Total Berdasarkan Metoda Shioi Dan Fukui 3.6.4 Metoda Reese dan O Neill Kedalaman 6,45 m Perhitungan qb Untuk Clay 8 6,5 5,5 Cu = K. Nb = 6. 7 = 4 kpa = 4, t/m ; Nc 4,,5 6,5 7, 5 Maka qb = Nc. Cu = 7,5. 4, = 31,58 t/m 5 t/m Untuk Sand qb = 57,5.Nb kpa = 57,.7 = 400,58 kpa = 40,05 t/m 90 t/m nilai qb untuk Sandy Clayey Silt adalah 31,58 t/m < qb < 40,05 t/m maka nilai qb diambil sebesar 35 t/m. Perhitungan qs Untuk jenis tanah Sandy Clayey Silt digunakan nilai = 0,35 qs = = (0,35)(1,71 t/m ) = 0,59 t/m ; qs maksimum 19 t/m Maka nilai qs diambil sebesar 0,59 t/m. Perhitungan Qb, Qs, dan Qtot Untuk dimensi 45x45 Qb = qb.a = 35 t/m. 0,507 8,6 ton Qs = qs. B. L = (0,59)( (0,507).(6,45-0) = 6,06 ton Qtot = Qb + Qs = 8,6 + 6,06 =34,3ton Untuk dimensi 40x40 Qb = qb.a= 35 t/m. 0,451,36 ton Qs = qs. B. L = (0,59)( (0,451).( 6,45-0) = 5,39 ton Qtot = Qb + Qs =,36+5,39 =7,75 ton Untuk hasil perhitungan pada kedalaman selanjutnya, dapat dilihat pada tabel 3.13 sd. 3.14 dan pada gambar 3.1 sd 3.14 berikut ini : 46

Tabel 3.13 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Berdasarkan Metoda Reese Dan O Neill (45 x 45 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 6,06 8,6 34,3-9,45 13,7 139,7 15,97-1,00 1,71 139,7 161,41-13,50 7,63 139,7 167,33-18,45 51,59 181,69 33,8 Tabel 3.14 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Berdasarkan Metoda Reese Dan O Neill (45 x 45 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 5,39,36 7,75-9,45 11,8 110,54 1,34-1,00 19,31 110,54 19,85-13,50 4,58 110,54 135,1-18,45 45,9 143,77 189,67 Grafik Qs (45x45) Grafik Qs (40x40) 0 10 0 30 40 50 60 0 10 0 30 40 50 Gambar 3.1 Daya Dukung Selimut Berdasarkan Metoda Reese Dan O Neill Grafik Qb (45x45) Grafik Qb (40x40) 0 50 100 150 00 0 0 40 60 80 100 10 140 160 Gambar 3.13 Daya Dukung Ujung Berdasarkan Metoda Reese Dan O Neill 47

Grafik Qtot (45x45) Grafik Qtot (40x40) 0 50 100 150 00 50 0 50 100 150 00 Gambar 3.14 Daya Dukung Total Berdasarkan Metoda Reese Dan O Neill 3.6.5 Metoda Neely Kedalaman 6,45 m Perhitungan qb Untuk Clay 8 6,5 5,5 Maka qb = Nc. Cu = 7,5. 4, = 31,58 t/m 5 t/m Cu = K. Nb = 6. 7 = 4 kpa = 4, t/m ; Nc 4,,5 6,5 7, 5 Untuk Sand qb = 190.Nb kpa = 190.7 = 1334,9 kpa = 133,49 t/m 90 t/m Dari kedua nilai qb untuk Sandy Clayey Silt adalah 31,58 t/m < qb < 133,49 t/m maka nilai qb diambil sebesar 35 t/m. Perhitungan qs Untuk jenis tanah Sandy Clayey Silt digunakan nilai = 0,35 qs = = (0,35)(1,71 t/m ) = 0,59 t/m ; qs maksimum 19 t/m Maka nilai qs diambil sebesar 0,59 t/m. Perhitungan Qb, Qs, dan Qtot Untuk dimensi 45x45 Qb = qb.a = 35 t/m. 0,507 8,6 ton Qs = qs. B. L = (0,59)( (0,507).(6,45-0) = 6,06 ton Qtot = Qb + Qs = 8,6 + 6,06 =34,3ton Untuk dimensi 40x40 Qb = qb.a= 35 t/m. 0,451,36 ton Qs = qs. B. L = (0,59)( (0,451).( 6,45-0) = 5,39 ton Qtot = Qb + Qs =,36+5,39 =7,75 ton Untuk hasil perhitungan pada kedalaman selanjutnya, dapat dilihat pada tabel 3.15 sd. 3.16 dan pada gambar 3.15 sd. 3.17 berikut : 48

