BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang dan mendapatkan laba, serta dapat memberikan kepuasan pada. konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

BAB II URAIAN TEORITIS

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini meliputi tinjauan pustaka mengenai periklanan, teori endorser,

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang terdiri dari Attractivness (daya pikat), Trusthworthiness (tingkat kepercayaan), dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah bagaimana memperkenalkan suatu produk atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

repository.unisba.ac.id BAB I 1.1 Latar Belakang Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. cepat berkembang dan mendorong seleksi alamiah dimana suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis

I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi dimana

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaaan perekonomian dunia yang sedang mengalami resesi sejak September

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era gobalisasi dewasa ini, komunikasi merupakan hal yang sangat esensial

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat terutama dalam pemasaran produk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB II KAJIAN TEORI Periklanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang dikenal sekaligus paling

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk menawarkan

PENGARUH ATTRACTIVENESS DAN CREDIBILITY BRAND IMAGE FRESHCARE

CELEBRITY ENDORSEMENT KUKU BIMA ENER-G

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bauran promosi merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya masing-masing (McCracken 1989). Penggunaan athlete endorser (atlet

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan mulai memperkenalkan merek yang dimiliki sampai ke

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan adalah bagian terpenting dalam kegiatan periklanan. Suatu

Berikut adalah definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini, mendorong semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin gencar dalam

pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran (Basu Sawsta, 2002, hal.234).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat

dengan memberikan kepuasan pada konsumen. Hal ini dilakukan jika usahanya ingin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 1. Celebrity Endorsement. (McCracken,1989). Kata celebrity mengacu pada seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

II. TINJAUAN PUSTAKA Sampo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kebutuhannya (Schiffman dan Kanuk, 2008). Perilaku konsumen adalah studi. dan kebutuhan mereka (Kotler dan Keller, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah sebuah kegiatan pokok yang harus dilakukan. perusahaan dalam siklus produk baik barang maupun jasa demi

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi di televisi ataupun radio melainkan internet. Detik.com, vivanews.com,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, dimana ia bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan, dengan

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki daya tarik tersendiri untuk memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK SELEBRITAS SEBAGAI MODEL IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Endorser dalam Periklanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. konsep yang canggih namun juga tidak terlepas dari dunia hiburan, termasuk

Transkripsi:

10 BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Periklanan 2.1.1 Definisi Periklanan Periklanan adalah alat promosi yang terdiri dari komunikasi nonpribadi, yang dibayar, yang digunakan oleh suatu sponsor yang ditunjuk untuk menyampaikan kepada khalayak mengenai suatu produk. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi non-pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayarkan untuk sponsor tertentu. Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan sesuatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali, 1997). Sedangkan bentuk promosi tidak selalu berupa iklan. Iklan berasal dari kata advertere (advertising), sifatnya in run toward sasarannya adalah mengubah jalan pikiran konsumen untuk membeli. Bentuk kegiatan promosi ini merupakan cara komunikasi yang bersifat umum, menimbulkan kesan yang luas dan mendalam di masyarakat, bersifat monolog dan tidak bersifat dialog kepada konsumen. Promosi merupakan salah satu elemen dalam konsep 4P dalam bauran pemasaran yang diperkenalkan pertama kali oleh F.Jerome. Prinsip 4P yang diakhiri dan dikembangkan oleh pakar pemasaran Philip Kotler, merupakan pembagian dari bauran pemasaran menjadi empat bagian yakni produk, harga, tempat, dan promosi (Kotler, 2008). Iklan sebagai elemen penting dari promosi,

11 sehingga departemen periklanan merupakan bagian yang harus dipikirkan terlebih dahulu pada tahapan-tahapan awal bauran pemasaran bahan sebelum keputusan-keputusan merek, citra, produk, harga, dan kemasan yang akan dikomunikasikan dengan konsumen melalui promosi. Media komunikasi massa adalah bagian penting dari iklan. Iklan dalam konteks media komunikasi massa adalah bentuk-bentuk pesan yang berkaitan dengan produk, perusahaan, dan strategi yang ingin disampaikan kepada konsumen. Iklan didefinisikan sebagai suatu bentuk komunikasi bukan pribadi yang digunakan oleh suatu sponsor tertentu untuk membujuk atau menginformasikan pendengar atau pembeli potensial mengenai sebuah produk (Griffin & Ebert, 2002) melalui berbagai macam media komunikasi. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Jefkins yang mengatakan bahwa periklanan merupakan cara menjual melalui penyebaran informasi dan merupakan proses komunikasi lanjutan yang membawa para khalayak ke informasi terpenting yang memang perlu mereka ketahui (Jefkins, 1994). Iklan secara sederhana, didefinisikan sebagai pesan untuk menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali,1997). Namun demikian, untuk membedakannya dengan

12 pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Tujuan dari iklan adalah mengubah dan mempengaruhi sikap-sikap khalayak sesuai dengan kepentingan pemasang iklan (Jefkins, 1997:16). Tujuan lain dari periklanan adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera meskipun banyak juga penjualan baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Sedangkan menurut Dharmmesta, B.S dalam Handoyo (2004:160) adalah mendukung tindakan pembelian dengan memanfaatkan media yang tersedia seperti koran, majalah, radio, televisi, dan lain sebagainya. 2.1.2 Strategi Periklanan Sejalan dengan semakin mantapnya produk dan meningkatkannya persaingan, strategi periklanan harus berubah. Selama tahap pertumbuhan dan dewasa suatu produk, misalnya, pemasar dapat memilih salah satu dari 3 pendekatan umum (Griffin & Ebert, 2002) : 1. Persuasive advertising (iklan persuasif) : strategi periklanan yang mencoba mempengaruhi konsumen untuk membeli produk satu perusahaan daripada produk pesaingnya. 2. Comparative advertising (iklan perbandingan) : strategi periklanan yang secara langsung membandingkan dua produk atau lebih.

13 3. Reminder advertising (iklan pengingat) : strategi periklanan untuk menjaga nama suatu produk dalam ingatan konsumen. 2.1.2 Jenis-jenis iklan Menurut Griffin & Ebert (2002), iklan dibedakan menjadi tiga kategori, antara lain : 1. Iklan merek : iklan yang mempromosikan sebuah merk tertentu. 2. Iklan dukungan : iklan yang mempromosikan suatu maksud, sudut pandang atau calon / kandidat. 3. Iklan institusi : iklan yang mempromosikan citra jangka panjang dari sebuah perusahaan. 2.2 Pengertian Selebriti Endorser adalah seorang pribadi baik itu aktor, artis maupun atlit yang sangat dikenal publik dan menjadi pujaan yang digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian dan mempengaruhi konsumen sasaran (Shimp,2000). Selebriti adalah sebuah kepribadian (actor, entertainer, atau atlit) yang dikenal masyarakat umum untuk prestasinya pada sekitar kelas produk yang diiklankan (Shimp,2000). Selebriti dapat menjadi kekuatan yang kuat dalam menciptakan suatu ketertarikan atau tindakan berkaitan dengan pembelian atau penggunaan produk dan jasa (Schiffman and Kanuk, 2004). Selebritis

14 sebagai endorser diyakini mampu mempengaruhi pembentukan citra produk dalam benak konsumen. Hal ini disebabkan karena seorang selebritis mampu menjadi panutan yang bisa dicontoh oleh masyarakat. 2.3 Penggunaan Selebritis Endorser dalam Iklan Saat ini pemasar berlomba-lomba mencari dan menggunakan seorang figur selebritis untuk menjadi endorser bagi produknya. Bagi pemasar, kehadiran selebritis diharapkan memang bisa mendongkrak penjualan mereka, paling tidak untuk sesaat. Pemilihan selebritis untuk menjadi endorser sebuah produk menjadi penting, karena image selebritis harus diselaraskan dengan image produk tersebut. Ada beberapa pertimbangan yang dilakukan dalam memilih selebritis. Terdiri dari (Shimp, 2000): 1. Kredibilitas Selebriti (credibility) Yaitu menyangkut tingkat pengetahuan terhadap produk atau keahlian dan obyektifitas dari sang selebritis, keahlian merujuk pada pengetahuan si selebritis terhadap produk, sedangkan obyektifitas merujuk pada kemampuannya menarik rasa percaya diri audience. 2. Kepopuleran Selebriti (visibility) Yaitu menyangkut seberapa popular selebriti tersebut dikalangan masyarakat. Seorang selebriti yang tenar akan mudah untuk mengundang perhatian maysarakat sehingga sangat menguntungkan apabila menggunakan selebriti tersebut untuk menjelaskan citra produk.

15 3. Attraction dan Power Yaitu menyangkut daya tarik selebriti sebagai endorser. Daya tarik ini menyangkut 2 hal yaitu tingkat disukai audience (likability) dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna produk (similiarity). Likability dan similiarity ini tidak dapat dipisahkan dan harus scara berdampingan. Sebuah perusahaan yang memutuskan untuk mempekerjakan seorang selebriti untuk mempromosikan produk atau jasa tersebut memiliki pilihan menggunakan selebriti seorang testimonial atau endorsement sebagai seorang aktor komersial atau sebagai seorang pembicara perusahaan. Dibawah ini adalah tabel perbedaan antara tipi-tipe daya tarik selebriti : Tipe Testimonial Endorsement Actor Tabel 2.1 Tipe-tipe Daya Tarik Selebriti Definisi Berdasar pada cara pemakaian kata-kata pribadi, seorang selebriti membuktikan kualitas dari produk atau jasa. Selebriti menggunakan nama dan daya tariknya untuk kepentingan sebuah produk atau jasa dengan atau tanpa menjadi seorang ahli (expert). Selebriti memperkenalkan sebuah produk atau jasa sebagai bagian dari karakter endorsement. Spokesperson Selebriti mewakili merk atau perusahaan pada periode waktu yang lama. Sumber : Schiffman & Kanuk (2004) Menggunakan selebriti sebagai endorser memiliki keuntungan yaitu dari segi publisitas dan kemudahan mendapatkan perhatian dari calon konsumen.

16 Seseorang yang sangat terkenal dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan segmen yang besar dari terget audience. Daya tarik dan nama baik dari seorang selebriti dapat digunakan oleh pemasar untuk membentuk citra yang posotif terhadap produk. Penggunaan selebritis juga bisa merubah anggapan konsumen tentang citra produk yang jelek, dengan melekatkan citra yang baik dari seorang selebritis tersebut. 2.4 Kredibilitas selebrity Endorser Menurut Shimp (2003), dapat dipercaya dan keahlian seorang selebriti (secara bersama-sama disebut kredibilitas) merupakan alas an utama untuk memilih selebriti sebagai pendukung periklanan. Orang yang dapat dipercaya dan dianggap memiliki wawasan tentang isu tertentu, seperti kehandalan merek, akan menjadi orang yang paling mampu meyakinkan orang lain untuk mengambil suatu tindakan. Menurut Shimp (2000), faktor-faktor yang dipertimbangkan para eksekutif periklanan ketika membuat keputusan pemilihan selebriti adalah: a. Kredibilitas selebriti b. Kecocokan selebriti dengan audience c. Kecocokan selebriti dengan merek d. Daya tarik selebriti Kredibilitas sumber adalah isitilah umum yang digunakan untuk menunjukkan karakteristik positifnya komunikator yang mempengaruhi penerimaan pesannya penonton (Ohanian,1990) dan merupakan suatu metode yang sering digunakan dalam periklanan untuk mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan, evaluasi

17 produk dan niat membeli. Kesimpulan umum bahwa sumber yang lebih kredibel kemungkinan endorser tersebut lebih persuasive. Pada akhirnya, focus perhatian adalah pada bagaimana seorang penonton menilai kredibilitas dari sumber. Ada tiga faktor yang melandasi kredibilitas dari sumber pesan menurut Ohanian (1991): 1. Expertise Keahlian berkaitan dengan pengetahuan, pengalaman atau kecakapan yang dimiliki komunikator untuk mendukung pesan yang disampaikannya. Dimensi dari keahlian : a. Ahli (expert) b. Berpengalaman (experienced) c. Berpengetahuan (knowledgeable) d. Memenuhi syarat (qualified) e. Terlatih (skilled) 2. Trustworthiness Hal ini berkaitan dengan anggapan atas tingkat obyektifitas dan kejujuran dari sumber pesan. Faktor-faktor penilaian terhadap sikap dapat dipercaya dari : a. Dapat dijadikan pedoman (dependable) b. Jujur (honest) c. Dapat diandalkan (reliable) d. Tulus (sincare) e. Dapat dipercaya (trustworthy)

18 3. Attractiveness Menunjukkan daya tarik sumber pesan dimata penerima pesan. Jika penerima pesan mempunyai persepsi bahwa sumber pesan menarik, maka kemungkinan besar penerima pesan akan menerima atau mengikuti sikap, perilaku, minat atau pilihan dari sumber pesan. Faktor-faktor dari attractiveness adalah : a. Menarik (attractive) b. Berkelas (classy) c. Cantik/tampan (beautiful/handsome) d. Luwes (elegant) e. Sexy (sexy) 2.5 Celebrity Endorser dan Non-celebrity Endorser ( Typical Person Endorser ) Salah satu cara untuk memaksimalkan suatu iklan dapat ditempuh dengan menggunakan model iklan (endorser) yang tepat. Hal ini dikarenakan kepribadian model iklan yang dipakai dapat mendukung kepribadian produk. Endorser juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa (Belch & Belch, 2005). Endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili image sebuah produk. Endorser memegang peranan penting didalam transfer nilai-nilai dari iklan yang disiarkan. Adapun proses transfer tersebut dapat dilihat pada gambar 2.5

19 Culture Endorsement Consumption Object Person Context Role celebrity celebrity Product Product Consumer 3 2 1 Stage 1 Stage 2 Stage 3 Sumber : Belch & Belch ( 2001) Keterangan : = garis perpindahan nilai = tahapan (stage) perpindahan nilai Gambar 2.1 Perpindahan Nilai dan Proses Endorsement Berdasarkan model ini, McCracken menjelaskan efektivitas dari selebriti sebagai endorser tergantung dari nilai cultural atau budaya yang diberikannya pada proses endorsement. Setiap selebriti memiliki nilai yang beraneka macam, termasuk status, kelas, gender, umur, personalitas dan juga gaya hidupnya. Pada tahap pertama selebriti mendapatkan nilai yang menguatkan citra dari peran yang diasumsikan terhadap mereka. Setiap peran baru memberikan kesempatan kepada selebiri untuk melakukan kontak terhadap sejumlah objek, orang dan keadaan. Belch & belch (2001) memberikan contoh seorang actor Bill Cosby yang mendapatkan image sebagai seorang ayah idaman karena perannya dalam serial.the Cosby Show. Kemudian pada tahap kedua, McCracken

20 menyimpulkan bahwa celebrity endorser mambawa nilai image yang dimilikinya kedalam iklan dan meneruskannya pada produk yang diiklankan dimana ia menjadi endorser-nya. Pada tahap akhir, nilai image yang diberikan oleh endorser kepada produk tadi akan ditransfer kepada konsumen. Shimp,2003 membagi endorser kedalam dua tipe yaitu celebrity endorser dan typical-person endorser. Friedman dan Friedman (1997) mendefinisikan selebriti yaitu a celebrity as a personality (actor, entertainer, or athlete) who is known to the public for his or her accomplishment in areas other than the product class endorsed (Shimp, 2000), yang berarti selebriti adalah pribadi (bintang film, penghibur atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat mendukung produk yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan untuk menghentikan (stopping power), mereka dapat menarik perhatian atas pesan iklan di tengah banyaknya iklan (Belch & Belch, 2004). Selain selebriti, sering terlihat orang biasa atau model iklan nonselebrity yang belum terkenal membawakan iklan (typical-person endorser). Shimp (2000) mendifinisikan typical person endorser yaitu memanfaatkan beberapa orang bukan selebritis untuk menyampaikan pesan mengenai suatu produk.

21 2.6 Kerangka Penelitian expertise trustworthiness Minat beli attractiveness Gambar 2.2 Kerangka pemikiran efektifitas iklan dengan endorser selebriti dan endorser nonselebriti 2.7 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan (Kuncoro, 2003). Dalam penelitian ini penulis mengemukakan hipotesis : 1. Iklan dengan menggunakan endorser selebritis berpengaruh terhadap minat beli konsumen. 2. Iklan dengan menggunakan endorser non selebritis berpengaruh terhadap minat beli konsumen. 3. Terdapat perbedaan iklan dan minat beli antara iklan menggunakan endorser selebritis dan endorser non selebritis.