Kata Kunci: Model Pembelajaran, Snowball Throwing. Dosen Pendidikan Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, UNIMED

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

40 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar

METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action research

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB III METODE PENELITIAN. dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA PLUS ASSOHWAN AL-ISLAMIYAH

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

JEMBER TAHUN PELAJARAN

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Way Lima. Siswa kelas VIII.G

BAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari :

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS 1 PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 15 SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI METODE COPY THE MASTER SISWA KELAS XII SMA TAMANSISWA CABANG BINJAI

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kasus Di SMA N 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai) Oleh: Ardin Siallagan ' Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hasil belajar siswa pada pokok bahasan sumber daya alam yang diajar dengan model Snowball Throwing (2) untuk mengetahui aktifitas siswa melalui model pembelajaran Snowball Throwing (3) untuk mengetahui efektifitas dalam penerapan model pembelajaran Snowball Throwing. Penelitian PTK ini dilaksanakan di Bintang Bayu pada Tahun akademik 2010, objek penelitian 1 kelas yang berjumlah 32 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar berupa tes objektif. Reabilitas tes diuji dengan menggunakan Teknik Korelasi Produk Moment dengan hasil sebesar 0.304( r=0.7127). Pengumpulan data dilakukan dengan cara komunikasi langsung dan tidak langsung. Teknik analisa yang digunakan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar dengan melihat keaktifan pada siklus I sebesar 70% dan keaktifan pada siklus II sebesar 85% dan Ketuntasan Klasikal pada siklus I sebesar 86 % dan ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 94%. Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model yang efektif digunakan karena antara materi pelajaran dan model pembelajaran signifikan untuk digunakan. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Snowball Throwing A. Pendahuluan Pendidikan merupakan kegiatan paling tua yang dijalani oleh manusia. Pendidikan tersebut telah disampaikan dari cara yang sederhana dan mudah dicerna atau dimengerti oleh orang banyak, yakni bagaimana seseorang mengajarkan orang lain tentang keterampilan-keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam menj alankan tugas sehari-hari, memenuhi kebutuhan hidup, pemindahan nilai-nilai religius (agama), filosifis, budaya dan sosial. Hal demikian diwariskan dari generasi kegenerasi hingga saat ini dalam bentuk konkret, beragam, berbeda dan semakin canggih dari sebelumya. Sehingga pendidikan diyakini dapat melakukan perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia, yakni perubahan kearah yang lebih baik, benar, bermanfaat dan Dosen Pendidikan Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, UNIMED JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 1

terencana. Selanjutnya seseorang pun dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik. Dengan pendidikan, kebutuhan manusia tentang perubahan dan perkembangan dapat di penuhi,sehingga memiliki potensi pada masing-masing individu Manusia memiliki dua potensi didik dan mendidik, karena manusia berkemampuan memerankan dirinya baik secara objek untuk dididik maupun sebagai subjek untuk mendidik. Potensi didik mendidik seperti itulah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Dalam melaksanakan pendidikan adanya sebuah pembelajaran yang tidak dapat di pisahkan. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut. Tujuan pendidikan tidak akan dapat tercapai bila proses pembelajaran yang di ajarkan tidak sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun. Berhasil tidaknya pembelajaran salah satu faktor penentunya adalah rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru. Sebab di dalam rencana pembelajaran guru telah dapat menentukan model dan metode serta media yang tepat diberlakukan untuk anak didik. Lemahnya perencanaan yang dibuat guru untuk mengaj ar secara langsung berilmplikasi terhadap lemahnya proses pembelajaran, dan seandainya proses pembelajaran itu terjadi maka anak tidak akan termotivasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir,sehingga anak didik mengalami susahnya menghadapi pembelajaran dikelas dan menyebabkan rendahnya nilai hasil belajar pada siswa tersebut. Agar mencapai hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran, maka perlu dirancang proses pelaksanaan yang dapat memberikan keasyikan dan kesenangan baik bagi peserta didik maupun pendidik. Karena pada praktek pendidikan perlu memperhitungkan kebutuhan emosional berupa rasa puas, senang dan menggembirakan. Barulah maksud dan tujuan pendidikan itu dapat tercapai dengan baik. Jika materi yang disampaikan dengan menggunakan metode atau model pembelajaran yang sering digunakan atau monoton, tentu membuat siswa merasa bosan dan jenuh mendengarkan guru dalam menyampaikan materi tersebut, maka siswa pun sulit menerima pelajaran yang akan disampaikan. JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 2