Tabel 3.15 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Berdasarkan Metoda Neely (45 x 45 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 6,06 8,6 34,3-9,45 13,7 139,7 15,97-1,00 1,71 139,7 161,41-13,50 7,63 139,7 167,33-18,45 51,59 181,69 33,8 Tabel 3.16 Nilai Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Berdasarkan Metoda Neely (40 x 40 cm ) Qb (ton) Qtot (ton) 0 0 0-6,45 5,39,36 7,75-9,45 11,8 110,54 1,34-1,00 19,31 110,54 19,85-13,50 4,58 110,54 135,1-18,45 45,9 143,77 189,67 Grafik Qs (45x45) Grafik Qs (40x40) 0 10 0 30 40 50 60 0 10 0 30 40 50 Gambar 3.15 Daya Dukung Selimut Berdasarkan Metoda Neely Grafik Qb (45x45) Grafik Qb (40x40) 0 50 100 150 00 0 0 40 60 80 100 10 140 160 Gambar 3.16 Daya Dukung Ujung Berdasarkan Metoda Neely Grafik Qtot (45x45) Grafik Qtot (40x40) 0 50 100 150 00 50 0 50 100 150 00 Gambar 3.17 Daya Dukung Total Berdasarkan Metoda Neely 49

3.7 Interpretasi Kapasitas Ultimit Berdasarkan Data Tes Pembebanan Untuk Interpretasi kapasitas aksial ultimit fondasi tiang diperlukan data tes pembebanan statik dan metoda-metoda interpretasi, seperti dijelaskan pada sub bab selanjutnya. 3.7.1 Data Tes Pembebanan Pada tugas akhir ini dianalisis 16 tiang yang telah dites pembebanan yang menghasilkan data berupa beban terhadap penurunan. Berikut ini adalah contoh data tes pembebanan pada satu lokasi proyek di Jakarta (Mediterania) yang disajikan pada tabel 3.17. Tabel 3.17 Tabel Data Pembebanan Pada Beberapa Tiang Tiang No.1 Tiang No. Beban Penurunan Ton mm 0.00 0.000 4.50-1.165 85.00 -.098 17.50-3.305 170.00-4.430 1.50-5.168 55.00-6.365 97.50-8.075 340.00-10.915 Beban Penurunan Ton mm 0.00 0.000 33.75-0.775 67.50-1.410 101.5 -.168 135.00-3.13 168.75-4.8 0.50-5.660 36.5-6.673 70.00-9.50 Tiang No.8 Beban Penurunan Ton mm 0.00 0.000 4.50-0.703 85.00-1.510 17.50 -.445 170.00-3.558 1.50-4.750 55.00-6.00 97.50-8.33 340.00-11.133 Tiang No.38 Beban Penurunan Ton mm 0.00 0.000 4.50-1.0 85.00 -.383 17.50-3.558 170.00-4.795 1.50-6.100 55.00-7.498 97.50-9.348 340.00-13.115 3.7. Interpretasi Data Tes Pembebanan Langkah berikutnya adalah menentukan nilai daya dukung terukur, yaitu nilai daya dukung fondasi tiang yang didapat dari hasil interpretasi atau pembacaan dari data tes pembebanan statik. Dalam melakukan interpretasi terhadap data tes pembebanan statik, dilakukan dengan 4 macam metoda. Yaitu : Metoda Davisson Metoda Mazurkiewics 50

Metoda Chin Metoda De Beer Berikut ini diuraikan contoh pengerjaan interpretasi data tes pembebanan. a. Metoda Davisson Tiang No.1(45x45 cm ) Grafik Beban vs. Penurunan Gambar 3.18 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Davisson Pada Tiang No 1 Persamaan garis lurus : Penurunan (P) = 4 mm + B/10 + PD/AE Penurunan (P) = 4 mm + 507 mm/10 + (18000 mm /01886 mm.3 t/m ).P Penurunan (P) = 8,3 mm + 0,03.P Perpotongan garis lurus dengan kurva beban vs penurunan menghasilkam P = 406,73 ton, maka Pult = 406,73 ton. 51

