BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ( dalam hal ini adalah Hukum Perdata ), sering ditemukan beberapa praduga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara umum penyakit kulit yang diakibatkan oleh adanya infeksi jamur terdiri

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata Katarak pada Manusia Berbasis Web

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Aplikasi sistem pakar berbasis web ini diharapkan dapat membantu

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA KURA-KURA BERBASIS DEKSTOP DENGAN METODE FORWARD CHAINING NASKAH PUBLIKASI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

CARA MENGGUNAKAN APLIKASI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain:

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

2.2 Konsep Sistem Pakar 9

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN SISTEM PAKAR

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. memenuhi kebutuhan akan data suatu sistem yang sedang berjalan di suatu

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Gambar 4.1 Gambar Use Case Diagram

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

USER MANUAL HUMAN RESOURCE MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (DOSEN LUAR BIASA)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. mengetahui proses kerja yang sedang dikerjakan/berjalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi diperlukan metode yang digunakan untuk menyusun

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan

TAKARIR. : kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan. secara logika. : penalaran yang dimulai dari fakta menuju konklusi

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi sistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Prosedur Penggunaan Sistem

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. sebelum melakuan pengkodean kedalam suatu bahasa pemograman. Dalam

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. tepat bagi UKM (BPR/S dan LKM/S), maka dilakukan analisa terhadap

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Sistem Pakar Diagnosis Trafo Tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi mengenai sistem pakar menurut para ahli ada beberapa, namun

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada sistem antrian di tempat praktek dokter saat ini masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis yang berjalan pada UPTD Puskesmas Cimanggung Kab. Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Organisasi 1. Gambaran Umum RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang sangat penting dalam menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai salah satu institusi sosial, Rumah Sakit dituntut untuk mengutamakan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat tidak memandang perbedaan golongan, suku, ras, dan agama. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang berada di Ibukota Provinsi Gorontalo dan secara geografis terletak dipusat wilayah Teluk Tomini, memudahkan masyarakat yang berada di daerah Hinterland untuk mengakses pelayanan rujukan.untuk itu terus dilakukan pembenahan baik dari segi sarana/prasarana, Sumber Daya Manusia serta jenis pelayanan yang diberikan. Selain itu pula berbagai tantangan dan hambatan yang akan dihadapi, yaitu : Pertama, ditetapkan Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei saboe menjadi BLUD bertahap dalam pengelolaan keuangan. Kedua, Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang prima semakin tinggi. Ketiga, upaya melakukan perubahan budaya kerja aparat baik aparat fungsional maupun aparat non fungsional dalam menerapkan pola pengelolaan BLU yang menuntut adanya efisiensi pengelolaan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 25

26 2. Sejarah RSUD Aloei Saboe Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo pertama kali dibangun pada tahun 1926 dan dimanfaatkan sejak tahun 1929 dengan nama Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo. Awalnya berupa satu gedung yang terdiri dari 4 (empat) ruangan, yaitu : Apotik, Poliklinik dan Rawat Inap. Tahun demi tahun bangunan ditambah dan sejak akhir PELITA I (1978) dilaksanakn pembangunan Rumah Sakit, baik fisik maupun non fisik. Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 51/Men.Kes/SK/II/79 sebagai Rumah Sakit Kelas C yang memenuhi persyaratan 4 (empat) Spesialis Dasar. Pada tanggal 17 September tahun 1987 Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Prof.Dr.H.Aloei Saboe Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Gorontalo Nomor 97 Tahun 1987. Nama tersebut diambil dari nama salah seorang perintis kemerdekaan Putera Gorontalo yang banyak berjasa dalam bidang Kesehatan. Pada Tahun 1991-1992 Rumah Sakit Umum Prof. DR. HI. Aloei Saboe ketambahan jenis pelayanan yaitu Spesialis Mata dan Tahun 1995 ketambahan Spesialis Telinga Hidung Tenggerokan (THT). Pada tanggal 31 Agustus 1995 Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Gorontalo mengusulkan kenaikan kelas Rumah Sakit Umum Prof.Dr.H.Aloei Saboe dari kelas C ke kelas B Non Pendidikan.

