22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan pakaian bukanlah sekedar untuk memenuhi kebutuhan saja, tetapi juga harus memiliki estetika dan etika. Karena itu, saat ini banyak sekali model busana yang ditawarkan kepada masyarakat dan model-model ini selalu berganti dari waktu ke waktu. Motif sendiri merupakan sesuatu yang harus dipelajari oleh pemasar mengingat motif merupakan sesuatu yang mengaktifkan dan mengarahkan perilaku konsumen. Dengan mempelajari motif, diharapkan pemasar memiliki pengetahuan atau asumsi mengenai dorongan umum yang mempengaruhi konsumen saat konsumen melakukan tindakan pengambilan keputusan. Motif menurut Loudon dan Della Bitta (1993) terbagi menjadi dua, yaitu motif kognitif dan motif afektif. Motif kognitif merupakan motif yang dilakukan secara rasional ketika konsumen mempertimbangkan seluruh alternatif yang memberikan kegunaan terbesar. Pengaruh utama motif kognitif pada perilaku konsumen adalah ketetapan, sifat, pengelompokkan, tujuan dan sasaran, otonomi, penjelajahan, kesesuaian, dan manfaat. Motif afektif merupakan motif yang berkaitan dengan emosi. Delapan pengaruh utama dari motif afektif adalah pengurangan ketegangan, ekspresi diri, pertahanan diri, penguatan, tuntutan, keanggotaan, pembentukan identitas, dan model atau contoh. Penelitian mengenai pengaruh motif kognitif dan afektif terhadap pengambilan keputusan pembelian menggunakan alat analisis data analisis faktor, regresi linear berganda, uji F dan uji t. Pengujian ini digunakan untuk menganalisis atribut apakah baik dari motif kognitif ataupun motif afektif yang berpengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian konsumen, apakah motif kognitif dan motif afektif berpengaruh secara serempak terhadap pembuatan keputusan pembelian produk yang dijual di gerai Bloop,
23 dan menganalisis motif apakah yang berpengaruh paling dominan terhadap pembuatan keputusan pembelian produk pakaian jadi yang dijual di gerai Bloop. Motif Pembelian Produk Pakaian Jadi Motif Afektif 1. Tension Reduction 2. Self Expression 3. Ego Defensive 4. Reinforcement 5. Assertion 6. Affiliation 7. Identification 8. Modeling Motif Kognitif 1. Consistency 2. Attribution 3. Categorization 4. Objectification 5. Autonomy 6. Exploration 7. Matching 8. Utilitarian Uji t Analisis Faktor Uji t Uji F Pembuatan Gambar 3. Keputusan Kerangka Pemikiran Gambar 2. Kerangka pemikiran 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian terkait dengan tempat penyebaran kuesioner dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini dilakukan di Gerai Bloop yang berlokasi di Jl. Tebet Utara Dalam No.22 Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2010. 3.3 Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data atau informasi, baik berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui hasil kuesioner dan hasil wawancara dengan pihak gerai Bloop. Adapun kuesioner secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. Data sekunder diperoleh dari bahan pustaka dan internet.
