- Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya

dokumen-dokumen yang mirip
Diagram Fasa. Latar Belakang Taufiqurrahman 1 LOGAM. Pemaduan logam

TUGAS KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN FASE DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : ANDI AZIS RUSDI MOH. SOFYAN HARMILA EKA YULIASTRI

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

Background 12/03/2015. Ayat al-qur an tentang alloy (Al-kahfi:95&96) Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA. By: Nurun Nayiroh, M.Si

2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam

12/03/2015. Nurun Nayiroh, M.Si

06 : TRANFORMASI FASA

Kesetimbangan Fasa Bab 17

IV. KEGIATAN BELAJAR 4 DIAGRAM PHASA A. Sub Kompetensi Diagram phasa untuk bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

LOGAM DAN PADUAN LOGAM

III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)

KESETIMBANGAN FASA. Komponen sistem

Kimia Fisika Bab 6. Kesetimbangan Fasa OLEH: RIDHAWATI, ST, MT

FISIKA 2. Pertemuan ke-4

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

FISIKA TERMAL Bagian I

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA

KESETIMBANGAN FASA. Sistem Satu Komponen. Aturan Fasa Gibbs

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

7. Pertumbuhan Kristal (Growth of Crystal)

BAB II. KESEIMBANGAN

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

Sistem tiga komponen

KESETIMBANGAN FASE DALAM SISTEM SEDERHANA (ATURAN FASE)

BAB VI TRANSFORMASI FASE PADA LOGAM

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT

Tembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Pertemuan ke 4. Keseimbangan Diagram Phase. Pada paduan dalam keadaan padat ada tiga kemungkinan macam fasanya, yaitu:

Makalah Termodinamika Pemicu 4: Kesetimbangan Fasa Uap-Cair

BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT

Kekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan.

Material Teknik BAB III: Gerakan Atom pada Benda Padat

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

Sifat Koligatif Larutan

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Titik Leleh dan Titik Didih

BAB SUHU DAN KALOR. Dengan demikian, suhu pelat baja harus ( ,3 0 C) = 57,3 0 C.

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

L A R U T A N d a n s i f a t k o l i gat if l a r u t a n. Putri Anjarsari, S.S.i., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB V SIFAT-SIFAT ZAT MURNI

Kesetimbangan Fasa Cair-Cair dan Cair Uap

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

TRANSFORMASI FASA PADA LOGAM

Termometri dan Kalorimetri

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

MODUL 10 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DATA KESETIMBANGAN UAP-AIR DAN ETHANOL-AIR DARI HASIL FERMENTASI RUMPUT GAJAH

BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8.

BAB VI TRANSFORMASI FASE PADA LOGAM

Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan X A + X B + Xc =

4.1 ANALISA STRUKTUR MIKRO

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL (Ni) TERHADAP STRUKTUR KRISTAL, MORFOLOGI, DAN KEKERASAN PADA PADUAN Al (2-x) FeNi (1+x)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan 2014

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

Kalor dan Hukum Termodinamika

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

MATERIAL TEKNIK LOGAM

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

Sistem Besi-Karbon. Sistem Besi-Karbon 19/03/2015. Sistem Besi-Karbon. Nurun Nayiroh, M.Si. DIAGRAM FASA BESI BESI CARBIDA (Fe Fe 3 C)


Energetika dalam sistem kimia

KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP. Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

Terjemahan ZAT PADAT. Kristal padat

Kesetimbangan fase. Pak imam

Pemisahan Distilasi Azeotrop. Heri Rustamaji. Referensi:

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

Particle Density (Rapat Jenis Partikel) Massa dari sebuah atom atau molekul biasanya dinyatakan dalam atomic mass unit (u) atau massa unit atom

Fugasitas. Oleh : Samuel Edo Pratama

II LANDA SAN TEO RI BAB II LANDASAN TEORI. Sulfamic acid juga dikenal sebagai asam amidosulfonic, asam amidosulfuric, asam

MAKALAH KIMIA FISIK II KESTIMBANGAN FASA

Transkripsi:

