BAB I PENDAHULUAN. memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana. bentuk oleh kultur serta kepribadian individu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada selama ini, yang semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. menjadi demikian kompleks dan kompetitif. Perkembangan yang serta merta

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimilikinya, Keinginan manusia terkait dengan pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. dipandang oleh semua orang sehingga mereka berusaha mencari produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuannya dalam menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Sehingga tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia usaha semakin hari semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisa

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya industri yang bermunculan dengan produk dan kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghasilkan laba yang optimal serta dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu proses yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan. agar dapat tetap bertahan hidup, ap

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan di berbagai industri semakin

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang memiliki kualitas baik berpengaruh besar di pilih oleh konsumen. Demikian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

DAFTAR ISI. Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori... 11

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. usaha di dunia termasuk Indonesia. Persaingan-persaingan yang terjadi terutama berupa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar merek produk kategori Consumer goods semakin meningkat. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMPO DOVE DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman dari waktu ke waktu wanita dan pria selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

Pertemuan Pertemuan 7 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian . ( . (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar pertempuran produk, melainkan juga pertempuran persepsi. Persepsi konsumen salah satunya dapat dibangun melalui jalur merek atau kualitas dari produk, yaitu dengan memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu atau kelompok lainya (Irawan, 2001: 10). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa konsep paling penting mendasari pemasaran adalah menyangkut keinginan manusia dan merupakan kebutuhan manusia yang di bentuk oleh kultur serta kepribadian individu. Menurut Robbin (1996: 164) Persepsi adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi dan menginterprestasi masukanmasukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi pada hakikatnya merupakan suatu proses mengenai bagaimana cara kita memandang dunia sekitar. Oleh karena itu proses mengenai bagaimana untuk tiap individu maka persepsi mengenai suatu hal tersebut tentunya berbeda untuk masing-masing individu akan cenderung bertindak dan bereaksi berdasarkan persepsinya sendiri-sendiri. Dan dari individuindividu mungkin memandang pada satu benda yang sama tetapi mempersepsikannya secara berbeda. Sejumlah faktor bekerja untuk 1

2 membentuk dan memutar balik persepsi. Faktor-faktor ini berbeda pada pihak pelaku persepsi, dalam objeknya atau target yang dipersepsikan atau dalam konteks dari mana persepsi itu dilakukan. Seiring dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai upaya guna meraih pangsa pasar terbesar dan mendapatkan loyalitas pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek, mengingat pada saat ini persaingan tidak hanya terbatas pada atribut fungsional produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya. Dengan demikian, konsumen akan menawarkan kepercayaan dan loyalitasnya apabila suatu merek mampu menyediakan utilitas bagi mereka melalui kinerja produk yang konsisten (Keller, 2004: 9). Sabun mandi merupakan produk yang telah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka pasar untuk produk ini juga akan terus bertambah. Dalam industri sabun mandi dikenal ada dua bentuk yaitu sabun mandi padat dan sabun mandi cair. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. Corinthian Infopharma Corpora pada tahun 2003, menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan permintaan akan produk sabun mandi cair yaitu sebesar 16,6 persen, sedangkan untuk produk sabun mandi padat yaitu sebesar 4,58 persen. Demikian juga dengan produksi sabun mandi cair yang terus meningkat mencapai 16,09 persen