24 3.4 Metode Pengambilan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah konsumen gerai Bloop. Penarikan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling sehingga tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi respoden. Teknik non-probability sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan cara. Purposive sampling adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Judgement sampling sendiri merupakan penarikan sampel berdasarkan penilaian terhadap karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Suharyadi dan Purwanto, 2009). Kriteria konsumen yang dijadikan responden yaitu konsumen yang melakukan kunjungan pembelian lebih dari satu kali, sehingga dapat dipastikan bahwa responden tersebut telah mengenal Gerai Bloop dan pernah membeli produk Gerai Bloop. Selain itu, responden juga harus telah berusia 17 tahun ke atas sehingga sudah dapat mengambil keputusan sendiri. Jumlah sampel yang akan digunakan adalah berdasarkan pendekatan jumlah pengunjung per bulan. Menurut wawancara dengan store manager Gerai Bloop, diketahui bahwa rata-rata jumlah pengunjung per bulan adalah 50.000 orang. Ukuran sampel yang digunakan adalah 100 orang. Jumlah ini didapat dari perhitungan menggunakan Rumus Slovin dengan nilai e sebesar 10 persen. Rumus Slovin digunakan dengan asumsi bahwa populasi yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal (Umar, 2004). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: N n 1 Ne 50.000 n 150.000(0,1) 2 2 99,8 = 100
25 Keterangan: n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir atau diinginkan, yaitu sebesar 10%. 3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1 Variabel yang Digunakan Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan-hubungan antara variabelvariabel penelitian melalui pengujian hipotesa. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel bebas (dependen). 1. Variabel bebas (independen) : Motif Kognitif Konsumen (X 1 ) dan Motif Afektif Konsumen (X 2 ) 2. Variabel terikat (dependen) : Motif Langganan (Y) Selanjutnya dari masing-masing variabel tersebut disusun pertanyaan-pertanyaan yang masing-masing item diberi range skor dalam skala likert dengan skor sebagai berikut: Sangat setuju = 5 Setuju = 4 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 1 Dapat dilihat di atas bahwa skor 3 yang biasanya menyatakan netral atau ragu-ragu tidak digunakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari responden terlalu banyak menjawab netral atau raguragu mengingat bahwa dalam Loudon dan Della Bitta (1993) dijelaskan bahwa dalam beberapa kasus, konsumen tidak secara sadar mengetahui motif mereka sendiri dalam menentukan kriteria pemilihan. Dalam kasus lain, konsumen menyadari motif mereka tetapi tidak yakin akan kriteria khusus untuk evaluasi produk mereka.
26 Masing-masing dari variabel tersebut, baik variabel motif kognitif (X 1 ), motif afektif (X 2 ), maupun keputusan pembelian (Y) memiliki pengaruh masing-masing terhadap konsumen. Pengaruhpengaruh tersebut pun memiliki atribut masing-masing yang diperhatikan oleh konsumen. Penjelasan mengenai atribut dari pengaruh tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Atribut dari pengaruh motif kognitif, motif afektif, dan keputusan pembelian Variabel Pengaruh Atribut 1. Consistency Kenyamanan produk 2. Attribution Kualitas produk Kualitas bahan baku 3. Categorization Tingkat kemurahan harga 4. Objectification Rekomendasi teman Model produk yang menarik Motif Kognitif (X 1 ) 5. Autonomy Model produk sesuai dengan kepribadian 6. Exploration Pembelian lebih dari satu jenis produk 7. Matching Harga sesuai dengan kualitas produk Jenis produk yang banyak dan 8. Utilitarian lengkap Produk lebih up to date 1.Tension Reduction Khawatir akan produk distribution outlet lain 2. Self Expression Mengikuti trend fashion 3. Ego Defensive Perbaikan penampilan Perasaan lebih menarik Motif Afektif (X 2 ) 4. Reinforcement Kualitas yang dirasakan memuaskan 5. Assertion Perasaan lebih bergengsi 6. Affiliation Perasaan ingin diterima 7. Identification Pandangan orang lain Perasaan lebih percaya diri 8. Modelling Perasaan mirip dengan model atau Keputusan Pembelian (Y) 1.Lokasi, pelayanan, tempat persediaan, keramaian public figure Keramahan karyawan Lama tunggu Keramaian gerai 2. Harga Harga yang terjangkau 3. Penggolongan barang Kerapian penataan produk Penggolongan produk sesuai jenis 4. Toko menarik Tampilan gerai yang menarik 5. Servis Empati karyawan terhadap keluhan 6. Kemampuan Tenaga Penjual Pengetahuan produk karyawan
27 3.5.2 Uji Validitas Menurut Umar (2004), uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur hal yang akan diukur. Uji coba skala pengukuran dilakukan pada 30 orang orang responden. Dalam uji validitas, korelasi antara masing-masing pertanyaan dihitung dengan skor tiap-tiap pertanyaan menggunakan rumus teknik korelasi product moment Pearson, sebagai berikut: r n( XY ) ( XY) n X X ny Y 2 2 2 2 Keterangan: n = Jumlah responden X = Skor masing- masing pernyataan dari tiap responden Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden Berdasarkan metode Pearson product moment, jika diperoleh nilai r hitung > r tabel, maka instrumen tersebut dinyatakan valid. r tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,361. Nilai tersebut merupakan nilai dalam tabel untuk nilai alpha 5% dan umlah responden 30 orang. Hasil penghitungan uji validitas untuk variabel motif kognitif, motif afektif dan keputusan pembelian dapat dilihat pada Tabel 3. Diketahui bahwa seluruh atribut dinyatakan valid karena nilai masing-masing lebih dari 0,361. Penghitungan secara lengkap mengenai uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2. 3.5.3 Uji Reliabilitas Jika kuesioner telah dinyatakan sah, maka reliabilitas kuesioner tersebut diuji keandalannya. Menurut Umar (2004), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik uji reliabilitas yang akan digunakan adalah Teknik Alfa Cronbach.