27 Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Gorontalo Nomor : 315 tanggal 25 Maret tahun 2002 Rumah Sakit Umum Prof.Dr.H.Aloei Saboe merupakan bagian dari Organisasi Tata Kerja Pemerintah Kota Gorontalo yaitu Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

28 3. Struktur Organisasi DIREKTUR Dr. Andang Ilato, MM KELOMPOK JABATAN KOMITE WADIR PELAYANAN DR. H. MEDY SARITA, M.Kes WADIR UMUM & KEUANGAN DRS. H. KADIR PATUMA, MM KABID PELAYANAN Dr. H. Boby Harun Oko, M.Kes KABID KEPERAWATAN Ahmad Aswad, Skm,S.Kep,Ns, Mph KABID UMUN & KEPEGAWAIAN Lukman Damisi, S.Mn KABID PERENC. & MEDREC Efendi Tilome, S.IP, M.Kes KABID KEUANGAN Rafid j.a. Pakai, SE. MM KASUBID PELAYANAN MEDIS Dr. Jefri Mustafa, MPH KASUBID BIMBINGAN & PELAYANAN KEP. H. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep. Ns KASUBID UMUM & PERLENG. Yulyan Anggowa, SKM KASUBID PENYUS. PRG & LAP Mohamad Rifai Hiola KASUBID PERBENDAHARAAN Panawan Bilondatu, SE. KASUBID PENUNJANG MEDIS Linda Siu Mohamad, SKM KASUBID SARANA, PERALATAN MEDIS & LOG. KEP. Miske U. Patuti. S. Si. Apt KASUBID ETIKA & MUTU KEPERAWATAN Rosni, AMK KASUBID PROMKES RUMAH SAKIT Dian Nadjamudin, S. Kep, NS KASUBID KEPEG & DIKLAT Bahanudin Dai KASUBID HUKUM & HUMAS Hj. Siti Dahlia Syarief, SH. Mh KASUBID MEDREC Memy S. Bempah, SKM SUBBID DATA & SISTEM INFORMASI Sumardin Suratinoyo, S.IP KASUBID VERIVIKASI Yanto Y. Pontoh, SE. Ak KASUBBID AKUNTANSI Iramaya Eraku, SE Gambar 4.1 Struktur Organisasi

29 B. Analisis Sistem Berikut arsitektur desain sistem ini pakar diagnose penyakit Katarak. Basis Pengetahuan Fakta & Aturan Pakar Antarmuka Pengguna Mesin Inferensi Fasilitas Penjelas Admin Gambar 4.2 Arsitektur Desain Sistem Adapun penjelasan dari masing-masing komponen arsitektur desain adalah sebagai berikut : 1. Antarmuka Pengguna Pada bagian antarmuka pengguna ini terjadi dialog antara sistem dengan pengguna, dimana sistem memberikan pertanyaan-pertanyaan dan pengguna menjawab sesuai yang dialaminya, kemudian sistem memberikan solusi atas jawaban dari pengguna. Namun sebelum sistem memberikan solusi, jawaban dari pengguna di proses di mesin inferensi. 2. Basis Pengetahuan Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman dan penyelesaian masalah yang dapat berasal dari pakar, jurnal dan sumber pengetahuan lain. Adapun pengetahuan yang berasal dari pakar, jurnal maupun sumber

30 pengetahuan lain tersebut adalah mengenai jenis penyakit Katarak, gejala-gejalanya, pengobatan serta pencegahannya. a. Data Penyakit Katarak 1) Gejala Pada data penyakit katarak yang penyusun teliti hanya 5 jenis katarak yang direkomendasikan oleh dokter spesialis mata yaitu: a) Katarak Kongenital Tabel 4.1 Gejala & Tanda Katarak Kongenital Gejala & Tanda 1. Usia di bawah 1 tahun 2. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 3. Pupil berwarna putih atau abu-abu 4. Tajam penglihatan menurun 5. Mata juling 6. Sukar beraktivitas 7. Terdapat riwayat katarak dalam keluarga 8. Hilang penglihatan tanpa rasa nyeri 9. Pupil mengecil b) Katarak Juvenile Tabel 4.2 Gejala & Tanda Katarak Juvenile Gejala & Tanda 1. Usia 1-40 tahun 2. Tajam penglihatan menurun 3. Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah 4. Sukar beraktivitas

