KEGIATAN LESSON STUDY BIOLOGI DI SMPN 1 JATINANGOR Oleh : Siti Sriyati 1) dan Tuti Hasanah 2)

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI DALAM KELAS MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI SMPN 1 JATINANGOR

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MELALUI LESSON STUDY. Oleh :

Implementasi Problem Posing Dalam Setting Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMA. Abstrak

RESUME KEGIATAN LESSON STUDY DI SMAN 1 SUMEDANG PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA DAN BERBAKAT ISTIMEWA (CIBI)

LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI


POTRET KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG KIMIA YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN SUMEDANG

Kata kunci: lesson study, Aktivitas belajar, Morfologi Tumbuhan

MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN DI JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KERJASAMA PADA MATERI PERUBAHAN BENDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN. Ida Wati

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

IMPLEMENTASI KEGIATAN LESSON STUDY MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI PADA PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) DI SMAN 14 BANDUNG

Oleh: Gunawan Guru SMP Negeri 1 Raha Kabupaten Muna

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA TOPIK GERAK LURUS BERATURAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMPN 3 TANJUNGSARI

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa Melalui Pendekatan Problem Based Learning dengan Setting Numbered Heads Together

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR IPA TENTANG SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN TEHNIK PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MEMPERBAIKI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 KUPANG TAHUN PELAJARAN

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa SMA Korpri Karawang kelas X.4 semester

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Peningkatan Efektivitas Pembelajaran IPA Melalui Kegiatan Lesson StudyDi SMP PGRI Kasihan Bantul

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DAN SAINS MELALUI LESSON STUDY

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DIAGRAM DI SMA NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MELALUI LESSON STUDY

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 1 Juni 2006 ISSN:

SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN IPA MELALUI LESSON STUDY

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

Suminem dan Siti Khaeriyah MAN 2 Kota Pontianak, Dinas Pendidikan Kota Pontianak

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA. Carib

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

plan, do, dan see. Adapun sasaran utamanya adalah proses kerjasama

PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI KSP DAN KOLOID MELALUI IMPLEMENTASI LESSON STUDY DI SMA YUPPENTEK TANGERANG

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN LESSON STUDY DI DARMARAJA SUMEDANG

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

Alam Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10, Jakarta 13220, Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK DAN RINGKASAN MAKALAH KONASPI VI SUBTEMA DAN TOPIK: E. INOVASI PENDIDIKAN: INOVASI PEMBELAJARAN DAN ASESMEN JUDUL:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

Asia Muhammadiyah 1 dan Syamsu Rijal 2 1. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar 2. Alumni Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

BAB I PENDAHULUAN. membosankan menurut siswa kelas X-5 SMA 17 Agustus Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

LESSON STUDY MENUMBUHKAN MASYARAKAT PEMBELAJAR PESERTA MGMP MATEMATIKA DI WILAYAH JATINANGOR DAN CIMANGGUNG. Oleh : Entit Puspita 1

Transkripsi:

KEGIATAN LESSON STUDY BIOLOGI DI SMPN 1 JATINANGOR Oleh : Siti Sriyati 1) dan Tuti Hasanah 2) Telah dilaksanakan kegiatan Lesson study di SMP N 1 Jatinangor pada topik sistem pencernaan makanan pada manusia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan lesson study dilaksanakan di kelas VIII D dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang yang dikelompokkan menjadi 10 kelompok. Masingmasing kelompok terdiri dari 4 orang, 2 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Kegiatan ini dihadiri oleh 14 orang observer yang melakukan pengamatan KBM. Instrumen yang digunakan berupa LKS, evaluasi pada akhir pembelajaran dan lembar observasi lesson study yang diisi oleh para observer. Dari kegiatan lesson study diketahui bahwa pembelajaran secara kelompok dapat memotivasi setiap anggota kelompok untuk bekerjasama secara bertanggungjawab mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat dari tugas pada LKS yang dikerjakan dengan baik dan nilai kelompok yang diperoleh dari menjawab pertanyaan pada LKS dengan rata-rata 84,25. Sebaliknya pada tes yang diberikan pada siswa secara individu, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 6,05. Dan masih ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 6. Hal-hal penting yang diperoleh guru sebagai observer dari kegiatan lesson study ini adalah adanya penambahan wawasan mengenai metoda pembelajaran NHT, media pembelajaran sederhana, mengaktifkan kelompok siswa, membuat LKS yang memotivasi siswa untuk aktif, cara guru memberikan motivasi kepada siswa, cara guru memberikan penghargaan kepada siswa atau dengan kata lain bagaimana menjalin hubungan yang baik antara guru dengan siswa. Kata kunci : lesson study, biologi, kualitas pembelajaran, motivasi, 1) Guru SMP 1 Jatinangor 2)Dosen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung

Pendahuluan Sekolah sebagai organisasi merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas dan bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan. Untuk mengembangkan potensi siswa tersebut dapat dilakukan melalui proses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Menurut PP No 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 19 disebutkan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di kelas haruslah interaktif, inspiraif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk aktif, kreatif, mandiri sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan proses dan kualitas hasil belajar siswa. Berbagai upaya kearah peningkatan proses pembelajaran telah dilakukan yaitu dengan perbaikan terhadap strategi, metode serta teknik pembelajaran yang menekankan pada penggunaan strategi yang dapat meningkatkan hasil belajar.pemilihan strategi atau model dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai akan sangat menentukan dan membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Untuk menjawab permasalahan di atas adalah dengan cara dilaksanakan kegiatan lesson study. Lesson study merupakan pembelajaran secara nyata (riil) di dalam kelas dengan siswa, yang diamati oleh guru-guru lain sebagai observer dan dilakukan kegiatan refleksi setelah proses pembelajaran selesai (Sriyati, 2005). Dalam kegiatan lesson study rencana pembelajaran dibuat secara bersama-sama dengan guru-guru lain, dan ketika proses pembelajaran berlangsung, guru-guru tersebut bertindak sebagai observer yang akan mengamati keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan objek pembelajaran. Setelah proses pembelajaran berlangsung dilakukan refleksi berupa tinjauan ulang terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan berpijak pada hasil observasi, sehingga akan didapat hal-hal penting berupa kelemahan-kelemahan yang nantinya akan menjadi target perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Dengan penerapan lesson study diharapkan dapat membantu kesulitan guru dalam menentukan dan menampilkan suatu proses pembelajaran yang menarik dan berkualitas,

sehingga dalam proses pembelajaran tersebut dapat mengaktifkan dan mengintensifkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, hubungan siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan objek, yang akhirnya akan menjadikan hasil dan kualitas proses pembelajaran meningkat. Berdasarkan uraian di atas, dirasakan perlu dilaksanakannya kegiatan lesson study di sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Metode Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana data yang diperoleh kemudian dinterpretasikan tanpa adanya pengujian suatu hipotesa. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian Untuk mengetahui hasil penerapan kegiatan lesson study dilaksanakan observasi pembelajaran di SMP Negeri Jatinangor pada tanggal 25 Nopember 2005. Subjek penelitian adalah siswa-siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yaitu kelas VIII D yang berjumlah 38 orang dan lembar observasi yang diisi oleh para observer selama KBM berlangsung. Topik yang disampaikan adalah konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together) Instrumen Penelitian Instumen penelitian berupa LKS (Lembar Kerja Siswa) dan tes kognitif pada topik Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia, dan lembar observasi lesson study yang digunakan observer pada waktu KBM berlangsung. Kegiatan Lesson Study Kegiatan lesson study yang telah dilaksanakan meliputi tahapan : plan (perencanaan), do (implementasi) dan see (refleksi).

1. Plan (Perencanaan) Pada tahap ini pelaksana penelitian (MGMP Biologi) secara bersama-sama melakukan persiapan yang meliputi : penentuan topik pembelajaran, menentukan guru yang tampil, membuat perangkat pembelajaran (teaching materials) yang terdiri dari Rencana Pembelajaran, LKS (Lembar Kerja Siswa), menentukan metode dan pendekatan pembelajaran, merancang media pembelajaran dan memuat alat evaluasi. Setelah teaching materials siap, dilakukan peer teaching di depan guru-guru MGMP lain untuk melihat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran. Perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan dilakukan untuk persiapan implementasi di dalam kelas. 2. Do (Implementasi) Kegiatan lesson study dilaksanakan pada tanggal 25 November 2006, pukul 08.00-09.20 di SMP N 1 Jatinangor dengan mengambil topik Sistem pencernaan makanan pada manusia. Pada pelaksanaan pembelajaran, guru memotivasi siswa dengan cara: memanggil 2 orang siswa ke depan kelas, satu orang siswa disuruh mengunyah nasi dan satu orang siswa lagi disuruh menelan nasi tanpa dikunyah. Kemudian guru menanyakan kesan siswa dan rasa apa yang dikecap di dalam mulut mereka. Hal ini juga bertujuan untuk menunjukkan adanya proses pencernaan mekanik dan kimia yang terjadi di dalam mulut. Pada kegiatan inti, siswa secara berkelompok (terdapat 10 kelompok dengan masing-masing anggota 4 orang yang terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan) menyusun potongan-potongan gambar alat pencernaan makanan pada manusia dengan benar pada selembar karton. Potongan gambar yang diberikan guru berwarna-warni. Siswa juga mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS tentang urutan dan fungsi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, pencernaan mekanik dan kimiawi. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi kelas, guru menunjukkan hasil kerja kelompok siswa dalam menyusun alat-alat pencernaan dan dibandingkan dengan media pencernaan yang lebih besar di depan kelas. Selanjutnya guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan pada LKS dengan sistem NHT. Diakhir pembelajaran siswa di

