BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat dicapai dengan baik, jika sumber daya manusia di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan pekerjaannya dengan pendidikan yang cukup tinggi dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh perusahaan.semakin ketat persaingan antar perusahaan maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam hidupnya menghadapi ketidakpastian, baik itu

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif:

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak kebutuhan yang terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH JAMINAN SOSIAL, KESEHATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI PT

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

PROGRAM JAMSOSTEK, HAMBATAN DAN UPAYA MENGEJAR KEPESERTAAN GERRY SILABAN. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada kebutuhan kebendaan yang meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. AR-RAHMAN PAJANG SURAKARTA

Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016. Kata kunci: jamsostek, pemutusan hubungan kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nasional, oleh karena itu maka kualitas sumber daya manusia senanntiasa

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA. 1. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manajer untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditentukan. Produktivitas berkaitan dengan efisiensi

BAB II LANDASAN TEORI. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1991:184). Lingkungan kerja terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. PT Jasmanindo Sapta Perkasa adalah salah satu perusahaan jasa nasional

A. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan. kemampuan karyawan agar dapat berkembang secara produktif.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DI KABUPATEN BULUNGAN

PELAKSANAAN PROGRAM JAMSOSTEK DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA. DAHLIA Dosen Fakultas Hukum UNISRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

UPAH DAN JAMINAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasa (Herawati, 2008). Pengelolaan tenaga kerja secara produktif adalah kunci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya agar tidak mengalami penurunan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-24/MEN/VI/2006 TENTANG

Analisis Penerapan Insentif Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada. PT. Duta Bangsa Mandiri Pasuruan. Oleh : Indah Wahidatur Rohmah ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik I

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-24/MEN/VI/2006 TENTANG

PENDAHULUAN. Era globalisasi dengan pesatnya kemajuan dibidang teknologi. telekomunikasi dan transportasi menyumbangkan berbagai hal positif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Terdapat lebih dari 150 lokasi parkir di Jakarta yang telah dikelola oleh

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah faktor sumber daya manusia. Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset utama dan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Tujuan perusahaan dapat dicapai dengan baik, jika sumber daya manusia di dalam perusahaan tersebut ditangani oleh manajemen sumber daya manusia yang tepat. Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah. Sumber daya manusia yang berbakat, berkualitas, bermotivasi tinggi dan mau bekerja sama akan menjadi kunci keberhasilan organisasi. Karena itu pemimpin harus dapat mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan karyawan sehingga menghasilkan karyawan yang berkualitas tinggi, bermotivasi tinggi dan produktif. Dalam hal ini PT.Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking) perlu mengetahui berbagai kelemahan atau kelebihan karyawan sebagai landasan untuk memperbaiki kelemahan dan menguatkan kelebihan dalam rangka meningkatkan produktivitas karyawannya. Produktivitas kerja merupakan salah satu dimensi yang 1

2 dapat digunakan untuk mengukur, mengevaluasi kekuatan karyawan dalam bertahan serta melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap organisasi dimana ia bernaung. PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking) memiliki 1.100 karyawan yang tersebar khususnya di kota Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pelayanan jasa perparkiran yang ada di seluruh Indonesia. Khususnya pada wilayah Bandung, yang banyak sekali tempat wisata yang memerlukan jasa pelayanan parkir yang berkualitas seperti salah satunya PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking) yang memunculkan karyawan-karyawan yang berkualitas di bidang perparkiran. Dalam hal ini sering kali karyawan dituntut produktivitasnya, karena karyawan perusahaan ini turun langsung kelapangan, dengan begitu karyawan perlu memperhatikan kondisi yang sangat membutuhkan kekuatan fisik tersebut, karyawan merasa diri mereka perlu dilindungi akan rasa aman dalam pelaksanaan pekerjaannya. Terlihat dalam hal ini, karyawan bermalas-malasan dalam bekerja dan sering terlihat mangkir dari pekerjaannya. Karyawanpun sering melakukan kesalahan dalam penginputan kendaraan roda dua dan empat pada saat dimana kondisi di tempat kerja karyawan terbilang sibuk dan membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi. Dalam hal ini, permasalahan produktivitas sering terjadi di beberapa perusahaan tak terkecuali PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking). PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking) harus sangat memperhatikan kondisi seperti ini karena agar mengurangi kesalahan-kesalahan dalam penginputan data yang pada akhirnya dapat merugikan perusahaan. Dapat dikatakan produktivitas yang meningkat ditandai dengan prestasi kerja yang

3 meningkat, yang ditentukan oleh karyawan yang bekerja lebih giat. Menaikan produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu Blecher (1987: 3) dalam Wibowo (2007: 265). Untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan, yang mana perusahaan mengaharapkan karyawan yang produktif, maka perusahaan harus lebih memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas karyawannya. Seorang karyawan akan lebih produktif manakala ia merasa kebutuhannya sudah sangat terpenuhi salah satunya adanya perlindungan terhadap dirinya yaitu seperti pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Jamsostek merupakan salah satu faktor yang diharapkan dapat memotivasi karyawan menjadi lebih produktif, karena dengan adanya program ini karyawan akan merasa lebih aman dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Pasal 6 Ayat 1 bahwa ruang lingkup jaminan sosial tenaga kerja meliputi : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Dengan adanya program jamsostek, perusahaan berharap timbal balik yang di rasakan oleh perusahaan akan sesuai yaitu, pekerjaan yang dihasilkan akan lebih baik. Tidak hanya pelaksanaan program jamsostek, ada beberapa faktor

4 lain yang diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas yaitu, lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang kondusif diharapkan mampu membuat produktivitas karyawan lebih meningkat. Lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan rasa nyaman terhadap para karyawan, sehingga karyawan dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap pekerjaan. Namun yang paling penting bagi seseorang adalah lingkungan kerjanya, dimulai dari dalam dirinya sendiri sesuai dengan pendapat Terry dalam Hasibuan (2001), bahwa lingkungan kerja yang paling berhasil pengarahan diri sendiri oleh pekerja yang bersangkutan. Selain itu karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat, menekan tingkat kerusakan, absensi, kecelakaan, dan lain-lain. Sebaliknya lingkungan kerja yang kurang kondusif dan kurang memuaskan menyebabkan timbulnya berbagai masalah dan dapat mengurangi motivasi kerja yang pada akhirnya menurunkan tingkat produktivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi karyawan. Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana ia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif sehingga output yang dihasilkan oleh karyawan dapat dirasakan oleh perusahaan. Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama karyawan dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan

5 fisik tempat karyawan bekerja. Perusahaan harus membuat kondisi lingkungan kerja sekondusif mungkin agar produktivitas kerja yang optimal dapat diraih. Karyawan memberikan prestasi kerja yang baik bagi kemajuan perusahaan, sedangkan perusahaan memberikan program jaminan sosial tenaga kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang baik bagi para karyawannya. Hal ini merupakan beberapa faktor yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas karyawan, sehingga efektivitas dan efisiensi perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai masalah pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja dan lingkungan kerja bagi para karyawan. Karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERAT PADA PT. SECURINDO PACKATAMA INDONESIA (SECURE PARKING). 1.2 Identifikasi Masalah Seperti yang telah dikemukakan diatas, agar perusahaan dapat mencapai tujuan-tujuannya, perusahaan perlu mendorong para karyawannya agar lebih produktif. Dalam hal ini yang menjadi faktor pendorong tersebut berupa pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) dan lingkungan kerja yang kondusif.

6 Berdasarkan latar belakang penelitian, maka hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan pada PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking) sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking)? 2. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja sebagai variabel moderat terhadap produktivitas kerja pada karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking)? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki maksud untuk mengolah lebih dalam lagi ilmu tentang Manajemen Sumber Daya Manusia yang fokus terhadap pelaksanaan program Jamsostek terhadap produktivitas kerja karyawan dengan lingkungan kerja sebagai variabel moderat. Banyak sekali perusahaan yang memperhatikan jaminan sosial tenaga kerja para karyawannya, sehingga diharapkan ada pengaruhnya pada produktivitas kerja yang meningkat seperti yang diharapkan oleh perusahaan. Sedangkan lingkungan kerja diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan sebagai pendorong produktivitas kerja para karyawan pada PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking).

7 Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking). 2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja sebagai variabel moderat terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking). 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : a. Bagi Penyusun Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan pemahaman dan wawasan mengenai ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya tentang pelaksanaan program Jamsostek, kondisi lingkungan kerja, dan produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan sebagai aplikasi nyata dari teori-teori yang telah di pelajari. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau masukan bagi perusahaan dalam pelaksanaan program Jamsostek dan kondisi lingkungan kerja yang baik dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di perusahaan.

8 c. Bagi Pihak Lain Diharapkan penelitian ini dapat menjadi perbandingan untuk penelitian yang sejenis, serta informasi dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia ataupun sebagai tambahan pengetahuan khususnya mengenai pelaksanaan program Jamsostek terhadap produktivitas kerja karyawan dengan lingkungan kerja sebagai variabel moderat. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Undang-undang No. 3 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1 memberikan definsi Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti penghasilan yang hilang atau berkurang dalam pelayanan sebagaimana akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik bahwa jaminan sosial mempunyai beberapa aspek yaitu : 1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja serta keluarganya. 2. Dengan adanya upaya perlindungan dasar akan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan, sebagai pengganti atau seluruh penghasilan yang hilang.