31 5. Mata berair 6. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 7. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat 8. Penglihatan ganda 9. Sakit kepala 10. Perubahan daya lihat warna 11. Sering meminta ganti resep kacamata c) Katarak Senile Tabel 4.3 Gejala & Tanda Katarak Senile Gejala & Tanda 1. Usia diatas 40 tahun 2. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 3. Seperti ada titik gelap didepan mata 4. Perubahan daya lihat warna 5. Penglihatan ganda 6. Sukar beraktivitas 7. Warna manik mata berubah atau putih 8. Sering meminta ganti resep kaca mata 9. Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah 10. Tajam penglihatan menurun 11. Penglihatan menguning 12. Untuk sementara jelas melihat dekat 13. Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak 14. Terjadi kekeruhan pada seluruh lensa 15. Bertambahnya ketebalan lensa

32 d) Katarak Traumatika Tabel 4.4 Gejala & Tanda Katarak Traumatika Gejala & Tanda 1. Nyeri pada mata 2. Penglihatan ganda 3. Mata merah mungkin ada pendarahan 4. Sukar beraktivitas 5. Trauma tembus panas yang melalui batas, missal x- ray atau radoiaktif atau trauma terhadap benda yang pernah melukai 6. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 7. Pernah terkena benda keras, tajam atau tumpul 8. Perubahan daya lihat warna 9. Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat operasi, glakoma, penyakit mata karena gangguan metabolic e) Katarak Komplikata Tabel 4.5 Gejala & Tanda Katarak Komplikata Gejala & Tanda Komplikata 1. Terdapat kelainan pada kedua mata 2. Tajam penglihatan menurun 3. Terdapat komplikasi penyakit mata seperti miopa 4. Penglihatan silau, kabur, seperti berasap 5. Menderita penyakit diabetes 6. Perubahan daya lihat warna 7. Sukar beraktivitas

33 2) Pencegahan Pada umumnya penyakit katarak tidak dapat dicegah karena merupakan penyakit bawaan/keturunan serta penyakit penuaan yang sering terjadi pada penderita katarak congenital, juvenile dan senile, namun ada beberapa jenis katarak yang bisa dihindari agar tidak terkena penyakit katarak, seperti penyakit katarak yang terjadi berdasarkan penyebabnya seperti traumatika dan komplikata, pencegahan utamanya ialah dengan melihat faktor utama penyabab penyakit katarak tersebut yakni katarak traumatika dan komplikata 3) Pengobatan Untuk pengobatan katarak sampai saat ini belum ada jenis obat yang dapat mengobati katarak atau obat yang dapat mencegah terjadinya katarak, jadi untuk semua jenis penyakit katarak harus melalui proses bedah operasi oleh dokter spesialis mata.

f). Klasifikasi Seluruh Gejala Dari 5 Jenis Penyakit Katarak 34 Tabel 4.6 Seluruh Gejala Dari 5 Jenis Penyakit Katarak Kode Gejala & Tanda Katarak P1 P1.1 P1.2 P2 P2.1 P2.2 P3 P3.1 P3.2 G01 Usia di bawah 1 tahun G02 Pupil berwarna putih atau abu-abu G03 Mata juling G04 Terdapat riwayat katarak keluarga G05 Hilang penglihatan tanpa rasa nyeri G06 Pupil mengecil G07 Penglihatan silau, kabur, seperti berasap G08 Tajam penglihatan menurun G10 Sukar beraktivitas G11 Usia 1-40 tahun G12 Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah G13 Mata berair G14 Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat G15 Sakit kepala G16 Penglihatan ganda G17 Perubahan daya lihat warna

35 G18 Nyeri pada mata G19 Mata merah mungkin ada pendarahan G20 G21 Trauma tembus panas yang melalui batas, missal x- ray atau radoiaktif atau trauma terhadap benda yang pernah melukai Pernah terkena benda keras, tajam, tumpul G22 Terdapat kelainan pada kedua mata G23 Terdapat komplikasi penyakit mata seperti miopa G24 Menderita penyakit diabetes G25 Usia diatas 40 tahun G26 Seperti ada titik gelap didepan mata G27 Warna manik mata berubah atau putih G28 Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah G29 Penglihatan menguning G30 G31 G32 Untuk sementara jelas melihat dekat Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak Terjadi kekeruhan pada seluruh lensa

