Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

dokumen-dokumen yang mirip
Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

Kepada yang terhormat, Ketua DPRD dan Sekretaris Daaerah Kabupaten Kepulauan Yapen dan Undangan yang kami hormati

REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) Dra Hj Sastri Yunizarti Bakry, Akt, Msi, CA, QIA

Kepada Yang Terhormat. Wakil Ketua II DPRD dan Wakil Bupati Jayawijaya. Dan Undangan yang kami hormati

Di awal kesempatan ini saya mengucapkan selamat kepada saudara-saudara yang yang telah dilantik sebagai pengawas sekolah dan kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

Kepada yang terhormat, Wakil Ketua DPRD dan Bupati Biak Numfor dan Undangan yang kami hormati

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. transparansi pada laporan keuangan pemerintah daerah. Munculnya Undangundang

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN OPINI BPK ATAS LKPD DAERAH ACEH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

Kata Sambutan Kepala Badan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan ini merupakan kelanjutan dari Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006

TUGAS MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH BPK RI.

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

PANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH TERHADAP

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian pertanggungjawaban

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

Assalamu alaikum Wr. Wb., Selamat pagi dan salam sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas tentang kebijakan mengenai Sistem Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pemerintah yang baik (good governance). Good Governance. Menurut UU No. 32/2004 (2004 : 4). Otonomi daerah ada lah hak

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi

BAB. I PENDAHULUAN. Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa: Pengelolaan Barang Milik Daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. audit, hal ini tercantum pada bagian keempat Undang-Undang Nomor 15 Tahun

Assalamu allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita sekalian

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 4. Investasi permanen disajikan sebesar

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

. SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SLEMAN PADA KEGIATAN PENYAMPAIAN SPPT PBB P2 TAHUN 2017 TANGGAL : 17 JANUARI 2017

BABI PENDAHULUAN. Untuk terciptanya kemandirian pemerintah daerah, pemerintah pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan

Sambutan Presiden RI pd Pemaparan LHP-LKPP, Jakarta, tgl 5 Juni 2015 Jumat, 05 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya reformasi dibidang keuangan, maka perlu

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Transkripsi:

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI RIAU BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN ANGGARAN 2008 KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN SENIN, 13 JULI 2009 1. Yth. Saudara Ketua, para Wakil Ketua & para Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan 2. Yth. Saudara Bupati Pelalawan 3. Yth. Unsur Musyawarah Pimpinan Daerah Kabupaten Pelalawan 4. Yth. Para Tokoh Masyarakat, Alim Ulama, Cerdik Cendikia, dan Tokoh/Anggota LSM 5. Yth. Para pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan 6. Tuan-tuan dan Puan-puan yang kami muliakan Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Pertama-tama perkenankanlah saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menganugerahkan rahmat dan karunia-nya sehingga kita dapat berkumpul pada kegiatan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Pelalawan ini dalam keadaan sehat wal afiat. Acara yang kita hadiri ini adalah dalam rangka memenuhi amanah Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 23E ayat (1) dan peraturan perundang-undangan khususnya ketiga paket Undang-Undang Keuangan Negara Tahun 2003 2004, pada hari ini Perwakilan Provinsi Riau BPK RI akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2008. Tata cara penyerahan laporan hasil pemeriksaan ini diatur dalam MoU tanggal 27 Maret 2006 antara Perwakilan BPK RI di Pekanbaru dengan DPRD Kabupaten Pelalawan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas LKPD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2008, terdiri dari tiga buku, yaitu (1) Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan; (2) Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Sistem Pengendalian Intern Dalam Kerangka Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2008; dan (3) Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kepatuhan Terhadap Perundang-undangan Dalam Kerangka Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2008. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah salah satu bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atas pelaksanaan APBD sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Keuangan Negara. Kami mengharapkan, dengan disampaikannya Laporan Hasil Pemeriksaan melalui Rapat Paripurna Istimewa yang terbuka untuk umum dapat membantu DPRD dalam menjalankan fungsinya melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan daerah. Pemeriksaan atas LKPD ini dilakukan untuk memberi keyakinan apakah Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan telah menyajikan secara wajar semua akun di dalam Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2008 sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan dan berbagai peraturan perundangan yang berlaku. Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, lingkup pemeriksaan meliputi Laporan Realisasi APBD, Neraca per 31 Desember 2008, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pemberian keyakinan atas kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut diberikan dalam bentuk suatu opini/pernyataan pendapat dari BPK RI. Empat jenis opini yang diberikan oleh BPK RI sebagaimana yang telah diatur di dalam Undang-Undang No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, adalah sebagai berikut : 2

