Modul Responsi. TE-3231, Metode Perhitungan Cadangan. Asisten: Agus Haris W, ST

dokumen-dokumen yang mirip
METODA-METODA DALAM PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab V Pembahasan. Hasil perhitungan cadangan dengan menggunakan masing-masing metode dapat di lihat pada tabel 5.1 (lampiran B)

BAB IV PENGOLAHAN DATA

PEMODELAN KADAR NIKEL LATERIT DAERAH PULAU OBI DENGAN PENDEKATAN METODA ESTIMASI ORDINARI KRIGING

BAB II STUDI LITERATUR

3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MOHAMAD ISHLAHUL AZIZ

BAB III LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel V.1 Batasan Kadar Zona Endapan Nikel Laterit. % berat Ni % berat Fe % berat Mg. Max Min Max Min Max Min

BAB IV PENYUSUNAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Penyusunan Basis Data Assay

ESTIMASI CADANGAN BATUKAPUR DENGAN METODE CROSS SECTION DIBANDINGKAN DENGAN METODE KONTUR

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB IV PENGOLAHAN KOMPOSIT ZONA, ANALISIS STATISTIK DAN PENYAJIAN DATA HASIL OLAHAN Konstruksi Zona Endapan dan Optimasi Zona

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

Bab IV Analisis Statistik dan Distribusi Lubang Bor

Pemodelan Tiga Dimensi (3D) Potensi Laterit Nikel Studi Kasus: Pulau Pakal, Halmahera Timur, Maluku Utara

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian

INVERSE DISTANCE WEIGHTING

SARI ABSTRACT PENDAHULUAN

GEOSTATISTIK MINERAL MATTER BATUBARA PADA TAMBANG AIR LAYA

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 2 September 2013

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

Asri P.H. dan Waterman Sulistyana B. Magister Teknik PertambanganUPN Veteran Yogyakarta

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

BAB III PEMBAHASAN. Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk

Oleh. Narendra Saputra 2) Dr.Ir.Eddy Winarno, S.Si., MT, Ir. R. Hariyanto, MT 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta 2)

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

MAKALAH MANAJEMEN TAMBANG KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL

STUDI PERBANDINGAN METODE NEAREST NEIGHBOURHOOD POINT (NNP), INVERSE DISTANCE WEIGHT (IDW) DAN KRIGING PADA PERHITUNGAN CADANGAN NIKEL LATERIT TESIS

METODE PERHITUNGAN CADANGAN TE-3231

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember 2016 Penulis. (Farah Diba) vii

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI

PERMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT BLOK GB PULAU GEE, HALMAHERA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK STUDIO 3 DATAMINE

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

Oleh : Triono 1 dan Mitra Wardhana 2 SARI. Kata Kunci : Cadangan Batubara Metode Cross Section dan Blok Model

BAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebuah hubungan, misalnya ilmu alam yang berkaitan erat dengan

BAB III LANDASAN TEORI

KONSEP PERHITUNGAN CADANGAN METODE KRIGGING

BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

3. SNI Amandemen 1, , baru menyentuh klasifikasi berdasarkan tipe endapan batubara di Indonesia. Hanya saja karena terlalu banyaknya klas

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GEOSTATISTIKA. Peranan Geostatistik dalam Kegiatan Eksplorasi Sumber Daya Alam

BAB IV ANALISIS DATA. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data eksplorasi

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan

Oleh: Uyu Saismana 1 ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan Terbukti, Batugamping, Blok Model, Olistolit, Formasi.

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

TATAP MUKA IV UKURAN PENYIMPANGAN SKEWNESS DAN KURTOSIS. Fitri Yulianti, SP. MSi.

Bab III Studi Kasus III.1 Decline Rate

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENAKSIRAN CADANGAN PASIR BATU DI PT. MEGA BUMI KARSA KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

KCMI ( Kode Cadangan Mineral Indonesia )

BAB II DASAR TEORI Pembentukan Zona Pada Endapan Nikel Laterit

PEMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT DAERAH X MENGGUNAKAN SOFTWARE DATAMINE STUDIO 3 PADA PT. VALE INDONESIA LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

ESTIMASI SUMBERDAYA BIJIH BAUKSIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLIGON DAN METODE SAYATAN DI KECAMATAN TOBA, KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