36 G33 Bertambahnya ketebalan lensa G34 Sering meminta ganti resep kaca mata G35 Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat operasi, glaukoma atau penyakit mata karena gangguan metabolik

37 3. Mesin Inferensi Mesin inferensi merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada pada table pengetahuan untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil akhir. Dalam komponen ini dilakukan pemodelan proses berfikir manusia dan proses penalaran tersebut menggunakan salah satu metode inferensi yaitu metode forward chaining. Berikut ini adalah pohon pelacakan forward chaining diagnose penyakit katarak

38 a. Pohon Pelacakan Forward Chaining DiagnosaKatarak Y G07 T P0 G01 Y T G11 Y T T G25 Y G21 G21 P0.1 G21 Y T Y T Y T P1.1 G23 P2.1 G23 P3.1 G23 Y T Y T Y T P1.2 G02 P2.2 G13 P3.2 G31 Y T Y T Y T P1 Y G05 T P2 Y G15 T G16 P3 Y G32 T P0.1 T P3 G30 P0.1 Y T Y Y P3 T G28 Y P0.1 T G33 T G26 T G27 P3 Gambar 4.3 Pohon Pelacakan Forward Chaining

b. Tabel Pengetahuan Katarak 39 Tabel 4.7 Pengetahuan Gejala Katarak Untuk Pelacakan Forward Chaining Kode Gejala & Tanda Penyakit Katarak Penyakit Fakta P1 P1.1 P1.2 P2 P2.1 P2.2 P3 P3.1 P3.2 Ya Tidak PG01 Apakah Penglihatan Silau, kabur, kabut, berasap terhadap cahaya? PG12 P00 PG02 Apakah baik melihat dekat pada pasien rabun dekat? P2 PG03 PG03 Apakah anda menderita penyakit Penglihatan Ganda? P2 PG04 PG04 Apakah anda mengalami Perubahan Daya pada saat melihat Warna? P2 P0.1 PG05 Usia Anda di atas 40 Tahun? PG06 P0.1 PG06 Anda pernah terkena benda keras, tajam atau tumpul? P3.1 PG07 Apakah anda Menderita penyakit Diabetes atau PG07 Keracunan Obat-Obatan atau memiliki P3.2 PG08 Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa PG08 Apakah Terjadi Kekeruhan Pada Seluruh Lensa? P3 PG09 PG09 Apakah Ketebalan Lensa bertambah? P3 PG10 PG10 Apakah anda pernah mengeluh adanya bercakbercak putih yang tak bergerak? P3 PG11 PG11 Apakah penglihatan anda menguning? P3 PG13 PG12 Apakah usia anda dibawah 1 tahun? PG16 PG20 PG13 Apakah Waktu anda membaca, penerangan memerlukan sinar lebih cerah? P3 PG14 PG14 Apakah anda merasakan warna manik mata berubah atau putih? P3 PG15 PG15 Apakah anda merasakan seperti ada titik gelap didepan mata? P3 P0.1

40 PG16 Apakah anda pernah terkena benda keras, tajam atau tumpul? P1.1 PG17 Terdapat Komplikasi Penyakit Mata Seperti PG17 Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau P1.2 PG18 Keracunan Obat-Obatan PG18 Apakah Pupil anda Berwarna Putih atau Abuabu? P1 PG19 PG19 Apakah Anda merasakan Hilang Penglihatan Tanpa Rasa Nyeri? P1 P0.1 PG20 Apakah Usia Anda 1-40 Tahun? PG21 PG05 PG21 Pernah terkena benda keras, tajam atau tumpul? P2.1 PG22 PG22 Apakah anda memiliki Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau Keracunan Obat-Obatan P2.2 PG02

41 c. If-Then Rules Rule 1 If : Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Di Bawah 1 Tahun And Pernah Terkena Benda Keras, Tajam, Tumpul Then: Katarak Kongenital Traumatika Rule 2 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Di Bawah 1 Tahun And Terdapat Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau Keracunan Obat-Obatan Then: Katarak Kongenital Komplikata Rule 3 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Di Bawah 1 Tahun And Pupil Berwarna Putih atau Abu-abu Then: Katarak Kongenital Rule 4 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Di Bawah 1 Tahun And Hilang Penglihatan Tanpa Rasa Nyeri Then: Katarak Kongenital

