NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PRA KONDISI UNTUK BERKONSENTRASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA. Hanna Fadhillah.

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

BAB V HASIL PENELITIAN

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

Moh.Masnun, Isti Marotusy Syarifah

I. PENDAHULUAN. Kemampuan memecahkan masalah merupakan satu aspek yang sangat. penting dalam pembelajaran. Behrman, Kliegman, dan Arvin (2000: 130)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar. Menurut Syah (2013) hasil belajar dipengaruhi oleh dua

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

HARIO WIJAYANTO A

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR

III METODE PENELITIAN

Penerapan Media Microsoft Power Point Dalam Pembelajaran Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Pada Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

PENGANTAR. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016,

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena data yang kami ambil dalam bentuk angka dan akan

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

PENGGUNAAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan

mencatat merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 2 pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS VIII SMP PENCAWAN MEDAN TAHUN PELAJARAN

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MATA KULIAH STATISTIK SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR STATISTIK MAHASISWA IKIP PGRI MADIUN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL ELABORASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PRA KONDISI UNTUK BERKONSENTRASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Hanna Fadhillah Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan positif antara pra kondisi untuk berkonsentrasi dengan prestasi belajar matematika pada siswa SMA. Hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara pra kondisi untuk berkonsentrasi dengan prestasi belajar matematika pada siswa SMA. Semakin tinggi pra kondisi untuk berkonsentrasi pada siswa semakin tinggi prestasi belajar matematika siswa. Dengan demikian semakin rendah pra kondisi untuk berkonsentrasi siswa maka prestasi belajar matematika siswa akan semakin rendah pula. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang berusia antara lima belas hingga delapan belas tahun, baik laki-laki ataupun perempuan, dan duduk pada bangku SMA PIRI I Yogyakarta. Tekhnik pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan skala menggunakan metode skala konsentrasi yang ber berjumlah 29 aitem. Skala pra kondisi untuk berkonsentrasi ini dibuat dan dirancang sendiri oleh peneliti berdasar pada aspek-aspek konsentrasi. Pengukuran prestasi belajar matematika diambil berdasarkan nilai hasil ulangan matematika siswa. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan computer program spss for window 13 untuk menguji apakah ada hubungan antara pra kondisi untuk berkonsentrasi dengan prestasi belajar matenatika pada siswa. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan nilai sebesar r xy = 0,676 dengan p = 0,000 yang artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pra kondisi untuk berkonsentrasi dengan prestasi belajar matematika, dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima. Kata kunci : Pra Kondisi Konsentrasi, Prestasi Belajar 1

I. Pengantar Latar Belakang Masalah Melalui pendidikan matematika seseorang siswa diharapkan mampu dan terampil dalam melakukan penalaran serta berfikir kritis, logis, dan sistematis deduktif serta dapat memperlakukan objek empiris secara abstrak, (Sudjiono,2003). Berfikir kritis deduktif berarti siswa cepat tanggap terhadap hal-hal atau kejadian-kejadian yang bersifat umum menuju hal-hal yang khusus secara kritis dan logis. Permasalahan klasik dalam mata pelajaran matematika terjadi di setiap jenjang pendidikan, khusunya SMA adalah rendahnya prestasi belajar matematika. Mata pelajaran matematika pada umumnya dipersepsi sebagai mata pelajaran yang dirasa sulit sehingga dianggap momok yang menakutkan bagi sebagian besar siswa, mulai dari jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) sampai dengan pendidikan menengah (SMA dan yang sederajat). Realita tersebut diperkuat dari data hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) dari tahun ajaran 2003/2004 pada jenjang SMA memiliki nilai rata-rata antara 3,00 sampai dengan 4,00 (http://www.google.education, 2004). Permasalahan rendahnya prestasi mata pelajaran matematika di SMA disebabkan faktor misalnya siswa kurang mampu cara memahami konsep pada bidang matematika yang lebih menggunakan pikiran secara analitik dalam mengerjakan soalsoal (Fajar, 2002). Proses pemikiran analitik dalam mata pelajaran matematika mengandung tiga kesulitan dasar, yaitu kesulitan melakukan manipulasi simbol, kesulitan mengunakan logika secara deduktif, dan kesulitan dalam membangun rantai 2