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion). Pendapat wajar tanpa pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa, menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion). Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. 3. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion). Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 4. Pernyataan menolak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion). Pernyataan ini menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan, jika bukti audit tidak cukup untuk membuat kesimpulan. Seperti halnya tahun anggaran sebelumnya, opini pemeriksaan BPK atas LKPD Tahun Anggaran 2008 yang disampaikan pada hari ini adalah Wajar Dengan Pengecualian. Hal ini menunjukkan bahwa LKPD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2008 dari sudut pandang opini belum mengalami peningkatan. Namun demikian, kami telah melihat adanya kemajuan atau peningkatan dalam penyajian laporan keuangan, yaitu telah disusunnya Rencana Aksi (Action Plan) guna memperbaiki opini pemeriksaan laporan keuangan, yang antara lain berkaitan dengan upaya memperbaiki sistem pembukuan dan pencatatan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi, menerbitkan Peraturan Bupati No. 41 Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Pelalawan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta menata kekayaan daerah melalui kegiatan inventarisasi barang. 3

Tetapi, perbaikan tersebut belum terjadi secara menyeluruh pada semua SKPD. Salah satu penyebabnya adalah karena belum adanya kesungguhan dan upaya yang mendasar, petunjuk maupun program yang terpadu. Artinya, perbaikan itu terjadi adalah karena adanya upaya dari individu instansi pemerintahan itu sendiri. Kesungguhan perbaikan yang dituntut bukan hanya pada tingkatan pelaksana saja, tetapi juga menyangkut manajemen pemerintahan itu sendiri. Setiap pengambilan suatu keputusan atau tindakan yang mempengaruhi kekayaan daerah yang dilakukan oleh manajemen pemerintahan harus benar-benar mengacu kepada ketentuan perundang-undangan. Jika tidak, maka akibatnya, sistem keuangan tetap tidak tertib, tetap menyimpang dari jiwa transparansi serta akuntabilitas yang menjadi landasan Undang-Undang Keuangan Negara Tahun 2003-2004. Secara garis besar ada dua masalah utama yang kami nilai mempengaruhi kewajaran penyajian Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2008, yaitu: 1. Nilai aset per 31 Desember 2008 yang disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Pelalawan sebesar Rp1.657.832.863.397,78 tidak didukung dengan laporan barang per SKPD sehingga tidak dapat ditelusuri, baik kuantitas, nilai rupiah maupun lokasi penempatan aset tersebut. Pencatatan aset pada Bagian Umum Sekretariat Daerah tidak sama dengan pencatatan pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, yang menunjukan bahwa penatausahaan dan pengelolaan aset di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pelalawan tidak dapat memberi keyakinan yang memadai terhadap nilai, kuantitas dan keamanan aset tersebut. 2. Nilai investasi non permanen lainnya per 31 Desember 2008 yang disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Pelalawan sebesar Rp10.096.781.667,00, diantaranya sebesar Rp9.896.781.661,00 merupakan investasi non permanen Pemerintah Kabupaten Pelalawan pada Dinas Koperasi dan UKM dalam bentuk pinjaman perkuatan modal kepada koperasi dari tahun 2001 s.d. 2008 tidak dapat ditelusuri, baik nilai pokok pinjaman maupun bunga pinjaman tersebut. Dinas Koperasi dan UKM tidak menyelenggarakan administrasi pinjaman perkuatan modal bagi koperasi secara memadai yang sekurang-kurangnya dapat menggambarkan koperasi yang meminjam, nilai pinjaman, biaya bunga yang dibebankan, jangka waktu pinjaman, besarnya cicilan 4

