BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. D. Alat dan bahan Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena dalam

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini bersifat eksperimental karena pada

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Koloni bakteri endofit

BAB III METODE PENELITIAN. metode observasi dan wawancara semi terstruktur (semi-structured interview).

Lampiran 1. Pembuatan Media Natrium Agar

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Teknik Isolasi Bakteri

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan metode eksperimen karena terdapat perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan kontrol sebagai pembanding (Nazir, 1983). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009 Juni 2011, di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia. C. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) karena dilakukan dalam skala laboratorium dan kondisi lingkungan dianggap homogen. Penelitian pendahuluan pada difusi agar menggunakan konsentrasi ekstrak 6.25 mg/ml, 12.5 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml dan 100 mg/ml (Alhaj et al., 2008). Berdasarkan uji pendahuluan, konsentrasi N.sativa yang akan digunakan untuk difusi agar adalah 10 mg/ml, 15 mg/ml, 20 mg/ml dan 25 mg/ml. Sebagai kontrol positif digunakan antibiotik tetracycline 3 mg/ml (Salman et al., 2002) dan kontrol negatif DMSO 10%. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu konsentrasi ekstrak biji N.sativa, sedangkan variabel terikatnya yaitu diameter zona hambat 21

ekstrak terhadap pertumbuhan kedua bakteri. Pengulangan yang dilakukan sebanyak empat kali. Pada pengujian ekstrak N.sativa untuk menentukan nilai MIC digunakan metode broth macrodilution. Konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam pengujian terhadap bakteri P.aeruginosa yaitu 12 mg/ml, 14 mg/ml, 16 mg/ml, 18 mg/ml, 20 mg/ml, 3 mg/ml tetracycline (kontrol positif) dan 10% DMSO (kontrol negatif). Sedangkan pada pengujian terhadap bakteri S.aureus digunakan konsentrasi ekstrak 10 mg/ml, 12 mg/ml, 14 mg/ml, 16 mg/ml, 18 mg/ml, 3 mg/ml tetracycline (kontrol positif) dan 10% DMSO (kontrol negatif). D. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh biji tanaman N.sativa, dan sampelnya berupa biji N.sativa yang diuji aktivitas antimikrobanya di laboratorium. E. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini seperti tercantum pada Tabel 3.1, sedangkan bahan-bahan yang digunakan terdapat pada Tabel 3.2 di bawah ini: Tabel 3.1 Daftar Alat Penelitian No Nama Alat Spesifikasi Jumlah 1 Rotary evaporator EYELA N-N series 1 buah 2 Cawan petri - 80 buah 3 Blender National 1 buah 4 Tabung reaksi Pyrex 80 buah 5 Rak tabung Kayu 5 buah 22

6 Becker glass 100 ml, 250 ml 4 buah 7 Erlenmeyer 250 ml, 500 ml 3 buah 8 Spatula - 2 buah 9 Pinset - 5 buah 10 Jangka sorong Caliper 1 buah 11 Autoclave HL36AE 1 buah 12 Lemari es Sanyo 1 buah 13 Kertas cakram Steril 100 lembar 14 Corong - 1buah 15 Waterbath shaker EYELA NTS-1300 1 buah 16 Jarum inokulasi - 2 buah 17 Kain kasa Pembalut luka Secukupnya 18 Lampu spirtus - 3 buah 19 Plastik tahan panas - 1 bungkus 20 Hot plate RCH-3 1 buah 21 Kertas pembungkus - Secukupnya 22 Kapas - Secukupnya 23 Kertas saring Whatman Secukupnya 24 Makropipet 1 ml 1 buah 25 Tips 1 ml 1 box 26 Colony counter SIBATA I buah 27 Spectrophotometer - 1 buah 28 Tabung kuvet Pyrex 3 buah 29 Korek api - 2 buah 30 Timbangan analitik HF-300 1 buah 31 ph-meter Merck Secukupnya 32 Kertas label - Secukupnya 33 Aluminium foil - 1 rol 34 Kaca arloji Berbahan gelas 5 buah 35 Ose - 2 buah Tabel 3.2 Daftar Bahan Penelitian No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah 1. Nigella sativa Biji 500 gram 2. Bakteri Pseudomonas ATCC 15442 1 tabung aeruginosa 3. Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25922 1 tabung 23

