ANALISIS KESULITAN BELAJAR HURUF HIRAGANA PADA SISWA KELAS X SMAN 24 BANDUNG. Studi Deskriptif pada siswa kelas X SMA Negeri 24 Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu melalui media lisan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ninna Anggi Ristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penelitian banyak dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar kadang kala membosankan apabila materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji. Huruf-huruf dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Winda Widyanti, 2013

2016 PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASOSIASI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HURUF HIRAGANA DASAR PADA SISWA SMA KELAS X

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI OBENKYO PADA SMARTPHONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Jepang huruf yang digunakan ada empat, yaitu kana

BAB 1 PENDAHULUAN. menyaksikan kejadian di suatu negara pada waktu bersamaan dengan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa asing bukanlah suatu hal yang mudah. Perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU KARUTA DALAM PEMBELAJARAN KANJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

Bab 1. Pendahuluan. membangun suatu hubungan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat. karakter yang sulit, khas,dan khusus (Haryono, 2005 : 1 ).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

BAB I PENDAHULUAN. atau menghasilkan kembali sesuatu yang telah kita pelajari. Secara sederhana,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang sudah menjadi salah satu bahasa yang banyak diminati oleh

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar, lingkungan belajar dan motivasi berprestasi siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herlin Marliyana, 2014

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses bimbingan siswa yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MOTIVASI BELAJAR BAHASA JEPANG MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UMY. -Studi Survey pada mahasiswa PBJ UMY angkatan

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia,

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pula peluang terjadinya hambatan berkomunikasi (Suranto, 2010:30). Hambatanhambatan

BAB I PENDAHULUAN. apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang terjadi secara

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang mempunyai peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mereka secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. Andina Pernatawaty,2014 PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan berbahasa tidak terlepas dari empat komponen keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS KESULITAN BELAJAR HURUF HIRAGANA PADA SISWA KELAS X SMAN 24 BANDUNG Studi Deskriptif pada siswa kelas X SMA Negeri 24 Bandung Oleh: RIFA FAUZIA 043462

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas individu dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, melalui interaksi dengan lingkungan, baik menyangkut aspek fisik, psikis (kecerdasan dan sikap), sosial, maupun moral spiritual. Setiap orang yang belajar pasti menginginkan hasil yang memuaskan. Namun untuk memperoleh prestasi belajar yang memuaskan tersebut, ternyata tidaklah mudah. Banyak hal yang terkait dengan proses belajar, baik faktor intrinsik (berasal dari diri sendiri), seperti: fisik yang sehat, memiliki motivasi atau minat yang kuat untuk belajar. Sementara faktor ekstrinsik yang mendukung keberhasilan belajar, diantaranya: lingkungan keluarga yang harmonis, perhatian orang tua, fasilitas belajar yang memadai, dan iklim kehidupan kampus yang kondusif. Belajar seseorang akan menghadapi kegagalan apabila kedua faktor diatas tidak menunjang, bahkan menghambatnya. Kesulitan belajar sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Beberapa ilmuwan terkemuka pernah mengalaminya, antara lain Thomas Alva Edison, Albert Einstein, dan Hans Christian Anderson. Kejadian ini merupakan bentuk kesulitan belajar yang pertama kali ditemukan. Kasus ini meliputi banyak aspek, yaitu membaca, menulis, mengeja, dan matematika. Anak yang mengalaminya pasti memiliki kelebihan dibidang lainnya. Karena itu, orang tua perlu memahami anak. Tak hanya melihat kelemahannya, tetapi lebih menonjolkan kemampuan anak di bidang lain. Angka kejadiannya belum diketahui pasti, namun berkisar 5%-10%. Laki-laki yang mengalaminya tiga kali lebih banyak dibanding perempuan. Umumnya, guru merupakan orang pertama yang dapat mendeteksi kesulitan belajar pada anak karena dapat segera melihat perbedaan kemampuan dan perilaku anak tersebut daripada teman-teman seusianya. Tetapi, terkadang, ada juga orang tua yang bisa mengetahuinya. Kesulitan belajar biasanya terdiagnosis ketika anak sekolah.