Statistik Deskriptif. Statistik Farmasi 2015

Yogyakarta, September 2011 Penulis,

BAB III LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERHITUNGAN CADANGAN BATUGAMPING PADA QUARRY X, PT. HOLCIM INDONESIA TBK, NUSA KAMBANGAN, CILACAP, JAWA TENGAH TUGAS AKHIR

Tugas 1. Metoda Perhitungan Cadangan (TA3113)

Metode Point Kriging Untuk Estimasi Sumberdaya Bijih Besi (Fe) Menggunakan Data Assay (3D) Pada Daerah Tanjung Buli Kabupaten Halmahera Timur

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani /

Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

Statistika & Probabilitas

REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Modul Responsi TE-323, Metode Perhitungan Cadangan Asisten: Agus Haris W, ST DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS ILMU KEBUMIAN DAN TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005

I. PENDAHULUAN Perhitungan cadangan merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan eksplorasi. Perhitungan yang dimaksud di sini dimulai dari sumberdaya sampai pada cadangan tertambang yang merupakan tahapan akhir dari proses eksplorasi. Hasil perhitungan cadangan tertambang kemudian akan digunakan untuk mengevaluasi apakah sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan layak atau tidak. II. KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN Sumberdaya hipotetik (hypothetical resource) adalah umlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap survei tinau. Sumberdaya tereka (inferred resource) adalah umlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap prospeksi. Sumberdaya terunuk (indicated resource) adalah umlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan. Sumberdaya terukur (measured resource) adalah umlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci. Cadangan terkira (probable reserve) adalah sumberdaya bahan galian terunuk dan sebagian sumberdaya bahan galian terukur, tetapi berdasarkan kaian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak. Cadangan terbukti (proven reserve) adalah sumberdaya bahan galian terukur yang berdasarkan kaian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak. 2

Secara skematik hubungan antar sumberdaya dan cadangan dapat dilihat pada Gambar. Sumberdaya (Resources) Terkira (Inferred) Tahapan Eksplorasi Terindikasi (Indicated) Strategi Eksploitasi Cadangan (Reserves) Tertambang insitu (Mineable insitu) Terukur (Measured) Mining losses Terperoleh (Recoverable) Prediksi processing losses Terpasarkan (Marketable) Gambar. Hubungan antara sumberdaya dan cadangan (Australian Code for Reporting Identified Coal Resources and Reserves, 996). III. PERHITUNGAN SUMBERDAYA 3. Pentingnya Perhitungan Sumberdaya Perhitungan sumberdaya bermanfaat untuk hal-hal berikut ini : Memberikan besaran kuantitas (tonase) dan kualitas terhadap suatu endapan bahan galian. Memberikan perkiraan bentuk 3-dimensi dari endapan bahan galian serta distribusi ruang (spatial) dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan urutan/tahapan penambangan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan NPV (net present value). 3

Jumlah sumberdaya menentukan umur tambang. Hal ini penting dalam perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya. Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan besaran sumberdaya. Faktor ini harus diperhatikan dalam menentukan lokasi pembuangan tanah penutup, pabrik pengolahan, bengkel, dan fasilitas lainnya. Karena semua keputusan teknis di atas sangat tergantung pada besaran sumberdaya, perhitungan sumberdaya merupakan salah satu tugas terpenting dan berat tanggung awabnya dalam mengevaluasi suatu kegiatan pertambangan. Perlu diingat bahwa perhitungan sumberdaya menghasilkan suatu taksiran. Model sumberdaya yang disusun adalah pendekatan dari realitas, berdasarkan data/informasi yang dimiliki, dan masih mengandung ketidakpastian. 3.2 Persyaratan Perhitungan Sumberdaya Dalam melakukan perhitungan sumberdaya harus memperhatikan persyaratan tertentu, antara lain : Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan secara tepat kondisi geologi dan karakter/sifat dari endapan bahan galian. Selain itu harus sesuai dengan tuuan evaluasi. Suatu model sumberdaya yang akan digunakan untuk perancangan tambang harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik perencanaan tambang yang akan diterapkan. Taksiran yang baik harus didasarkan pada data aktual yang diolah/ diperlakukan secara obektif. Keputusan dipakai-tidaknya suatu data dalam penaksiran harus diambil dengan pedoman yang elas dan konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data yang berbeda dan harus dilakukan dengan dasar yang kuat. Metode perhitungan yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat diui ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah perhitungan sumberdaya selesai, adalah memeriksa atau mengecek taksiran kualitas blok (unit penambangan terkecil). Hal ini dilakukan dengan menggunakan data pemboran yang ada di sekitarnya. Setelah penambangan dimulai, taksiran kadar dari model sumberdaya harus dicek ulang dengan kualitas dan tonase hasil penambangan yang sesungguhnya. Diagram alir konstruksi model perhitungan sumberdaya endapan dapat dilihat pada Gambar 2. 4

