BAB IV PENUTUP. di Provinsi Riau dalam mengikuti e-procurement pada tahun yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci : Daya Saing, UMKM, LPSE Provinsi Riau, Asosiasi UMKM.

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data tahun 2017 pada Dinas Koperasi dan hingga triwulan III tahun 2017 jumlah UMKM Binaan terus

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Upaya-Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA) tahun antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. usaha dengan jumlah paling besar dalam perekonomian di. Indonesia. Berdasarkan data tahun 2016 pada Dinas Koperasi dan Usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

VII. PENUTUP. 7.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil pembahasan kajian dapat disimpulkan sebagai berikut :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Urata, 2000). Akterujjaman (2000) menyatakan bahwa UKM di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan sistem demokratisasi yang efisien dan efektif. Dalam memberikan. untuk pengembangan pribadi maupun lingkungan sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi. persyaratan guna memperoleh gelar. Sarjana Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KEBERPIHAKAN BUPATI/WALIKOTA TERHADAP PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konstan sejak tahun 2007 dan selalu diiringi dengan pertumbuhan pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan,

Analisis Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah Terhadap Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Nama : Risandra Rejina NPM : Kelas : 3 EB 15

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA BENDERA SENIN TANGGAL 1 AGUSTUS Senin, 1 Agustus 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makro, sehingga bank yang sehat akan memperkuat perekonomian suatu bangsa.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

KAJIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS AANWIJZING ELEKTONIK PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI SEGI PENYEDIA JASA SKRIPSI

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM

MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa

V. MODEL PEMBIAYAAN PENGEMBANGAN USAHA

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOM0R 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan analisis untuk menjawab rumusan masalah yang ada terkait dengan upaya apa saja yang dilakukan oleh UMKM Lokal yang berada di Provinsi Riau dalam mengikuti e-procurement pada tahun 2011-2015 yaitu telah di paparkan pada bab sebelumnya terkait dengan temuan dan analisis. Adapun kesimpulan dari rumusan masalah tersebut adalah dalam paket lelang melalui e-procurement ini, nilai pekerjaan bagi UMKM yang disediakan oleh LPSE Provinsi Riau yaitu nilai pekerjaan dari Rp. 50 juta Rp. 100 Milyar, baik dalam penyedia barang/jasa tersebut berasal dari Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Usaha Besar, yang nantinya hal ini akan menguntungkan pelaku usaha dengan mengikuti e-procurement. Dibawah nilai pekerjaan kurang dari Rp. 50 juta akan mengikuti pelelangan secara konvensional (Raja, 2016). Penggunaan teknologi informasi dengan adanya aplikasi dari LPSE ini memberikan dampak baik bagi kemajuan dan daya saing UMKM di Provinsi Riau dengan menekankan pada efisiensi serta efektifitas dalam penggunaannya sistem elektronik tersebut menjadi cukup baik, yang akan menghindari dari kecurangankecurangan yang bisa terjadi dilapangan. Misalnya, adanya unsur lobbying, kecurangan dalam data dan manipulasi yang bisa saja terjadi, agar hal ini akan memberi keadilan bagi seluruh peserta lelang baik peserta dari penyedia

barang/jasa dengan kualifikasi kecil atau besar. Maka hasil kesimpulan dari penelitian ini diantaranya adalah : 1. Pada pengaruh biaya ini di tahun 2010 ditemui masalah dalam aspek biaya bahwa pelaku usaha masih kesulitan dalam mendapatkan KUR pada tahun 2010 sebelum dikeluarkannya Inpres Nomor: 3/2010 untuk peningkatan peran pemerintah daerah dalam rangka perluasan penyaluran KUR. Dengan adanya permasalahan tersebut, pemerintah provinsi membuat kebijakan untuk bekerjasama dengan bank dalam pemberian KUR. Maka pemerintah Provinsi melakukan adanya pengoptimalisasian penyaluran KUR di Provinsi Riau pada tahun 2012. Ditahun 2012 penyaluran KUR ini tidak terlepas dari dukungan bank pelaksana KUR yang telah ditunjuk pemerintah diantaranya yaitu Bank Riau, Bank Nagari, BNI, BRI, Mandiri, BTN, Bukopin, BSM dan BNI Syariah (Rustam, 2012). Produk KUR ini yang telah menjadi solusi finansial yang tepat dan mengena bagi keterbatasan UMKM dalam mengakses Kredit dari perbankan di Riau. 2. Lalu masalah yang ditemui LPSE Provinsi Riau yang kedua adalah melihat adanya kesulitan dari pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ini dalam memasarkan harga barang yang mereka miliki, oleh sebab itu LPSE Provinsi Riau dengan mempertimbangkan hal tersebut, merilis e-catalog agar mempermudah pelaku usaha khususnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ini agar harga jual yang

mereka miliki masuk dalam sistem e-catalog sehingga perusahaan lokal tidak kesulitan untuk mendaftarkan pada LKPP di Jakarta. 3. UMKM ini terbantu oleh adanya asosiasi UMKM yang telah menyediakan wadah klinik UMKM untuk dapat berkonsultasi dan berbagi pengetahuan pada masing-masing UMKM, tetapi juga dapat melihat pengaruh dan keterlibatan UMKM ini terhadap penggunaan e- procurement yang juga bukan hanya dibidang pangan dan perdagangan saja, tetapi dalam pengadaan barang dan jasa yang disediakan oleh LPSE pun, UMKM dapat terlibat didalam pekerjaan tersebut. 4. Dengan adanya kejadian seperti itu, pemerintah provinsi bergegas untuk dapat memfasilitasi UMKM agar tetap dapat mandiri dan berdaya saing (Mustofa, 2016). Tentunya juga ini akan memudahkan keterlibatan beberapa instansi yang menggunakan jasa maupun layanan dari UMKM di Provinsi Riau (Rustam, 2012). Diketahui bahwa salah satu kesulitan UMKM yaitu pada kemampuan UMKM untuk menyediakan agunan. Padahal jika dilihat sisi strategisnya, peran UMKM ini dalam membantu perekonomian daerah sangat besar, karena dapat menyerap banyak tenaga kerja. Bentuk ini merupakan salah satu upaya pemerintah provinsi Riau, dalam meningkatkan peran UMKM pada pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan yang diamanatkan pada Inpres Nomor: 3/2010 tentang

program pembangunan berkeadilan untuk peningkatan peran pemerintah daerah dalam rangka perluasan penyaluran KUR serta pemberdayaan UMKM. Maka ini akan memunculkan daya saing yang ranahnya akan lebih maju. Dengan adanya hal ini LPSE Provinsi Riau dirasa telah memberikan tempat yang sesuai untuk menunjukan bahwa adanya dukungan ini pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di wilayah Provinsi Riau dalam mewujudkan daya saing mereka baik dalam ranah lokal maupun multinasional. A. Saran Adapun yang menjadi saran pada penelitian ini adalah : 1. Pelaku usaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ini mampu meningkatkan kapasitas dan kemampuan diri mereka setiap individunya dalam proses pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement). 2. Dapat membantu pihak diantaranya pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, LPSE dan Dinas Koperasi dan UMKM ini memenuhi atau mengupayakan masyarakat lokal yang menjadi pelaku usaha agar dapat berdaya saing baik secara lokal maupun multinasional. 3. Untuk memudahkan LPSE dalam memberikan pekerjaan perlu adanya pengalokasian nilai pekerjaan bagi UMKM maupun Usaha Besar agar adanya pemerataan bagi masyarakat..