Hal ini menjadi masalah saat anak berusia delapan tahun atau lebih karena pada usia itu, tuntutan kemampuan akademik sudah lebih tinggi. Penyebabnya belum jelas, sangat jarang ditemukan kelainan neurologis pada anak dengan kesulitan belajar. Dua faktor yang mempengaruhinya, yaitu genetik sehingga ditemukan angka kejadian laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, yang diduga berkaitan dengan efek pada kromosom X. Lalu, faktor lingkungan, seperti dalam kehamilan, persalinan, masa neonatus, serta pencemaran logam berat. Hampir semua orang yang belajar bahasa Jepang berpendapat bahwa bahasa Jepang itu sulit dipelajari, karena bahasa Jepang mempunyai huruf tersendiri, yaitu kanji, hiragana, katakana dan romaji. Masing masing huruf tersebut memiliki kekhasan tersendiri baik cara penulisan maupun cara membacanya. Akibat hal tersebut, tidak sedikit orang yang belajar bahasa Jepang tanpa ingin belajar hurufnya. Sebagai orang asing untuk dapat mempelajari huruf tersebut dalam waktu singkat dapat dikatakan bukanlah suatu hal yang mudah karena berbeda dengan huruf dalam bahasa ibu yang biasa dipelajari dalam kehidupan sehari hari. Hal ini merupakan salah satu hambatan bagi pembelajar bahasa Jepang pemula, sehingga pembelajar menjadi terbiasa menggunakan huruf romaji saja dalam pembelajaran sehari hari. Disisi lain, kesalahan dalam penulisan huruf hiragana sering dianggap sepele padahal sebenarnya bisa berakibat fatal. Hal ini disebabkan tulisan dengan urutan yang salah akan menghasilkan bentuk yang berbeda sehingga akan sulit terbaca. Huruf hiragana merupakan salah satu unsur terpenting dalam bahasa Jepang. Meskipun jumlahnya tidak sebanyak kanji, tidak sedikit siswa yang merasa sulit pada waktu mempelajarinya. Berdasarkan hal hal diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam suatu penelitian yang berjudul Analisis Kesulitan Belajar Huruf Hiragana Pada Siswa Kelas X SMAN 24 Bandung. B. Rumusan Masalah Bertitik tolak pada masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis dalam penelitian ini membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas X SMAN 24 Bandung pada saat mempelajari huruf hiragana ditinjau dari faktor intrinsik, antara lain: Psikologi, motivasi, minat, dan sebagainya? 2. Apakah masalah yang dihadapi oleh siswa kelas X SMAN 24 Bandung pada saat mempelajari huruf hiragana ditinjau dari faktor ekstrinsik, antara lain: Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kelas? C. Batasan Masalah Untuk memudahkan arah dari penelitian ini, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya akan membahas mengenai permasalahan yang menjadi kesulitan siswa kelas X-1 dan X-2 SMAN 24 Bandung dengan dibatasi pada hal hal dibawah ini: a. Faktor intrinsik, antara lain: Psikologi, motivasi, minat, dan sebagainya. b. Faktor ekstrinsik, antara lain: 1) Lingkungan keluarga, seperti : keadaan tempat tinggal, kondisi perekonomian, fasilitas dirumah, dukungan keluarga, dan lain lain. 2) Lingkungan dikampus, seperti : pengajar, teknik perkuliahan, bahan pengajaran, buku pegangan sebagai pengayaan, fasilitas dikampus, dan lain lain. 2. Penelitian ini hanya akan dilakukan pada siswa kelas X SMAN 24 Bandung yang baru mempelajari huruf kana. D. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dari istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mendefinisikan istilah istilah dalam penelitian ini. Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebabmusabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). ( Poerwadarminta, 1990 : 80 ) Kesulitan Belajar : Masalah yang dihadapi oleh siswa pada saat proses belajar mengajar sehingga tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu.

