RAKORNAS PEMANTAPAN PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK 2017
Evaluasi Pilkada Serentak 2015 2
PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2015 PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA SERENTAK TAHUN 2015 PADA 269 DAERAH OTONOM: GAMBARAN 269 DAERAH YANG MELAKSANAKAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2015 : 9 PROVINSI Bengkulu, Jambi, Kalimantan selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat. 224 KABUPATEN 36 KOTA Pada 32 provinsi, dengan jumlah terbesar di Sumatera Utara sebanyak 23 kab/kota, diikuti Jawa Tengah sebanyak 21 kab/kota, Jawa Timur sebanyak 19 Kab/Kota, dan jumlah terkecil di Kalimantan Tengah dengan 1 Kab/Kota, Di Yogyakarta dan Gorontalo dengan 3 Kab/Kota. 3 3 3
DAERAH YANG MENGADAKAN PILKADA SUSULAN Kab. Fakfak DAERAH PENYEBAB TANGGAL DIUNDUR Kota Pematang Siantar Prov. Kalimantan Tengah Kab. Simalungun Kota Manado Menunggu putusan tetap dari pengadilan terkait sengketa pemilihan mengenai bakal pasangan calon yang digugurkan Menunggu putusan tetap dari pengadilan terkait sengketa pemilihan pencalonan pasangan Survenov Sirait - Parlindungan Sinaga, setelah ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) sebagai pasangan calon oleh KPU Kota Pematang Siantar Menunggu putusan tetap dari pengadilan terkait sengketa pemilihan yang dipicu adanya dua rekomendasi yang dikeluarkan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Menunggu putusan tetap dari pengadilan terkait sengketa pemilihan mengenai salah satu calon wakil bupati yang menjadi terpidana Adanya penundaan terkait KPU Kota Manado yang menggugurkan kepesertaan Jimmy Rimba Rogi di Pilkada Manado 16 Januari 2016 16 November 2016 27 Januari 2016 20 Januari 2016 17 Februari 2016 4 4
DAERAH YANG MELAKSANAKAN PEMUNGUTAN SUARA ULANG Kab. Muna Pemungutan Suara Ulang (PSU) I : 22 Maret 2016 Pemungutan Suara Ulang (PSU) II : 19 Juni 2016 Kab. Mamberamo Raya Pemungutan Suara Ulang (PSU) I : 23 Maret 2016 Pemungutan Suara Ulang (PSU) II : 9 Juni 2016 5 5
Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2017 6
DAERAH YANG MELAKSANAKAN PILKADA SERENTAK 2017 PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 AKAN DISELENGGARAKAN PADA 101 DAERAH JUMLAH ITU TERDIRI DARI 7 PROVINSI, 18 KOTA SERTA 76 KABUPATEN 7 PROVINSI Aceh, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat 18 KOTA 76 KABUPATEN 7 7 7
PETA SEBARAN DAERAH YANG MELAKSANAKAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 PROV. ACEH 1. Provinsi Aceh 12. Kab. Simeulue 2. Kota Banda Aceh 13. Kab. Aceh Singkil 3. Kota Lhokseumawe 14. Kab. Bireun 4. Kota Langsa 15. Kab. Aceh Barat Daya 5. Kota Sabang 16. Kab. Aceh Tenggara 6. Kab. Aceh Besar 17. Kab. Gayo Lues 7. Kab. Aceh Utara 18. Kab. Aceh Barat 8. Kab. Aceh Timur 19. Kab. Nagan Raya 9. Kab. Aceh Jaya 20. Kab. Aceh Tengah 10. Kab. Bener Meriah 21. Kab. Aceh Tamiang 11. Kab. Pidie PROV. SUMUT 1. Kota Tebing Tinggi 2. Kab. Tapanuli Tengah PROV. RIAU 1. Kab Pekanbaru 2. Kab Kampar PROV. KEP. BABEL PROV. DKI JAKARTA PROV. BANTEN PROV. KALBAR 1. Kota Singkawang 2. Kab Landak PROV. KALSEL 1. Kab Hulu Sungai Utara 2. Kab. Barito Kuala PROV. KALTENG 1. Kab Barito Selatan 2. Kab Kotawaringin Barat PROV. SULSEL 1. Kab Takalar PROV. SULBAR PROV. GORONTALO 1. Prov. Gorontalo 2. Kab Boalemo PROV. SULUT 1. Kab Bolaang Mongondow 2. Kab Kep. Sangihe PROV. MALUT 1. Kab Murotai 2. Kab Halmahera Tengah PROV. SULTENG 1. Kab Banggai Kepulauan 2. Kab Buol Keterangan : Total