PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS BINA MARGA KESIAPAN MENGHADAPI HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H/2014 M

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Rencana kerja (Renja) 2014

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR DINAS PU BINA MARGA JALAN ADI SUCIPTA NO.2 CIANJUR 43211, TELP (0263) FAX PROPOSAL USULAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tidak tercapainya beberapa sasaran tersebut diatas disebabkan karena beberapa hal, antara lain : PROSE NTASE

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pergerakan manusia dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan aman, pengguna jalan perlu terus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya Cibarusah Cikarang, Kabupaten Bekasi merupakan jalan kolektor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATRIK DAFTAR INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara

EVALUASI UMUR SISA RUAS JALAN KARTASURA KLATEN. Tugas Akhir

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

jalan Jendral Urip Sumoharjo (tipe 4/2 D) DS = 0,67 jalan Walisongo (tipe 4/2 D) DS = 0,67 Khusus untuk jalan Siliwangi karena mempunyai DS = 0,85

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA DINAS BINA MARGA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS BINA MARGA DAN PSDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Data. Pengumpulan Data. 1. Kondisi Data Primer eksisting : jalan, meliputi :

LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013

BAB 3 METODOLOGI. sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi dan perawatan perkerasan lentur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar

RAPAT EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah B A. Studi Pustaka MULAI. Permasalahan. Observasi Lapangan. Pengumpulan Data

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI MATRIK RENCANA STRATEGIS TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2013

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

Perencanaan Peningkatan Jalan Ungaran-Cangkiran BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumbar Tahun (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (2015)

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Persyaratan Teknis jalan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur merupakan public service obligation, yaitu sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA JALAN TANJUNG ANOM DALEMAN KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

BAB II TINJAUAN BALAI

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD A. TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang merupakan sebagai negara yang berkembang,sedang

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

Fitria Yuliati

EVALUASI KINERJA JALAN PAJANG PARANGTEJO KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA-SKPD) Tahun 2017 Dinas Pekerjaan Umu Bina Marga Kabupaten Lamongan

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN ANGGARAN PRESERVASI JALAN TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari di daerah perkotaan, seringkali muncul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

1. PENDAHULUAN. Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap. Supardi 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membangun daerah-daerah tertinggal dan terpencil, maka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN BADUNG UTILITAS TERPADU DAN JEMBATAN BENTANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk kawasan timur Indonesia, akhir-akhir ini giat dilaksanakan baik dibidang

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten

BAB I Pendahuluan I.1. Umum. I.2. Latar Belakang.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PE DAHULUA 1.1 Umum

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS BINA MARGA KESIAPAN MENGHADAPI HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H/2014 M Purwodadi, 15 Juli 2014 Purwodadi, Juli 2014

APBD PENETAPAN : Rp. 55.831.155.000,00 VISI DINAS BINA MARGA KABUPATEN GROBOGAN Terwujudnya sarana dan prasarana infrastruktur jalan dan jembatan yang optimal guna menunjang perekonomian daerah

MISI DINAS BINA MARGA APBD PENETAPAN : Rp. 55.831.155.000,00 KABUPATEN GROBOGAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN BINA MARGA DAN MEMENUHI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN SECARA BERKUALITAS. MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN PRASARANA JALAN SECARA TRANSPARAN, TERBUKA DAN DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN. MENERAPKAN ORGANISASI YANG EFISIEN, TATA LAKSANA YANG EFEKTIF DAN TERPADU DENGAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DIDUKUNG OLEH SDM YANG PROFESIONAL DAN SARANA PRASARANA MEMADAI

I. GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Kabupaten Grobogan :197.586,42Ha Kondisi tanah secara umum merupakan tanah lempung (clay) yang mempunyai sifat kembang susut sangat besar (ekspansif), pada musim kemarau akan merekah dan pada musim penghujan akan menjadi sangat labil/lembek Daya dukung tanah (CBR/California Bearing Ratio) bernilai 1 sampai dengan 3%, jauh dari persyaratan untuk pembangunan jalan yang minimal 5%. Total Panjang Jln Kabupaten : 890,01 km