Gambar 2. Konstruksi model perhitungan sumberdaya. 3.3 Metode Perhitungan Sumberdaya 3.3. Analisis Statistik Dalam banyak hal, analisis data melalui pendekatan statistik cukup sering digunakan. Adapun metode-metode deskripsi analisis statistik yang dapat digunakan adalah: a. Deskripsi univarian, merupakan deskripsi yang dapat digunakan untuk melihat hubungan antar data dari suatu populasi tanpa memperhatikan lokasi dari datadata tersebut. b. Deskripsi bivarian, merupakan deskripsi yang dapat digunakan untuk melihat hubungan dari dua variabel populasi parameter data yang berbeda pada lokasi yang sama. c. Deskripsi ruang, merupakan deskripsi yang dapat digunakan untuk melihat kumpulan data dengan mempertimbangkan faktor ruang (letak) dari data-data tersebut (geostatistik). 5

Analisis Statistik Univarian Histogram Pernyataan deskripsi univarian yang umum digunakan adalah tabel frekuensi dan histogram. Tabel frekuensi merupakan suatu pernyataan distribusi suatu data ke dalam beberapa kelas dan kemudian menentukan banyaknya data yang termasuk dalam suatu kelas (frekuensi). Hasil dari tabel frekuensi tersebut dapat digambarkan dalam suatu histogram. Ukuran tendensi sentral Rata-rata (µ) adalah nilai yang mewakili sekelompok data dan nilainya mempunyai kecenderungan terletak di tengah-tengah kelompok data µ = N x i N i= Median adalah nilai tengah pada suatu kelompok data yang diurutkan mulai dari yang terkecil ke yang terbesar. Modus adalah nilai dari suatu kelompok data yang mempunyai frekuensi tertinggi. Ukuran variasi Ukuran variasi (dispersi) adalah ukuran yang menyatakan variasi suatu data terhadap rata-rata atau terhadap data lainnya. Ukuran variasi dapat dinyatakan sebagai nilai arak (range), rata-rata simpangan (mean deviation), simpangan baku (standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient of variation). Range adalah ukuran variasi paling sederhana, dinyatakan: Range = X max X min Rata-rata simpangan (MD) adalah simpangan data terhadap nilai rata-rata hitung, dinyatakan: 6

MD = x i µ N Simpangan baku (standard deviation), s, adalah nilai yang mengukur rata-rata arak (selisih) masing-masing nilai individu dari sekelompok nilai terhadap rata-ratanya. σ = N i= ( x µ) i N 2 Untuk keperluan perbandingan antara dua kelompok data dapat digunakan koefisien variasi, dinyatakan: σ Koef. variasi = 00% µ dimana koefisien variasi besar berarti kelompok data tersebut lebih bervariasi. Ukuran kemiringan kurva (skewness, a) Ukuran kemiringan kurva dinyatakan sebagai ukuran simetris atau tidaknya suatu kurva histogram, dinyatakan: α = µ Mod σ, atau, α = N N i= ( x i 3 σ µ ) 3 positif negatif µ µ µ Gambar 3. Kurva skewness suatu populasi. Kurva histogram dikatakan positif skewness ika median < µ dan negatif skewness ika median > µ (Gambar 3.). 7