Pilkada 2017 101 Daerah: - Pilgub = 7 Provinsi - Pilwako = 18 Kota - Pilbup = 76 Kabupaten Catatan: Penyelenggaraan berlangsung di 138 Kab/Kota, 30 Provinsi, 76 Kabupaten, dan 18 Kota PROV. PAPUA BARAT 1. Pr ov. Papua Bar at 2. Kota Sorong 3. Kab Mybrat 4. Kab Sorong 5. Kab Tambrauw PROV. SUMBAR 1. Kota Payakumbuh 2. Kab. Kep Mentawai PROV. JAMBI 1. Kab. Muaro Jambi 2. Kab. Sarolangun 3. Kab. Tebo PROV. BENGKULU 1. Kab. Bengkulu Tengah PROV. SUMSEL 1. Kab. Musi Banyuasin PROV. LAMPUNG 1. Kab. Tulang Bawang 2. Kab. Tulang Bawang Barat 3. Kab. Pringsewu 4. Kab. Mesuji 5. Kab. Lampung Barat PROV. JAWA BARAT 1. Kota Cimahi 2. Kota Tasikmalaya 3. Kab. Bekasi PROV. JAWA TENGAH 1. Kab Banjar negar a 2. Kab Batang 3. Kab Jepar a 4. Kab Pati 5. Kab Cilac ap 6. Kab Br ebes 7. Kota Salatiga PROV. D I YOGYAKARTA 1. Kota Yogyakarta 2. Kab Kulonprogo PROV. BALI 1. Kab Buleleng PROV. JAWA TIMUR 1. Kota Batu PROV. PAPUA 1. Kota JayaPura 2. Kab Dogiyai PROV. SULTRA 3. Kab Intan Jaya 1. Kota Kendari 2. Kab Kolaka Utara PROV. MALUKU 4. Kab Jayapura 3. Kab Muna Barat 1. Kota Ambon 5. Kab Kep. Yapen PROV. NTT 6. Kab Lanny Jaya 4. Kab Buton 1. Kota Kupang 2. Kab Buru 5. Kab Buton Tengah 7. Kab Mappi 3. Kab Maluku Tenggara 8. Kab Nduga 2. Kab. Flores Timur 6. Kab Buton Selatan 4. Maluku Tengah 9. Kab Sarmi 3. Kab. Lembata 7. Kab Bombana 5. Kab Seram Bagian Barat 10. Kab Puncak Jaya 8 11. Kab Tolikara
PERMASALAHAN SERTA KENDALA DALAM PILKADA SERENTAK 2017 1. Masih terdapat warga negara yang akan kehilangan hak suaranya karena belum terekam data kependudukannya 2. Beberapa daerah masih belum pernah memperbarui data jumlah penduduk. 3. Masih terdapat KPUD yang kekurangan anggaran. 4. Masih terdapat daerah yang belum merealisasikan anggaran pilkada 5. Terdapat 9 daerah yang memiliki pasangan calon tunggal yaitu Kota Tebing Tinggi, Kota Sorong, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Pati, Landak, Kota Jayapura, Maluku Tengah, Buton dan Tambrauw 6. Masih terdapat daerah yang asimetris dalam pelaksanaan Pilkada 7. Perlu diwaspadai daerah yang rawan gangguan kelompok separatis. 8. Terjadi demonstrasi akibat pasangan calon Rum Pagau Lahmuddin Hambali digugurkan KPU Kabupaten Boalemo pasca Putusan MA dalam 9 sengketa pemilihan 9
KEBIJAKAN KEMENDAGRI DALAM PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2017 10
DUKUNGAN PENYIAPAN DAFTAR PENDUDUK POTENSIAL PEMILIH PEMILIHAN (DP4) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan DP4 sebagai bahan bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menyusun Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemerintah berusaha menjamin data agregat kependudukan, dalam hal ini DP4 yang telah diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) seakurat mungkin sebagai bahan acuan daftar pemilih Pilkada 2017 11 11
PENYIAPAN DAFTAR PEMILIH SEMENTARA (DPS) GAMBARAN UMUM 101 DAERAH 7 PROVINSI 76 KABUPATEN 44.428.266 Pemilih 20.969.455 Pemilih 19.922.539 Pemilih 18 KOTA 3.536.272 Pemilih SARAN DAN SOLUSI DPS TERTINGGI PROV. BANTEN DPS TERTINGGI KAB. BEKASI DPS TERTINGGI KOTA PEKANBARU DPS TERENDAH PROV. GORONTALO DPS TERENDAH KAB. JAYAPURA DPS TERENDAH KOTA SABANG Menghimbau kepada KPU agar berkoordinasi dengan Disdukcapil untuk menyiapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilkada Serentak 2017 agar setiap warga tidak kehilangan hak suaranya. HASIL PEMANTAUAN Diperkirakan masih terdapat warga negara yang akan kehilangan hak suaranya karena belum terekam data kependudukannya pada DUKCAPIL 101 daerah yang menyelenggarakan Pilkada dengan variasi yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya, seperti ditemui di Kab. Kulon Progo, ribuan pemilih pemula diperkirakan belum masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Beberapa daerah masih belum pernah memperbarui data jumlah penduduk, misalnya di Kab. Jayapura 12