penalaran. Kesulitan dalam berfikir analitik pada siswa tersebut secara internal dapat direduksi dengan kemampuan konsentrasi dan beberapa karakteristik kepribadian yang melekat pada siswa, seperti minat, ketekunan, dan konsentrasi (Mudjiono, 2002). Mata pelajaran matematika termasuk ke dalam bidang eksak yang mempunyai karekteristik yang berbeda dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Karakteristik tersebut merupakan ciri khas yang tidak dimiliki mata pelajaran yang bersifat eksakta lainnya seperti, bidang Ilmu Pengetahuan Alam lainnya seperti fisika, kimia, dan biologi (Kurikulum, 2004). Adapun karakteristik matapelajaran matematika adalah bagaimana cara memahami materi dan menyelesaikan soal-soal, mataapelajaran matematika memerlukan daya konsentrasi tinggi bila dibandingkan dengan matapelajaran lainnya (Slettenhaar, 2000). Karakteristik matapelajaran matematika menurut Gravemeijer, (1994) adalah dibutuhkan kemampuan konsentrasi tinggi karena terdiri dari tiga sub bidang, yaitu kemampuan bidang ruang (Geometri), kecepatan berhitung (Aritmatika), dan kemampuan pemahaman dan logika (Aljabar). Proses pembelajaran matematika perlu mengaitkan proses pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif (melalui memberi pengalaman), guna menciptakan minat pada siswa materi belajar yang mengganggu ingatan dan retensi siswa, serta perlunya melakukan rehearseal terhadap materi pelajaran sehingga prestasi belajar siswa meningkat, (Walgito, 2002). Rehearseal adalah pengulangan materi belajar yang telah dipelajari sebelumnya akan memudahkan siswa untuk mengingatnya, sehingga mendukung pada tingginya prestasi belajar (Suryabrata, 2002). Alsa (1996) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa rehearseal dan interferensi berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar. 3

Menurut Suyatno (1988), penyebab rendahnya prestasi belajar matematika di SMA adalah beberapa faktor, yaitu faktor metode mengajar guru, faktor banyaknya muatan atau materi kurikulum, faktor internal dari siswa. Syarien (1991) menyatakan bahwa sebagian besar siswa mengalami ketakutan terhadap matapelajaran matematika sehingga siswa cenderung mempunyai minat yang relatif rendah terhadap matapelajaran matematika. Beberapa hal di atas perlu dicari faktor penyebab rendahnya minat siswa terhadap matapelajaran matematika. Proses pembelajaran matematika perlu mengaitkan proses pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif (melalui memberi pengalaman), guna menciptakan minat pada siswa materi belajar yang mengganggu ingatan dan retensi siswa, serta perlunya melakukan rehearseal terhadap materi pelajaran sehingga prestasi belajar siswa meningkat, (Walgito, 2002). Rehearseal adalah pengulangan materi belajar yang telah dipelajari sebelumnya akan memudahkan siswa untuk mengingatnya, sehingga mendukung pada tingginya prestasi belajar (Suryabrata, 2002). Alsa (1996) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa rehearseal dan interferensi berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar. Silva (1997) mengemukakan bahwa penumpukan materi belajar yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa dapat mengakibatkan kelupaan terutama pada remaja. Sesuai masa perkembangannya siswa masa sekolah SMA berusia sekitar 16-19, yang sering disebut masa remaja awal, masa transisi awal, masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa ini memiliki ciri-ciri tertentu yang sangat berbeda dengan masa sebelumnya. Ciri yang menonjol pada masa ini siswa mengalami perubahan yang sangat cepat, baik fisik, emosi mauoun sosial (Sulaeman, 1995). Hurlock (1999) 4

menyampaikan lima perubahan yang bersifat universal yang dialami oleh individu ketika menjadi remaja, yaitu meningginya emosi, perubahan tubuh, perubahan minat dan peran, berubahnya pola perilaku, nilai-nilai dan sikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Persoalan yang dihadapi oleh remaja ketika terjadi penumpukan materi pelajaran biasanya menimblkan gejala-gejala seperti malas belajar, tidak fokus atau konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, sering lupa apabila disuruh mengulang materi yang sudah diberikan oleh guru. Keadaan tersebut akan mengakibatkan penurunan prestasi di dalam hasil evaluasi belajarnya (Sulaeman, 1995). Menurut Ebbinghaus dkk (Walgito, 2002) menunjukkan bahwa kekuatan mengingat akan menimbulkan minat. Berhubung dengan kemungkinan banyak hal yang telah dipelajari akan dilupakan, maka langkah praktis agar yang disimpan dalam ingatan itu tetap baik, diperlukan ulangan-ulangan dari bahan-bahan yang pernah dipelajarinya atau rehearseal (Walgito, 2002). Josh (Walgito, 2002) mengemukakan bahwa makin sering seseorang mengadakan ulangan mengenai bahan yang dipelajari, akan makin sedikitlah hal-hal yang dilupakan, hingga akhirnya bahan itu akan dapat dikuasai dengan baik. Bidang matematika yang diajarkan dengan pola menghafal rumus menghasilkan pengetahuan awal yang dangkal dalam mempergunakan pengetahuan dalam proses belajarnya (Fajar, 2002). Belajar matematika seharusnya memberikan minat dan kesenangan siswa memperbaiki berbagai konsep pembelajaran yang belum tepat dan masih ada beberapa kekeliruan (Beller dan Gafni, 1996). Proses mekanisme konsentrasi berdasarkan frekuensi gelombang otak (Effendi, 2002) dengan mengkondisikan subjek dengan melakukan pengendalian pikiran untuk 5