3 pertahun dan 8,34 persen per tahun untuk produksi sabun mandi padat. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada kecenderungan konsumen lebih memilih sabun mandi cair dibanding sabun mandi padat.(http://www. Daniel.ac.id) Dalam persaingan bisnis sabun, terutama produk sabun cair, belakangan ini menunjukkan persaingan yang cukup ketat antara beberapa merek. Hal ini terutama terjadi pada produk-produk sabun Unilever dan Kao Indonesia. Unilever dengan produk sabun cair merek Lux sementara Kao dengan merek Biore. Dalam bisnis ini, setiap perusahaan berusaha merebut pangsa pasar dengan melakukan strategi iklan besar-besaran terutama melalui media televisi. Menurut Schiffman (2008: 136) individu bertindak dan bereaksi berdasarkan persepsi mereka, tidak berdasarkan realitas yang objektif. Jadi, bagi pemasar, persepsi konsumen jauh lebih penting daripada pengetahuan mereka mengenai realitas yang objektif. Karena jika seseorang berpikir mengenai realitas, itu bukanlah realitas yang sebenarnya. tetapi apa yang dipikirkan konsumen sebagai realitas, yang akan mempengaruhi tindakan mereka, kebiasaan membeli mereka, kebiasaan bersantai mereka dan sebagainya. Dan karena individu membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan apa yang mereka rasakan sebagai realitas, maka para pemasar perlu sekali memahami gagasan persepsi secara keseluruhan dan berbagai konsep yang berhubungan dengannya sehingga mereka dapat lebih mudah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen.

4 Lux merupakan salah satu merek produk sabun mandi dari PT. Unilever Indonesia Tbk. yang diasosiasikan sebagai sabun kecantikan yang menunjukkan gaya hidup modern. Lux mengklaim bahwa segalanya mengenai Lux dipersembahkan bagi feminitas, mulai dari tampilan hingga sensasi yang didapatkan dari produk, baik kemasan maupun wewangian yang ditawarkan. Lux adalah salah satu brand perawatan tubuh dan kecantikan terkemuka di Indonesia. Dengan eksistensinya sejak tahun 1924, brand Lux merupakan market leader di beberapa negara, seperti Thailand, Jepang, India, Brazilia, Afrika Selatan dan lain-lain. Beberapa jenis produk dalam ini brand Lux, seperti shampo dan conditioner, sabun cair dan hair spray di pasarkan di lebih dari 100 negara di beberapa belahan bumi. Angka penjualan produk-produk Lux bahkan mencapai satu miliar Euro pada tahun 2005. Pada kenyataannya, Lux telah menjadi penentu dalam masyarakat dari masa ke masa. Memasuki abad ke-21, brand Lux berusaha merengkuh konsep kecantikan dan feminitas. Lux bertujuan untuk menjadi paradigma baru tentang feminitas, kecantikan dan percaya diri dalam kehidupan sehari-hari. (http://www.unilever.com) Menjaga penampilan bagi seorang wanita maupun pria sudah menjadi kewajiban. Hal ini wajar dilakukan karena ingin selalu tampil sempurna di manapun dan kapanpun berada. Kecantikan maupun ketampanan fisik merupakan sesuatu yang sangat berharga dan mahal bagi seorang wanita dan pria. Salah satu dari indikator seorang wanita dikatakan cantik yaitu apabila ia memiliki kulit yang halus dan putih, kaum pria pun

5 tidak mau kalah dengan kaulm wanita untuk menjaga kulit biar halus dan putih. Memiliki kulit halus dan putih adalah impian setiap wanita, tak terkecuali wanita Indonesia. Penelitian yang dilakukan kelompok bisnis kosmetik asal Prancis, L Oreal, pada 1997 menunjukkan: 85% wanita di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan cenderung berkulit gelap, dan 55% di antara mereka ingin memiliki kulit lebih putih. Dalam studi yang hampir sama, raksasa produk konsumen asal Amerika Serikat, Procter & Gamble, juga menemukan fakta bahwa 70%-80% wanita di Asia ingin memiliki kulit lebih putih dan bersih. Meski sudah lampau, hasil riset di atas sampai sekarang masih relevan. (www.taufiek.wordpress.com) Pada tahun 2008 Unilever meluncurkan produk pada kategori baru yaitu sabun mandi cair. Sabun mandi cair Lux masuk ke pasar produk sabun dengan menggunakan strategi ekstensifikasi merek lux yang sudah kuat pada kategori sabun mandi padat. Kekuatan merek sabun cair Lux dapat dibuktikan dengan keberhasilannya memperoleh tingkat pertama dalam memperebutkan posisi market leader sabun mandi cair. Kesan kualitas yang tinggi terhadap sesuatu merek akan membentuk suatu citra yang positif bagi merek tersebut yang menjadi salah satu faktor untuk melakukan keputusan pembelian. Menurut majalah SWA No 18/XXIV/3 SEPTEMBER 2009 bahwa Lux selalu menawarkan produk yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari produk yang ditawarkan seperti