42 Rule 5 If: Penglihatan Silau, Kabur, Kabut, Berasap Terhadap Cahaya And Usia Di Bawah 1 Tahun Then: Tidak Menderita Penyakit Katarak, Barangkali Penyakit Mata Lainnya Rule 6 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Pernah Terkena Benda Keras, Tajam, Tumpul Then: Katarak Juvenile Traumatika Rule 7 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Terdapat Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau Keracunan Obat-Obatan Then: Katarak Juvenile Komplikata Rule 8 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Mata Berair Then: Katarak Juvenile Rule 9 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Sakit Kepala Then: Katarak Juvenile

43 Rule 10 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun And Penglihatan Ganda Then: Katarak Juvenile Rule 11 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia 1-40 Tahun Then: Tidak Menderita Penyakit Katarak, Barangkali Penyakit Mata Lainnya Rule 12 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Diatas 40 Tahun And Pernah Terkena Benda Keras, Tajam, Tumpul Then: Katarak Senile Traumatika Rule 13 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Diatas 40 Tahun And Terdapat Komplikasi Penyakit Mata Seperti Miopa atau Menderita penyakit Diabetes atau Keracunan Obat-Obatan Then: Katarak Senile Komplikata Rule 14 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap And Usia Diatas 40 Tahun And Adanya Bercak-Bercak Putih Yang Tak Bergerak Then: Katarak Senile

44 Rule 15 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Terjadi kekeruhan pada seluruh lensa Then: Katarak Senile Rule 16 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Untuk sementara jelas melihat dekat Then: Katarak Senile Rule 17 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah Then: Katarak Senile Rule 18 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Warna manik mata berubah atau putih Then: Katarak Senile Rule 19 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Seperti ada titik gelap di depan mata Then: Katarak Senile

45 Rule 20 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun And Bertambahnya ketebalan lensa Then: Katarak Senile Rule 21 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya And Usia Diatas 40 Tahun Then: Tidak Menderita Penyakit Katarak, Barangkali Penyakit Mata Lainnya Rule 22 If: Penglihatan Silau, Kabur, Seperti Berasap Terhadap Cahaya Then: Bukan Katarak 4. Fasilitas Penjelas Fasilitas penjelas adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan. Dan fasilitas penjelas ini adalah proses diagnose pada sistem pakar yang mengambil aturan-aturan forward chaining dari mesin inferensi. C. Perancangan sistem Berikut adalah rancangan sistem untuk diagnosa penyakit katarak dengan menerapkan metode inferensi forward cahining.

46 1. Basis Data Sistem Pakar Pada Perancangan basis data sistem pakar kali ini dapat dilakukan dengan merancangn Identifikasi External Entity, Diagram Alir Data (DAD), Entity Relationalship Diagram (ERD), Rancangan Data Base, Rancangan Input.Output. a) Identifikasi External Entity Tabel 4.8 Identifikasi External Entity No Eksternal Entity Input Output 1. Admin/ Ass Dok. 2. Pakar/dokter a. Data Pasien b. Diagnosa a. Data Penyakit b. Data Gejala c. Data Pengetahuan d. Data Pencegahan e. Data Pengobatan f. Aturan g. Solusi Laporan Hasil Diagnosa

47 b) Diagram Alir Data 1) Diagram Konteks Admin Data Pasien Diagnosa Lap. Data Hasil Diagnosa Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata (Katarak) Data Penyakit Data Gejala Data Pengetahuan Data Pencegahan Data Pengobatan Aturan Solusi Pakar Gambar 4.4 Diagram Konteks Diagram konteks terdiri dari 2 entitas yaitu Pakar dan User. User memberikan input ke sistem berupa data pasien serta konsultasi yang dilakukan pasien berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sistem. Pakar memberikan input berupa data dasar dan akuisisi pengetahuan penyakit katarak, sehingga nantinya akan mengeluarkan output kepada user berupa saran terapi untuk penyakit dan hasil pemeriksaan dari pasien tersebut

48 2) Diagram Alir Data Level 0 Pakar Data Penyakit Data Gejala Data Pengetahuan Pencegahan Pengobatan Aturan Solusi 1.P Input Data Master Data Penyakit Data Gejala Data - Pengetahuan Aturan Data Penyakit Data Gejala Data Pengetahuan Aturan Admin Data Pasien Diagnosa 2.P Diagnosa Data Pasien Diagnosa Data Pasien Diagnosa Data Penyakit Data Gejala Data Pengetahuan Aturan Data Paien Diagnosa Lap Data Hasil Diagnosa Hasil Diagnosa Hasil Diagnosa 3.P laporan Hasil Diagnosa Gambar 4.5 Diagram Alir Data Level 0

49 c) Hubungan Antar Tabel (Entity Relationalship Diagram/ERD) Kode Gejala Nama Gejala Kode Diagnosa Diagnosa IdPengetahua N Memiliki Gejala 1 1 Memiliki N Pengetahuan Id Pengetahuan FaktaTida Kode Gejala Keterangan N FaktaYa Pertanyaan Memiliki Menghasilkan N Kode 1 Nama Jenis Kelamin HasilDiagnosa Tgl Diagnosa Kode diagnosa 1 Nama Penyakit Pencegahan Pengobatan Kode Alamat Gambar 4.6 Hubungan Antar Tabel (Entity Relationalship Diagram/ERD)

50 ERD adalah hubungan antar table one to one, one to many, many to many. Pada hubungan antar table diagnosa penyakit katarak ini terjadi hubungan one to many antara table disemua table yang ada di. a. Hubungan antar tebel gejala dan pengetahuan adalah one to many karena 1 gejala bisa memiliki banyak pengetahuan. b. Hubungan antar table penyakit dan hasil diagnose adalah one to many karena 1 penyakit bisa memiliki banyak hasil diagnose c. Hubungan antar table hasil diagnosa dan diagnose adalah one to many karena 1 hasil diagnose memiliki banyak diagnose d. Hubungan antar table pengetahuan dan diagnosa adalah one to many karena 1 pengetahuan memiliki banyak diagnose d) Rancangan Database Tabel 4.9 Hasil Diagnosa Katarak Field Type Size Index Keterangan KodeDiagnosa TanggalDiagnosa Text 10 Primary key Kode Diagnosa Date/Time - Tanggal Diagnosa Nama Text 50 - Nama JenisKelamin Text 6 - Jenis Kelamin TempatLahir Text 50 - Tempat Lahir Alamat Kode Text 50 - Alamat Text 5 Foreign Key Kode

51 Tabel 4.10 Data Gejala Katarak Field Type Size Index Keterangan KodeGejala Text 3 Primary key KodeGejala NamaGejala Memo - - Nama Gejala Tabel 4.11 Data Diagnosa Katarak Field Type Size Index Keterangan KodeDiagnosa Text 225 Primary key Kode diagnosa IdPengetahuan Text 4 Foreign Key Id Pengetahuan Keterangan Memo - - Keterangan Tabel 4.12 Data Penyakit Katarak Field Type Size Index Keterangan Kode NamaPenyakit Pencegahan Pengobatan Text 5 Primary Key Kode Text 50 Nama Penyakit Memo - - Pencegahan Memo - - Pengobatan

52 Tabel 4.13 Data Pengetahuan Katarak Field Type Size Index Keterangan IdPengetahuan KodeGejala Pertanyaan FaktaYa FaktaTidak Text 4 Primary Key Id Pengetahuan Text 3 Foreign Key Kode gejala Memo - - Pertanyaan Text 5 - Fakta Ya Text 5 - Fakta Tidak

53 e) Rancangan Input Output (I/O) 1) Rancangan Input (a) Rancangan Entry Data Penyakit Katarak SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK ENTRY DATA PENYAKIT KATARAK Kode Penyakit Nama Penyakit Pencegahan Pengobatan Simpan Edit Hapus Keluar Kode Penyakit Nama Penyakit Pencegahan Pengobatan Gambar 4.7 Rancangan Entry Data Penyakit Katarak

54 (b) Rancangan Entry Data Gejala Katarak SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK ENTRY DATA GEJALA KATARAK Kode Gejala Nama Gejala Simpan Edit Hapus Keluar Kode Gejala Nama Gejala Gambar 4.8 Rancangan Entry Data Gejala Katarak