DUKUNGAN PENYIAPAN DANA PILKADA (NPHD) Bersama DPRD, melalui pemerintah daerah, menentukan besaran anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Pilkada Memfasilitasi pendanaan Pilkada (NPHD) untuk didistribusikan kepada penyelengara Pilkada (KPU dan Bawaslu) Menyiapkan payung hukum dalam teknis penganggaran Pilkada 1 3 13
DASAR HUKUM PENDANAAN PILKADA PASAL 166 UU NOMOR 8 TAHUN 2015 1. Pendanaan kegiatan Pemilihan dibebankan pada APBD dan dapat didukung oleh APBN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Ketentuan mengenai dukungan Anggaran Pendapatan Belanja Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan kegiatan Pemilihan yang bersumber dari APBD diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 tahun 2015 Pasal 2 Ayat (1), Ayat (2): (1) Pendanaan kegiatan pemilihan gubernur dan wakil gubernur dibebankan pada APBD provinsi; (2) Pendanaan kegiatan Pemilihan Bupati dan wakil Bupati/Walikota dan wakil walikota dibebankan pada APBD kabupaten/kota Pasal 18 Ayat (1): Dalam hal pemerintah daerah belum menganggarkan pendanaan kegiatan pemilihan dalam APBD atau telah menganggarkan dalam APBD tetapi belum sesuai dengan standar kebutuhan, Pemerintah Daerah menganggarkan pendanaan kegiatan Pemilihan mendahului penetapan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD dengan melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD, selanjutnya diusulkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Pasal 18 Ayat (4): Penganggaran pendanaan kegiatan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberitahukan kepada DPRD paling lambat 1 (satu) bulan setelah dilakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD 14
GAMBARAN UMUM PENYIAPAN DANA PILKADA (NPHD) 101 DAERAH KPU Bawaslu/P anwas Rp 5.849.755.472.177 Rp 4.234.549.807.688 Rp 982.312.810.285 HASIL PEMANTAUAN Anggaran dana Hibah Pilkada Serentak Tahun 2017 yang telah dialokasikan dalam APBD TA 2016 yaitu sebesar Rp5.516.184.791.157,00 atau 94,30% dari total dana Hibah Pilkada Serentak Tahun 2017 sebesar Rp5.849.755.472.177,00, dapat direalisasikan sepenuhnya dalam TA 2016 ini. Adapun kebutuhan pendanaan Pilkada Serentak Tahun 2017 yang dialokasikan dalam APBD TA 2017 yaitu sebesar Rp333.570.681.020,00 atau 5,70% dari total dana Hibah Pilkada Serentak Tahun 2017, diharapkan dapat direalisasikan sepenuhnya paling lambat Minggu Kedua bulan Januari 2017 sesuai maksud Radiogram Menteri Dalam Negeri Nomor T.910/5198/Keuda tanggal 21 Desember 2016 mengenai Percepatan Penyaluran Dana Hibah Pilkada Serentak Tahun 2017 ( Data Pertanggal 21 Desember 2016) Pengamanan Rp 632.892.854.204 ( Data Pertanggal 21 Desember 2016) SARAN DAN SOLUSI Pemerintah perlu memfasilitasi penyelesaian penyiapan dan pencairan dana Pilkada di 101 daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak 2017 Perlu pengawasan terhadap efektifitas dan efisiensi dan akuntabilitas penggunaan dana 15 penyelenggaraan pilkada di 101 daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak 2017 15
