PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

PERSYARATAN MUTU BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK HASIL PRODUKSI DI DALAM NEGERI. No Nomor SNI Jenis Benih dan/atau Bibit Ternak

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGUNG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

Tugas Mata Kuliah Agribisnis Ternak Potong (Peralatan Untuk Perawatan Ternak Potong, Pemotongan Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Bibit sapi Bali SNI 7355:2008

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 57/Permentan/OT.140/10/2006 PEDOMAN PEMBIBITAN KAMBING DAN DOMBA YANG BAIK (GOOD BREEDING PRACTICE)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 57/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN KAMBING DAN DOMBA YANG BAIK (GOOD BREEDING PRACTICE)

Bibit kerbau - Bagian 1: Lumpur

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

TEKNIK PEMILIHAN BIBIT KAMBING DAN DOMBA

Bibit sapi peranakan Ongole (PO)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

EKTERIOR, PENENTUAN UMUR, PENANDAAN, PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN EVALUASI TERNAK POTONG. Oleh: Suhardi, S.Pt.,MP

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

PEMOTONGAN TERNAK (KAMBING)

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

Bibit sapi potong Bagian 7 : Sumba Ongole

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELUARAN BIBIT SAPI BALI SENTRA TERNAK SOBANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

BANGSA-BANGSA KERBAU PERAH

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Bibit sapi potong - Bagian 4 : Bali

Identifikasi Fenotipik Sapi Hitam- Peranakan Angus di Kabupaten Sragen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1055/Kpts/SR.120/10/2014 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN MUTU BIBIT INDUK AYAM RAS UMUR SEHARI (DOC-PS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

Oleh: drh. Adil Harahap (dokadil.wordpress.com)

Bibit sapi potong - Bagian 2: Madura

PENGAWASAN MUTU BENIH/BIBIT TERNAK DAN OPERASIONAL SKLB TAHUN 2015

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2389/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN DOMBA SAPUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

SAPI RAMBON (Trinil Susilawati, Fakultas peternakan Universitas Brawijaya)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

Sejarah Kambing. Klasifikasi Kambing. Filum : Chordota (Hewan Tulang Belakang) Kelas : Mamalia (Hewan Menyusui)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 54/Permentan/OT.140/10/2006 PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI POTONG YANG BAIK (GOOD BREEDING PRACTICE)

TINJAUAN PUSTAKA. sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994)

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 54/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI POTONG YANG BAIK (GOOD BREEDING PRACTICE)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

2014, No.427.

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

PETUNJUK PRAKTIS. Petunjuk Praktis Pengukuran Ternak Sapi

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi

Disampaikan pada : Jamarizal, SPT Kasi Prod. Bibit Ternak Unggas Direktorat Perbibitan Ternak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

PEMURNIAN DAN PENGEMBANGAN MUTU GENETIK SAPI BALI DI BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indicus yang berasal dari India, Bos taurus yang merupakan ternak keturunan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali

Bibit sapi perah holstein indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan dewasa kg, panjang badan

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi bali merupakan sapi murni asal Indonesia yang tersebar luas

BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

Transkripsi:

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008 I. BENIH PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL BENIH DAN BIBIT TERNAK YANG AKAN DIKELUARKAN A. Semen Beku Sapi Bali 1) Persyaratan Umum Semen beku sapi harus berasal dari pejantan unggul yang merupakan seleksi performans dan bebas penyakit menular khususnya penyakit reproduksi (mempunyai sertifikat kesehatan hewan). 2) Persyaratan khusus a. Kemasan straw : mini straw 0,25 cc b. Kandungan Spermatozoa : + 25 juta / straw c. Motilitas Progresif Post Thawing : > 50 % d. Penyimpanan : dalam container yang diisi Liquid Nitrogen (LN2) Merendam straw secara penuh B. Semen Beku Kambing Peranakan Ettawah (PE) 1) Persyaratan Umum Semen beku sapi harus berasal dari pejantan unggul yang merupakan seleksi performans dan bebas penyakit menular khususnya penyakit reproduksi (mempunyai sertifikat kesehatan hewan) 2) Persyaratan khusus a. Kemasan straw : mini straw 0,25 cc b. Kandungan Spermatozoa : mini straw + 25 juta c. Motilitas Progresif Post Thawing : > 40 % d. Penyimpanan : dalam container yang diisi Liquid Nitrogen (LN2) Merendam straw secara penuh II. BIBIT TERNAK A. SAPI 1) Bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya. 2) Semua bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing, serta tidak menunjukkan gejala kemandulan. 3) Bibit pejantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya. 4) Persyaratan khusus yang harus dipenuhi: 1