melatih konsentrasi Metode pengembangan konsentrasi memusatkan pikiran pada suatu titik (Silva, 1977). Berpikir dan konsentrasi tidak hanya dimiliki oleh orang yang menggunakan otak sebelah kiri saja, tetapi dimiliki oleh orang yang menggunakan otak sebelah kanan dan kiri (MacGregor, 2000; Santoso, 2002). Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara konsentrasi dengan prestasi belajar pada siswa SMA. Pertanyaan yang diajukan adalah Apakah ada hubungan antara pra kondisi untuk berkonsentrasi dengan prestasi belajar matematika pada siswa SMA?. 6

II. METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa SMA I PIRI Yogyakarta yang memenuhi karakteristik dan ciri-ciri sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan peneliti sebelumnya. Adapun karakteristik dan ciri-ciri subyek penelitian tersebut adalah: 1. Siswa SMA kelas I yang secara berturut masuk (naik kelas) selama penelitian ini berlangsung. 2. Usia 15-18 tahun B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode skala, skala yang digunakan yaitu skala pra kondisi konsentrasi sedangkan prestasi belajar diukur menggunakan nilai hasil ulangan siswa. Skala pra kondisi konsentrasi dibuat oleh peneliti berdasar aspek-aspek yang ada. C. Alat Ukur Dalam penelitian ini yang di ambil data adalah tingkat pra kondisi konsentrasi siswa yang diukur dengan menggunakan alat ukur skala pra kondisi konsentrasi yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan menggunakan aspek-aspek pra kondisi konsentrasi. Sedangkan data prestasi belajar menggunakan data dari sekolah yang berupa nilai hasil ulangan harian di sekolah. 7

HASIL PENELITIAN A. Uji Normalitas Uji normalitas dengan menggunakan teknik one sample kolmogorovsmirnov test dari program SPSS 13.0 for windows. Hasil perhitungan uji asumsi normalitas pra kondisi konsentrasi dengan skor KS-Z 1,149 dengan P= 0,143 yang berarti sebaran pra kondisi konsentrasi normal. Hasil perhitungan uji asumsi normalitas prestasi belajar dengan skor KS-Z 1,288 dengan P= 0,072 yang berarti sebaran prestasi belajar normal. B. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 13.0 for windows untuk statistic compare means. Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel pra kondisi untuk berkonsentrasi dengan prestasi belajar matematika diperoleh nilai F linearitas = 63,640 dan p = 0,000 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pra kondisi untuk konsentrasi dan prestasi belajar matematika adalah linear dan untuk menguji kedua hubungan yang linier maka uji hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. C. Hasil Uji Hipotesis Peneliti menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson untuk menguji ada tidaknya hubungan antara pra kondisi untuk berkonsentrasi dengan prestasi belajar matematika. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya koefisien r xy = 0,676 dengan p = 0,000 maka ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pra kondisi untuk berkonsentrasi dan prestasi belajar matematika, dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima. 8

PEMBAHASAN Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara pra kondisi untuk berkonsentrasi dengan prestasi belajar matematika pada remaja. Responden dalam penelitian ini berada pada tingkat pra kondisi konsentrasi yang tinggi dengan prestasi belajar matematika pada tingkat sedang, artinya responden dengan pra kondisi konsentrasi yang tinggi mempunyai kecenderungan prestasi belajar matematika pada tingkat yang tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingginya konsentrasi efektif dalam memprediksi tingginya prestasi belajar matematika pada siswa SMU. Adanya korelasi tersebut membuktikan bahwa pra kondisi konsentrasi mempengaruhi tingkat prestasi belajar matematika seperti yang diungkapkan (Fajar, 2002) belajar matematika bukan dengan menghafalkan melainkan secara deduktif sehingga dibutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk dapat cepat dan tepat memahaminya sehingga tepat dalam melakukan analisis. Agar dapat melakukan analisis dengan tepat diperlukan konsentrasi yang tinggi pada saat belajar. Usaha untuk mengevaluasi hipotesis ini sudah dilakukan dan pencampuran hasil, dengan beberapa studi yang menunjukkan bahwa pra kondisi konsentrasi tinggi mempengaruhi prestasi belajar matematika. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari, sehingga dapat diperoleh gambaran pencapaian program pengajaran secara menyeluruh. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak diperoleh dengan sendirinya, tetapi merupakan usaha belajar yang dilakukan oleh 9