bawah bimbingan guru membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan yang dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi. 3. See (Refleksi) Kegiatan yang terjadi pada tahap refleksi akan diuraikan pada hasil penelitian. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Analisis Lembar Kerja Siswa Pada LKS, siswa secara berkelompok dituntut untuk menyusun potongan-potongan gambar sistem pencernaan makanan pada manusia, menyebutkan nama-nama alat pencernaan tersebut dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menyimpulkan materi yang dipelajarinya. Ketepatan kelompok siswa dalam menyusun potongan-potongan gambar sistem pencernaan, langsung ditunjukkan di depan kelas pada saat pembelajaran dengan cara membandingkan dengan media yang benar dengan ukuran lebih besar. Siswa dilibatkan secara langsung untuk menilai tepat tidaknya gambar yang disusun oleh tiap kelompok. Cara guru melibatkan siswa dalam menilai hasil pekerjaan mereka (peer assessment) menimbulkan motivasi pada siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Usman (2002) bahwa motivasi siswa bisa dibangun dengan cara menumbuhkan persaingan (kompetisi) diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain. Penghargaan yang diberikan guru kepada kelompok siswa yang menyusun dengan tepat menimbulkan rasa senang dan rasa percaya diri (Usman, 2002) kepada kelompok siswa tersebut. Dari 10 kelompok yang menyusun gambar, ada dua kelompok yang menyusun potongan-potongan gambar tersebut dengan tepat. Pada kelompok lain ditemukan adanya sedikit kesalahan. Adapun nilai dari jawaban pertanyaan pada LKS yang dibuat kelompok adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai kelompok untuk jawaban pertanyaan pada LKS Kelompok Nilai 1 8,25 2 9,00 3 7,75 4 9,00 5 8,50 6 8,50 7 8,50 8 8,50 9 7,75 10 8,50 Rata-rata 84,25 Berdasarkan nilai kelompok terhadap pertanyaan-pertanyaan pada LKS menunjukkan rata-rata 84,25 dari nilai maksimal 100 dan tergolong baik. Dari nilai ratarata kita bisa melihat bahwa dengan belajar secara kooperatif setiap kelompok bisa mencapai nilai yang baik. Hal ini sesuai dengan unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif dari Lundgren (1994) yaitu : Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap diri mereka sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab sama besarnya di antara para anggota kelompok. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. Berkaitan dengan kesimpulan yang dibuat kelompok siswa pada LKS, hanya 5 kelompok dari 10 kelompok yang membuat kesimpulan mengenai materi yang dipelajari. Hal dimungkinkan karena waktu yang diberikan guru untuk mengerjakan LKS tidak cukup, sehingga kelompok siswa tidak sempat menyimpulkan materi pelajaran hari itu. 2. Hasil Evaluasi Belajar pada Akhir Pembelajaran Soal yang diberikan pada akhir pembelajaran terdiri dari 4 soal kognitif. Soal pertama berupa gambar sistem perncernaan pada manusia yang sudah dinomori dari 1 sampai 10. Siswa diminta untuk menyebutkan nama organ yang diberi nomor dan menyebutkan fungsi masing-masing organ. Pada soal nomor dua, siswa diminta memberi ceklis pada tabel yang membedakan saluran pencernaan atau kelenjar pencernaan pada nama organ yang diberikan. Soal nomor tiga siswa harus menguraikan mengenai