9 3. Menciptakan ketenangan kerja karena adanya upaya perlindungan terhadap resiko ekonomi maupun sosial. 4. Karena adanya upaya perlindungan dan terciptanya ketenangan kerja akan berdampak meningkatkan produktivitas kerja. 5. Dengan terciptanya ketenangan kerja pada akhirnya mendukung kemandirian dan harga manusia dalam menerima dan menghadapi resiko sosial ekonomi. Perusahaan dapat berkembang dan lancar apabila di dukung oleh jumlah tenaga kerja yang cukup, upah yang disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan tersedianya Jamsostek. Sebagai langkah yang ditempuh dalam menjamin hidup karyawan, perusahaan sangat perlu untuk mengikutsertakan para karyawannya dalam program Jamsostek. Menurut Undang-undang No. 3 Tahun 1992 pasal 6 ayat 1 bahwa ruang lingkup jaminan sosial meliputi: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Peliharaan Kesehatan (JPK). Berikut adalah pembahasan dari ruang lingkup jaminan sosial yaitu: 1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

10 2. Jaminan Kematian (JK) Jaminan kematian dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. 3. Jaminan Hari Tua (JHT) Hari tua merupakan resiko kehidupan yang dapat mengakibatkan terputusnya upah, karena pada usia tua umumnya kemampuan bekerja sudah berkurang sehingga karyawan diberhentikan dari pekerjaannya. Dengan terputusnya pekerjaan dan upah dari perusahaan tentunya biaya hidup dan hasil tabungan semasa kerja. Namun dapat dibayangkan kondisi tenaga kerja di Indonesia dengan upah yang belum begitu layak dengan kata lain hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kesempatan tenaga kerja untuk menyisihkan sebagian penghasilannya kemungkinannya kecil. 4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Program pemeliharaan kesehatan ini merupakan upaya penanggulangan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Jaminan ini meliputi upaya peningkatan kesehatan dan pemulihan. Iuran jaminan pemeliharaan kesehatan besarnya 6% dari upah tenaga kerja sebulan bagi tenaga kerja yang

11 sudah berkeluarga dan 3% sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga. Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada tenaga kerja atau suami istri yang sah dan anak sebanyak-banyaknya 3 orang. Cascio (dalam Almigo, 2004: 53), bahwa produktivitas kerja adalah sebagai pengukuran output berupa barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi atau bahan baku dan peralatan. Teori ini dengan jelas memposisikan karyawan sebagai jantung perusahaan, di mana seluruh kegiatan karyawan dipandang sebagai faktor penentu bagi tercapainya tujuan perusahaan. Pentingnya peran manusia dalam organisasi ini kemudian menjadi landasan bagi banyaknya penelitian yang dilakukan terhadap peran manusia dalam organisasi. Hal ini disebabkan oleh adanya lingkungan yang serba tidak pasti dan selalu memunculkan perubahan-perubahan yang sifatnya dinamis (Siagian, 2000: 2-3). Melihat dari betapa pentingnya kontribusi yang diberikan oleh seorang karyawan pada perusahaan, maka dari itu perusahaan wajib menjamin segala apa yang dibutuhkan oleh para karyawannya. Perubahan-perubahan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut beragam aspek dalam lingkungan eksternal perusahaan, memerlukan perhatian yang makin besar dari para manajer. Perusahaan menyandarkan diri pada sejumlah sumber daya dan kekuatan dalam lingkungan eksternal. Ini berarti bahwa perusahaan tak dapat menghindar dari pengaruh faktor-faktor lingkungan. Di samping itu, lingkungan internal perusahaan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam

12 mencapai tujuan-tujuannya (Marwansyah, 2010: 11). Lingkungan internal termasuk lingkungan dimana para karyawan itu bekerja. Bisa dikatakan pengaruh lingkungan kerja dapat memberikan dampak bagi para pekerjanya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Render dan Heizer, 2001: 239), yang mendefinisikan lingkungan kerja sebagai: Tempat bekerja yang mempengaruhi hasil kerja dan mutu kehidupan kerja mereka. 1.5.2 Hipotesis Berdasarkan uraian diatas maka dalam melakukan penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: jika pelaksanaan program jamsostek dikelola dan dilaksanakan dengan baik, serta perusahaan memperhatikan lingkungan kerja karyawannya, maka kontribusi yang di berikan karyawannya pun akan baik pula yaitu diharapkan produktivitas karyawan dapat meningkat. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian menurut (Iqbal Hasan, 2004: 4), adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia dengan perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut, menelaah, dan mempelajari secara cermat dan sungguh-sungguh) sehingga diperoleh sesuatu (seperti mencapai kebenaran memperoleh jawaban atas masalah, pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya). Menurut (Arikunto. S: 2000), metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang tidak dimaksudkan untuk

13 menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan. Menurut (Nazir, 2005: 65), penelitian kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari, mengkaji dan memahami terlebih dahulu dari sumber data yang ada pada perusahaan. 2. Penelitian Lapangan. Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan peninjauan dan penelitian secara langsung pada objek data yang diinginkan penulis yaitu: a. Observasi langsung. Menurut (Kartono, 1980: 142), pengertian observasi diberi batasan sebagai berikut: studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. b. Wawancara. Menurut (I. Djumhur dan Surya. M, 1985), wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung.

14 c. Kuesioner. Menurut (Azwar. S, 2004), kuesioner penelitian adalah suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data-data serta informasi yang diperlukan penyusun mengadakan penelitian pada PT. Securindo Packatama Indonesia (Secure Parking) yang berlokasi di Komplek Ruko City Square Blok C No.18 Jl. Abdurachman Saleh No.9 Bandung 40231. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan selesai.