6 sabun mandi cair yang bukan saja menawarkan manfaat emosional melainkan juga dapat memberikan manfaat fungsional berupa kepraktisan. Sabun mandi cair Lux juga lebih banyak menghasilkan busa bila dibandingkan dengan sabun lainnya sehingga memberikan kesan mewah di setiap mandi. Dianggap konsisten dengan tidak mengubah positioning produk sebagai sabun kecantikan para bintang. Konsistensi ini membuat konsumen sangat percaya terhadap kualitas Lux cair. Dipersepsi positif sebagai sabun para bintang. Apalagi, ikon dalam iklan yang adalah bintangbintang ternama Indonesia. Sabun mandi cair Lux selalu mengembangkan inovasi produk. Misalnya, bahan sabun yang digunakan ramah lingkungan dan aroma yang dipilih sesuai dengan selera pelanggan. Menurut Kotler (2002: 226), kualitas produk adalah tergantung pada kemampuan suatu produk menunjukan fungsinya termasuk ketahanan produk secara keseluruhan, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan perbaikan, dan atribut lain yang memberika nilai tambah. Pelanggan yang menentukan dan menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya. Kualitas produk mengacu pada delapan kualitas produk. Tapi disini peneliti hanya mengambil dua dari delapan kualitas produk berikut ini: 1). Kinerja (performance), 2). Keragaman produk (features), 3). Kehandalan (reliability), 4). Kesesuaian (conformance), 5). Ketahanan atau Daya tahan (durability), 6). Kemampuan Pelayanan, 7). Estetika (esthetics), 8). Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). Dampak pada produk yang

7 berkualitas dari sabun Lux cair. Serta nilai yang dirasakan pelanggan akan semakin loyal terhadap sabun Lux cair. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menghadapi persaingan PT. Unilever tbk, senantiasa mengadakan perubahan-perubahan dan kebijakan-kebijakan supaya sabun mandi Lux tetap menarik dan disukai oleh konsumen. Sejak satu tahun terakhir ini sabun mandi cair Lux juga banyak mengadakan perubahan-perubahan yaitu kemasan, bentuk sabun, aroma dan warna. Hal ini dilakukan semata-mata bertujuan untuk mendapatkan kepuasan yang diinginkan konsumen, sehingga konsumen itu menjadi loyal dalam menggunakan produk yang dihasilkan. Kemampuan produk untuk memberikan kepuasan pada pemakainya akan menguatkan kedudukan atau posisi produk dibenak konsumen, sehingga memungkinkan konsumen menjadikan pilihan pertama bilamana akan terjadi pembelian di waktu yang akan datang. Kualitas produk yang ditawarkan dari produk sabun mandi Lux cair diantaranya, sabun mandi Lux cair memiliki aroma yang berbeda-beda dari tiap jenis sabunnya, dari segi kemasan gambar pada sabun mandi Lux cair menggunakan gambar bintang film terkenal dan gambar serta warna yang menarik. Selain itu warna dari sabun mandi Lux cair sendiri disesuaikan menurut jenis kulit yang dimiliki oleh konsumen, sabun mandi Lux cair dengan warna putih untuk jenis kulit normal dengan vitamin, warna merah untuk jenis kulit kombinasi balance dengan bunga-bunga dan multi vitamin yang memelihara kulit normal, warna merah mudah untuk jenis kulit