28 Tabel 3. Nilai validitas uji awal Atribut r hitung Kesimpulan 1. Kenyamanan produk 0,634 valid 2. Kualitas produk 0,602 valid 3. Kualitas bahan baku 0,699 valid 4. Tingkat kemurahan harga 0,596 valid 5. Rekomendasi teman 0,661 valid 6. Model produk yang menarik 0,492 valid 7. Model produk sesuai dengan kepribadian 0,726 valid 8. Pembelian lebih dari satu jenis produk 0,621 valid 9. Harga yang sesuai dengan kualitas produk 0,789 valid 10. Jenis produk yang banyak dan lengkap 0,572 valid 11. Produk lebih up to date 0,727 valid 12. Khawatir produk distribution outlet lain 0,595 valid 13. Mengikuti trend fashion 0,545 valid 14. Perbaikan penampilan 0,436 valid 15. Perasaan lebih menarik 0,562 valid 16. Kualitas yang dirasakan memuaskan 0,626 valid 17. Perasaan lebih bergengsi 0,688 valid 18. Perasaan ingin diterima 0,685 valid 19. Pandangan orang lain 0,596 valid 20. Perasaan lebih percaya diri 0,601 valid 21. Perasaan mirip dengan public figure 0,798 valid 22. Keramahan karyawan 0,646 valid 23. Lama tunggu 0,616 valid 24. Keramaian gerai 0,454 valid 25. Harga yang terjangkau 0,645 valid 26. Kerapian penataan produk 0,510 valid 27. Penggolongan produk sesuai jenis 0,487 valid 28. Tampilan gerai yang menarik 0,426 valid 29. Empati karyawan terhadap keluhan 0,503 Valid 30. Pengetahuan produk karyawan 0,496 Valid Sumber : Data Diolah (2010) Peneliti menggunakan standar klasifikasi nilai α > 0,6 untuk menyimpulkan bahwa instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel. Hasil pengujian reliabilitas teradap atribut-atribut pada tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: r Keterangan: k k 1 11 1 2 t 2 b r 11 = Keandalan instrumen Σσ b 2 k = Banyak butir pertanyaan σ t 2 = Jumlah ragam butir = Ragam total
29 Tabel 4. Hasil pengujian reliabilitas setiap variabel yang digunakan dalam penelitian Variabel Responden Nilai α Kesimpulan Motif Kognitif (X1) 30 orang 0,894 Baik Motif Afektif (X2) 30 orang 0,896 Baik Keputusan Pembelian (Y) 30 orang 0,815 Baik Sumber : Data Diolah (2010) Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4, terlihat bahwa setiap variabel yang digunakan dalam penelitian baik motif kognitif, motif afektif, maupun keputusan pembelian memiliki nilai α > 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa atribut-atribut yang digunakan reliabel dan instrumen penelitian ini dapat digunakan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. 3.5.4 Analisis Faktor Analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan, dan meringkas faktorfaktor yang merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu. Pengujian dengan analisis faktor bisa menggunakan data yang berasal dari data primerdan data sekunder. Analisis faktor yang berasal dari data primer didapat melalui kuesioner, sedangkan analisis faktor dengan data sekunder didapat dari data yang diperoleh berdasarkan hasil dokumentasi (Nugroho, 2005). 3.5.5 Analisis Regresi Linear Berganda Dalam Suharyadi dan Purwanto (2009) dijelaskan bahwa perlu dilakukan uji normalitas beserta beberapa tes yang memungkinkan pendeteksian beberapa pelanggaran asumsi dalam regresi linear berganda. Pelanggaran asumsi tersebut biasanya adalah multikolinieritas yaitu terdapatnya hubungan antara variabel terikat dan heteroskedastisitas yaitu nilai residu ternyata tidak bersifat konstan untuk semua data Y. Berdasarkan Nugroho (2005), uji normalitas merupakan uji yang mutlak harus disertai pada penggunaan statistik parametrik. Uji ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang
30 akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Multikolinier adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna atau terdapat korelasi antara variabel bebas. Dalam regresi berganda tidak diperkenankan terjadi multikolinier karena dapat mengakibatkan koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan dan standar error menjadi tak terhingga. Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antar nilai Y, apakah sama atau heterogen. Hateroskedastisitas merupakan keadaan saat varian atau residu tidak konstan. Menurut Hasan (2003) analisis regresi digunakan untuk menentukan hubungan antar variabel. Tujuan utama dalam penggunaan analisis regresi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai suatu variabel dalam hubungannya dengan variabel yang lain yang diketahui melalui persamaan regresinya. Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y) dihubungkan atau dijelaskan oleh lebih dari satu variabel bebas namun masih menunjukan diagram hubungan yang linier. Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapat lebih menjelaskan karakteristik hubungan yang ada walaupun masih saja ada variabel terabaikan (Hasan, 2003). Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner akan dianalisis untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Model persamaan yang akan didapat adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Keterangan: Y = keputusan pembelian a = konstanta b = koefisien regresi X = varibel independen
31 3.5.6 Uji Serempak (Uji F) Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009), Uji F digunakan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas (X 1 dan X 2 ) untuk menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel terikat (Y). Langkah-langkah yang diperlukan dalam uji F adalah: 1. Menentukan formulasi hipotesis Hipotesis yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas menjelaskan tingkah laku variabel terikat. Apabila variabel bebas tidak dapat memengaruhi variabel terikat, dapat dianggap koefisien regresinya sama dengan nol, sehingga berapapun nilai variabel bebas, tidak akan berpengaruh terhadap variabel terikat. H 01 : Diduga X 1 dan X 2 secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Y (koefien regresi = 0) H a1 : Diduga X 1 dan X 2 secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y (koefien regresi 0) 2. Menentukan daerah keputusan Penentuan daerah keputusan dilakukan dengan mencari nilai F. Untuk mencari nilai F tabel perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris, dan taraf nyata. Umumnya ilmu sosial digunakan taraf nyata 5%. Untuk derajat pembilang, digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel dikurangi 1. Untuk derajat penyebut digunakan n-k, yaitu jumlah sampel dikurangi dengan jumlah variabel. 3. Menentukan nilai F hitung Keterangan: Nilai F hitung ditentukan dengan rumus: F = R 2 = Koefisien Determinasi k = jumlah variabel n = jumlah sampel ( ) ( ) ( )
32 4. Menentukan daerah keputusan Menentukan wilayah H 0 dan H 1, serta membandingkan dengan nilai F-hitung untuk mengetahui apakan menerima H 0 atau menerima H 1. Terima H 01 Terima H a1 F-tabel Skala F Gambar 3. Daerah keputusan menerima atau menolak hipotesis dalam uji F (Suharyadi dan Purwanto, 2009) 5. Memutuskan Hipotesis H 0 akan diterima saat setelah dihitung ternyata nilai koefisien regresi sama dengan nol, nilai F hitung lebih kecil daripada F tabel dan berada pada daerah terima H 0. 3.5.7 Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat (Suharyadi dan Purwanto, 2009). Beberapa langkah yang diperlukan, yaitu: 1. Menentukan hipotesis H 02 : Diduga X 1 tidak berpengaruh terhadap Y (koefisien = 0) H a2 : Diduga X 1 berpengaruh terhadap Y (koefisien 0) H 03 : Diduga X 2 tidak berpengaruh terhadap Y (koefisien = 0) H a3 : Diduga X 2 berpengaruh terhadap Y (koefisien 0) 2. Menentukan daerah kritis Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas n-k, dan taraf nyata α. 3. Menentukan kriteria pengujian Nilai t hitung untuk koefisien b1 dan b2 dapat dirumuskan sebagai berikut:
33 t hitung =...... (6) Dimana: b i a Sb = slope faktor Xi = slope konstanta = kesalahan baku penduga 4. Menentukan daerah keputusan Terima H a Terima H 0 Terima H a -(t-tabel) t-tabel Gambar 4. Daerah keputusan menerima atau menolak hipotesis dalam uji t (Suharyadi dan Purwanto, 2009) 5. Membuat kesimpulan apakah menerima atau menolak H 0 H 0 akan diterima saat setelah dihitung ternyata nilai koefisien regresi sama dengan nol dan nilai t hitung berada pada daerah terima H 0.