perbedaan pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Dan soal nomor empat siswa diminta menyebutkan tempat terjadinya pencernaan kimiawi selain yang terjadi di mulut. Tes ini dilakukan secara individu. Hasil evaluasi belajar siswa berkisar antara nilai 3,4 sampai 8,6 dengan nilai rata-rata 6,047 dari nilai maksimal 10. Dari 38 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah 6 ada sebanyak 14 orang yang berkisar antara 3,4 sampai 5,8. Dan 28 orang memperoleh nilai antara 6 sampai 8,6. Dari data di atas terlihat masih banyak siswa secara individu yang memperoleh nilai kurang dari 6, padahal nilai LKS yang dikerjakan secara berkelompok diperoleh nilai yang baik (rata-rata 84,25). Mursell dalam Usman (2002) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan individual secara vertikal dan secara kualitatif. Yang dimaksud dengan perbedaan vertical adalah intelegensi umum dari siswa itu. Perbedaan kualitatif terletak pada minat dan bakat siswa. Karena adanya perbedaan ini maka guru harus sepenuhnya menyadari dan memaklumi apabila ada siswa yang cepat menerima dan memahami pelajaran yang diberikan ada juga yang sebaliknya. Kemungkinan lain kenapa banyak siswa memperoleh nilai kurang dari 6 adalah karena jumlah soal yang terlalu banyak dengan waktu pengerjaan yang sempit membuat sebagian siswa tidak mengisi jawaban pertanyaan yang diberikan. 3. Hasil Analisis Lembar Observasi Lesson Study Lembar observasi lesson study digunakan oleh para observer untuk mengamati proses pembelajaran. Pada lembar pengamatan tersebut berisi 3 pertanyaan yaitu : a. Kapan para siswa mulai belajar?, b. Kapan para siswa merasa bosan belajar? dan c. Apa yang dapat saudara (observer) pelajari dari hasil pengamatan?. Di bawah ini akan dipaparkan satu persatu jawaban dari pertanyaan di atas. Jumlah observer pada waktu pembelajaran sebanyak 14 orang. Tabel 2. Hasil Analisis Lembar Observasi Lesson Study No. Pertanyaan Jumlah 1. Kapan para siswa mulai belajar? a. Pada waktu guru memotivasi siswa dengan cara menyuruh 2 orang siswa maju ke depan kelas untuk melakukan demonstrasi 85% b. Pada waktu guru memberi pertanyaan pada awal pembelajaran 15%

No. Pertanyaan Jumlah 2. Kapan para siswa merasa bosan belajar? a. Pada waktu evaluasi 31% b. Pada waktu diskusi kelas (membahas LKS) 31% c. Pada waktu menyimpulkan materi 23% d. Siswa tidak terlihat bosan dari awal sampai akhir pembelajaran 15% 3. Apa yang dapat observer pelajari dari hasil pengamatan? a. Cara siswa bekerja kelompok (kerjasama, motivasi anggota kelompok dll) b. Model Pembelajaran NHT c. LKS dapat memotivasi siswa bekerja d. Penggunaan media pembelajaran berupa puzzle e. Cara guru memberi motivasi pada awal pembelajaran sehingga interaksi guru siswa terjalin baik f. Guru menunjukkan pekerjaan setiap kelompok dengan gambar yang benarnya dan guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang bekerja baik g. Guru memberi kesempatan kepada kelompok siswa yang tidak aktif maju ke depan h. Pembagian kelompok merata i. Cara guru membimbing siswa 19% 19% 19% 9,6% 13% 9,6% 3,22% 3,22% 3,22% Dari tabel 2 di atas menurut para observer siswa terlihat mulai belajar pada waktu guru memberikan pertanyaan kepada siswa ketika awal pembelajaran dan memotivasi siswa dengan cara menyuruh 2 orang siswa ke depan kelas. Ternyata cara guru seperti ini menimbulkan ketertarikan siswa dan mulai terkonsentrasi untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Abimanyu (1984) dalam Rustaman dkk (2004) kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Hal senada dikemukan oleh Pollard & Tann (1987) dalam Rustaman dkk. (2004) bahwa keterampilan membuka pelajaran dianggap perlu karena kegiatan awal pembelajaran dianggap sangat menentukan keberhasilan kegiatan inti. Siswa tampak memperlihatkan rasa bosan ketika diskusi kelas yaitu ketika membahas LKS, menyimpulkan materi dan ketika evaluasi diberikan. Rasa bosan yang ditunjukkan siswa pada saat diskusi kelas sebenarnya hanya diperlihatkan oleh beberapa kelompok saja. Hal ini disebabkan karena kelompok siswa tersebut tidak diberi kesempatan oleh guru untuk menjawab pertanyaan, sehingga menimbulkan rasa kecewa pada siswa. Memang pada saat pelaksanaan diskusi kelas, guru kurang merata dalam memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menjawab pertanyaan, guru cenderung menunjukkan kelompok tertentu. Pada proses menyimpulkan guru