55 (c) Rancangan Entry Data Pengetahuan Katarak SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK ENTRY DATA PENGETAHUAN KATARAK Kode Pengetahuan Kode Gejala Nama Gejala Pertanyaan Fakta Ya Fakta Tidak Simpan Edit Hapus Keluar Kode Pengetahuan Kode Gejala Pertanyaan Fakta Ya Fakta Tidak Gambar 4.9 Rancangan Entry Data Pengetahuan Katarak

56 (d) Rancangan Proses Diagnosa SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK PROSES DIAGNOSA Kode Diagnosa Tanggal Nama Jenis Kelamin Pria Wanita Ubah Data Alamat Proses Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini Ya Tidak Gambar 4.10 Rancangan Proses Diagnosa

57 2) Rancangan Output SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK RUMAH SAKIT ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Nomor Diagnosa : Tanggal : Nama : Jenis Kelamin : Alamat : Gejala 1. 2. 3. Nama Penyakit : Pencegahan : Pengobatan : Jika ditemukan gejala, maka segera melakukan pengobatan Gorontalo 11-07-2012 Petugas Gambar 4.11 Laporan Hasil Diagnosa

58 D. Implementasi sistem Berdasarkan rancangan sistem dari penerepan metode forward chaining untuk diagnosa penyakit katarak, maka berikut implementasi sistemnya. 1. Tampilan Form Utama Gambar 4.12 Tampilan Form Utama Pada form menu utama diatas sudah dirangkaikan dengan form login admin, pada login admin tersebut berfungsi untuk admin dalam merubah, menghapus atau menambah data penyakiy katarak, gejala katarak dan pengetahuannya serta mencetak laporan data diagnose penyakit katarak.

59 2. Form Login Admin Gambar 4.13 Form Login Untuk bisa masuk ke ruang admin, masukan user dan password terlebih dahulu, setelah user dan password dimasukan maka tampilan programnya seperti tampilan gambar diatas. Jika anda ingin mengakses atau masuk untuk mengentry data penyakit katarak, gejala katarak, pengetahuan katarak maupun mencetak laporan hasil diagnose maka klik field-field yang muncul di menu admin, sebagai contoh jika anda ingin mengentry data penyakit katarak maka klik field penyakit pada menu admin. Setelah itu akan muncul form data penyakit katarak seperti dibawah ini.

60 3. Form Data Penyakit Katarak Gambar 4.14 Form Data Penyakit Katarak Pada form data penyakit katarak diatas berfungsi untuk mengentry data penyakit katarak, dalam hal ini merubah, menambah, atau menghapus data penyakit katarak. Dan untuk bagaimana cara merubah, menambah ataupun menghapus data, berikut ini petunjuknya.

61 4. Form Data Penyakit Katarak ( Menambah ) Gambar 4.15 Form Data Penyakit Katarak ( Menambah ) Tampilan diatas adalah form data penyakit katarak yang berfungsi untuk entry data penyakit katarak, Jika ingin menambah masukan terlebih dahulu kode penyakit, nama penyakitnya apa, pencegahannya serta pengobatannya seperti apa, contohnya seperti tampilan gambar diatas. Setelah itu klik tombol simpan maka secara otomatis akan tersimpan didalam database.

62 5. Form Data Penyakit Katarak ( Merubah ) Gambar 4.16 Form Data Penyakit Katarak ( Merubah) Untuk merubah data dalam form data penyakit katarak, terlebih dahulu masukan kode penyakit dari data yang ingin diubah setelah itu tekan tab pada keyboard computer maka secara otomatis semua field-field akan terisi, kemudian silahkan merubah data mana yang ingin diubah setelah itu klik tombol edit maka secara otomatik data tersebut sedah terubah.

63 6. Form Data Penyakit Katarak ( Menghapus ) Gambar 4.17 Form Data Penyakit Katarak ( Menghapus ) Sama halnya seperti merubah data penyakit katarak, untuk menghapuspun terlebih dahulu masukan kode penyakit dari data yang ingin anda hapus kemudian klik tombol hapus maka secara otomatis data tersebut akan terhapus.