Terkait dengan hal diatas, maka penulis berupaya untuk menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang ditemukan dapat diidentifikasi yaitu pengajaran yang menitik beratkan pada pengajaran klasik.di samping itu Guru mengajar dengan bahan, metode, dan model pembelajaran yang kurang tepat untuk dilaksanakan. Selain itu juga penguasaan keterampilan dalam mengajar juga menjadi permasalahan yang belum dapat diselesaikan dengan baik, sehingga ketuntasan hasil belajar siswa pun rendah.oleh karena itu peneliti ingin mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran geografi dengan melakukan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing. Sesuai dengan latar belakang masalah yang dipaparkan, maka yang menj adi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Penerapan Model pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai). Adapun Rumusan Masalahnya adalah 1)Apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai)? 2) Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai)? 3) Apakah efektif penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Bintang Bayu kabupaten Serdang Bedagai)? Tujuan Penelitian adalah 1) Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai). 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai). 3) Untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran Snowball Throwing (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai). B. Metodologi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bintang Bayu Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 3

Bedagai.Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil (gasal) pada tahun ajaran 2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bintang Bayu tahun ajaran 2010/2011,subjek di ambil satu kelas dari banyaknya kelas XI IPS yaitu kelas XI IPS-1 dengan jumlah 32 orang siswa.sedangkan obj ek penelitiannya adalah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Studi kasus di SMA Negeri 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai). Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian ini adalah: 1) Penentuan objek dan subjek penelitian, 2) Tahap penelitian siklus I, 3) Tahap penelitian siklus II, 4) Pengumpulan dan analisis data, dan 5) Kesimpulan Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ( PTK) adalah penelitian yang di lakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) mengamati (4) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijayah Kusumah, Dedi Dwitagama, 2009:9). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes tertulis dan laporan sebagai alat mengevaluasi hasil belajar siswa. Aspek yang harus dicapai oleh siswa yakni : aktivitas melihat, aktivitas lisan, aktivitas mendengar, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas gerak, aktivitas mental dan aktivitas emosi. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan enam aspek saja karena berdasarkan kompetensi dasar yang hendak dicapai tujuannya sudah dapat mengukur aktivitas belajar siswa. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Dimana lembaran tersebut diisi oleh peneliti dengan cara mengamati langsung aktivitas siswa di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas. Pelaksanaan observasi tersebut dibantu oleh guru bidang studi dan rekan peneliti. Dari hasil observasi ini terlihat bagaimana keaktifan dari masing-masing siswa sehingga dapat pula nantinya diketahui efektifitas penerapan model pembelajaran snowball thowing pada materi pokok sumber daya alam. Untuk masing-masing kriteria skor terendah adalah 1 dan tertinggi 3 dengan tiga indikator penilaian. Bila siswa masing-masing memiliki nilai tertinggi, bararti penerapan model Snowball Throwing efektif digunakan pada materi sumber daya alam, sebaliknya bila masing-masing siswa memiliki nilai rendah dari hasil pengamatan yang dilakukan JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 4

berarti model tersebut tidak tepat digunakan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model Kurt Lewin yang terdiri atas empat komponen pokok penelitian kelas yakni : 1). Perencanaan (planning), 2). Tindakan (acting), 3). Pengamatan (observing), dan 4). Refleksi (reflecting). C. Hasil Dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan alur penelitian tindakan kelas diperoleh data penelitian berupa nilai pretes dan postes, serta persentase aktivitas belajar siswa dari hasil observasi. Data penelitian ini dikelompokkan berdasarkan siklus dalam alur penelitian tindakan kelas seperti terlihat pada tabel dalam lampiran. Tahap Pelaksanaan Siklus I a. Tahap Persiapan (Perencanaan) Tahap pertama pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah tahap persiapan atau perencanaan. Pada tahap ini, peneliti melakukan serangkaian kegiatan perencanaan yaitu mulai pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan materi pelajaran dengan model pembelajaran Snowball Throwing. Instrumen penelitian berupa soal pretes dan postes, angket dengan melihat aktivitas siswa, membagi beberapa kelompok siswa dan lain sebagainya. Sebelum menerapapkan model pembelajaran Snowball Throwing peneliti membagi beberapa orang siswa kedalam kelompok. Siswa mulai membentuk suatu kelompok yang dipandu oleh peneliti dengan melihat nama-nama siswa pada absensi dan selanjutnya dibagi berdasarkan jumlah siswa perempuan dan lakilaki. Dalam bentuk kelompok terdapat 5 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang siswa untuk 2 kelompok, 3 kelompok lagi terdiri dari 5 orang siswa. Selanjutnya siswa duduk dengan tertib untuk mendengarkan penjelasan materi pelajaran yang akan disampaikan peneliti dan melaksanakan model pembelajaran Snowball Throwing. Pada tahap perencanaan, diawali dengan menj elaskan materi pelajaran yang akan dipelajari yakni materi pada semester II dengan pokok bahasan sumber daya alam, sebelumnya peneliti membagi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok terdapat 6 orang siswa. Terlihat disana bahwa peneliti sedang memberikan materi pelajaran. Selain peneliti, guru bidang study juga terlibat disana yakni sebagai observer atau pengamat dengan tujuan untuk mengamati jalannya kegiatan belajar dan mengajar. JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 5

Masing-masing siswa duduk dengan rapi dan teratur dikelompoknya masing-masing. Siswa dengan antusiasnya mendengar dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan ini adalah penyampaian materi pelajaran dengan model pembelajaran Snowball Throwing sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam menyampaikan materi, peneliti menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pelaksanaan kegiatan pada siklus I ini dilakukan dalam dua kali pertemuan. Adapun langkahlangkah kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pendahuluan (5 menit) b. Peneliti memberikan pretes untuk siklus I, dan II (25 menit) c. Peneliti menyampaikan materi pelajaran tentang Sumber Daya Alam (20 menit) d. Tanya jawab antara peneliti dengan siswa dan peneliti memberi penguatan (15 menit) e. Peneliti memberikan postes I ( 15 menit) f. Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran (10 menit) Siklus I Pada saat peneliti menj elaskan dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan mengadakan tanya jawab, terlihat sebagian siswa sangat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut, sedangkan sebagian siswa yang lain masih belum aktif mengikuti pelajaran. Kemudian pada akhir kegiatan pembelajaran, dilakukan postes I dan diperoleh nilai rata-rata pretes siswa adalah 25,94 dan nilai rata-rata postes I adalah 75,94. Pada siklus I ini terjadi peningkatan nilai rata-rata dari pretes ke postes sebesar 50.00. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I mengalami kenaikan. c. Tahap Observasi (Pengamatan) Pada tahap ini yang dilakukan adalah kegiatan pengamatan terhadap siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat kesiapan siswa sebelum dan saat menerima pelajaran serta perkembangan aktivitas siswa. Hasil pengamatan dijadikan bahan evaluasi untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. Sebagian siswa belum siap untuk menerima pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang membawa buku paket masih rendah, yaitu 50%. Selain itu JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 6

persentase siswa yang membawa buku referensi yang mendukung pembelajaran juga masih kecil, hanya 15.63%. Selama proses pembelajaran berlangsung juga dilakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa yang dibantu oleh guru bidang studi sebagai observan. Pada siklus I, diperoleh data hasil pengamatan bahwa aktivitas siswa pada siklus 1 masih rendah sehingga perlu adanya peningkatan di siklus berikutnya. d. Refleksi Setelah melewati siklus I maka peneliti melakukan refleksi yang mencakup semua kegiatan pembelajaran. Dari hasil refleksi, diperoleh hal-hal sebagai berikut: a) Siswa kurang siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran. b) Hanya sekitar 50% dari jumlah keseluruhan siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat dari tabel 10. c) Hasil belajar siswa (postes I) terlihat belum memuaskan. Hal ini mungkin diakibatkan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran yang masih rendah. Selain itu, mungkin juga disebabkan model pembelajaran yang masih banyak kekurangan dan perlu diperbaiki e. Perencanaan Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan setelah siklus I, maka peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya, rencana tersebut meliputi: a) Untuk memperbaiki kesiapan siswa sebelum menerima pelajaran, peneliti mengarahkan dan memotivasi siswa untuk mempersiapkan buku dan peralatan belajar sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran serta mempelajari terlebih dulu materi yang akan mereka terima di sekolah. b) Untuk mengatasi siswa yang tidak antusias dalam belajar maka peneliti merencanakan untuk membuat metode diskusi yang lebih menarik sesuai dengan model Pembelajaran Snowball Throwing penyampaian yang lebih interaktif dengan memberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif menyampaikan pendapatnya dan memberikan reward atas keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan. c) Bagi peneliti, alokasi pembagian waktu harus disesuaikan sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran dalam 2 kali pertemuan dapat diselesaikan dengan baik. d) Model yang mungkin kurang menarik akan diperbaiki agar siswa lebih termotivasi mengikuti pelajaran. Tahap Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan Pada siklus II dibuat rencana program pembelajaran dan rekaman pembelajaran sesuai dengan hasil revisi siklus I. JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 7

b. Pelaksanaan Tindakan ini dilakukan sesuai dengan RPP hasil revisi siklus I yang diikuti observasi. Kegiatan pada siklus II jika digambarkan adalah: a) Kegiatan pendahuluan (5 menit), b) Peneliti menyampaikan materi dengan pembentuk diskusi kelompok pelajaran subtopik Sumber Daya Alam dengan menggunakan model pembelajaran (40 menit), c) Tanya jawab antara peneliti dengan siswa dan peneliti memberi penguatan dan latihan (15 menit), d) Peneliti memberikan Postes II ( 15 menit), e) Peneliti dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan (5 menit) Kembali seperti siklus I, bahwa tahapan pertama dalam penelitian tindakan kelasa adalah perencanaan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan dengan menjelaskan materi pelajaran sebelum menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing, pelaksanaan yang dilakukan peneliti terlihat seperti gambar 16 diatas. Gambar 16 diatas, peneliti kembali menjelaskan materi lanjutan dari materi pada semester II dengan materi pokok sumber daya alam. Dari siklus II ini peneliti berlandaskan pada hasil yang diperoleh pada siklus I yang telah dilakukan pada minggu sebelumnya sehingga diharapkan mendapat perubahan hasil belajar. Pada gambar juga terlihat bahwa siswa begitu antusiasnya untuk mendengarkan materi yang disampaikan peneliti. Setelah selesai menjelaskan materi pelajaran pada materi sumber daya alam, peneliti selanjutnya melakukan penerapan model Snowball Throwing dengan membentuk kelompok sebagaimana kelompok pada siklus I yang lalu. Disana terlihat bahwa siswa begitu aktifnya dalam penerapan model tersebut. Hal itu terlihat dari cara siswa memperhatikan materi yang diberikan, cara bertanya siswa, keaktifan menulis, memberikan tanggapan, dan semangat yang diperlihatkan dari wajah masing-masing siswa. Siswa yang duduk pada kelompoknya masing-masing berjumlah 5 orang siswa. Setelah mendapatkan pertanyaan dari kelompok lain melalui lemparan kertas yang berisikan pertanyaan, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan masing-masing kelompok berbeda-beda baik pada bentuk pertanyaannya, tingkat kesukaran dan lain-lain. Waktu yang diberikan untuk menjawab pertanyaan sudah terlebih dahulu ditentukan sipeneliti, yang selanjutnya masing-masing kelompok menjawab pertanyaan yang diberikan. Selesai pada tahapan demi tahapan yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing, peneliti membagikan selebaran postest untuk dijadikan bagian dari evaluasi. Dari evaluasi yang diberikan nantinya akan dapat diketahui hasil belajar siswa pada JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 8