menghabiskan waktu cukup banyak sebelum sampai pada kesimpulan. Akan tetapi secara keseluruhan proses pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir berjalan menyenangkan. Siswa terlibat aktif dalam menyampaikan jawaban LKS, gagasan dan melemparkan pertanyaan kepada guru. Hal penting yang dipelajari para observer pada kegiatan lesson study adalah guruguru dapat banyak belajar dari KBM yang diikutinya dalam hal : model pembelajaran NHT dan media pembelajaran berupa puzzle, kerja kelompok, LKS, cara guru berinteraksi dengan siswa, memberi penghargaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sriyati dkk. (2006), para observer memperoleh banyak manfaat dari kegiatan lesson study dalam hal : menambah wawasan tentang metode dan media pembelajaran yang diterapkan di kelas, menambah wawasan bagaimana menjalin hubungan baik antara siswa dan guru, siswa dengan siswa dan menambah wawasan tentang bagaimana memotivasi siswa untuk belajar aktif dalam kelas, menambah wawasan tentang materi subjek yang diajarkan. Pada kegiatan see (refleksi) yang diikuti oleh guru yang tampil dan guru-guru observer, terungkap beberapa tanggapan dari pada observer bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara umum sudah baik dari tahap persiapan sampai implementasi. Siswa begitu antusias dan terlibat pada setiap sesi kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap anggota kelompok bekerjasama dengan baik walaupun masih ada kelompok yang anggotanya kurang kerjasama. Pada waktu diskusi terjadi interaksi yang baik sehingga menambah kelengkapan jawaban dari setiap soal yang ada pada LKS. Kemampuan mengkomunikasikan hasil belajar berjalan baik, hal ini ditandai dengan hidupnya ketika diskusi kelompok maupun diskusi kelas berlangsung. Siswa merasa senang dan gembira ketika guru menunjukkan hasil pekerjaan setiap kelompok berikut nilai yang didapat. Media pembelajaran yang digunakan guru sangat baik, karena bersifat local material yaitu menggunakan steroform yang berwarna-warni sehingga menarik bagi siswa. Pengelompokkan siswa sudah baik, satu kelompok terdiri dari 4 orang yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Guru bisa mempertahankan konsentrasi belajar siswa dari mulai motivasi sampai akhir kegiatan pembelajaran. Hal yang masih harus ditingkatkan oleh guru adalah menyebarkan pertanyaan kepada siswa secara merata tidak hanya

menunjuk siswa atau kelompok tertentu saja, sehingga model NHT dapat benar-benar terlaksana. Kesimpulan Dari kegiatan lesson study yang telah dilaksanakan di SMP N 1 jatinangor pada topik sistem pencernaan makanan pada manusia dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran secara kelompok dapat memotivasi setiap anggota kelompok untuk bekerjasama secara bertanggungjawab mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat dari tugas pada LKS yang dikerjakan dengan baik dan nilai kelompok yang diperoleh dari menjawab pertanyaan pada LKS dengan rata-rata 84,25. Sebaliknya pada tes yang diberikan pada siswa secara individu, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 6,05. Dan masih ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 6. Hal-hal penting yang diperoleh guru sebagai observer dari kegiatan lesson study ini adalah adanya penambahan wawasan mengenai metoda pembelajaran NHT, media pembelajaran sederhana, mengaktifkan kelompok siswa, membuat LKS yang memotivasi siswa untuk aktif, cara guru memberikan motivasi kepada siswa, cara guru memberikan penghargaan kepada siswa atau dengan kata lain bagaimana menjalin hubungan yang baik antara guru dengan siswa. Rekomendasi Dari penelitian yang telah dilakukan direkomendasikan hal-hal sebagai berikut : a. Mencermati kelebihan-kelebihan yang diperoleh melalui kerja kelompok (kooperatif), perlu sesering mungkin dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kerja kelompok. b. Mencermati manfaat-manfaat yang diperoleh oleh guru-guru observer melalui kegiatan lesson study, disarankan kepada para guru untuk sesering mungkin melihat pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru lain (sebagai observer), agar supaya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan kita dalam mengajar.

Daftar Pustaka Lundgren, L. (1994) Cooperative Learning in The Science Classroom. GLENCOE Macmillan/McGraw-Hill. Rustaman, N dkk. (2004). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Sriyati, S. (2005). Reformasi Sekolah Melalui Lesson Study. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan IPA II dengan tema Membangun Pendidikan IPA Masa Depan yang Kompetitif. 22-23 Juli 2005 di FPMIPA UPI Bandung. Sriyati, S. (2006). Peningkatan Profesionalisme Guru dan Kualitas Pembelajaran Siswa SMA Melalui Lesson Study. Laporan Penelitian Hibah Pembinaan UPI 2006. Tidak diterbitkan. Usman, U. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya