Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

RELAI ARUS LEBIH TAK BERARAH RELAI ARUS LEBIH BERARAH. Ihs1. F2 Ihs2 OCR. Ihs1 OCR. Ihs2 TRIP PMT ELEMEN ARAH ELEMEN OCR

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB II LANDASAN TEORI

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

4.3 Sistem Pengendalian Motor

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB II LANDASAN TEORI

1. Proteksi Generator

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

SISTEM PENGAMAN PENDINGIN UDARA TIGA FASA OTOMATIS DALAM MENGANTISIPASI GANGGUAN. M.Nur Rois Zain Universitas Brawijaya Jln. MT.

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

RELE ARUS LEBIH (OVERCURRENT RELAY)

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

RELE (Relay) Ramadoni Syahputra. Jurusan Teknik Elektro FT UMY

BAB 10. Proteksi relay / peralatan yang digunakan tergantung pada ukuran, kepentingan dan konstruksi (tekan changer jenis) dari trafo.

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

BAB IV 4.1. UMUM. a. Unit 1 = 100 MW, mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 1979.

DASAR SISTEM PROTEKSI PETIR

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II LANDASAN TEORI

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA IV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

PEMBUATAN MODUL SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SEBAGAI ALAT PRAKTIKUM DI LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING)

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

BAB II LANDASAN TEORI

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rele Tegangan Elektronik

BAB III KEBUTUHAN GENSET

TUGAS AKHIR ANALISA PERHITUNGAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN PENTANAHAN PADA PANEL UTAMA TEGANGAN RENDAH DI PT. SINAR INTI ELEKTRINDO RAYA

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

TUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB II LANDASAN TEORI

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

Transkripsi:

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT. 2011

PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) RELAI TEGANGAN RELAI TEGANGAN LEBIH [ OVERVOLTAGE RELAY ]BEKERJA BERDASARKAN KENAIKAN TEGANGAN MENCAPAI / MELEBIHI NILAI SETTINGNYA. RELAI TEGANGAN KURANG [ UNDER VOLTAGE RELAY ] BEKERJA BERDASARKAN TURUNNYA TEGANGAN MENCAPAI / DIBAWAH NILAI SETTINGNYA

APLIKASI RELAI TEGANGAN LEBIH 1 SEBAGAI PENGAMAN GANGGUAN FASA KE TANAH [ PERGESERAN TITIK NETRAL ] PADA JARINGAN YANG DISUPLI DARI TRAFO TENAGA DIMANA TITIK NETRALNYA DITANAHKAN MELALUI TAHANAN TINGGI / MENGAMBANG. 2. SEBAGAI PENGAMAN GANGGUAN FASA KE TANAH STATOR GENERATOR DIMANA TITIK NETRAL GENERATOR DI TNAHKAN LEWAT TRAFO DISTRIBUSI. 3. SEBAGAI PENGAMAN OVERSPEED PADA GENERATOR. APLIKASI RELAI TEGANGAN KURANG 1. BERFUNGSI MENCEGAH SRATING MOTOR BILA SUPLAI TEGANGAN TURUN. 2. DALAM PENGAMANAN SISTEM DAPAT DIKOMBINASIKANDENGAN RELAI FREKUENSI KURANG.

PRINSIP KERJA RELAI TEGANGAN LEBIH 1. ASAS ELEKTROMEKANIK [ INDUKSI PIRINGAN ] KUMPARAN LAGGING KUMPARAN UTAMA SETTING TRANSFORMATOR BILA TEGANGAN DIPASANG MAKA AKAN TIMBUL ARUS PADA KUMPARAN UTAMA DAN BILA MANA ARUS INI MELAMPAUI HARGA TERTENTU AKAN MENGHASILAKAN TORSI PADA PIRINGAN AKAN BERPUTAR SERTA MENUTUP KONTAKNYA. PIRNGAN

2. STATIK / ELEKTRONIK V V ref RL PT bantu Vin R setting Vout Level detector BILA Vin LEBIH BESAR DARI Vref MAKA AKAN MUNCUL Vout, Vout AKAN MENGERJAKAN RELAI RL, DAN MENUTUP KONTAKNYA. UNTUK RELAI TEGANGAN DENGAN PENUNDAAN WAKTU MAKA PADA RANGKAIN DIATAS DAPAT DITAMBAHKAN RANGKAIAN TIMER.