dan waktu pembayaran cicilan. Bukti yang ditemukan hanya berupa bukti setoran pokok pinjaman dari Dinas Koperasi dan UKM ke Kas Daerah, yang tidak dapat menunjukkan gambaran menyeluruh tentang pengelolaan pinjaman perkuatan modal tersebut. Disamping kedua permasalahan tersebut, ditemukan juga permasalahan yang sama seperti tahun lalu dan pembayaran beberapa kegiatan yang menyebabkan kerugian daerah. Permasalahan yang sama seperti tahun lalu antara lain (1) penatausahaan penerimaan dan pengeluaran daerah pada beberapa SKPD belum sesuai ketentuan; (2) keterlambatan penyetoran Sisa UYHD dan kewajiban pajak; dan (3) Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi belum melakukan tugas dan fungsinya. Permasalahan tentang pembayaran beberapa kegiatan yang menyebabkan kerugian daerah antara lain terjadi karena kelebihan pembayaran pada beberapa item pekerjaan Paket Pembangunan Jalan dan pembayaran terhadap kegiatan perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan. Permasalahan-permasalahan yang kami ungkapkan tadi menunjukkan kurang efektifnya penerapan sistem pengendalian intern yang diterapkan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pelalawan dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Hal ini mencerminkan kurangnya komitmen Kepala Daerah dan kelambanan Pemerintah Kabupaten Pelalawan untuk memperbaiki administrasi keuangannya sesuai dengan rekomendasi dan saran yang diberikan melalui hasil-hasil pemeriksaan BPK selama ini. BPK juga menemukan bahwa Pemerintah Kabupaten Pelalawan belum menindaklanjuti 21 rekomendasi yang diberikan. Kami berharap agar Pemerintah dan DPRD Kabupaten Pelalawan lebih serius untuk mengatasi berbagai kelemahan sistem pengelolaan keuangan daerah yang terjadi selama ini. Sebagaimana diketahui, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah merupakan kunci pokok bagi suksesnya pembangunan dalam mewujudkan otonomi daerah. Untuk membantu Pemerintah Daerah dan DPRD dalam upaya memperbaiki berbagai kelemahan dalam pengelolaan keuangan daerah, BPK RI meminta komitmen yang kuat dari Kepala Daerah melalui Rencana Aksi (Action Plan) untuk 5

meningkatkan/memperbaiki opini hasil pemeriksaan laporan keuangan. Rencana aksi tersebut meliputi program aksi yang jelas, terperinci, terjadwal, rasional untuk dilaksanakan dan memuat beberapa poin sebagai berikut: 1. Perbaikan sistem pembukuan dari single entry ke double entry; 2. Perubahan sistem pembukuan dari cash basis menjadi accrual basis; 3. Perubahan sistem anggaran menjadi berbasis kinerja; 4. Perbaikan sistem aplikasi teknologi komputer; 5. Inventarisasi aset dan hutang; 6. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan jadwal; 7. Adanya quality assurance dari aparat pengendali internal, sesuai dengan tujuan pendiriannya semula, pengawasan internal seyogyanya lebih berperan dalam hal pengawasan dan membangun sistem akuntansi dan pembukuan, serta bertanggung jawab dalam mereviu laporan keuangan masing-masing daerah; 8. Perbaikan Sumber Daya Manusia, yang harus dimulai dari saat penerimaan pegawai hingga penempatan dan penugasannya pada unit kerja dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi dan kompetensi yang dimiliki pegawai bersangkutan. Sebagai penutup, perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pimpinan dan seluruh Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan atas kerja sama yang baik selama ini dan perhatian terhadap laporan hasil pemeriksaan BPK serta langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan untuk menindaklanjutinya. Kepada yang akan melanjutkan tugasnya sebagai Anggota DPRD kami ucapkan selamat dan semoga sukses. Kepada yang akan menjalani masa purna bhakti kami ucapkan selamat berbakti di tempat lainnya. Kami berharap agar tali persaudaraan dan persahabatan pribadi yang telah kita jalin selama ini akan terus berlanjut selamanya. 6

Demikian hal-hal yang dapat kami sampaikan dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Wabilahittaufik wal hidayah Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pangkalan Kerinci, 13 Juli 2009 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI RIAU KEPALA, Eko Sembodo NIP. 240001878 7