No. Sifat Sifat 1a Sapi Bali - Betina : warna bulu merah, lutut kebawah putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, garis belut pada punggung, ujung ekor hitam; Tanduk pendek dan kecil; Bentuk kepala panjang dan sempit serta leher ramping. - Jantan : warna bulu hitam, lutut ke bawah berwarna putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, ujung ekor hitam. - Betina : tanduk pendek dan kecil; bentuk kepala panjang, halus dan sempit, leher ramping. - Jantan : tanduk tumbuh baik dan berwarna hitam. Bentuk badan : - Betina : pendek kecil - Jantan : bentuk kepala lebar dengan leher kompak dan kuat. Tinggi gumba : Kelas I minimal : 105 cm Kelas II minimal : 97 cm Kelas III minimal : 94 cm Kelas I minimal : 119 cm Kelas II minimal : 111 cm Kelas III minimal : 108 cm Panjang Badan Kelas I minimal : 104 cm Kelas II minimal : 93 cm Kelas III minimal : 89 cm b. Jantan Kelas I minimal : 121 cm Kelas II minimal : 110 cm Kelas III minimal : 106 cm 18 sampai 24 bulan 24 sampai 36 bulan 1b Sapi Peranakan Ongole (PO) Bulu putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor) dan bulu sekitar mata berwarna hitam. Pendek, pada yang betina lebih pendek dari pada yang jantan. Bentuk Badan : Badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan leher pendek. Tinggi Gumba Kelas I minimal : 116 cm Kelas II minimal : 113 cm Kelas III minimal : 111 cm Kelas I minimal : 127 cm Kelas II minimal : 125 cm Kelas III minimal : 124 cm Panjang Badan c. Betina : Kelas I minimal : 124 cm Kelas II minimal : 117 cm Kelas III minimal : 115 cm d. Jantan Kelas I minimal : 139 cm Kelas II minimal : 133 cm Kelas III minimal : 130 cm 18 sampai 24 bulan 24 sampai 36 bulan 1c. Sapi Madura Merah bata atau merah coklat campur putih dengan batas tidak jelas pada bagian pantat. Kecil pendek mengarah ke sebelah luar. Tinggi Gumba Kelas I minimal : 108 cm Kelas II minimal : 105 cm Kelas III minimal : 102 cm 2

Gumba pada betina tidak jelas, pada jantan berkembang baik. Kelas I minimal : 121 cm Kelas II minimal : 110 cm Kelas III minimal : 105 cm c. Betina : 18 sampai 24 bulan d. Jantan : 24 sampai 36 bulan (minimal ganti gigi 1 ps, maksimal ganti gigi 2 ps). B. KERBAU 1) Kerbau bibit harus sehat dan harus bebas dari segala cacat fisik seperti : cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya 2) Semua kerbau bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan. 3) Kerbau bibit jantan harus siap jadi pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya. 4) persyaratan teknis yang harus dipenuhi untuk masing-masing rumpun kerbau yaitu sebagai berikut : Kerbau Lumpur - kulit berwarna abu-abu, hitam, bulu berwarna abu-abu sampai hitam; - tanduk mengarah ke belakang horizontal, bentuk bulan panjang dengan bagian ujung yang meruncing serta membentuk setengah lingkaran; - kondisi badan baik, bagian belakang penuh dengan otot yang berkembang; - leher kompak dan kuat serta mempunyai proporsi yang sebanding dengan badan dan kepala; - ambing berkembang dan simetris. C. KAMBING DAN DOMBA Betina: Umur 18-36 bulan Tinggi gumba minimal 105 cm Jantan: Umur 30-40 bulan Tinggi gumba minimal 110 cm 1) kambing dan domba harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya; 2) semua kambing dan domba betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan; 3) kambing dan domba jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya. 4) Persyaratan teknis yang harus dipenuhi untuk masing-masing rumpun ternak adalah sebagai berikut: C.1. Kambing Peranakan Ettawah - Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat,dan kadang-kadang putih; - Tanduk kecil; - Muka cembung, daun telinga panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar; - Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang. Tinggi badan minimal 55 cm Berat badan minimal 15 kg Tinggi badan minimal 65 cm Berat badan minimal 20 kg 3