DUKUNGAN KOORDINASI PEMELIHARAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN PILKADA (1) Bersama Bawaslu dan pihak terkait memetakan dan mengelola potensi konflik, pelanggaran dan kerawanan dalam penyelenggaraan Pilkada dengan harapan segala bentuk potensi kerawanan dapat diantisipasi, diminimalisasi dan dicegah. (2) Melakukan kajian dan analisis untuk memenuhi kebutuhan publik dan stakeholders akan informasi yang akurat dan valid (3) Melakukan koordinasi dengan pihak Polri dan TNI dengan berpedoman kepada penyelenggaraan ketertiban, ketentraman dan keamanan yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri. (4) Memantapkan koordinasi horizontal dan vertical pada aspek-aspek yang dapat mengganggu pelaksanaan Pilkada 2017. 16 16
DUKUNGAN TEKNIS KELANCARAN PENYELENGGARAAN PILKADA Pembentukan Regulasi teknis pelaksanaan Pilkada, dengan mengevalusi Pelaksanaan Pilakda sebelumnya dan meminimalisir terjadinya pelanggaran dalam tahapan Pilkada sampai dilantiknya Kepala Daerah terpilih. Sosialisasi Pemilu: dilakukan dalam berbagai bentuk seperti seminar, penyuluhan, spanduk, banner, iklam layanan masyarakat pilkada, dll. (Sasaran utama adalah pemilih yang daerahnya melaksanakan Pilkada) Penugasan Personel dan Penyediaan Sarana Ruangan pada Sekretariat Panwaslu Kab/Kota, PPK, Panwaslu Kecamatan dan PPS (Pemerintah dan Pemda sudah membantu dengan maksimal). Kelancaran Transportasi Pengiriman Logistik : dengan mengantisipasi keterlambatan pengiriman logistik. Monitoring Kelancaran Pelaksanaan Tahapan Pilkada : dengan menerjunkan tim Monitoring ke daerah-daerah yang melaksanakan Pilkada. Pemerintah mewajibkan pembentukan Desk Pilkada di setiap daerah yang melaksanakan Pilkada, agar lebih cepatnya penanganan 17 konflik pada saat Pelaksanaan Pilkada dan Pasca Pilkada. 17
DUKUNGAN PENINGKATAN PARTISIPASI PEMILIH (1) Sosialisasi teknis pemilihan oleh SKPD terkait, Pemerintah Daerah yang melaksanakan Pilkada melalui SKPD wajib menyelaraskan kebijakan Pemerintah Pusat. (2) Menentukan hari libur kepada masyarakat pada saat pemungutan suara, dengan menentukan tanggal dan bulan pelaksanaan pemungutan suara agar pemilih dapat menggunakan hak pilihnya. (3) Memberikan Pemahaman kepada Pemilih untuk peduli dan berpartisipasi pada pelaksanaan Pilkada, agar masyarakat bisa mendapatkan Iklim yang kondusif pada saat pesta rakyat di beberapa daerah. (4) Mensosialisasikan pentingnya Pilkada melalui media cetak dan elektronik penentu bagi tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu 18
MENJAGA NETRALITAS ASN (1) BERKOORDINASI DENGAN MENPAN RB DAN BKN. (2) MENEGAKKAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN ASN. (3) MENEGAKKAN LARANGAN MENGGUNAKAN FASILITAS PEMDA UNTUK KEPENTINGAN KAMPANYE. (4) MENYEBARLUASKAN ATURAN TERKAIT NETRALITAS ASN. 19
Agar Pilkada langsung dan serentak ini berjalan sesuai dengan aturan yang ada, perlu diperhatikan beberapa hal berikut : 1 Harus ada jaminan hak-hak konstitusi masyarakat terjaga dan terakomodir dalam penyelenggaraan Pilkada 2 3 4 5 Harus ada kepastian penyaluran dana, logistik, realisasi tahapan NPHD sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan Harus mengedepankan kecermatan untuk menghindari kecurangan dalam penyelenggaraan Pilkada, terutama terkait data pemilih Pilkada harus menjadi tanggungjawab bersama, terutama pemerintah dan partai politik untuk mensukseskannya Collective action dari semua pihak untuk memperhatikan aturan yang ada, terutama pada daerah dengan tingkat kerawanan yang tinggi 20
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA TERIMA KASIH 21 21