siklus II tersebut dan selanjutnya menjadi bahan bandingan dari siklus I. Berdasarkan hasil observasi pada siswa selama proses pembelajaran terlihat bahwa siawa aktif dalam berdiskusi sudah mendengarkan penjelasan guru dan antusias mengerjakan soal yang diberikan. Pada siklus II ini pun siswa sudah aktif menjawab pertanyaan yang di berikan. Pada akhir kegiatan pembelajaran dilakukan tes hasil belajar siswa dan diperoleh nilai rata-rata pretes I siswa adalah 75,94 sedangkan nilai postes II menunjukkan terjadinya penaikan nilai rata-rata siswa menjadi 80,63. penaikan nilai rata-rata siswa yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 4,69. c. Pengamatan Pada tahap ini dilakukan pengamatan sesuai dengan pembelajaran yang terjadi. Pada siklus ini, sebelum mengadakan kegiatan pembelajaran, peneliti melihat kesiapan belajar siswa baik. Dapat dilihat bahwa kesiapan siswa sebelum belajar sudah meningkat dibandingkan sebelumnya. Sebagian besar siswa sudah siap menerima pelajaran, terlihat dari persentase siswa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, bahwa sudah banyak yang membawa perlengkapan belajar yang menunjang proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, observasi terhadap siswa juga dilakukan, bahwa aktivitas siswa meningkat dari siklus I di bawah 60 menjadi lebih akti diatas 60. Pada siklus ini akivitas kegiatan siswa meningkat yang tadi angka yang dieroleh dari hasil pengamatan siklus satu ± 60 beraktivitas, tapi pada siklus ini aktivitas siswa meningkat smuanya diatas 60. d. Refleksi Setelah melewati siklus II maka peneliti melakukan refleksi yang mencakup semua kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil refleksi diperoleh hal-hal sebagai berikut: a) Siswa sudah siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan terjadi peningkatan dibandingkan sebelumnya. Hal ini terlihat dari persentase siswa yang membawa perlengkapan belajar sudah cukup besar. b) Dari observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari persentase siswa yang antusias dalam berdiskusi, menanggapi dan memperhatikan. c) Hasil belajar siswa (postes II) lebih baik jika dibandingkan dengan postes siklus I. Penaikan nilai rata-rata yang terjadi sebesar 4,69 Hal ini dikarenakan motivasi ketika disiklus I, seperti hasil observasi yang menyatakan 67,71% yang aktif mengajukan pertanyaan. JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 9

Uji Analisis Data a. Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Dari tes kasil belajar diikuti oleh 32 siswa pada siklus I dan II, data hasil belajar siswa diperoleh gambaran ketuntasan hasil belajar siswa bahwa banyaknya siswa yang tuntas belajar pada siklus I dan II adalah siswa dari 29 atau 90,62% siswa pada siklus I dan 33 atau 96,80% siswa Pada siklus II atau siswa yang tuntas belajar. Dan 3 orang siswa atau 8,38 % pada siklus I dan 1 orang atau 3,20% siswa tidak tuntas belajar. Maka berdasarkan kriteria ketuntasan belajar secara klasikal pada BAB III dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada pokok bahasan Sumber Daya Alam dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa dan telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara klasikal,khususnya di kelas XI IPS-I. C. Pembahasan Dari hasil penelitian, terlihat bahwa adanya perbedaan hasil belajar yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing. Hal itu dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus I dengan siklus II. Hasil refleksi pada siklus II ternyata membawa perubahan, baik dilihat dari segi kesiapan belajar, keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, hasil belajar yang ditunjukkan siswa melalui tes yang diberikan, serta efektifitasnya dalam penggunaan waktu, model pembelajaran, sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I (rata-rata-=75,94) menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pretes (rata-rata=25,94) sebelum materi disampaikan. Sementara pada siklus II terjadi lagi peningkatan hasil belajar siswa yakni rata-rata 80,63 bila dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I. Secara lebih jelas kenaikan dan penurunan hasil belajar siswa ditunjukkan pada grafik di bawah ini. Sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar pada siklus I terdapat 29 atau 90,62% siswa pada siklus I yang sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar, sedangakan yang tidak tuntas belajar adalah 3 orang siswa atau 8,38 %. Pada siklus II, hanya 1 orang atau 3,20% yang tidak tuntas belajar sedangkan 32 oarang lainnya tuntas belajar atau sekitar 96,80%. Maka berdasarkan kriteria ketuntasan belajar secara klasikal bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada pokok bahasan Sumber Daya Alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Bintang Bayu JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 10

