Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.

dokumen-dokumen yang mirip
pernyataan singkat tentang hasil penelitian sedangkan saran berisikan hal-hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan hasil penelitian. 8.1.

Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Golongan Termiskin di Dua Desa

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI

BAB III PENYAJIAN DATA. menggunakan observasi, angket dan dokumentasi. Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi.

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Persentase responden berdasarkan kelompok umur

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BPSPROVINSI JAWATIMUR

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2007/2008

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB IV POTRET KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT. dari pusat Kecamatan Parengan. Desa Mojomalang ini berbatasan dengan Desa Sendangrejo

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

Kuesioner Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi kehidupan petani karet, karena pada musim hujan petani karet

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. keadaan penduduk, keadaan sarana dan prasana, keadaan pertanian, dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BUAH-BUAHAN LANGKA HUTAN PEGUNUNGAN MERATUS

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL

Permasalahan Sosial. Kehidupan di dalam masyarakat tidak terlepas dari berbagai permasalahan sosial.

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur di awal abad ke 18 merupakan salah satu kawasan yang

Sepotong Matahari dan Awan untuk Ibu* :ibuku

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

KARAKTERISTIK WILAYAH. Indonesia. Kecamatan Jakenan terletak di bagian timur Kabupaten Pati (sekitar 16

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

PENDAHULUAN. Latar Belakang

DATA MENCERDASKAN BANGSA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

13 11 x 5 : 125 % =. D. ; 46 % ; ; 0,43. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Hasil dari : adalah. A. 10 C. 40 B. 18 D.

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam di sektor pertanian dan perkebunan. Adapun produksi di

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN APRIL 2008 SEBESAR 135,16

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR APRIL 2015 INFLASI 0,39 PERSEN

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Garut. Desa Jatiwangi memiliki empat dusun (Ciakar, Pasir Kaliki, Halimun, dan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

HARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk

BAB III DATA TENTANG GAMBARAN UMUM PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

I. PENDAHULUAN. buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan

Sepenggal kalimat Jania Hasan, seorang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Tarsin (70) kelelahan. Matanya menatap lesu. Memegang ember berisi lhem, atau sisa tetes getah karet alam, ia duduk di bawah pohon karet di area perkebunan PT Perkebunan Nusantara XIX di Sedandang, Pageruyung, Kendal, Jawa Tengah. Sudah empat jam ia menyusuri perkebunan itu untuk mengais sisa getah karet. Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu. Padahal, ia telah menyusuri batang demi batang pohon karet di perkebunan itu mulai pukul 05.00 hingga 09.00. Dengan 1,5 kg lhem kotor, atau masih bercampur tanah, yang dihasilkannya, itu berarti ia hanya mendapat sekitar 1 kg lhem bersih. Itu juga berarti upah yang diterimanya hari itu hanya Rp 1.400 karena 1 kg lhem harganya Rp 1.400. Padahal, hari itu setidaknya 100 batang pohon karet telah ia sapa untuk mengais sisa getah karet yang ada. Dengan jarak antarpohon karet sekitar 10 meter, pagi itu Tarsin setidaknya telah berjalan 1 kilometer menyusuri perkebunan karet. Itu belum termasuk perjalanan yang harus ditempuh dari rumahnya di RT 06 RW 02 Dukuh Laban, Desa Bangunsari, Pageruyung, Kendal, ke areal kebun milik PTPN XIX yang berjarak sekitar 3 km. Habis kalau enggak begini mau makan apa. Jadi buruh tani tenaga sudah tidak kuat. Kalau tidak mencari lhem, tidak makan karena anak-anak juga kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, kata Tarsin yang kini tinggal berdua dengan istrinya. 1 / 5

Tekadnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup membuat Tarsin tidak beranjak pulang meski perutnya sudah lapar. Sekarang yang cari lhem banyak, saling berebut. Semua orang butuh makan, tuturnya. Tidak jauh dari tempat Tarsin duduk, Tutur alias Paoyi, warga Bangunsari, sibuk mengais lhem di tanah bekas tetesan getah karet. Selain harus menghidupi istri dan satu anaknya, Tutur juga harus menanggung biaya hidup keponakannya. Meski hasil dari mengais lhem tak mencukupi, bagi Tutur tidak ada pilihan lain. Kerjaan banyak di kampung, tetapi yang bayar enggak ada, katanya. Lhem adalah istilah yang kerap dipakai di lingkungan perkebunan karet di Jawa, untuk menyebutkan sisa tetesan getah karet hasil sadapan. Biasanya lhem ada setelah penyadap mengambil hasil sadapannya berupa getah karet berwarna putih. Setelah getah itu diambil penyadap, ada sisa tetesan getah yang tertinggal di pohon atau jatuh ke tanah. Sisa getah itulah yang disebut lhem. Berebut lahan Biasanya lhem dibiarkan berhari-hari hingga menumpuk sehingga baunya seperti telur busuk. Pihak perkebunan biasanya mengambil lhem dalam periode tertentu, yaitu 15-30 hari sekali. Namun, kini sebelum pihak perkebunan mengambilnya, masyarakat sudah lebih dulu mengaisnya. Warga Desa Bangunsari dan desa lain di sekitar kawasan perkebunan karet terpaksa mengais lhem karena tidak punya pilihan. Saat ini pekerjaan sulit didapat, sementara anak dan istri butuh makan. Berharap bisa mendapat pekerjaan di desanya hampir mustahil. Pergi ke kota pun belum tentu 2 / 5