1. Diagram Fasa dalam Sistem Logam - Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya adalah suatu daerah (region) yang berbeda struktur atau komposisinya dari daerah lain. - Diagram fasa (phase diagram) adalah: suatu diagram yang menunjukkan fasa dalam suatu sistem material diberbagai suhu, tekanan dan komposisi. Diagram ini banyak digunakan oleh para insinyur dan peneliti untuk memahami dan memperkirakan banyak aspek perilaku dari material. Informasi yang didapatkan dari diagram fasa: 1. Menunjukkan fasa yang ada pada komposisi dan temperatur yang berbeda dalam kondisi pendinginan lambat. 2. Menunjukkan kesetimbangan pemadatan dari suatu elemen (atau campuran/compound) dalam unsur lain. 3. Menunjukkan temperatur dari suatu paduan yang didinginkan dalam kondisi kesetimbangan mulai membeku dan menginformasikan interval suhu saat pembekuan terjadi. 4. Menunjukkan suhu dari suatu fasa yang berbeda mulai mencair. Diagram fasa kesetimbangan didapatkan dengan kondisi pendinginan yang lambat. 1.1 Diagram Fasa dari Unsur Murni Air bila didinginkan dalam suatu kesetimbangan, fasa padat (ice) dan cair berada bersama-sama dengan batas fasa adalah permukaan dari es. Batas Fasa Uap (steam) Es (ice) Air Air Panas Saat dipanaskan, cairan menguap, saat mendidih uap air dan cairan bersama dalam kondisi kesetimbangan dengan batas fasa adalah permukaan air. Kondisi diagram fasa unsur murni seperti air dapat dinyatakan dengan diagram kesetimbangan fasa tekanan temperatur seperti (pressure temperature equilibrium phase diagram) YudySuryaIrawan 5-1

760 torr=760 mmhg = 1 atm = 1 bar=10 5 Pa= 1 kg/cm 2 1 torr= 1mm Hg Gambar 1.1 Perkiraan diagram fasa kesetimbangan tekanan dan suhu untuk air murni. Contoh lain pada diagram kesetimbangan fasa tekanan temperatur untuk besi murni (pure iron, Fe) Gambar 1.2 Perkiraan diagram fasa kesetimbangan tekanan dan suhu untuk besi murni Triple point 1 terdiri atas : liquid, vapor, δfe Triple point 2 terdiri atas : vapor, δfe dan γfe Triple point 3 terdiri atas : vapor, γfe dan αfe YudySuryaIrawan 5-2

1.2 Hukum Fasa Gibbs (Gibbs Phase Rule) J.W. Gibbs (1839-1903) menurunkan suatu persamaan yang mampu menghitung jumlah fasa yang ada dalam kesetimbangan pada suatu sistem yang ditentukan/dipilih. P + F = C + 2 dengan : P : jumlah fasa yang ada pada sistem terpilih F : derajat kebebasan (jumlah variable (tekanan, suhu, komposisi) yang dapat diubah bebas tanpa mengubah jumlah fasa dalam kesetimbangan. C : jumlah komponen dalam sistem (suatu elemen, campuran atau larutan/cairan) Contoh: a. Untuk air pada Gambar 1.1, pada titik triple jumlah fasa = 3 = P (phase) Jumlah komponen = air saja = 1 = C (Component) P + F = C + 2 3 + F = 1 + 2 F = 0 (dengan derajat kebebasan nol) Karena tidak ada variable (suhu maupun tekanan) yang dapat diubah dan 3 fasa tetap ada di titik itu, maka titik triple ini disebut invariant point (titik tetap/tak berubah=invariant) b. Pada garis batas cair dan padat P=2, C=1 maka F= C+2 P = 1 + 2 2 = 1, terdapat satu variable dapat diubah bebas dan mampu mempertahankan dua fasa yang ada dalam sistem. Yang mana bila tekanan tertentu ditentukan hanya akan ada satu temperatur yang mana fasa padat dan cair ada bersamaan. c. Bila ada titik dimana saja yang ada dalam satu fasa, maka: P = 1, C = 1 P + F = C + 2 F = 1 + 2 2 = 2 (dua derajat kebebasan) Artinya dua variable suhu dan tekanan dapat bervariasi/diubah-ubah secara bebas dan sistem tetap berada dalam satu fasa.! Kebanyakan diagram fasa binary( dua unsur) yang digunakan dalam ilmu material adalah diagram temperatur komposisi dalam kondisi tekanan konstan biasanya 1 atm = 10 5 Pa = 760 torr = 760 mm Hg. Untuk kondisi ini berlaku P + F = C + 1 1.3 Diagram Fasa Ganda pada Sistem Paduan Isomorphous Campuran dua logam disebut paduan binary/binary alloys yang mana membentuk dua komponen sistem. Contoh: tembaga murni sistem satu komponen Tembaga dan nikel sistem dua komponen Pada beberapa sistem logam dua komponen, dua elemen mencair sempurna satu sama lain baik pada kondisi cair maupun padat. Pada sistem isomorphous, hanya terdapat sebuah/satu jenis struktur kristal yang berada pada semua komposisi dari komponennya. YudySuryaIrawan 5-3