8 berminyak dengan fruit essence dibuat dari minyak tumbuh-tumbuhan, warna merah muda untuk jenis kulit normal dan untuk perawatan istimewa kulit yang menyejukkan sekaligus merawat kulit, warna kuning untuk jenis kulit sensitif dari pengaruh buruk lingkungan, warna biru untuk jenis kulit normal cenderung kering yang melembabkan sekaligus membersihkan kulit. (www.unilever.ac.id) Loyalitas dapat diartikan situasi dimana konsumen bersikap positif terhadap produk atau produsen (penyedia jasa) dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten (Tjiptono, 2000: 111). Sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian merek yang sama walaupun ada pengaruh situasi dan berbagai usaha pemasaran yang berpotensi untuk menyebabkan tindakan berpindah merek, perusahaan untuk mendapatkan loyalitas atau kesetian konsumen perlu strategi pemasaran yang komplek. Konsumen akan menjadi loyal pada produk-produk yang berkualitas dan menawarkannya dengan harga yang wajar selain itu juga para penjual juga beranggapan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada suatu produk jika produk tersebut mudah didapatkan saat dibutuhkan, dan yang tidak kalah penting loyalitas terbentuk melalui produk sabun mandi Lux cair yang ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-kebaikan produknya. Dari banyak merek sabun mandi cair yang beredar di indonesia, yaitu Lux, Lifebuoy, Biore, Dave, dan Nuvo. Untuk itu sabun Lux cair memiliki keunggulan yang lebih praktis, aroma yang lebih tahan lama dan

9 lebih banyak busa sehingga memberikan kesan mewah disetiap mandi sangat berbeda dengan produk-produk lainnya. Kualitas produk yang baik pada sabun mandi Lux cair, pasti akan mendapatkan respon yang baik dari konsumen dan memberikan harga yang terjangkau serta produk yang beragam. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada bulan November 2011, 8 dari 10 Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Lebih memilih menggunakan sabun mandi Lux cair, untuk kebutuhan mandi ataupun penampilan yang lebih segar (fresh dan relax) di setiap hari. Sabun Lux cair juga mampu memberikan nutrisi pada kulit. Serta memberikan pengaruh yang baik secara langsung maupun tidak, dan menjadikan loyal dalam pemakaian atau pembelian terhadap sabun Lux cair. Berdasarkan paparan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH PERSEPSI DAN KUALITAS PRODUK SABUN LUX CAIR TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pelaku persepsi, target, situasi, keistimewaan atau ciri produk dan kehandalan berpengaruh simultan terhadap loyalitas konsumen sabun Lux cair pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang?

10 2. Indikator manakah yang dominan pengaruh terhadap loyalitas konsumen sabun Lux cair pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaku persepsi, target, situasi, keistimewaan atau ciri produk dan kehandalan berpengaruh simultan terhadap loyalitas konsumen sabun Lux cair pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Untuk mengetahui indikator yang dominan mempengaruhi terhadap loyalitas konsumen sabun Lux cair pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari variabel-variabel yang dapat mempengaruhi perilaku loyalitas dari konsumen serta memberikan solusi berupa saran terhadap pengelolaan variabel-variabel tersebut. Dan sebagai masukkan bagi para pemasar untuk lebih gencar lagi dalam pengembangkan strategi khususnya untuk PT Unilever tbk yang memproduksi sabun Lux cair.

11 2. Bagi Peneliti Diharapkan dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam memahami dunia bisnis secara nyata. 3. Bagi masyarakat Memberikan pengetahuan terhadap masyarakat terutama bagi mereka yang ingin berkecimpung didalam dunia bisnis dan berkaitan dengan usaha mempertahankan kualitas serta mempertahankan keberadaan pelanggan. 4. Bagi pendidikan Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi dunia kepustakaan serta penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah yang sama dengan penelitian ini. 1.5 Batasan Penelitian Untuk lebih memfokuskan pembahasan dan kejelasan data yang akan dibahas, dan ini diberikan batasan pada kualitas produk yang mengacu pada delapan aspek kualitas produk. Disini peneliti hanya mengambil dua dari aspek kualitas produk. Hal ini dilakukan untuk menghindari overlap item. Kedua aspek kualitas produk yaitu: 1). Keistimewaan atau Ciri produk (features), 2).Kehandalan (reliability). Dampak dari persepsi yang baik atau positif dari pelanggan, pada produk yang berkualitas dari sabun Lux cair. Serta nilai yang dirasakan pelanggan akan semakin meningkatkan loyalitas konsumen terhadap sabun Lux cair.