menjanjikan. Pendidikan penduduk yang rata-rata hanya tamat SD atau SMP membuat mereka sulit memasuki pasar kerja formal. Menjadi buruh tani juga sulit karena Kecamatan Pageruyung, tempat tinggal mereka, bukanlah sentra produksi beras atau komoditas pertanian lain. Warga pemilik sawah umumnya hanya memiliki lahan kurang dari 3.000 meter persegi sehingga tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Apalagi, sawah di wilayah itu tadah hujan yang dalam setahun hanya ditanami dua kali. Mau jadi karyawan penyadap getah karet di PTPN XIX juga sulit. Persaingan sangat ketat. Belum lagi jumlah penyadap karet dibatasi. Memang kadang kala mereka bisa bekerja sebagai buruh harian di perkebunan itu, tetapi tidak setiap waktu. Mencari kayu bakar pun sudah tidak mungkin sebab perkebunan karet baru saja diremajakan. Tidak banyak ranting atau cabang kering yang bisa diambil. Menjadi pedagang, tidak ada modal. Jangankan untuk modal, buat makan setiap hari sulit. Kini hanya mengais lhem satu-satunya peluang yang ada bagi warga Bangunsari untuk mengais rezeki, setidaknya agar dapat bertahan hari ini. Jumlah penduduk desa itu sekitar 5.000 jiwa. Mungkin warga sini kalau enggak ada lhem sudah kelaparan semua, kata Tutur. Memang ada sejumlah warga, terutama perempuan, yang nekat mengadu nasib menjadi pembantu rumah tangga di Malaysia atau negara-negara di Timur Tengah. Namun, menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri pun butuh modal awal dan itu juga tidak mudah didapat. Apalagi, ada beberapa orang warga desa itu yang sejak berangkat ke luar negeri hingga kini belum ada kabar beritanya. 3 / 5

Begitu berartinya lhem bagi warga desa, tidak peduli anak- anak, perempuan, kakek-kakek, nenek-nenek, remaja putra maupun putri, semuanya tumpah ruah ke perkebunan karet. Siang malam, bahkan hingga tengah malam, perkebunan karet ramai didatangi pencari lhem. Pengumpul Apa yang saat ini dikerjakan warga Desa Bangunsari dan sekitarnya hanyalah potret dari kemiskinan yang ada di masyarakat. Warga sulit mendapatkan pekerjaan karena lapangan kerja di pedesaan begitu sempitnya. Daya beli pun menurun. Pergi ke kota, seperti Jakarta, juga belum menjamin akan ada harapan. Kota tak lagi ramah pada pendatang kelas bawah, apalagi tanpa bekal pendidikan dan keterampilan. Di tengah pekerjaan yang sulit didapat, kini mereka harus menghadapi kenaikan harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Harga beras medium naik lebih dari Rp 1.000 per kg dari harga setahun lalu, minyak goreng naik Rp 6.000 per liter, minyak tanah langka, kalaupun ada harganya naik. Harga tahu-tempe, yang jadi menu utama warga kelas bawah, pun naik. Belum lagi ongkos transportasi, yang juga turut melonjak, hingga membuat harga sayuran, bawang merah, bawang putih, cabe, dan berbagai kebutuhan lain ikut naik. Harga cabe merah keriting saja saat ini sudah lebih dari Rp 25.000 per kg. Untuk makan tiap hari satu keluarga setidaknya harus ada uang Rp 15.000. Namun, jangankan mendapatkan uang sebanyak itu per hari, mencari Rp 5.000 saja susah, kata Tutur. Itu pula yang saat ini dialami Tarsin. Meski sudah mencari lhem sejak pukul 05.00, dia belum berniat pulang. Setidaknya ia harus mendapatkan 3 kg lhem sebelum pulang. Untuk itu, ia bisa seharian mencari lhem di perkebunan hanya untuk mendapatkan uang untuk membeli 1 kg 4 / 5

beras. Meskipun perut tuanya kosong karena tak membawa bekal, ia tetap harus berjalan menyusuri satu demi satu batang karet. Lhem yang ia cari akan dijual ke pengumpul. Oleh pengumpul lhem dijual ke kota, seminggu atau dua minggu sekali. Bagaimanapun, fenomena lhem di Desa Bangunsari adalah fenomena kemiskinan yang menyelimuti bangsa ini. http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.09.0130053 5 / 5