( Abin Syamsudin Makmun, 1983 : 115 116 ) Huruf Hiragana : Huruf dalam bahasa Jepang yang terbentuk dari garis garis dan coretan coretan melengkung ( kyokusenteki). ( Iwabuchi, 1989 : 229 ) E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini merupakan suatu hal yang ingin dicapai dari penelitian ini, untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Adapun tujuan tersebut adalah : 1. Untuk menguraikan kesulitan belajar huruf hiragana yang dihadapi oleh siswa kelas X SMAN 24 Bandung dilihat dari faktor intrinsik. 2. Untuk menguraikan kesulitan belajar huruf hiragana yang dihadapi oleh siswa kelas X SMAN 24 Bandung dilihat dari faktor ekstrinsik. Manfaat Penelitian Selain untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan diatas, diharapkan kegiatan penelitian ini pun dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai referensi untuk menyempurnakan materi dan kurikulum bahasa Jepang di SMAN 24 Bandung. 2. Sebagai umpan balik bagi pengajar, terutama bagi para pengajar huruf hiragana. 3. Sebagai referensi untuk mengatasi kesulitan dalam mempelajari huruf hiragana pada siswa SMAN 24 Bandung. F. Metodologi Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu : Metode yang membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikannya, menganalisa dan menginterpretasikannya. ( Winarno Surakhmad, 1982 : 147 )

G. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah pembelajar bahasa Jepang SMAN 24 Bandung. Sampel merupakan perwakilan dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah pembelajar bahasa Jepang kelas X SMAN 24 Bandung. H. Teknik Pengumpulan Data Data data yang berhubungan dengan penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik penelitian sebagai berikut: a. Penyebaran Angket atau Kuesioner ( Questionnaires ) Angket atau Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal hal yang ia ketahui. ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 151 ) Dalam pelaksanaan teknik ini penulis memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kesulitan yang dihadapi dalam mempelajari huruf hiragana. b. Mengadakan Tes Khusus Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 150 ) Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam penguasaan huruf hiragana. I. Anggapan Dasar Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. (Winarno Surakhmad, 2006 : 65 )

Untuk mengatasi kesulitan kesulitan siswa dalam mempelajari kosa kata dalam bahasa Jepang, sekurang kurangnya siswa harus mengenal dan memahami huruf Jepang, khususnya huruf hiragana. J. Hipotesis Penelitian Dalam suatu penelitian, sebelum mendapatkan sebuah jawaban berdasarkan pengujian dari hasil pengolahan data, maka suatu penelitian terlebih dahulu harus mempunyai hipotesis atau jawaban sementara. Berdasarkan pada anggapan dasar diatas, penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Pada saat menghafal kosa kata dalam bahasa Jepang siswa mengalami kesulitan, sebab huruf yang digunakan tidak seperti huruf alphabet yang seperti biasa digunakan pada umumnya. K. Sistematika Pembahasan Dalam skripsi ini penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini penulis menguraikan tentang: Latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, definisi operasional, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, anggapan dasar, hipotesis penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II LANDASAN TEORITIS Dalam bab ini penulis menguraikan tentang: tinjauan umum tentang belajar, tujuan belajar, kesulitan belajar, kesulitan dalam mempelajari bahasa jepang, faktor kesulitan penguasaan bahasa Jepang bagi pembelajar Indonesia, kesulitan dalam mempelajari huruf hiragana, huruf hiragana, pengertian huruf hiragana, asal usul huruf hiragana, bentuk hiragana. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai deskriptif umum tentang: metode penelitian, persiapan penelitian, prosedur pemilihan data, pengumpulan data,dan teknik pengolahan data.

BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai deskriptif umum tentang: pengolahan data, analisis data, dan hasil analisis data. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran dari hasil penelitian yang penulis lakukan.