Tiang No. (40x40 cm ) Grafik Beban vs. Penurunan Gambar 3.19 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Davisson Pada Tiang No Persamaan garis lurus : Penurunan (P) = 4 mm + B/10 + PD/AE Penurunan (P) = 4 mm + 451 mm/10 + (18000 mm /159751 mm.3 t/m ).P Penurunan (P) = 7,76 mm + 0,04.P Perpotongan garis lurus dengan kurva beban vs penurunan menghasilkam P = 406,73 ton, maka Pult = 34,9 ton. Tiang No. 8(45x45) Grafik Beban vs Penurunan Gambar 3.0 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Davisson Pada Tiang No 8 Persamaan garis lurus : Penurunan (P) = 4 mm + B/10 + PD/AE Penurunan (P) = 4 mm + 507 mm/10 + (18000 mm /01886 mm.3 t/m ).P Penurunan (P) = 8,3 mm + 0,03.P 5

Perpotongan garis lurus dengan kurva beban vs penurunan menghasilkam P = 415,39 ton, maka Pult = 415,39 ton. Tiang No. 38(45x45) Grafik Beban vs. Penurunan Gambar 3.1 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Davisson Pada Tiang No 38 Persamaan garis lurus : Penurunan (P) = 4 mm + B/10 + PD/AE Penurunan (P) = 4 mm + 507 mm/10 + (18000 mm /01886 mm.3 t/m ).P Penurunan (P) = 8,3 mm + 0,03.P Perpotongan garis lurus dengan kurva beban vs penurunan menghasilkan P = 377,60 ton, maka Pult = 377,60 ton. 53

b. Metoda Mazurkiewics Grafik Beban vs. Penurunan Tiang No.1 4 Beban (Ton) -50 50 100 150 00 50 300 350 400 450 500 550 600 650 700 - -4-6 -8-10 -1-14 -16-18 -0 - -4-6 y Gambar 3. Cara Grafis Berdasarkan Metoda Mazurkiewics Pada Tiang No 1 Pult tiang No.1 (45x45) 390 ton Berturut turut adalah Grafik Beban vs. Penurunan tiang no. dan no.8 4 50 50 100 150 00 50 300 350 400 450 500 550 600 650 - -4-6 -8-10 -1-14 -16-18 -0 - -4-6 -8-30 -3-34 -36-38 -40 Penurunan (mm) Gambar 3.3 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Mazurkiewics Pada Tiang No Beban (ton) 54

4 Penurunan (mm) Beban (ton) -50 50 100 150 00 50 300 350 400 450 500 550 600 650 - -4-6 -8-10 -1-14 -16-18 -0 - Gambar 3.4 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Mazurkiewics Pada Tiang No 8 Pult tiang No. (40x40) 30 ton, dan Pult tiang No.8 (45x45) 440 ton. 55

Grafik Beban Vs. Penurunan Tiang No.38 4 Penurunan (mm) -50 50 100 150 00 50 300 350 400 450 500 550 - -4-6 -8-10 -1-14 -16-18 -0 - -4-6 -8-30 Gambar 3.5 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Mazurkiewics Pada Tiang No 38 Pult tiang No.38 (45x45) 370 ton c. Metoda Chin Tiang No. 1 (45x45) B /P mm/ton mm 0.074118 1.165 0.04684.098 0.05916 3.305 0.060588 4.43 0.04300 5.168 0.049608 6.365 0.07149 8.075 0.03109 10.915 y = Cx + b P ult = 000 ton Pult = 1/C = 1 / 05 = 000 ton Gambar 3.6 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Chin Pada Tiang No 1 56

Tiang No. (40x40) Metoda Chin /P mm/ton mm 0.09630 0.775 0.008889 1.41 0.01413.168 0.031333 3.13 0.050548 4.8 0.079506 5.66 0.08455 6.673 0.034593 9.5 y = Cx + b P ult = 666.7 ton Pult = 1/C = 1 / 15 = 666,7 ton Gambar 3.7 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Chin Pada Tiang No Tiang No.8(45x45) /P mm/ton mm 0.016541 0.703 0.0177647 1.51 0.0191765.445 0.00994 3.558 0.0359 4.75 0.036078 6.0 0.076739 8.33 0.037441 11.133 y = Cx + b P ult = 666.67 ton Pult = 1/C = 1 / 15 = 666,7 ton Gambar 3.8 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Chin Pada Tiang No 8 57

Tiang No. 38(45x45) /P mm/ton mm 0.087059 1. 0.080353.383 0.079059 3.558 0.08059 4.795 0.087059 6.1 0.094039 7.498 0.031418 9.348 0.0385735 13.115 y = Cx + b P ult = Pult = 1/C = 1 / 8 = 150 ton Gambar 3.9 Cara Grafis Berdasarkan Metoda Chin Pada Tiang No 38 d. Metoda De Beer Tiang No. 1(45x45) 150 ton Gambar 3.30 Cara Grafis Berdasarkan Metoda De Beer Pada Tiang No 1 Dari grafik dengan sb-x dan sb-y skala logaritmik terlihat patahan di titik y = 98,84 ton, maka Pult = 98,84 ton. 58