RELAI TEGANGAN LEBIH TIPE MVTD 12 GEC 27 POER SUPPLY CIRCUIT 13 14 28 Vs X t Op Reset RL2 Output circuit RL1 RL1-1 RL1-2 5 1 3 6 2 4.

1000 Oprating time [ second ] 100 10 Tms KARAKTERISTIK WAKTU KEJA 1 1 1,5 2 Multiple of setting voltage [ X Vs ]

2.PROTEKSI ARUS BOCOR Arus bocor bumi dapat disebabkan oleh karena terjadinya kegagalan isolasi listrik dari jaringan listrik atau peralatan atau dapat juga disebabkan oleh tersentuhnya bagian bertegangan rangkaian atau peralatan listrik. Tersentuhnya bagian bertegangan bisa terjadi akibat sentuhan langsung (direct contact) atau sentuhan tidak langsung (indirect contact). Kontak langsung (direct contact) adalah tersetuhnya bagian bertegangan dari peralatan listrik. Kontak tidak langsung (indirect contact) adalah tersentuhnya bagian konduktor yang dengan tidak disengaja menjadi bertegangan sebagai akibat kegagalan isolasi.

Sistem pembumian Besarnya arus bocor bumi, resiko yang bisa ditimbulkan dan jenis proteksi yang dibutuhkan sangat tergantung sekali kepada sistem pembumian (grounding system) dari instalasi listrik. Ada tiga jenis sistem pembumian : 1. Sistem pembumian TT : titik bintang (netral) dari trafo sumber dihubungkan ke bumi, dan frame dari peralatan atau beban dihubungkan ke bumi. 2. Sistem pembumian TN : titik bintang dari trafo dihubungkan ke bumi, dan frame dari peralatan dihubungkan ke kawat netral. 3. Sistem pembumian IT : titik bintang atau netral dari trafo sumber tidak dibumikan (di isolasi) dengan bumi, sedangkan frame dari peralatan listrk dihubungkan ke bumi.

Pada sistem pembumian TT dan TN sangat direkomendasi untuk memasang gawai proteksi arus bocor bumi. Untuk sistem pembumian IT diperlukan gawai pemonitor insulasi untuk mengantisipasi gangguan kedua (karena pada gangguan pertama tidak mempengaruhi sistem jaringan listrik)

Proteksi manusia dan peralatan Bahwa 30% gangguan listrik pada instalasi bukan disebabkan oleh beban lebih ataupun hubung singkat, tetapi akibat gangguan isolasi. Perlengkapan isolasi dan pengkabelan yang buruk, atau alat yang dipakai salah, dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan (api) dan manusia (kematian). Akibat utama dari gangguan arus yang melalui konduktor atau alat lain yang tidak diharapkan untuk menerima arus adalah peningkatan suhu yang tidak normal. Suhu yang tinggi ini dapat menyebabkan kerusakan pada kabel atau bahkan percikan api pada material, lalu terbakar.

Grafik hubungan arus-waktu akibatnya thdp manusia

Proteksi manusia Terjadi bila manusia memegang langsung kawat atau kabel fase bertegangan. Pengamanan terhadap resiko kontak langsung dapat berupa : - isolasi kabel fase tegangan - boks panel, dll. Tetapi bagaimanapun sangatlah direkomendasikan adanya pengaman tambahan, dengan kata lain menggunakan gawai arus bocor untuk mencegah berbagai resiko masuknya listrik kedalam tubuh manusia. Untuk itu, standar IEC kini sudah menetapkan pemasangan gawai arus bocor dengan sensitifitas 30 ma jika pengaman manusia dibutuhkan. (soket, instalasi listrik kamar mandi dll.). Dimana gawai arus bocor akan otomatis trip apabila arus bocor yang terdeteksi melebihi ambang batas 30 ma.