64 7. Form Data Gejala Katarak Gambar 4.18 Form Data Gejala Katarak Tampilan diatas adalah tampilan form data gejala katarak untuk entry data gejala katarak, proses untuk penambahan, penghapusan dan pengeditan data pun sama dengan yang ada di form entry data penyakit katarak, kunci utamanya hanyalah dengan memasukan kode terlebih dahulu karena itu merupakan kunci utama atau primary key.

65 8. Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak Gambar 4.19 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak Tampilan diatas adalah tampilan dari form entry data pengetahuan katarak, untuk proses penambahan pengetahuan seperti biasa masukan terlebih dahulu kode pengetahuannya setelah itu pilih kode gejala yang akan dihubungkan pada field kode gejala. contohnya seperti gambar dibawah ini.

66 9. Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Menambah ) Gambar 4.20 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Menambah ) Setelah dimasukan kode pengetahuan pilih kode gejala yang ingin dihubungkan dengan fakta-fakta yang ada di field fakta ya dan fakta tidak. Maka buatlah pertanyaan seperti contoh tampilan diatas, kemudian hubungkan kode gejala tersebut dengan kode-kode yang ada di fakta ya dan fakta tidak, diform ini terjadi proses metode inferensi yakni metode forward chaining, pada fakta ya berfungsi jika jawaban pasien atas pertanyaan yang diberikan sistem adalah ya makan pertanyaan selanjutnya yang akan diberiakn oleh sistem apa, begitupun pada fakta tidak, setelah semua terisi klik tombol simpan, maka secara otomatis data pengetahuannya akan terimpan dalam database.

67 10. Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Merubah ) Gambar 4.21 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Merubah ) Jika anda ingin menubah data pengetahuan, silahkan masukan kode pengetahuan dari data yang ingin diubah terlebih dahulu, kemudian klik tab pada keyboard computer maka secara otomatis semua field akan terisi selanjutnya silahkan mengubaha data mana yang ingin diubah.

68 11. Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Menghapus ) Gambar 4.22 Form Data Pengetahuan Penyakit Katarak ( Menghapus ) Jika anda ingin menghapus maka terlebih dahulu masukan kode pengetahuan dari data yang ingin anda hapus, lalu klik tab pada keyboard maka secara otomatis semua field akan terisi, selanjutnya klik tombol hapus, maka data tersebut akan terhapus.

69 12. Tampilan Form Proses Diagnosa Gambar 4.23 Tampilan Form Proses Diagnosa Pada proses diagnose ini prosesnya dalam bentuk Tanya jawab, sistem memberikan pertanyaan dan pengguna menjawab, untuk melakukan proses diagnose terlebih dahulu isikan biodata seperti nama, jenis kelamin, tempat lahir serta alamat.

70 13. Tampilan Form Proses Diagnosa (Tanya Jawab) Gambar 4.24 Tampilan Form Proses Diagnosa (Tanya Jawab) Setelah semua data telah diisi klik tombol proses makan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari sistem, dan pengguna menjawab sesuai apa yang dirasakan, pada proses Tanya jawab pengguna cukup menjawab 3 jawaban yam maka akan muncuk kotak pesan atau message box seperi dibawah ini Kemudian klik ok maka akan muncul laporan hasil diagnose seperi dibawah ini

71 14. Tampilan Laporan Hasil Diagnosa Gambar 4.25 Tampilan Laporan Hasil Diagnosa Jika ingin dicetak maka klik tombol print pada menu diatas, jika tidak maka klik tombol merah lambang X dan akan kembali kemenu utama dan Jika ingin mengubah data maka masuk pada form proses diagnose melalui form menu utama seperti gambar dibawah ini.

72 15. Tampilan Form Diagnosa (Ubah Data) Gambar 4.26 Tampilan Form Diagnosa (Ubah Data) Pada proses ubah data, data yang bias diubah hanyalah alamat, dikarenakan nama, jenis kelamin serta tempat lahir tidak mungkin berubah, jadi sistem ini hanya memperbolehkan untuk merubaha data dalam hal ini alamat pengguna, sedangkan untuk melakukan proses diagnose dengan biodata yang sama, sistem memberikan kode baru yang baru. Kode diagnose akan berganti secara otomatis sesuai urutannya.