HAKIKAT DAN MAKNA NILAI

dokumen-dokumen yang mirip
MANUSIA, NILAI DAN MORAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

Tiga macam nilai menurut Noto Negoro, antara lain: 1) Nilai Kebenaran, yang bersumber pada akal manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membuat kalangan lain merasa dirugikan.

Mulyo Wiharto Axiology Keilmuan AXIOLOGY KEILMUAN. Oleh: Mulyo Wiharto Dosen Fisioterapi UIEU

BAB I Tinjauan Umum Etika

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang

PreSeNtasi MakaLaH FiLsaFat Ilmu dengan TeMa

ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom.

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. filsafat. Setiap tradisi atau aliran filsafat memiliki pemikiran filosofis masingmasing

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

Pengetahuan dan Kebenaran

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN

BE ETHICAL AT WORK. Part 9

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Telaah Budi Pekerti dalam Pembelajaran di Sekolah (Implementasi Konsep dan Prinsip Tatakrama dalam Kehidupan Berbasis Akademis) Oleh: Yaya S.

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير -

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)

hsirait Hasanuddin Sirait/ / Phone:

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. pada dunia pendidikan dalam upaya mengembangkan pemahaman diri sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nilai Budaya Pancasila Sebagai. Paradigma Sosial

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI. Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd

PANCASILA Sebagai Etika Politik

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

BAB II KAJIAN TEORI. esensialisme, pusat perhatiannya adalah situasi manusia. 1. Beberapa ciri dalam eksistensialisme, diantaranya: 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan. Kewarganegaraan itu merupakan hasil dari sintesis antara civic education,

SILABUS : FILSAFAT ILMU

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi

EKSPLORASI PEMIKIRAN TENTANG PARADIGMA, KONSEP, DALIL, DAN TEORI

, 2015 HUBUNGAN PERILAKU ASOSIATIF DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

HAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan:

Catatan Kuliah Etika Profesi. 14 Mei 2012

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Masyarakat Agraris 2.2 Pekerjaan Tenaga Kerja Tani Padi

KONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M

Pendahuluan BAB I. A. Pengertian

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

SILABUS S2 No. Dok. :

E T I K A E T I K A E T I K A E T I K A E T I K A 8/19/2010. Oleh : PRINSIP ETIKA MORAL DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEBIDANAN

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari, seperti perhitungan dalam jual-beli, menghitung kecepatan

SILABI. Nama Mata Kuliah : ETIKA Kode Mata Kuliah : PKN6235 Jumlah SKS : 2 Program Studi : Dr. Samsuri, S.Pd., M.Ag

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,

BAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB I PENDAHULUAN. fenomena---teori adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah: Filsafat Ilmu (POK601) Di Susun oleh: Dr. Hajidin, M.Pd Prof. Dr. Darusman, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB II URAIAN TEORITIS. Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang

ETIKA PROFESI PURWATI

Etika Profesi Public Relations

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI DISUSUN OLEH: GUSPI AKHBAR PUTRA RIZKI SAHPUTRA M. FAJAR MAULANA RYAN ANDRYAN PUTRA RANGGA FERNANDO

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Hukum Tanah dan Hak Penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang sangat. kompleks karena ada banyak aspek yang bisa diulas,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.

Transkripsi:

HAKIKAT DAN MAKNA NILAI Makalah disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Nilai dalam Pendidiikan Umum Dari Bapak Dr.H.Sofyan Sauri,M.Pd Oleh Dudung Rahmat Hidayat Mulyadi PROGRAM PENDIDIKAN UMUM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006

DAFTAR ISI i ii Kata Pengantar Daftar Isi.. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Masalah 3. Prosedur Pemecahan Masalah 4. Metodologi 5. Sistematika Pembahasan B. PEMBAHASAN.. 1. Pengertian 2. Hakikat dan Makna Nilai C. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

A. PNDAHULAUN 1. Latar Belakang 2. Masalah 3. Prosedur Pemecahan Masalah 4. Metodologi 5. Sitematika Penulisan B. PEMBAHASAN Dalam bagian ini penulis akan membahas pokok bahasan mengenai Hakikat dan Makna Nilai berdasarkan pengertian tentang nilai menurut para ahli, agar memperoleh persepsi dan pemahaman yang memadai dari berbagai sumber dan pendapat. Beberapa hal yang perlu dipahami sebelum pembahasan lebih jauh, diantaranya adalah; pertama, telah disepakati bahwa nilai itu ada, tapi tidak mudah untuk dipahami, sifatnya abstrak dan tersembunyi dibelakang fakta.. Kedua, ciri-ciri nilai menurut Bertens dalam (Mulyana, 2004) adalah sebagai berikut: Pertama, nilai berkaitan dengan subyek.kedua, nilai tampil dalam suatu

konteks praktis, ketika subyek ingin membuat sesuatu. Ketiga, nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambahkan subyek pada sifat-sifat yang dimilki objek. 1. Pengertian Nilai Untuk memahami bahwa nilai itu ada, dan hakikat serta makna nilai itu apa?, berikut ini penulis kemukakan beberapa pengertian tentang nilai, sebagai berikut : a. Lorens Bagus (2002) dalam bukunya Kamus Filsafat menjelaskan tentang nilai yaitu sebagai berikut: 1) Nilai dalam bahasa Inggris value, bahasa Latin valere (berguna,mampu akan, berdaya, berlaku, kuat). 2) Nilai ditinjau dari segi Harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan. 3) Nilai ditinjau dari segi Keistimewaan adalah apa yang dihargai, dinilai tinggi atau dihargai sebagai sesuatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai positif adalah tidak bernilai atau nilai negative. Baik akan menjadi suatu nilai dan lawannya (jelek, buruk) akan menjadi suatu nilai negative atau tidak bernilai. 4) Nilai ditinjau dari seudut Ilmu Ekonomi yang bergelut dengan kegunaan dan nilai tukar benda-bendsa material, pertama kali mengunakan secara umum kata nilai. b. Nilai adalah the addressee of a yes sesuatu atau alamat yang ditujukan dengan kata ya.hans Jonas (Bertens, 2004). Dengan kata lain nilai adalah sesuatu yang kita iakan atau sesuatu yang kita setujui, sedangkan sesuatu yang