siswa itu sendiri. Menurut pandangan Azwar (1996), pengertian prestasi atau keberhasilan belajar ini dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan sebagainya. Dalam penelitian ini dihasilkan hubungan yang sangat signifikan antara pra kondisi konsentrasi dengan prestasi belajar matematika pada siswa SMU dengan koefisien r xy = 0,676, yang berarti ada sumbangan sebesar 0,763%. Selama melaksanakan penelitian ini peneliti menemukan adanya beberapa kelemahan dari penelitian yang dilakukan. Kelemahan-kelemahan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Skala yang digunakan untuk mengukur pra kondisi untuk berkonsentrasi masih terlalu jauh dari sempurna. 2. Peneliti tidak dapat mengetahui secara pasti apakah siswa dalam mengerjakan soalsoal matematika dengan penuh konsentrasi. 3. Dalam penelitian ini kurang mendapat tanggapan yang memuaskan karena banyak siswa yang kurang menyukai matematika. 4. Guru kurang berperan dalam penellitian ini, misalnya pada saat siswa mengerjakan soal-soal matematika dan kelas ditinggalkan begitu saja hanya diberi waktu untuk mengerjakan. 10

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsentrasi dengan prestasi belajar matematika pada siswa SMU. Semakin tinggi siswa dapat berkonsentrasi, maka akan semakin baik hasil yang di dapatkan, dalam hal ini semakin tinggi konsentrasi akan meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa SMU. Sumbangan yang dimiliki responden pada penelitian ini sebesar 0,763%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penelitian ini, responden telah membuktikan adanya korelasi yang sangat signifikan. SARAN Pada penelitian ini diberikan saran-saran kepada : 1. Subyek penelitian Penulis menyarankan kepada para siswa SMU agar dapat berkonsentrasi dalam menyelesaikan segala persoalan, bukan hanya dalam memecahkan soal-soal matematika yang rumit saja. Konsentrasi sangat diperlukan bagi para siswa SMU karena jika dapat mengembangkannya maka kita dapat dengan mudah menyelesaikan berbagai masalah dan kita bisa meraih prestasi belajar yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Persoalan rumit dalam matapelajaran matematika bukanlah suatu hal yang menakutkan bila kita dapat konsentrasi dalam mengerjakan soal-soal walaupun dalam kondisi ruangan atau tempat yang ramai sekalipun. Siswa sudah tidak menganggap matapelajaran matematika merupakan suatu momok pelajaran yang menakutkan untuk dipelajari. 11

Peneliti juga menyarankan agar guru tidak meninggalkan kelas pada saat pelajaran sedang berlangsung karena akan menimbulkan keributan dan dapat mengganggu konsentrasi siswa lain yang benar-benar mengerjakan dengan penuh konsentrasi. 2. Peneliti Selanjutnya Saran ditujukan untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melakukan penelitian yang lebih teliti dan mendetail, memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar serta mempertimbangkan berbagai data lain sebagai data tambahan. Peneliti juga sebaiknya dapat mengamati dengan lebih cermat apakah siswa sudah benar-benar dapat berkonsentrasi pada saat mengerjakan matematika. Karena dengan adanya observasi yang lebih cermat akan dapat menghasilkan sustu penelitian yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penyempurnaan alat ukur, hal ini perlu dilakukan sebagai suatu usaha untuk memperoleh hasil ukur yang akurat. Dalam penelitian baerikutnya diharapkan peneliti dapat memberikan skala pengukuran untuk prestasi belajar agar dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal. 12

DAFTAR PUSTAKA N.N. http://www.google.education, 2004, Third International Mathematics and Science Study, 1999. Beller, M., dan Gafni, N., 1996, The 1991 International Assesment of Educational Progress in Mathematics an Sciences: The Gender Differences Perspective, Journal of Educational Psychology. 87 (4), 598-610. Fajar, M., 2002, Guru Mengajar MIPA Sebagai Materi Hafalan, Kompas, 3 September. Mac Gregor, S., 2000, PIECE IF MIND: Mengunakan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar untuk Mencapai Tujuan, (alih bahasa: Yudhi Sudjana), Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Mudjiono & Dimyati, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Silva, J., 1977, Silva Mind Control Method, New York: Simon and Schuster Inc. Sudjiono, 2003, Tantangan Berprestasi Bidang MIPA, Kompas, 23 April 2003. Sulaeman., D., 1995, PSIKOLOGI REMAJA: Dimensi-dimensi Perkembangan, Bandung: CV Mandar Maju. Suryabrata, S., 2002, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja grafindo Persada Walgito, B., 2002, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset. Winkel, M.G., 1987, Cognitive Psychology, New York : Harper & Row, Publisher, Inc. 13