Pencilan (Outlier) Pencilan adalah suatu data yang auh berbeda dibandingkan terhadap keseluruhan data. Data yang auh berbeda ini disebabkan oleh kesalahan pada saat sampling, analisis, atau teradi proses pemfilteran. Dengan kata lain data pencilan uga dapat dianggap sebagai data dengan populasi yang berbeda terhadap populasi keseluruhan data. Dengan demikian data pencilan akan mengganggu dalam proses analisis data dan harus dihindari dalam banyak hal. Dalam statistik ruang, data pencilan harus dilihat terhadap posisi dan sebaran data yang lainnya sehingga akan dapat dievaluasi apakah data pencilan tersebut perlu dihilangkan atau tidak. Terdapat beberapa metode untuk menentukan batasan pencilan dalam sebuah analisis. Salah satu metode yang paling umum adalah dengan mempergunakan nilai kuartil dan angkauan. Kuartil, 2, dan 3 akan membagi sebuah urutan data menadi empat bagian. Jangkauan (IQR, interquartile range) didefinisikan sebagai selisih antara Kuartil terhadap Kuartil 3, sehingga IQR = Q3 Q. Data-data pencilan dapat ditentukan yaitu nilai yang kurang dari,5 x IQR terhadap Kuartil dan nilai yang lebih dari,5 x IQR terhadap Kuartil 3. 3.3.2 Metode Klasik Perhitungan Sumberdaya Metode penampang (cross-section) Masih sering dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari perhitungan. Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih menggunakan komputer. Hasil perhitungan secara manual ini tidak dapat digunakan secara langsung dalam perencanaan tambang menggunakan komputer. Rumus luas rata-rata (mean area), rumus luas rata-rata dipakai untuk endapan yang mempunyai penampang yang uniform. 8

V = L ( ) S + S 2 2 S 2 S S,S 2 = luas penampang endapan L = arak antar penampang V = volume cadangan L Gambar 4. Sketsa perhitungan volume endapan dengan rumus mean area (metode penampang). Sedangkan untuk menghitung tonase digunakan rumus : T = V x BJ dimana : T = tonase (ton) V = volume (m 3 ) BJ = berat enis (ton/m 3 ). Rumus prismoida V = ( S + 4M + S 2 ) L 6 S 2 S,S 2 = luas penampang uung M = luas penampang tengah M L = arak antara S dan S 2 V = volume cadangan S L /2 L Gambar 5. Sketsa perhitungan volume endapan dengan rumus prismoida (metode penampang). 9

Rumus kerucut terpancung S V ( ) L = S 3 + S 2 + S S 2 L S = luas penampang atas S 2 = luas penampang alas L = arak antar S dan S 2 V = volume cadangan S 2 Gambar 6. Sketsa perhitungan volume endapan dengan rumus kerucut terpancung (metode penampang). Rumus Obelisk, rumus ini merupakan suatu modifikasi dari rumus prismoida dengan substitusi : ( ) ( ) M = a + a 2 b + b 2 2 2 a 2 S 2 b 2 S a b Gambar 7. Sketsa perhitungan volume endapan dengan rumus obelisk (metode penampang). L V = ( ) 6 S + 4M + S 2 a S 6 + 4 + a 2 b + b 2 + S 4 2 L ( ) ( ) = 0

L ( a ) ( ) = + b 2 a 2 + b S 3 + S 2 + 24 (obelisk) Rumus obelisk dipakai untuk endapan yang membai. Metode poligon (area of influence) Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang konvensional. Metoda ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif homogen dan mempunyai geometri yang sederhana. Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang berada di tengah-tengah poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda poligon daerah pengaruh (area of influence). Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua arak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu (lihat Gambar 8). 3 4 2 5 0 6 = TITIK BOR/SUMUR UJI = DAERAH PENGARUH 9 8 7 Gambar 8. Metode area of influence (poligon) Andaikan ketebalan endapan biih pada titik adalah t dengan kadar rata-rata k, maka volume - assay - produk (V%) = S x t x k (volume pengaruh). Bila spec. gravity dari biih = ρ, maka tonnage biih = S x t x k x ρ ton. Untuk data-data yang sedikit metoda poligon ini mempunyai kelemahan, antara lain : Belum memperhitungkan tata letak (ruang) nilai data di sekitar poligon, Tidak ada batasan yang pasti seauh mana nilai conto mempengaruhi distribusi ruang.