KONDISI JALAN KABUPATEN TAHUN 2009 SAMPAI DENGAN 2013 NO TAHUN KONDISI BAIK SEDANG RUSAK RUSAK BERAT TOTAL 1 2009 248.067 222.259 217.518 195.256 883.100 % 28.090 25.168 24.631 22.110 2 2010 280.944 292.003 179.855 130.269 883.100 % 31.813 33.066 20.366 14.751 3 2011 241.330 78.388 230.399 332.983 883.100 % 27.328 8.876 26.090 37.706 4 2012 269.897 69.816 220.585 329.712 890.010 % 30.325 7.844 24.785 37.046 5 2013 236.941 88.065 282.902 282.102 890.010 % 26.622 9.895 31.786 31.696

TABEL PERBANDINGAN KONDISI JALAN TAHUN 2009, 2010, 2011, 2012 & 2013

PERMASALAHAN Kondisi tanah yang labil/expansif dengan nilai CBR jauh dibawah 5 %, sehingga untuk pembangunan jalan harus menggunakan teknologi yang tepat yang memerlukan biaya yang besar. Bahan bangunan untuk pembangunan jalan di Kabupaten Grobogan sangat langka dan terbatas, sehingga harus mendatangkan bahan bangunan dari daerah lain yang mengakibatkan biaya konstruksi menjadi mahal. Luas Wilayah Kabupaten Grobogan sangat luas, sehingga jalan yang harus ditangani sangat panjang (890,010 km). Alokasi anggaran dalam APBD untuk penanganan jalan kabupaten belum sebanding dengan kerusakan jalan yang harus ditangani Terbatasnya dana APBD Kabupaten Grobogan.

STRATEGI PENANGANAN JALAN KABUPATEN Kompleknya permasalahan penanganan jalan kabupaten (buruknya kondisi tanah, banyaknya jumlah total panjang jalan kabupaten dan keterbatasan pendanaan), perlu ditempuh strategi sebagai berikut : A. Strategi Prioritas. B. Strategi Teknis C. Strategi Keuangan

A. STRATEGI PRIORITAS Ruas jalan yang dilalui jalur trayek Angkutan Umum (Bus maupun Angkutan kota) sbg PRIORITAS UTAMA (2007-2011) Ruas jalan kabupaten di luar jalur trayek yang mempunyai nilai strategis baik secara ekonomi maupun sosial (Ruas Jalan Strategis) sebagai PRIORITAS KEDUA (2007-2016). Jalan kabupaten di luar jalur trayek dan diluar jalur strategis (jalan dgn LHR RENDAH) sebagai PRIORITAS KETIGA (2007-2021).

B. STRATEGI TEKNIS Ada 3 Pendekatan Strategi Teknis : KONSTRUKSI BETON BERTULANG (RIGID PAVEMENT) HOTMIX/ATB.

B. STRATEGI TEKNIS 1 1. Untuk penanganan jalan pada kondisi rusak berat (kondisi dimana pondasi jalan belum mantap/stabil) dipakai KONSTRUKSI BETON BERTULANG (RIGID PAVEMENT)

2. Untuk kondisi jalan dengan pondasi jalan sudah mantap & rusak pada lapis permukaannya saja akan dilaksanakan perbaikan-perbaikan & melapisi bagian atas dengan KONSTRUKSI HOTMIX

C. STRATEGI KEUANGAN Alokasi dana APBD secara bertahap, berkesinambungan dan konsisten; Mengupayakan bantuan dana dari Provinsi maupun Pusat.

UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENEKAN ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS 1. Melaksanakan Pemeliharaan rutin Jalan di luar Pelaksanaan Kegiatan Proyek ( Tambal Sulam Lubang ). 2. Mempercepat Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek. 3. Membuat peraturan / Kebijakan yang tertuang dalam Surat Perjanjian Kontrak yang mengharuskan rekanan / Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengendalian Lingkungan di antaranya : Melakukan pengaturan sedemikan rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak mengganggu lingkungan, lalu-lintas dan kegiatan pekerjaan itu sendiri. Menjamin penuh terhadap pengendalian pengaruh lingkungan yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya. Tidak akan menggunakan kendaraan yang memancarkan suara keras, berisik ( gaduh ) khususnya untuk daerah rawan, seperti dekat rumah sakit. Untuk mencegah debu selama musim kering melakukan penyiraman secara teratur. dan untuk kendaraan angkut yang mengeluarkan debu harus menutupi dengan terpal. Pengedropan material untuk pelaksanaan pekerjaan, di atur sedemikian rupa sehingga, tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas dan pada pelaksanaan kerja dipasang tanda papan rambu - rambu kerja yang dapat dipindah pindahkan

JALUR ALTERNATIF LEBARAN 2014

TERIMAKASIH