perempuan di wilayah Babo lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki yang ditunjukkan dengan angka rasio jenis kelamin sebesar 103,4.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

Formulir Pendaftaran Program Pemagangan Teknisi 2018 Tangguh LNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2012

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

VALUASI EKOSISTEM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

Dampak Positif Kehadiran PT BUMWI Terhadap Masyarakat Hukum Adat

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

1. Perkembangan Umum dan Arah Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI WILAYAH DESA

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KONDISI SOSIAL EKONOMI

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1


SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT FEBRUARI 2008

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2011

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

Statistik Deskriptif. Perumahan. Seminar Hasil Tugas Akhir

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

Transkripsi:

Executive Summary Masalah tingkat kesejahteraan masyarakat dan faktor penyebabnya di sekitar perusahaan BP menjadi isu yang krusial. Keberadaan BP Indonesia di Kawasan Teluk Bintuni selama satu dekade melalui program sosial yang dilaksanakan telah membawa perubahan-perubahan positif yang sistematis dan terstruktur pada kondisi fisik, sosial, dan ekonomi, infrastruktur, sarana dan prasarana di wilayah sekitar. Perubahan positif telah terlihat pada tiga hal pokok, yaitu perubahan pendapatan kampung ke arah lebih baik yang didukung melalui data terbaru secara periodik. Kedua, terjadi dinamika, pekerjaan utama dan aktivitas kehidupan penduduk dan ketiga, perubahan status kesejahteraan penduduk kampung yang lebih baik. Terjadi peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2009-2012 di tiap kampung (kecuali Kampung Rejosari) menurut data hasil proyeksi. Namun demikian, jumlah penduduk Kampung Rejosari pada tahun 2009-2012 justru mengalami penurunan salah satunya disebabkan karena adanya bencana kebakaran yang cukup besar melanda kampung. Rasio jenis kelamin penduduk menurut data hasil survey tahun 2012 adalah sebesar 110,8 yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Apabila dilihat berdasarkan wilayah kajian, jumlah penduduk laki-laki wilayah Non- DAV s lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yang ditunjukkan dengan angka rasio jenis kelamin sebesar 122,9. Sementara itu, jumlah penduduk

perempuan di wilayah Babo lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki yang ditunjukkan dengan angka rasio jenis kelamin sebesar 103,4. Banyaknya migran masuk laki-laki ke wilayah Non-DAV s menjadi salah satu penyebabnya. Dari segi penguasaan tempat tinggal, penduduk indigenous dan non indigenous mayoritas rumahnya berstatus milik sendiri. Terdapat penduduk yang sewa/ kontrak, tinggal di rumah saudara/famili maupun orang tua terutama penduduk non indigenous dan pada umumnya mereka adalah migran. Wilayah Babo menduduki posisi tertinggi dalam hal jumlah pendatang yang ditunjukkan dengan status kepemilikan rumah sewa atau kontrak sebesar 17,6 persen, lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang lain. Sebanyak 29,4 persen rumah yang ditempati merupakan rumah dinas atau rumah milik kampung. Akibat keterjangkauan listrik PLN yang masih rendah, sumber penerangan mayoritas rumah tangga, baik penduduk indigenous maupun non indigenous di wilayah Babo dan Non DAV s adalah lentera/pelita. Sementara itu, di DAV s wilayah Selatan dan DAV s wilayah Utara, mayoritas menggunakan sumber penerangan generator kampung. Terdapat 93,3 persen penduduk indigenous di wilayah Selatan yang menggunakan generator kampung sebagai sumber penerangan. Selain aspek konsumsi energi untuk penerangan, perhatian pola konsumsi energi untuk memasak penting dilakukan. Dalam wilayah kajian, kayu bakar masih merupakan pilihan sumber bahan bakar memasak. Terdapat 90,7 persen rumah tangga masyarakat menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak. Penggunaan kayu bakar ini didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang ada.