4. Kaldu Nutrisi Agar Steril Secukupnya 5. Nutrient Broth Steril Secukupnya 6. Etanol 96% - 3 liter 7. Tetracycline Generik 250 mg 3 mg/ml 8. DMSO 10% - 80 ml F. Langkah Kerja Pada penelitian ini terdapat tiga tahap prosedur kerja, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengujian. 1. Tahap Persiapan a. Persiapan Persiapan diawali dengan pengumpulan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Biji N.sativa dikumpulkan dan dibersihkan. Selanjutnya kultur murni bakteri P.aeruginosa dan S.aureus yang berasal dari Laboratorium BioFarma Bandung disiapkan. b. Pembuatan Medium Kultur Bakteri Medium yang digunakan untuk pengkulturan bakteri P.aeruginosa dan S.aureus yaitu kaldu nutrisi agar dan kaldu nutrisi. Kedua medium diukur ph nya dengan menggunakan ph meter sehingga memiliki ph 7. c. Sterilisasi Alat Cawan Petri, erlenmeyer, tabung reaksi, pinset dan seluruh alat dan bahan (kecuali ekstrak biji jintan hitam) yang akan digunakan dalam penelitian dicuci hingga bersih, dikeringkan dan dibungkus dengan plastik tahan panas. Kemudian disterilisasi menggunakan autoclave selama 20 menit pada tekanan 1 atm dan suhu 121ºC,. Alat-alat yang tidak tahan panas maka disterilisasi menggunakan alkohol 70%. 24

d. Pembuatan Ekstrak N.sativa Ekstraksi biji N.sativa dilakukan dengan modifikasi metode Hannan, et al., (2008). Sebanyak 250 gram biji dibersihkan dengan air mengalir dan dikeringkan dalam suhu ruang selama 1-3 hari. Biji yang telah kering tersebut digiling dengan menggunakan blender sampai halus hingga menjadi serbuk seperti tampak pada Gambar 3.1. Kemudian direndam di dalam etanol 96% dengan perbandingan antara pelarut : sampel = 1:3 selama 3 jam pada suhu ruang. Ekstrak kemudian disaring, dan residunya kembali direndam dalam etanol dengan perbandingan yang sama. Hasil filtrasi dimasukkan kedalam rotary evaporator untuk menguapkan etanolnya, maka diperoleh ekstrak etanol pekat. Selanjutnya ekstrak disimpan pada suhu dingin sampai digunakan kembali. Konsentrasi ekstrak dibuat dengan mengencerkannya dalam dimethyl sulfoxide (DMSO) 10% kemudian divortex supaya homogen. Gambar 3.1 Serbuk Biji N.sativa (Sumber: Koleksi Pribadi) 25

2. Tahap Pelaksanaan a. Pembuatan Kurva Tumbuh P.aeruginosa dan S.aureus Sebelum dilakukan pengukuran kekeruhan dengan spektrofotometer, mulamula bakteri diaktivasi dulu dengan cara menginokulasi satu ose isolat bakteri ke dalam 10 ml medium NB, kemudian diinkubasi dalam waterbath shaker selama 24 jam pada suhu 37ºC. Setelah 24 jam, kultur dipindahkan ke dalam 90 ml medium cair yang baru (total 100 ml). Ini merupakan biakan bakteri usia 0 jam. Kemudian sebanyak 5 ml biakan bakteri ini dimasukkan ke dalam kuvet untuk diukur absorbansinya dengan panjang gelombang (λ) 620 nm dan medium NB sebagai blanko. Sisa biakan bakteri di dalam Erlenmeyer diinkubasi lagi, dan setiap 2 jam diambil 5 ml untuk diukur absorbansinya hingga jam ke-12. Dari hasil pengukuran ini dibuat kurva dengan menggunakan program Microsoft Excel sehingga diketahui fase-fase pertumbuhan bakteri. Kurva tumbuh ini menunjukkan korelasi antara nilai absorbansi sebagi sumbu Y dengan selang waktu tertentu sebagai sumbu X yang menunjukkan umur biakan bakteri, sehingga dapat diketahui usia bakteri yang berada pada fase log. b. Pembuatan Kurva Baku P.aeruginosa dan S.aureus Kurva baku bakteri dibuat dengan menghitung koloni bakteri yang dikorelasikan dengan nilai absorbansi. Pertama-tama satu ose bakteri uji diinokulasi ke dalam 10 ml medium NB dan diaktivasi selama 24 jam dalam waterbath shaker pada suhu 37ºC. Setelah itu kultur dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi 90 ml medium NB dan diaktivasi kembali hingga bakteri 26

mencapai fase logaritmik. Kemudian sebanyak 5 ml inokulum bakteri yang berada pada fase log tersebut diambil dan dihitung nilai absorbansinya dengan spectrophotometer, dan disiapkan tabung reaksi yang berisi sembilan ml aquades steril untuk dilakukan pengenceran mulai dari 10 ¹sampai 10 8. Untuk pengenceran 10 ¹, sebanyak 1 ml biakan bakteri dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades steril. Pengenceran 10 2 diambil 1 ml dari tabung 10 ¹ dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades. Begitu seterusnya hingga pengenceran 10-8. Setelah dilakukan pengenceran, tabung berlabel 10-6 sampai 10-8 masing-masing diambil 1 ml biakan bakteri dan dihomogenkan dengan 9 ml medium KNA dalam cawan Petri kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Setelah diinkubasi dihitung jumlah koloni yang tumbuh dengan menggunakan colony counter. Hasil penghitungan jumlah bakteri dihubungkan dengan nilai absorbansi dan diperoleh sebuah kurva baku dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows sehingga dapat diketahui usia bakteri yang terbaik untuk digunakan dalam pengujian (Cappuccino&Sherman, 1987). 3. Tahap Pengujian a. Pengujian Ekstrak N.sativa Terhadap P.aeruginosa dan S.aureus Dengan Metode Difusi Agar Pengujian antibakteri ekstrak N.sativa terhadap P.aeruginosa dan S.aureus dilakukan dengan metode difusi agar (Karuppusamy et al., 2009). Inokulum bakteri yang digunakan berusia 4 jam pada P.aeruginosa dan 6 jam pada S.aureus. Penggunaan bakteri pada usia ini dikarenakan laju pertumbuhannya paling tinggi berdasarkan kurva baku. Sebanyak 1 ml inokulum bakteri dipipet kedalam cawan 27

Petri kemudian medium KNA sebanyak 9 ml dicairkan dan dituangkan kedalam cawan. Segera setelah penuangan, cawan Petri digerakkan di atas meja yaitu dengan gerakan membentuk angka delapan untuk menyebarkan sel-sel bakteri secara merata. Biarkan selama lima menit hingga permukaan agar kering sebelum meletakan cakram. Kertas cakram direndam di dalam ekstrak yang berkonsentrasi 10 mg/ml; 15 mg/ml; 20 mg/ml dan 25 mg/ml. Sebagai kontrol positif digunakan tetracycline 3 mg/ml dan kontrol negatif DMSO 10%. Lama perendaman ± 2 menit kemudian diletakan di permukaan agar secara aseptik. Cakram ditekan dengan lembut agar dapat kontak lebih baik dengan agar. Dalam satu cawan Petri terdapat tiga konsentrasi yang berbeda. Penggunaan antibiotik tetracycline karena memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas. Antibiotik ini dapat menghambat dan membunuh bakteri baik dari golongan Gram-positif maupun Gram-negatif (Todar, 2008). Cawan Petri kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. Aktivitas antibakteri ditentukan dengan mengukur diameter zona penghambatan sekitar pertumbuhan bakteri menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter ± SD (Parekh&Chanda, 2006). b. Pengujian Ekstrak N.sativa Terhadap P.aeruginosa dan S.aureus dengan MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Penelitian dilanjutkan dengan menguji konsentrasi ekstrak untuk menentukan nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration). Uji MIC dilakukan dengan metode broth macrodilution (Halawani, 2009). Konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam pengujian terhadap P.aeruginosa adalah 12 mg/ml; 14 mg/ml; 16 mg/ml; 18 mg/ml dan 20 mg/ml. Sedangkan untuk S.aureus konsentrasi 28

ekstraknya 10 mg/ml; 12 mg/ml; 14 mg/ml; 16 mg/ml dan 18 mg/ml. Kontrol positif tetracycline 3 mg/ml dan kontrol negatif DMSO 10% pada masing-masing bakteri. Pada pengujian dengan metode MIC, biakan bakteri diencerkan terlebih dulu ke dalam larutan ringer NaCl 0.85% (0.85 gram NaCl dalam 100 ml aquades steril), kemudian disamakan kekeruhannya dengan larutan standar 0.5 Mc.Farland. Larutan 0.5 Mc.Farland dibuat dengan mencampurkan 0.5 ml BaCl 2 1% dan 99.5 ml H 2 SO 4 1%, dengan nilai absorbansi berkisar 0.08-0.1 pada panjang gelombang 620 nm. Setiap tabung reaksi berisi empat ml medium NB, kemudian 100 µl ekstrak ditambahkan ke dalam tabung reaksi dan dicampurkan hingga merata. Kemudian 900 µl inokulum bakteri yang telah disesuaikan dengan 0.5 Mc.Farland dimasukkan ke dalam tabung tersebut. Hal yang sama dilakukan juga untuk kontrol positif dan negatif. Semua tabung lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Nilai MIC ditetapkan sebagai konsentrasi terendah dari ekstrak, yang diperlihatkan dengan tidak adanya pertumbuhan bakteri di dalam tabung setelah inkubasi. G. Analisis Data Semua data yang telah diperoleh dengan lengkap dari hasil pengukuran diameter zona hambat diolah menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas pada masing-masing perlakuan. Selanjutnya digunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney untuk mengetahui perbandingan aktivitas ekstrak terhadap kedua bakteri. 29

H. Alur Penelitian Tahap Persiapan a. Persiapan alat & bahan b. Pembuatan medium KNA dan NB c. Sterilisasi d. Ekstraksi N.sativa Tahap Pelaksanaan a. Pembuatan kurva tumbuh P.aeruginosa dan S.aureus b. Pembuatan kurva baku P.aeruginosa dan S.aureus Tahap Pengujian a. Uji ekstrak N.sativa terhadap P.aeruginosa & S.aureus dengan difusi agar b. Uji ekstrak N.sativa terhadap P.aeruginosa & S.aureus dengan MIC Analisis dan Pengolahan Data Penulisan Skripsi Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian 30