tidak kita setujui seperti sakit, penderitaan atau kecelakaan adalah non nilai atau disvalue. Sesuatu yang kita iakan selalu bersifat positif atau kita sebut nilai positif dan yang tidak kita setujui dikenal dengan istilah nilai negative. c. Mulyana ( 2004) mendefiniskan tentang nilai itu adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Definisi tersebut dikemukakan oleh Mulyana yang secara eksplisit menyertakan proses pertimbangan nilai, tidak hanya sekedar alamat yang dituju oleh sebuah kata ya. d.. Beberapa pengertian yang lainnya tentang nilai dari para ahli dikemukakan oleh Rohmat dalam bukunya (Mulyana, 2004:9) sebagai berikut : 1). Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya, Gordon Allfort (1964). Definisi ini dilandasi oleh pendekatan psikologis, karena itu tindakan dan perbuatannya seperti keputusan benar-salah, baik-buruk, indah-tidak indah, adalah hasil proses psikologis. Termasuk kedalam wilayah ini seperti hasrat, sikap, keinginan, kebutuhan dan motif. 2). Nilai adalah patokan normative yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternative (Kuperman, 1983). Penekanan utama definisi ini pada faktor eksternal yang mempengaruhi prilaku manusia. Pendekatan yang melandasi definisi ini adalah pendekatan sosiolgis. Penegakan norma sebagai tekanan utama dan terpenting dalam kehidupan sosial akan membuat seseorang menjadi tenang dan membebaskan dirinya dari tuduhan yang tidak baik. 3). Nilai adalah konsepsi ( tersurat atau tersirat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang

mempengaruhi tindakan pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir (Kluckhohn, Brameld, 1957). Definisi yang dikemukakan oleh Klukhon ini berimplikasi terhadap pemaknaan nilai-nilai budaya, seperti yang diungkap oleh Brameld dalam bukunya tentang landasan-landasan budaya pendidikan., dia mengungkapkan ada enam implikasi terpenting yaitu sebagai berikut: a). Nilai merupakan konstruk yang melibatkan proses kognitif (logic dan rasional) dan proses ketertarikan dan penolakan menurut kata hati.; b). nilai selalu berfungsi secara potensial, tetapi selalu tidak bermakna apabila diverbalisasai; c). apabila hal itu berkenaan dengan budaya, nilai diungkapkan dengan cara yang unik oleh individu atau kelompok; d). karena kehendak tertentu dapat bernilai atau tidak, maka perlu diyakini bahwa pada dasarnya disamakan (equated) dari pada diinginkan, ia didefinisikan berdasarkan keperluan system kepribadian dan sosio budaya untuk mencapai keteraturan atau mengahargai orang lain dalam kehidupan social; e). pilihan di antara nilai-nilai alternative dibuat dalam konteks ketersediaan tujuan antara (means) dan tujuan akhir (ends), dan; f). nilai itu ada, ia merupakan fakta alam, manusia, budaya dan pada saat yang sama ia adalah norma-norma yang telah disadari. Barmeld melihat pandangan Klukhon itu mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang diinginkan baik itu materi, benda atau gagasan mengandung nilai, karena dipersepsi sebagai sesuatu yang baik, seperti makanan, uang, rumah, kebenaran, kejujuran dan keadilan. Kattsoff dalam Soejono Soemargono

(2004:318) mengatakan bahwa nilai itu sangat erat kaitannya dengan kebaikan atau dengan kata baik, walaupun fakta baiknya, bisa berbeda-beda satu sama yang lainnya. 2. Hakikat dan Makna Nilai Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikemukakan kembali bahwa nilai itu adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Sejalan dengan definisi itu maka yang dimaksud dengan hakikat dan makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan, undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang. Nilai bersifat abstrak, berada dibalik fakta, memunculkan tindakan, terdapat dalam moral seseorang, muncul sebagai ujung proses psikologis, dan berkembang kearah yang lebih kompleks. Kattsoff dalam Soejono Soemargono (2004: 323) mengatakan bahwa hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara: Pertama, nilai sepenuhnya berhakekat subyektif, tergantung kepada pengalaman manusia pemberi nilai itu sendiri. Kedua, nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Ketiga, nilai-nilai merupakan unsure-unsur objektif yang menyusun kenyataan Mengenai makna nilai Kattsoff mengatakan, bahwa nilai menpunyai beberapa macam makna. Sejalan dengan itu, maka makna nilai juga bermacammacam.rumusan yang bisa penulis kemukakan tentang makna nilai itu adalah bahwa sesuatu itu harus mengandung nilai (berguna), merupakan nilai (baik,

benar, atau indah), mempunyai nilai artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap menyetujui atau mempunyai sifat nilai tertentu, dan memberi nilai, artinya menanggapi seseuatu sebagai hal yang diinginkan atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu. KESIMPULAN DAFTAR BACAAN Bagus Lorens (2002), Kamus Filsafat, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Bartens, K. (2004), Etika, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Mulyana Rohmat, (2004), Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung, Alfabeta. O. Kattsoff, Louis, (Alih Bahasa: Soejono Soemargono), (2004), Pengantar Filsafat, Yogyakarta, Tiara Wacana Yogya.