Rata-rata tahun sekolah (Mean Years of Schooling/ MYRS) yang menunjukkan lamanya penduduk berada di bangku sekolah yang dinyatakan dalam tahun masih relatif rendah, di bawah angka nasional 5,8 tahun. Sebagai referensi, angka di Yogyakarta tahun 2012 sebesar 8,8 tahun. Ratarata tahun sekolah indigenous people adalah 5,01 dan non indigenous 6,01. Rata-rata lama sekolah penduduk masih dibawah 6 tahun atau berarti belum semua penduduk usia sekolah terentaskan pendidikan dasar yaitu sekolah dasar. Rata-rata lama sekolah penduduk indigenous 5,01 sedangkan penduduk non indigenous 6,01. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk indigenous lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan non indigenous. Hal tersebut mengingat para pendatang pada umumnya telah menamatkan pendidikan dasar di daerah asal. Gambaran pendidikan dilihat dari angka partisipasi sekolah (APS) menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) anak usia 7-12 tahun (SD) di wilayah kajian pada tahun 2012 persentase anak usia 7-12 tahun yang tidak sekolah pada tahun 2012 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011. Rendahnya partisipasi sekolah terkait dengan keberadaan tenaga pendidikan yang tidak optimal disekolah. Beberapa pendidik sering absen dalam waktu yang cukup lama, sehingga kesempatan belajar siswa menjadi hilang. Kemampuan membaca dan menulis secara berturutturut di Wilayah Babo sebesar 90,9 persen, Wilayah Non DAV s adalah 91,0 persen, Wilayah Utara 79,5 persen dan Wilayah Selatan 80,8 persen. Kondisi ini didasarkan pada pengakuan kemampuan membaca dan menulis. Beberapa penduduk yang mengaku memiliki kemampuan membaca, ketika dilakukan test tidak secara lancar membaca soal yang diberikan. Beberapa anak yang sedang menempuh pendidikan sekolah dasar kelas 4 belum memiliki kemampuan membaca.

Jumlah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang bekerja masih di bawah 40 persen. Sementara itu, jumlah penduduk non indigenous yang bekerja lebih banyak dibandingkan dengan indigenous. Migran di wilayah DAV s Selatan dan DAV s Utara banyak mengembangkan usaha perdagangan. Apabila penduduk pendatang bekerja pada sektor perdagangan dan jasa, maka penduduk indigenous pada umumnya bekerja sebagai nelayan, baik nelayan udang maupun nelayan ikan. Nelayan udang dari Taroy dan Weriagar, nelayan Kakap Merah dari Onar dan nelayan kepiting dari Babo. Mereka bekerja secara mandiri maupun bekerja dengan dibantu anggota keluarga yang lain. Pendapatan rata-rata selama tiga periode survei (2009, 2011 dan 2012) mengalami peningkatan. Pola yang sama juga terjadi untuk pendapatan perkapita. Pada tahun 2009-2011 terjadi peningkatan pendapatan rata-rata pada hampir seluruh jenis pekerjaan dan wilayah. Pada tahun 2011 pendapatan rata-rata dibagi dalam delapan sektor pekerjaan, yaitu perikanan, pertanian, pedagang/ukm, Karyawan LNG Tangguh, PNS/TNI/Polri/Jasa/Swasta, karyawan swasta. DAV s Utara pendapatan rata-ratanya lebih tinggi dari DAV s Selatan pada sektor pekerjaan perikanan, pertanian, dan pedagadang/ukm. Sedangkan DAV s Selatan pendapatan rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan Utara pada sektor pekerjaan sebagai karyawan LNG Tangguh, PNS/TNI/Polri/Jasa/Swasta, karyawan swasta dan buruh/ jasa. Selanjutnya, Pada tahun 2012 pendapatan rata-rata dibagi menjadi 16 sektor pekerjaan, dan dipisahkan antara indigenous dan non indigenous. Rata-rata pengeluaran rumah tangga masih didominasi oleh pengeluaran pangan. Hal ini terjadi baik untuk penduduk indigenous maupun non indigenous. Rumah tangga di DAV s kawasan Selatan pengeluaran untuk pangan bagi penduduk

indigenous hampir tiga kali lipat pengeluaran non pangan, sementara untuk DAV s wilayah Utara tidak sampai dua kali lipat. Perbedaan sarana fasilitas pendidikan dan berkembangnya sektor perdagangan di DAV s wilayah Utara dapat digunakan sebagai salah satu penjelas kondisi tersebut. Rata-rata pengeluaran pangan untuk non indigenous lebih besar di bandingkan dengan penduduk indigenous, kecuali di wilayah Utara. Hampir semua kebutuhan pangan untuk pendatang diperoleh dengan cara membeli merupakan hal yang dapat digunakan untuk menjelaskan kondisi tersebut. Namun demikian mengapa penduduk asli di wilayah Utara memiliki pengeluaran makan yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk pendatang. Hal ini disebabkan, konsep pengeluaran pangan yang dimaksud dalam kajian ini tidak hanya sebatas makan dan minum, melainkan semua yang dikonsumsi baik berupa makanan maupun minuman. Rata-rata pendapatan perkapita dari rumah tangga, tertinggi ada di wilayah Babo, diikuti dengan DAVs wilayah Utara, wilayah Non DAV s dan DAV s Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan secara umum masyarakat di Babo lebih tinggi dari yang lainnya.terkait dengan perbedaan status indigenous dan non indigenous maka secara umum rumah tangga Non Indigenous memiliki tingkat pendapatan perkapita lebih tinggi daripada indigenous kecuali di wilayah Babo. Selisih antara pendapatan dengan pengeluaran, secara umum nilai selisih tersebut, di semua wilayah baik untuk indigenous dan non indigenous angkanya positif. Selisih pendapatan untuk wilayah Babo tertinggi pada angka 2,6 juta perbulan, diikuti dengan wilayah Utara sebesar 3,4 juta dan terkecil di wilayah Selatan 1,06 juta. Hal yang menarik adalah selisih pendapatan penduduk indigenous cenderung lebih tinggi dari penduduk non indigenous, padahal dari

sisi pendapatan perkapitanya berlaku kebalikan. Hal ini menjadi indikator bahwa pengeluaran indigenous lebih rendah dari pengeluaran non indigenous sehingga selisihnya lebih tinggi. Secara keseluruhan perkembangan ekonomi masyarakat di kawasan Teluk Bintuni secara signifikan meningkat dari tahun ke tahun. Baik dari sisi pendapatan perkapita, pengeluaran perkapita, maupun selisih antara pendapatan dengan pengeluaran cenderung meningkat sejak tahun 2009 sampai tahun 2012. Terjadi perubahan tingkat pendapatan perkapita yang nyata, yaitu sekitar 3,7 kali lipat, untuk rumah tangga di DAV s kawasan Utara dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Sementara untuk rumah tangga di DAV s kawasan Selatan, perubahan pendapatan perkapita di DAV s Selatan justru lebih tinggi, yaitu sekitar 4,3 kali lipat pada periode yang sama. Peningkatan kesejahteraan juga dapat dilihat secara nyata dari peningkatan tabungan (baca: selisih antara pendapatan dengan pengeluaran). Tabungan mengalami kenaikan yang nyata sejak tahun 2009 sampai tahun 2012 baik di kawasan Utara maupun Selatan dengan peningkatan yang lebih tinggi daripada angka peningkatan pendapatan perkapita. Tabungan di wilayah Utara meningkat 5,4 kali lipat pada periode 2009 2012 dan untuk wilayah Selatan 5,1 kali lipat. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan secara umum pada masyarakat di kawasan Teluk Bintuni dengan keberadaan BP Indonesia di kawasan tersebut.