Metode Isoline Menggunakan kontur, yaitu kurva garis yang menghubungkan titik-titik dengan nilai yang sama. Metode Isoline atau metode kontur digunakan untuk endapan dengan kadar dan ketebalan yang berubah-ubah, terutama untuk endapan dengan tebal dan kadar yang memusat. Metode ini tidak cocok untuk endapan yang kompleks dan terputus-putus. Rumus yang digunakan untuk perhitungan umumnya memakai rumus metode penampang. 3.3.3 Metode Model Blok (Grid) Aspek yang paling penting dalam perhitungan cadangan adalah metode penaksiran, terdapat bermacam-macam metode penaksiran yang bisa dilakukan yaitu metode klasik yang terdiri dari NNP (Neighborhood Nearest Point) dan IDW (Inverse Distance Weighting) serta metode non klasik yaitu penaksiran dengan menggunakan Kriging. Metode Kriging adalah yang paling baik dalam hal ketepatan penaksirannya (interpolasi), metode ini sudah memasukkan aspek spasial (posisi) dari titik referensi yang akan digunakan untuk menaksir suatu titik tertentu. Salah satu keunggulan dalam memperhatikan posisi dalam metode Kriging adalah adanya proses screening, yaitu titik referensi yang terletak tepat di belakang suatu titik yang lebih dekat akan diabaikan. Kelebihan ini tidak mungkin ditemui pada metode klasik yang selama ini digunakan. Metode penaksiran Kriging tidak akan diberikan secara mendalam pada Mata Kuliah Metode Perhitungan Cadangan tetapi akan diberikan dengan detail pada Mata Kuliah Geostatistik. Setelah data-data hasil ui kualitas dari conto dimasukkan ke dalam basis data, kemudian dilakukan penaksiran data kualitas pada titik-titik (grid) yang belum mempunyai data kualitas. Nilai data hasil taksiran tersebut merupakan nilai rata-rata tertimbang (weighting average) dari data conto yang telah ada. Dalam penaksiran data kadar (kualitas) ini dilakukan teknik-teknik pembobotan yang umumnya didasarkan kepada : Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data conto, Kecenderungan penyebaran data kualitas, Orientasi setiap conto yang menunukkan hubungan letak ruang antar conto. 2

Pemodelan dengan komputer untuk merepresentasikan endapan bahan galian umumnya dilakukan dengan model blok (block model). Dimensi block model dibuat sesuai dengan disain penambangannya, yaitu mempunyai ukuran yang sama dengan tinggi enang. Semua informasi seperti enis batuan, kualitas, dan topografi dapat dimodelkan dalam bentuk blok. Metode Neighborhood Nearest Point NNP, memperhitungan nilai di suatu blok didasari oleh nilai titik yang paling dekat dengan blok tersebut. Dalam kerangka model blok, dikenal enis penaksiran poligon dengan arak titik terdekat (rule of nearest point), yaitu nilai hasil penaksiran hanya dipengaruhi oleh nilai conto yang terdekat (lihat Gambar 9), atau dengan kata lain titik (blok) terdekat memberikan nilai pembobotan satu untuk titik yang ditaksir, sedangkan titik (blok) yang lebih auh memberikan nilai pembobotan nol (tidak mempunyai pengaruh). Gambar 9. Metode area of influence (model blok poligon). 3

Gambar 0. Metode NNP pada model blok. Metode Invers Distance Weighting (IDW) Metoda ini merupakan suatu cara penaksiran yang telah memperhitungkan adanya hubungan letak ruang (arak), merupakan kombinasi linier atau harga rata-rata tertimbang (weighting average) dari titik-titik data yang ada di sekitarnya. - Suatu cara penaksiran di mana harga rata-rata suatu blok merupakan kombinasi linier atau harga rata-rata berbobot (wieghted average) dari data lubang bor di sekitar blok tersebut. Data di dekat blok memperoleh bobot lebih besar, sedangkan data yang auh dari blok bobotnya lebih kecil. Bobot ini berbanding terbalik dengan arak data dari blok yang ditaksir. - Untuk mendapatkan efek penghalusan (pemerataan) data dilakukan faktor pangkat. Pilihan dari pangkat yang digunakan (ID, ID2, ID3, ) berpengaruh terhadap hasil taksiran. Semakin tinggi pangkat yang digunakan, hasilnya akan semakin mendekati metode poligon conto terdekat. - Sifat atau perilaku anisotropik dari cebakan mineral dapat diperhitungkan (space warping). - Merupakan metode yang masih umum dipakai. Jika d adalah arak titik yang ditaksir dengan titik data (z), maka faktor pembobotan (w) adalah : 4