Tiang No. (40x40) Gambar 3.31 Cara Grafis Berdasarkan Metoda De Beer Pada Tiang No Dari grafik dengan sb-x dan sb-y skala logaritmik terlihat patahan di titik y = 37,43 ton, maka Pult = 37,43ton. Tiang No.8 (45x45) Gambar 3.3 Cara Grafis Berdasarkan Metoda De Beer Pada Tiang No8 Dari grafik dengan sb-x dan sb-y skala logaritmik terlihat patahan di titik y = 58,47 ton, maka Pult = 58,47 ton. 59

Tiang No.38 (45x45) Gambar 3.33 Cara Grafis Berdasarkan Metoda De Beer Pada Tiang No 38 Dari grafik dengan sb-x dan sb-y skala logaritmik terlihat patahan di titik y = 58,47 ton, maka Pult = 57,1 ton. 3.8 Hasil Perhitungan Kapasitas Aksial Ultimit Fondasi Tiang 3.8.1 Metoda N-SPT Pada tabel 3.18 sd. 3.1 di bawah ini dapat dilihat hasil daya dukung fondasi tiang berdasarkan nilai N-SPT. Tabel 3.18 Tabel Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton (45 x 45 cm ) Kedalaman Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely 0 m 0 0 0 0 0 6,45 m 53,64 311,9 59,08 34,3 34,3 9,45 m 68,93 50,35 60,9 15,97 15,97 1 m 94,9 611,73 358,89 161,41 161,41 13,5 m 110,1 665,49 41 167,3 167,3 18,45 m 168,55 84,88 570,8 33,8 33,8 Tabel 3.19 Tabel Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton (40 x 40 cm ) Kedalaman Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely 0 m 0 0 0 0 0 6,45 m 43,5 69,5 49,77 7,75 7,75 9,45 m 56,85 445,04 13,68 1,34 1,34 1 m 79,97 56,33 307,61 19,85 19,85 13,5 m 93,57 574,14 36,86 135,1 135,1 18,45 m 145,46 731,94 496,11 189,67 189,67 60

Kapasitas di kedalaman 18 m didapatkan dari hasil interpolasi linier. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.0 sd. 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.0 Tabel Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Di Kedalaman 18 m (40 x 40 cm ) Kedalaman Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely 18 m 140,74 717,59 484 184,71 184,71 Tabel 3.1 Tabel Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Di Kedalaman 18 m (45 x 45 cm ) Kedalaman Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely 18 m 163,5 86,75 557,18 7,75 7,75 3.8. Interpretasi Data Tes Pembebanan Di bawah ini adalah kapasitas fondasi tiang berdasarkan interpretasi data tes pembebanan statik dengan posisi kedalaman tiang adalah 18 meter, seperti ditunjukan pada tabel 3. Tabel 3. Tabel Daya Dukung Fondasi Tiang Dalam Ton Di Kedalaman 18 m Berdasarkan Interpretasi Data Tes Pembebanan Tiang Davisson Mazurkiewics Chin De Beer No.1 (45x45) 406,73 390 000 98,84 No. (40x40) 34,9 30 666,7 37,43 No. 8 (45x45) 415,39 440 666,7 58,47 No. 38 (45x45) 377,60 370 150 57,1 Dalam pengolahan data di bab selanjutnya, dipilih nilai daya dukung berdasarkan metoda interpretasi Davisson. Karena dari hasil analisis yang telah dilakukan, nilai interpretasi Davisson memperhitungkan pengaruh dari dimensi tiang dan kekuatan tiang, serta memiliki interpretasi yang jelas yaitu kapasitas ultimit adalah titik perpotongan antara persamaan garis dengan persamaan parabola (hasil ekstrapolasi dari data tes pemebebanan). Sedangkan di metoda lain seperti metoda Mazurkiewics, nilai kapasitas ultimit memiliki nilai yang berbeda dengan data beban vs. penurunan yang sama, hal ini dikarenakan adanya lebih dari satu kemungkinan penarikan garis lurus seperti terlihat pada gambar 3. sd. 3.5. Untuk metoda De Beer menghasilkan nilai kapasitas ultimit yang kecil diantara metoda-metoda lainnya, hal ini dikarenakan data tes pembebanan pada tugas akhir ini tidak dilakukan sampai kurva beban vs. penurunan memiliki kelandaian yang curam, hal ini terlihat pada gambar 3. sd 3.5. Untuk metoda Chin nilai kapasitas ultimit hasil interpretasi memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada metoda-metoda yang lainnya, hal ini terlihat pada tabel 3. diatas. 61