C.2. C.3. Kambing Kacang - Warna bulu bervariasi dari putih campur hitam, coklat atau hitam sama sekali; - Tanduk mengarah ke belakang dan membengkok keluar; - Hidung lurus, leher pendek, telinga pendek berdiri tegak ke depan, kepala kecil dan ringan. Kambing Saanen Lokal - Warna belang-belang hitam putih atau merah atau cokelat putih; - Tidak bertanduk/bertanduk kecil; - Kepala ringan, leher panjang dan halus, dahi lebar, teling pendek dan mengarah ke samping; - Kuku lurus dan kuat; - Tubuh panjang, dada lebar dan dalam, ambing dan puting susu besar dan lunak. C.4. Domba Garut - Warna bulu putih, hitam atau putih dan hitam; - Betina tidak bertanduk; - Jantan bertanduk melingkar besar dan berukuran besar, pangkal tanduk kanan dan kiri hampir bersatu; - Tubuh lebar, besar dan kekar, kaki kokoh, daun telinga sedang, terletak dibelakang tanduk; - Telinga rumpun seperti daun, hiris bulu halus dan panjang. C.5. Domba Ekor Gemuk - Warna bulu putih dan kasar, tidak bertanduk; - Ekor besar lebar dan panjang. C.6. Domba Lokal - Warna bulu bermacam-macam; - Betina tidak bertanduk, jantan bertaduk kecil tidak melingkar; - Bentuk badan kecil Tinggi badan minimal 46 cm Berat badan minimal 12 kg Tinggi badan minimal 50 cm Berat badan minimal 15 kg. Berat badan minimal 40 kg Berat badan minimal 40 kg Tinggi badan minimal 62 cm Berat badan minimal 30 kg Tinggi badan minimal 75 cm Berat badan minimal 60 kg Tinggi badan minimal 52 cm Berat badan minimal 25 kg Tinggi badan minimal 60 cm Berat badan minimal 60 kg Tinggi badan minimal 40 cm Berat badan minimal 10 kg Tinggi badan minimal 45 kg Berat badan minmal 15 kg D. AYAM RAS TIPE PEDAGING (FS DOC) SNI 01-4868.1-2005 1) Berasal dari pembibitan ayam ras bibit induk tipe pedaging yang sesuai dengan persyaratan teknis usaha peternakan. 2) Bebas dari penyakit hewan menular dan mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku tentang pencegahan penyakit/kesehatan hewan. 4

3) Keterangan tentang asal bibit ayam (cerificate of origin) dan kesehatan hewan (certificate of health) dinyatakan dengan surat keterangan petugas (dokter hewan) yang berwenang. 4) Persyaratan teknis yang harus dipenuhi yaitu : - Bobot kuri per ekor minimal 37 gram - Kondisi fisik sehat, kaki normal, paruh normal, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan bentuk dan tidak cacat fisik, sekitar pusar dan dubur kering serta pusar tertutup. - Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur/strain dan kondisi bulu kering - Jaminan kematian kuri maksimal 2 %. E. AYAM RAS TIPE PETELUR (FS DOC) SNI 01-4868.2-2005 1) Berasal dari pembibitan ayam ras bibit induk tipe petelur yang sesuai dengan persyaratan teknis usaha peternakan. 2) Bebas dari penyakit hewan menular dan mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku tentang pencegahan penyakit/kesehatan hewan. 3) Bibit niaga ayam ras tipe petelur harus sudah divaksin marek atau penyakit lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 4) Keterangan tentang asal bibit ayam (cerificate of origin) dan kesehatan hewan (certificate of health) dinyatakan dengan surat keterangan petugas (dokter hewan) yang berwenang. 5) Persyaratan teknis yang harus dipenuhi yaitu : - Bobot kuri per ekor minimal 33 gram - Kondisi fisik sehat, kaki normal, paruh normal, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan bentuk dan tidak cacat fisik, sekitar pusar dan dubur kering serta pusar tertutup. - Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur/strain dan kondisi bulu kering - Jaminan kematian kuri maksimal 2 %. MENTERI PERTANIAN, ANTON APRIYANTONO 5