Kontak langsung Terjadi bila manusia memegang langsung kawat atau kabel fase bertegangan. Pengamanan terhadap resiko kontak langsung dapat berupa : - isolasi kabel fase tegangan - boks panel, dll. Tetapi bagaimanapun sangatlah direkomendasikan adanya pengaman tambahan, dengan kata lain menggunakan gawai arus bocor untuk mencegah berbagai resiko masuknya listrik kedalam tubuh manusia.

Untuk itu, standar IEC kini sudah menetapkan pemasangan gawai arus bocor dengan sensitifitas 30 ma jika pengaman manusia dibutuhkan. (soket, instalasi listrik kamar mandi dll.). Dimana gawai arus bocor akan otomatis trip apabila arus bocor yang terdeteksi melebihi ambang batas 30 ma.

Pengaman Peralatan Telah diketahui bahwa arus 500mA pada dua titik kontak dua logam bertegangan yang berdekatan dapat menimbulkan percikan api. Apapun sistem pembumian yang digunakan untuk pengaman terhadap api haruslah dilengkapi dengan sensitifitas pengaman : In < 300mA

ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) Produk ini hanya mempunyai satu fungsi, mendeteksi arus bocor. Tidak terdapat pengaman thermal dan magnetis, sehingga ELCB harus diamankan terhadap hubung singkat oleh MCB sisi atasnya.

PROTEKSI SURJA HUBUNG (TRANSIENT) Tegangan surja, yang sering disebut spike (paku) atau transien umumnya terjadi pada kebanyakan jaringan listrik berupa kenaikan tegangan yang sangat cepat. Terjadinya tegangan surja dapat disebabkan oleh petir atau gerakan switching (penyambunganpemutusan) dari kontaktor, pemutus tenaga, thiristor dan switching kapasitor. Tegangan surja tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan listrik akibat adanya tekanan pada komponen isolasi yang jauh di luar batas tegangannya.

Tegangan lebih muncul saat penyambungan beban Tegangan lebih akan muncul saat petir terjadi STD memotong tegangan lebih yang tersisa dari sisi bawah STM

Aplikasi Penahan Surja Instalasi pada bangunan komersial dan industri - STH, dipasang pada tiap panel utama dimana biasa terjadi tegangan transien yang disebabkan petir dengan tingkat resiko yang sangat tinggi (arus pengalihan maks = 65 ka). - STM, dipasang pada tiap panel utama dimana biasa terjadi tegangan transien yang disebabkan petir dengan tingkat resiko yang cukup tinggi (arus pengalihan maks = 40 ka). - STD, dipasang pada tiap panel distribusi akhir dimana biasa terjadi tegangan transien yang disebabkan petir dengan tingkat resiko yang sedang, biasanya dipasang secara kaskading dengan STM atau STH untuk membatasi tegangan lebih pada sisi bawah STM atau STH (Daya pengalihan STD = 10 ka ). - Bila sebuah panel distribusi menyuplai panel lainnya, diperlukan penahan surja pada tiap panel tambahan jika jarak antara panelpanel tersebut lebih dari 10 m. Seperti gambar 9.11 dibawah.

Instalasi domestik (perumahan) - Dipasang pada panel distribusi. - Sangat dianjurkan menggunakan STM untuk menjamin pengaman terbaik dengan daya pengalihanyang besar.

Pemilihan Surge Arrester. Apabila sistem pembumian yang digunakan TNC (Netral & kawat pembumian tergabung) maka ST yang harus digunakan STD / STM / STH atau PRD 1 kutub (1p) atau 3 kutub (3p).

Apabila sistem pembumian yang digunakan : TNS (Netral & kawat pembumian terpisah) maka ST\ yang digunakan : STD / STM / STH atau PRD 1 kutub + N (1p+N) atau 3 kutub + N (3p+N).

Surge Arrester STM / STD / STH (tipe fixed) Pengaman peralatan listrik & elektronik terhadap tegangan transien yang disebabkan oleh petir. STH : penahan surja untuk panel utama STM : penahan surja untuk panel utama atau panel rumah bila tidak ada pengaman surja di sisi atas STD : penahan surja untuk panel distribusi/sekunder Sekring internal pada ST menjaga agar peralatan tidak tersambung terus menerus ke bumi saat terjadi tegangan lebih atau surja yang lama dan melebihi nilai pengenalnya. Dapat dilihat pada gambar dibawah

Sekian