Untuk ID pangkat satu w = d d i= i Untuk ID pangkat dua (IDS) w = d 2 i= di 2 Untuk ID pangkat n w = d n i= di n Z * = Maka, hasil taksiran (Z*) : i= w. i z i Metoda seperarak ini mempunyai batasan. Metode ini hanya memperhatikan arak saa dan belum memperhatikan efek pengelompokan data, sehingga data dengan arak yang sama namun mempunyai pola sebaran yang berbeda masih akan memberikan hasil yang sama. Atau dengan kata lain metode ini belum memberikan korelasi ruang antara titik data dengan titik data yang lain. Gambar. Contoh dimensi hasil penaksiran dengan Model Blok. Metode Geostatistik dan Kriging Kriging adalah penaksir geostatistik yang dirancang untuk penaksiran kadar blok sebagai kombinasi linier dari conto-conto yang ada di dalam/sekitar blok, sedemikian rupa sehingga taksiran ini tidak bias dan memiliki varians minimum. Secara sederhana, kriging menghasilkan seperangkat bobot yang meminimumkan varians 5

penaksiran (estimation variance) sesuai dengan geometri dan sifat mineralisasi yang dinyatakan dalam fungsi variogram yang mengkuantifikasikan korelasi spatial (ruang) antar conto. Metode ini menggunakan kombinasi linier atau weighted average dari data conto lubang bor di sekitar blok, untuk menghitung harga rata-rata blok yang ditaksir. Pembobotan tidak semata-mata berdasarkan arak, melainkan menggunakan korelasi statistik antar-conto yang uga merupakan fungsi arak. Karena itu, cara ini lebih canggih dan perilaku anisotropik dapat dengan mudah diperhitungkan. Cara ini memungkinkan penafsiran data kualitas secara probabilistik. Selain itu dimungkinkan pula interpretasi statistik mengenai hal-hal seperti bias, estimation variance, dll. Merupakan metode yang paling umum dipakai dalam penaksiran kualitas/kadar blok dalam suatu model cadangan. Dengan teknik rata-rata tertimbang (weighted average), kriging akan memberikan bobot yang tinggi untuk conto di dalam/dekat blok, dan sebaliknya bobot yang rendah untuk conto yang auh letaknya. Selain faktor arak, bobot ini ditentukan pula oleh posisi conto relatif terhadap blok dan terhadap satu sama lain. Metode kriging yang digunakan adalah teknik linier (ordinary kriging). Ordinary kriging cenderung menghasilkan taksiran blok yang lebih merata atau kurang bervariasi dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (smoothing effect). Bobot yang diperoleh dari persamaan kriging tidak ada hubungannya secara langsung dengan kadar conto yang digunakan dalam penaksiran. Bobot ini hanya tergantung pada konfigurasi conto di sekitar blok dan satu sama lain, serta pada variogram (yang walaupun merupakan fungsi kadar namun didefinisikan secara global). Pemodelan pada endapan berlapis misalnya batubara atau lainnya akan lebih sesuai ika dilakukan dengan cara gridded seam model. Secara garis besar pemodelan ini mempunyai aturan sebagai berikut : Secara lateral endapan berlapis dan daerah sekitar-nya dibagi menadi sel-sel yang teratur, dengan lebar dan panang tertentu. Adapun dimensi vertikalnya tidak dikaitkan dengan tinggi enang tertentu, melainkan dengan unit stratigrafi dari cebakan yang bersangkutan. Pemodelan dilakukan dalam bentuk puncak, dasar, dan ketebalan dari unit stratigrafi (lapisan 6

batubara, dll.). Kadar dari berbagai mineral atau variabel dimodelkan untuk setiap lapisan. Pada Gambar 2 ditampilkan hasil pemodelan batubara dengan menggunakan paket program Datamine. Gambar 2. Pemodelan blok endapan berlapis (gridded seam model) IV. DAFTAR PUSTAKA. Anggayana, Komang; Haris W, Agus. Kaian tentang Hubungan Penyebaran Mineralisasi Pirit dengan Interpretasi Geostatistik Kandungan Sulfur Total pada Lapisan Batubara. FIKTM, ITB. 2005. 2. Heriawan, Mohamad Nur. Modul Kuliah Evaluasi Cadangan Batubara, Departemen Teknik Pertambangan ITB, 2004. 3. Heriawan, Mohamad Nur; Jacques Rivoirard. Resource Estimation of a Coal Deposit and Fine Scale Modeling of a Lateritic Nickel Deposit in Indonesia, CFSG Report, Centre de Geostatistique, Ecole des Mines de Paris, France, June 2003. 7

4. Syafrizal. Optimasi Cadangan Batubara Berdasarkan Kualitas, Studi Kasus Batubara Tiang Satu, Sei. Tambangan, Kiliran Jao, Sumatera Barat. Tesis Magister Rekayasa Pertambangan ITB. 2000. 8