Untuk terjadi sistem isomorphous, biasanya sistem tersebut memenuhi satu atau lebih kondisi sebagai berikut : (berdasarkan Kaidah Daya larut padat Hume Rohtery (1899-1968) : 1. Struktur kristal dari setiap elemen dari campuran pada harus sama. 2. Perbedaan atom dari setiap dua elemen tidak boleh berbeda lebih dari 15% 3. Elemen seharusnya tidak membentuk persenyawaan/campuran satu sama lain. Dalam arti lain, tidak boleh ada perbedaan besar dalam elektromagnetivitas dari dua elemen. 4. Elemen seharusnya memiliki elektron valensi yang sama. Contoh : Diagram fasa dua komponen 19 Cu 28 Ni, ditentukan untuk pendinginan lambat atau kondisi kesetimbangan pada tekanan atmosfir. Gambar 1.3 Diagram fasa nikel-tembaga. Tembaga dan nikel memiliki kemampuan larut cair total dan kemampuan larut padatan total. Tembaga nikel larutan padat mencair pada suhu interval di atas suhu yang ditentukan pada logam murni Gambar 1.4 Konstruksi dari diagram kesetimbangan Cu-Ni dari kurva pendinginan cair ke padat. (a) Kurva pendinginan ; (b) Diagram fasa kesetimbangan YudySuryaIrawan 5-4

1.4 Kaidah Tuas (The Lever Rule) Digunakan untuk mengetahui prosentasi berat dari fasa yang ada dalam daerah dua fasa pada diagram fasa kesetimbangan dua komponen. Misalnya ditanyakan berapa berat fraksi dari fasa pada suhu T dan fraksi berat B, w o berdasarkan kaidah tuas/timbangan/pengungkit pada diagram fasa di bawah ini. berat fasa cair (X l) + fraksi berat fasa padat (X s ) = 1 X l + X s = 1 X l X s = 1 - X s = 1 - X l massa B dalam dua fasa = massa B dalam fasa cair + massa B dalam fasa padat (1g)(1) (%w o /100) = (1g) (X l ) (%w l /100) + (1g)(X s )(%w s /100) berat dari campuran fasa Rata-rata fraksi berat B dalam campuran fasa berat dari fasa liquid ( l: liquid) berat dari B dalam fasa cair (l :liquid) berat dari fasa padat (s: solid) berat dari B dalam fasa padat (s: solid) Jadi w o = X l w l + X s w s X l = 1 X s w o = (1 X s ) w l + X s w s = w l X s w l + X s w s X s w s X s w l = w o w l berat dari fasa padat = X s = (w o w l) / (w s w l) ; X l = 1 X s berat dari fasa cair = X l = [(w s w l) / (w s w l) ] [(w o w l) / (w s w l)] = (w s wo) / (w s w l) YudySuryaIrawan 5-5

Contoh: Pada diagram fasa Cu-No di suhu 1300 C. Berapakah % berat Cu dalam fasa cair & padat pada temperatur 1300 C untuk 47% wt Cu dan 53% wt% Ni. Dengan menggambar garis pada diagram maka didapatkan w o = 53% Ni ; w l = 45% Ni dan w s = 58% Ni X l = (w s wo) / (w s w l) = ( 58 53 )/ (58 45 ) = 5/13 = 0.38 % berat dari fasa cair = 38% % berat dari fasa cair = 1 - X l = 1-38%= 62% 1.5 Diagram fasa tiga komponen (Ternary Phase Diagram) adalah diagram fasa yang terdiri atas 3 unsur logam murni A, B, C yang mana pada umumnya dilukiskan dalam diagram sebagai berikut untuk tiap suhu isothermal. YudySuryaIrawan 5-6

Cara mencari komposisi dalam diagram fasa ternary z Berdasarkan gambar di atas maka untuk posisi x komposisinya adalah 40% berat unsur A, 40% berat unsur B, 20% berat unsur C. Sedangkan untuk posisi y memiliki komposisi sebagai berikut: 20% berat unsur A, 30% berat unsur B, 50% berat unsur C. Bagaimana dengan komposisi untuk posisi z? U T Bagaimana dengan komposisi untuk posisi U dan T? YudySuryaIrawan 5-7