pada kelas XI IPS-1 dan telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa. Hasil observasi dari observer pada saat dilakukan penelitian, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tersebut berjalan dengan baik, dimana tingkat aktivitas belajar siswa meningkat. Sehingga berdasarkan kriteria keaktifan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada pokok bahasan sumber daya alam merupakan hal yang tepat untuk digunakan. Selanjutnya dari kegiatan belajar pembelajaran dapat dikatakan efektif, hal itu terlihat dari penggunaan model pembelajaran yang tepat pada materi sumber daya alam yakni dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Sarana dan prasarana yang digunakan juga mendukung kegiatan tersebut sehingga dapat meningkatkan keaktifan pada siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu penggunaan waktu yang efektif juga merupakan hal yang dapat mendukung siswa dalam memenuhi kriteria ketuntasan belajar dengan menunjukkan hasil yang baik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. D. Kesimpulan Dan Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu strategi yang efektif untuk keberasilan kegiatan belajar mengajar. 2) Rata-rata nilai postes hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 75,94 dan postes siklus II sebesar 80,63 sehingga model pembelajaran Snowball Throwing pada pokok bahasan Sumber Daya Alam merupakan penggunaan model yang tepat karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan juga dapat dilihat berdasarkan kriteria ketuntasan balajar siswa yang menunjukkan peningkatan dari sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran yang berbeda dari biasanya. 3) Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar setelah menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing meningkat dari siklus I dan dilanjutkan ke siklus II. Hal ini dapat dilihat ini terlihat dari data yang diperoleh yaitu memperhatikan dari 64,66%-72,4%, Bertanya dari 59%-67,71%, diskusi 59,9%-73,96%, Menulis dari 62,5%- 70,83%, menanggapi 61,46%-74,48 dan bersemngat dari 64,58%- 78,65%. 4) Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing merupakan penggunaan model yang efektif pada materi sumber daya alam, baik dari pengunaan waktu maupun sarana dan prasarana yang tersedia sehingga mempermudah dalam pencapaian tujuan dan target pembelajaran. JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 11

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh diperoleh diatas maka penulis memberi beberapa saran sebagai berikut : 1) Kepada guru Geografi hendaknya : a). Menggunakan model pembelaj aran Snowball Throwing dalam proses pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar belajar sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa. b). Mampu mengembangkan aktivitas siswa terutama aktivitas bertanya dan menanggapi dan mencari solusi agar kedua aktivits ini meningkat. 2) Kepada siswa hendaknya lebih aktif dalam peroses pembelajaran dan mencari bahan-bahan pelajaran lain yang mendukung, sehingga dalam belajar siswa tidak hanya menunggu materi yang diberikan oleh guru, dan lebih cepat dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. 3) Kepada kepala sekolah agar menyarankan kepada guru-guru untuk dapat menerapkan model-model pembelajaran yang bervariasi guna meningkatkan efektifitas belajar mengajar dalam pencapaian hasil belajar yang baik. Daftar Pustaka Abidin,Zainal.2009.Efektifitas Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Berita Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kuta Panjang.Skripsi,Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa Dan Sastra Universitas Negeri Medan. Ahmadi,Abu.2005.SBM(Strategi Belajar Mengajar). Bandung: Pustaka Setia Arikunto, S., (2007), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi revisi, PT Bumi Aksara, Jakarta Arikunto, S., dkk, (2007), Penelitian Tindakan Kelas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Dedi Dwitagama,Wijayah Kusumah,2009.Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Malta Printindo Dimyati, dkk, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Hamalik, Oemar., (2006), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung Harmanto,Gatot.2009. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Geografi. Bandung :Yrama Widya Hartuti, P.T., dkk, (2009), Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP dan MTs Terpadu dan Kontekstual, Pustaka Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta http//www. wordpress. com/2009/11/09/modelpembelajaran-18- Snowball Throwing http//www.model pembelajaran Snowball Throwing,ahmadi,dkk.com JUPIIS VOLUME 4 Nomor 1 Juni 2012 12